Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pengajaran, untuk mencapai agar terdapat efektifitas dan
efesiensi, maka diperlukan suatu alat bantu yang dikenal dengan istilah “Media
Belajar”. Media adalah perantara atau pengantar dari pengirim (guru) ke penerima
pesan (siswa) media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang fikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar belajar.
Sebagai pembawa pesan media pengajaran (penyalur) pesan, media pengajaran
harus dikuasai dan difahami oleh guru yang lebih penting dapat memudahkan
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Dengan demikian
penggunaan media pembelajaran sangat penting, karena hakekatnya merupakan
salah satu komponen sistem pembelajaran. Tujuan akhir dari pemilihan media
pengajaran adalah bahwa penggunaan media pembelajaran dapat memungkinkan
siswa berinteraksi dengan media yang guru pilih.
Pemilihan media pembelajaran merupakan harga mati harus dilakukan
seorang guru sebelum proses belajar mengajar dimulai, agar pembelajaran lebih
menarik. Seorang guru harus mampu memilih dan menentukan jenis media apa yang
tepat, supaya selaras dengan materi yang disajikan. Agar media pembelajaran sesaui
dengan rencana dan tepat sasaran, maka guru harus melakukan yaitu: (1) Memberi
pengetahuan tentang tujuan belajar, (2) Memotivasi siswa, (3) Menyajikan
informasi, (4) Merangsang diskusi, (5) Mengarahkan kegiatan siswa, (6)
Melaksanakan latihan dan ulanagan, (7) Penguatan belajar, (8) Memberikan
pengalaman simulasi.
Selain harus memperhatikan prosedur pemilihan media pembelajaran yang
sesuai, seorang guru juga harus mampu memahami prosedur pembuatan/produksi
media pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Guru juga harus mampu
membuat media pembelajaran tersebut dengan kreatif dan semenarik mungkin tetapi
mudah dipahami oleh siswa sehingga anak-anak tertarik untuk mengikut
pembelajaran misalnya dengan media pembelajaran IPA interaktif. Model

1
pembelajaran interaktif merupakan salah satu alternative model pembelajaran yang
dapat membantu siswa untuk berani mengungkapkan keinginannya dan
ketidaktahuannya terhadap konsep yang sedang dipelajarinya

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari media pembelajaran?
2. Apa saja media pembelajaran IPA SD?
3. Bagaimana media pembelajaran dua dimensi?
4. Bagaimana media pembelajaran tiga dimensi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari media pembelajaran
2. Untuk mengetahui media pembelajaran IPA SD
3. Untuk dapat mengetahui apa saja media pembelajaran dua dimensi
4. Untuk mengetahui apa saja media pembelajaan tiga dimensi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium
dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi
dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim,1997; Ibrahim
et.al.,2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos,
1996).

Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar. Sadiman


(1993:6) mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne (dalam sadiman, dkk.,
1993:1) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan
lingkungannya. Dijelaskan pula oleh Raharjo (1989:25) bahwa media adalah
wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau
penerima pesan tersebut. Secara lebih khusus, pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
fotografis, atau elekronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.

Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.


b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, audiotori dan kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama,mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.

3
f. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan) dan tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar.

Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar


mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan
sempurna. Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut,
maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan
dengan tepat. Dalam kegiatan belajar meengajar, sering pula pemakaian kata
media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah, seperti: bahan
pembelajaran (instructional material) , komunikasi pandang-dengar ( audio-
visual communication) , alat peraga pandang (visual education) , alat peraga
pandang (visual education) , alat peraga dan media penjelas.
Berikut ini merupakan beberapa kesimpulan dari peristilahan media
tersebut yaitu sebagai berikut :

a. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi


guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Media pembelajaran memiliki pengertian non-fisik yang dikenal
sebagai sofware (prangkat lunak) , yaitu kandungan pesan yang
terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin
disampaikan kepada siswa pada proses belajar, baik didalam maupun
diluar.
c. Media memilih pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai
hardware (perangkat keras) , yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat,
didengar, atau diraba dengan pancaindera.

4
d. Media pembelajaran dapat digunakan secara masal (misalnya: radio,
televisi) kelompok besar dari kelompok kecil (misalnya: film, vidio,
OHP) , atau perorangan (misalnya: buku, komputer, radio, tape, kaset,
vidio recorder).

2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran


Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan dan merekonstruksikan, suatu peristiwa atau
objek. Suatu peristiwa atau objek dengan media, seperti fotogafis, vidio,
tape, audio tape, disket komputer, compact disk dan film.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)


Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga
menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)


Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian di transportasikan melalui ruangan, dan secara bersamaan.
Kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu

3. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran


Media-media tersebut beraneka ragam bentuk, media tersebut dalam
proses pembelajaran sangat bermanfaat bagi peserta didik maupun guru-guru.

5
Manfaat yang dapat diperoleh jika menggunakan media adalah

a. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.


b. Pengajaran menjadi lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan penerapannya teori belajar
dan prinsip-prinsip psikologis sehingga mudah diterima/pahami siswa.
d. Mempersingkat waktu pembelajaran.
e. Kualitas hasil belajar siswa dapat meningkat.
f. Pengajaran menjadi fleksibel.
g. Membangkitakan ide atau gagasan siswa dalam mempelajarinya.
h. Meningkatkan minat siswa dalam belajar.
i. Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktivitas
siswa.

4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran


Ada beberapa tinjuan tentang landasan penggunaan media pembelajaran,
anatara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
a. Landasan Filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis
media hasil teknologi baru didalam kelas, akan berakibat. Proses
pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan
teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasai. Dengan kata
lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya, diberi kebebasan untuk
menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan
kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti
dehumanisasi.

b. Landasan Psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa
juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan
media, disamping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses

6
belajar, memahami makna persepsi hendaknya diupayakan secara optimal
agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif. Untuk maksud
tersebut, perlu :
1) Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik
perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamati.
2) Bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan
pengalaman siswa.

c. Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber
belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi
untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di
mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam
teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk
kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun
dalam fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta di
kombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap.

B. Media Pembelajaran IPA Sekolah Dasar


1. Definisi Media Pembelajaran IPA
Belajar adalah menjembatani antara konsepsi konsep yang telah
dimiliki siswa dan konsep baru yang di pelajari atau lebih di kenal dengan
nama paham konstruktivis. Guru penganut paham konstruktivis akan
meninggalkan metode ceramah, dan beralih pada metode yang dapat
mengaktifkan siswa untuk memperoleh pengetahuan atau informasi sendiri.
Hal ini hanya dapat terlaksana dengan baik bila tersedia media pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang arti secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara khususnya, pengertian

7
media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat-alat grafis,
fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi yang berupa visual maupun verbal.
Pengertian media pembelajaran menurut para ahli yaitu Menurut
Donald P. Ely & Vernon S. Gerlach, pengertian media terbagi menjadi dua
bagian, yaitu media dalam arti sempit dan media arti luas. Media dalam arti
sempit adalah media yang berwujud grafik, foto, alat mekanik, dan
elektronik yang berguna untuk menangkap, memproses serta menyampaikan
informasi.Media dalam arti luas adalah suatu kegiatan yang dapat
menciptakan kondisi tertentu, sehingga peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan,dan sikap yang baru.
Media pembelajaran yang dikemas dengan baik dapat menarik
perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk belajar serta mengingatkan
kembali akan pengetahuan dan keterempilan yang sudah dipelajari. Media
pembelajaran pun dapat menghubungkan kembali antara konsep-konsep
yang sudah diketahui dengan konsep-konsep ayang akan dipelajari. Dengan
demikian keberadaan media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu
maupun media pengajaran dapat bermanfaat bagi siswa untuk memperoleh
informasi dan memperjelas informasi.
Media pembelajaran IPA merupakan segala sesuatu yang sangat
dibutuhkan oleh guru IPA untuk membantu siswa dalam memahami suatu
konsep saat belajar IPA, terutama media yang dapat dioperasionalkan sendiri
oleh siswa. Sebagai alat bantu, keefektivitasan dalam penggunaan media itu
sendiri sangat tergantung pada kemampuan guru dalam menggunakan dan
memfasilitasi media itu sendiri. Media pembelajaran digunakan untuk
menggantikan sebagian besar dari peran guru sebagai pemberi informasi atau
pemberi materi pelajaran.

2. Hakikat Pembelajaran IPA


Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-
gejala melalui serangkain proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang
dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk

8
ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip,
dan teori yang berlaku secara universal.
Nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara
lain sebagai berikut:
a. Kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis menurut
langkah-langkah metode ilmiah
b. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,
mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah
c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah
baik dalam kaitan nya dengan pelajaran sains maupun dalam
kehidupan. (prihanto laksmi ; 1986).

3. Tujuan Pembelajaran IPA


a. Kesadaran akan keindahaan dan keteraturan alam untuk meningkatkan
keyakinan terhadaap tuhan yang mahaa esa
b. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentaang dasar dari prinsip dan
konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan , dan
hubungan antaar sains dan teknologi.
c. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,
memecahkan masalah dan melakukan observasi.
d. Sikap ilmiah antara lain skeptis ,kritis , sensitive, obyektif ,jujur
terbuka, benar, dan dapat bekerja sama
e. Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam

f. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan


keteraturan perilaku alam serta penerapan nya dalam teknologi.
(Depdiknas, 2003:2)

4. Macam-Macam Media Pembelajaran IPA

9
Media pembelajaran digunakan untuk menggantikan sebagian besar
dari peran guru sebagai pemberi informasi atau pemberi materi pelajaran.
Media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu
membelajarkan siswa SD dalam belajar IPA, antara lain ;
a. Benda-Benda Konkrit (Nyata)
Benda-benda konkrit adalah benda apa adanya atau benda asli
tanpa perubahan. Dengan menggunakan benda konkrit kualitas
pembelajaran IPA siswa akan meningkatkan karena siswa tidak hanya
belajar produk IPA tapi juga memperoleh pengetahuan IPA melalui
keterampilan proses sains.
Contoh media benda konkrit adalah rangkaian listrik, makhluk
hidup seperti tumbuhan dan hewan, pesawat sederhana, benda padat
seperti batu, benda cair seperti air dan benda gas seperti asap. Benda-
benda tersebut dapat dibawa keruang kelas untuk diamati,
diklasifikasikan,diukur,dipelajari melalui keterampilan proses sains
lainnya.

b. Lingkungan Alam
Untuk mengenal lingkungan alam siswa dibawa untuk ketempat
dimana objek yang akan dipelajari berada atau hidup. Metode belajar
seperti ini disebut sebagai media karyawisata. Misalnya siswa dibawa ke
kebun sekolah untuk mengamati bagian-bagian tumbuhan.

c. Charta, Slide Film, dan Film.


Charta dan slide film dapat membantu guru dalam membelajarkan
siswa tentang benda atau makhluk hidup yang jauh dari lingkungan siswa.
Film dapat membantu siswa untuk mengetahui berbagai ekosistem dunia
seperti padang rumput, padang pasir, hutan hujan basah, tundra, laut dan
sebagainya yang letaknya jauh dari lingkungan sekitar siswa. Selain itu
film-film tentang hewan akan menarik perhatian siswa dan memberi
motivasi pada siswa untuk belajar dan bertanya.

10
d. Film Animasi
Film animasi tentang peredaran darah atau proses pencernaan
makanan dapat lebih mudah dipahami siswa dibandingkan bila konsep –
konsep tersebut di informasikan kepada siswa dengan menggunakan
metode ceramah. Peredaran darah dan proses pencernaan makanan
merupakan konsep yang bersifat abstrak, sehingga film animasidapat
membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep-konsep tersebut.

e. Torso
Torso adalah model potongan tubuh manusia. Torso memudahkan
siswa untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.

f. Model
Model adalah gambaran bentuk asli dari benda tiga dimensi.
Misalnya model paru-paru yang dapat dioperasikan oleh siswa agar
memahami cara kerja paru-paru manusia dan apa yang menyebabkan
paru-paru mengembang dan mengempis. Contoh model terlihat paa
gambar di halaman berikut

5. Nilai-Nilai Media Pembelajaran IPA


Media pembelajaran dapat memiliki nilai praktis, yaitu:

a. Dapat menampilkan objek yang terlalu besar, yang tidak mungkin


dibawa kedalam kelas, seperti bulan, bumi dan matahari.
b. Dapat memperlambat gerakan yang terlalu cepat seperti gerakan
kecambah yang tumbuh, dan
c. Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka yang sulit
diamati atau yang berbahaya di lingkungan belajar.
6. Fungsi Media Pembelajaran IPA
Pelajaran IPA di SD tidak dapat terpisahkan oleh media pembelajaran,
karena banyak materi pembelajaran IPA yang sulit dijelaskan dengan buku
saja. Penggunaan media dalam pelajaran IPA di SD sangatlah bermanfaat,

11
karena media memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam proses belajar IPA
diSD.
Fungsi media pembelajaraan IPA di SD sangatlah banyak yaitu
a. Membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar IPA dan bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa.
b. Secara tidak langsung siswa termotivasi/rangsang untuk belajar lebih
mandiri dan mencoba sendiri percobaan IPA dengan penggunaan media
menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik terutama pada
pelajaran IPA di SD.
c. Penggunaan media dalam pembelajaran IPA diSD membuat siswa dapat
membangkitkan atau meningkatkan ide-ide/gagasannya untuk
mempelajarinya. Penggunaan media IPA tersebut membuat siswa aktif
dan mengikuti pembelajarannya dengan senang hati.
d. Penggunaan media pembelajaran IPA tersebut bermanfaat bagi guru
yaitu guru akan lebih mudah menyampaikan materi pelajaran yang sulit
dimengerti oleh anak, dengan begitu guru dapat mempersingkat waktu
untuk pembelajarannya.
Dengan demikian guru tidak melakukan tambahan jam pelajaran untuk
membuat siswa paham tentang materi yang diajarkan. Akibat penggunaan
media pembelajaran IPA di SD guru dan siswa menjadi lebih interaktif
dalam pembelajaran, dengan interaksi yang aktif membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan dan juga secara tidak langsung dapat meningkatkan
kedekatan siswa dengan guru tersebut. Penggunaan media pembelajaran
IPA berpengaruh pada sikap siswa dalam belajar, nilai-nilai, dan
perkembangan psikologi pada peserta didik.
Apabila pembelajaran IPA di SD tanpa menggunakan media
pembelajaran berdampak pada minat siswa, motivasi untuk belajar, prestasi
dalam bidang IPA, sikap, dan psikologis akan menurun/buruk. Akibat dari
hal tersebut siswa kurang peduli dengan lingkungannya, akibat lebih lanjut
adalah kerusakan lingkungan yaitu mengali sumber daya tanpa bisa
meminimalisir kerusakan yang di timbulkan pada lingkungan sekitar.

12
C. Media Pembelajaran Dua Dimensi

Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya
memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media
pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, mesia bentuk papan, dan media cetak
yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.

1. Media Grafis
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang
menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan atau
simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan,
mengambarkan dan merangkum suatu ide, data atau kejadian.
a. Fungsi media grafis sebagai berikut:
1) Secara umum, untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima
pesan.
2) Secara khusus, untuk menarik perhatian, memperjelas ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat di
lupakan atau di abaikan bila tidak di grafiskan.
b. Karakteristik media grafis dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya,
kelebihan yang dimilikinya, kelemahannya, unsur-unsur desain dan
kriteria pembuatannya, dan jenis-jenisnya. Ciri-cirinya, media grafis
termasuk: media dua dimensi sehingga hanya dapat dilihat dari bagian
depannya saja, media visual diam sehingga hanya dapat diterima melalui
indra mata.
c. Kelebihan yang dimiliki media grafis adalah: sederhana, ekonomis,
bahan mudah diperoleh, dapat menyampaikan rangkuman, mampu
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, .tanpa memerlukan peralatan
khusus dan mudah penempatannya, sedikit memerlukan informasi
tambahan, dapat membandingkan Suatu perubahan, dapat divariasi
antara media satu dengan yang lainnya.

13
d. Kelemahan media grafis adalah: tidak dapat menjangkau kelompok
besar, menekankan persepsi indra penglihatan saja, tidak menampilkan
unsur audio dan motion.
e. Unsur-unsur media grafis sering disebut sebagai unsur-unsur visual,
terdiri dari: titik, garis, bidang, bentuk. ruang warna, dan tekstur. Jenis-
jenis media grafis meliputi: sketsa adalah gambar sederhana dapat
digunakan berkali-kali, memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan
siswa, menghemat waktu dan tenaga. Kelemahannya kurang persiapan
dan kurang terampilnya para guru.

2. Media Bentuk Papan


Media bentuk papan terdiri dari papan tulis, papan tempel, papan
flanel, dan papan magnet.
a. Papan tulis digunakan untuk menuliskan pokok-pokok keterangan
guru dan menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi,
bagan atau gambar.
1) Keuntungan papan tulis yaitu dapat digunakan disegala jenis
tingkatan lembaga, mudah mengawasi keaktifan kelas,
ekonomis, dapat dibalik.
2) Kekurangan papan tulis yaitu memungkinkan sukarnya
mengawasi aktifitas murid, berdebu, kurang menguntungkan
bagi guru yang dituliskan jelek.
b. Papan tempel yaitu sebilah papan yang fungsinya sebagai tempat
untuk menempelkan pesan atau suatu tempat untuk
menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktifitas
penting suatu sekolah.
1) Keuntungan papan tempel yaitu dapat menarik perhatian,
memperluas pengertian anak, mendorong kreatifitas,
menghemat waktu, membangkitkan rasa keindahan, dan
menumpuk rasa tanggung jawab.

14
2) Kelemahan papan tempel yaitu sulit memantau apakah semua
murid dapat memperhatikan, kemungkinan terjadi gangguan
kenakalan, membosankan jika terlalu lama dipasang.
c. Papan magnet lebih dikenal sebagai visual board adalah suatu papan
yang dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu dimana padanya di
letakan potongan gambar-gambar atau simbol-simbol lain.
1) Keuntungan papan magnet yaitu dapat dibuat sendiri, item-
item dapat diatur sendiri, dapat dipersiapkan terlebih dahulu,
item-item dapat digunakan berkali-kali, memungkinkan
penyesuaian dengan kebutuhan siswa, menghemat waktu dan
tenaga.
2) Kelemahan papan magnet yaitu pada umumnya terletak pada
kurang persiapan dan kurang terampilnya pada guru.

3. Media Cetak
a. Buku Pelajaran
Buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan
secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan
atau bidang studi tertentu.
1) Manfaat buku pelajaran yaitu sebagai alat pelajaran individual,
sebagai pedoman guru dalam mengajar, sebagai alat mendorong
murid memilih teknik belajar yang sesuai, sebagai alat untuk
meningkatkan kecakapan guru dalam mengorganisasikan bahan
pelajaran.
2) Keuntungan penggunaan buku pelajaran adalah ekonomis,
komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri
dalam belajar.

b. Surat Kabar dan Majalah


Adalah media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang tidak
perlu diragukan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap masyarakat
pembaca pada umumnya. Fungsi surat kabar dan majalah yaitu

15
mengandung bahan bacaan hangat dan aktual. Memuat data terakhir
tentang hal yang menarik perhatian, sebagai sarana belajar menulis
artikel, memuat bahan kliping yang dapat digunakan sebagai bahan
display untuk papan tempel, memperkaya perbendaharaan
pengetahuan, meningkatkan kemampuan membaca kritis dan
keterampilan berdiskusi.

c. Ensiklopedi
Merupakan sumber bacaan penunjang. Tugas guru adalah
memberikan motivasi dan petunjuk yang tepat kepada siswa agar para
siswa menggunakan ensiklopedia sebagai bacaan penunjang
pelajaran.

d. Buku Suplemen
Dapat berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi anak, baik
yang berhubungan dengan pelajaran maupun yang tidak. Buku
suplemen dapat menambah bekal kepada anak untuk memantapkan
aspek-aspek kepribadiannya. Yang termasuk buku suplemen adalah
karya fiksi dan non fiksi.

e. Media Komik
1) Pengertian Komik
a) Komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar
yang lucu. Buku komik menyediakan cerita-cerita yang
sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya, sehingga
sangat digemari baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.
b) Komik adalah buku berbentuk kartun yang berisi gambar dan
berisi rangkaian kata-kata yang dituliskan didalam ballons
dengan membentuk sebuah cerita yang dirancang untuk
memberikan hiburan bagi para pembaca. Komik dijadikan
sebagai salah satu sumber belajar untuk menunjang aktivitas
dalam proses pembelajaran. Buku-buku komik dapat

16
digunakan secara efektif oleh guru dalam usaha
membangkitkan minat, mengembangkan per-bendaharaan
kata-kata dan keterampilan membaca, serta memperluas
minat baca (Sudjana, dkk., 2010:69).
2) Pengertian Media Komik
a) Media komik menurut Waluyanto (2003, p.51) merupakan
bentuk media komunikas visual yang mempunyai kekuatan
untuk menyampaikan informasi secara popular dan lebih
mudah dimengerti karena terdiri dari gambar dan tulisan yang
dirangkai dalam alur cerita, sehingga mudah dipahami. Media
pembelajaran dengan menggunakan komik juga dapat
meningkatkan hasil belajar, sehingga mencapai KKM serta
dapat meningkatkan minat dan aktivitas belajar peserta didik
(Wahyuningsih, 2011,p.102).
b) Media komik dapat meningkatkan hasil belajar dikarenakan
peserta didik menjadi lebih aktif dan tertarik (Enawati & Sari,
2010, p.34) serta termotivasi untuk berpikir terhadap isi
pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa komik merupakan salah satu bentuk
media yang sangat potensial untuk digunakan dalam
pembelajaran karena mampu untuk meningkatkan motivasi
belajar yang sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar
yang dicapai oleh peserta didik.
Komik juga dapat dijadikn media pembelajaran. Gambar dalam
komik biasanya berbentuk atau berkarakter gambar kartun. Komik
mempunyai sifat yang sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki
unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan
secara ringkas dan mudah dicerna, terlebih lagi komik dilengkapi
dengan bahasa verbal yang dialogis. Dengan adanya perpaduan
antara bahasa verbal dan non verbal ini, mempercepat pembaca
paham terhadap isi pesan dimaksud, karena pembaca terbantu untuk
tetap fokus dan tetap pada jalurnya.

17
Komik dapat menjadi pilihan sebagai media pembelajaran yang
tepat karena adanya kecenderungan banyak siswa lebih menyenangi
bacaan media hiburan seperti komik dibandingkan dengan membaca
mata pelajaran dan di dalam komik terdapat banyak gambar yang
merangsang siswa untuk membaca komik.
Contoh media ini pada kehidupan nyata, anak-anak lebih
menyukai snack dengan gambar yang menarik tanpa mengetahui isi
dari snack tersebut. Berarti dengan ini komik sebagai media yang
bersifat sederhana, humor, menggunakan bahasa keseharian, mudah
menarik perhatian serta bersifat informatif dan edukatif yang mampu
memotivasi siswa selama proses belajar yang disertai gambar yang
menarik dan disukai siswa akan mampu meningkatkan pembelajaran
siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat.

3) Media Komik di dalam pembelajaran IPA


Media komik yang berisi pembelajaran IPA dibuat dipusatkan
pada cerita kehidupan sehari-hari, memuat materi yang
berhubungan dengan dunia nyata, menggunakan bahasa yang
digunakan siswa sehari-hari. Media komik pembelajaran IPA
menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam
sekitar melalui pengamatan atau aktivitas yang dialami sendiri.
a) Teori belajar menurut konstruktivistisme dan Piaget. Teori
konstruktivisme mengatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi secara kompleks
(Trianto, 2007:13).
b) Teori Piaget mengatakan ada empat tingkat perkembangan
kognitif yaitu sensorimotor, praoperasional, operasional
konkrit, dan operasional formal (Suprijono, 2014:23).
Komik IPA dibuat dengan urutan yang logis, dari masalah yang
sederhana ke kompleks, dari pengetahuan yang sederhana ke
kompleks. Selain itu, komik IPA juga menampilkan berbagai objek
gambar bervariasi dan berwarna, sehingga dengan hal tersebut dapat

18
memudahkan siswa terimajinasi dan merangsang tahap berpikir siswa
yang masih dalam tahap berpikir konkret.
Media komik ditampilkan dengan gambar dan tokoh visual
didalamnya terdapat rangkaian cerita pembelajaran IPA materi
perubahan wujud benda, siswa dapat menangkap maksud yang
terkandung didalam setiap bentuk peristiwa/kejadian perubahan
wujud benda. Dari rangkaian isi cerita tersebut, siswa mampu
mencerna peristiwa atau kejadian dari komik yang sebenarnya
peristiwa atau kejadian tersebut adalah sesuatu yang sering dialami
siswa sehari-hari. Sehingga siswa mampu memahami, menjelaskan
dan menemukan fakta-fakta dari konsep atau gagasan yang abstrak
dalam peristiwa perubahan wujud benda yang dikemas dalam komik.
Serta rangkaian gambar sederhana dan tokoh visual dari komik
tersebut menunjukkan maksud dari kejadian/peristiwa perubahan
wujud benda sehingga ketika materi perubahan wujud benda
diaplikasikan melalui komik, siswa tidak akan mengalami kebosanan
dan kesulitan dalam memahami atau menjelaskan materi perubahan
wujud benda serta dari rangkaian gambar, siswa akan lebih mudah
mengingat materi dalam ingatan jangka panjang.

f. Dongeng atau Cerita


Dongeng merupakan media yang sangat efektif untuk
menanamkan berbagai nilai dan etika terhadap anak. Termasuk
menimbulkan rasa empati dan simpati anak. Nilai-nilai yang bisa
dipetik dari dongeng adalah nilai kejujuran, ke rendah hatian,
kesetiakawanan, kerja keras, dan lain sebagainya. Cerita atau
dongeng adalah salah satu media komunikasi guna menyampaikan
beberapa pelajaran atau pesan moral kepada anak. Selain itu, tentu
saja, metode-metode pembelajaran lainnya yang pada saat ini telah
menggunakan teknologi canggih yang menarik untuk para peserta
didik.

19
Dongeng berpotensi memberikan sumbangsih besar bagi anak
sebagai manusia yang memiliki jati diri yang jelas, jati diri anak
ditempa melalui lingkungan yang diusahakan secara sadar dan tidak
sadar. Dongeng dapat digunakan sebagai sarana mewariskan nilai-
nilai luhur kepribadian, secara umum dongeng dapat membantu anak
menjalani masa tumbuh kembangnya. Anak-anak dapat memahami
pola drama kehidupan melalui tokoh dongeng. Melalui dongeng,
anak-anak akan terlibat dalam alur cerita dongeng dalam hal ini anak-
anak menumbuhkembangkan intelektualitasnya.

Manfaat dongeng di dalam pembelajaran sebagai berikut:


Dongeng memberikan beberapa manfaat bagi anak antar lain
untuk mengembangkan kosa kata, memberi teladan, pesan moral, dan
problem solving. Dengan demikian, diharapkan anak dapat
menerapkan apa yang sudah mereka dengarkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Berikut adalah beberapa manfaat lain dari dongeng bagi anak yaitu

1) Media Menanamkan Nilai dan Etika


Dongeng merupakan media yang sangat efektif untuk
menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, termasuk
menimbulkan rasa empati dan simpati anak. Nilai-nilai yang bisa
dipetik dari dongeng adalah nilai kejujuran, rendah hati,
kesetiakawanan, kerja keras, dan lain sebagainya.

2) Memperkenalkan Bentuk Emosi


Dari dongeng yang diberikan, pastinya memiliki karakter dan
tokoh yang berbeda-beda. Sebagai orang tua, Anda harus memahami
makna dari dongeng tersebut, sehingga anda bisa memberikan
penekanan tertentu  pada dialog dan ekspresi. Selain itu, Anda juga
bisa menceritakan emosi para tokoh seperti emosi negatif dan positif.

20
Hal ini akan membantu anak dengan masalah agresifitas dan
mengajarkan untuk berempati pada sesama temannya.

3) Mempererat Ikatan Batin


Bagi orang tua yang memiliki kesibukan yang padat,
mendongeng adalah salah satu trik untuk mendekatkan diri pada anak
Anda. Kesibukan anda membuat Anda tidak dapat bermain dengan si
kecil setiap saat. Oleh karena itu, pergunakan waktu senggang anda
dirumah untuk memberikan cerita atau dongeng pada anak anda.

4) Memperluas Kosa Kata


Semakin banyak membaca, semakin banyak tahu. Orang tua
bisa menggunakan dongeng sebagai media untuk memperkenalkan
kosa kata asing pada anak yang pastinya akan berguna di sekolahan
nantinya.

5) Merangsang Daya Imaginasi


Selain membacakan cerita atau dongeng dari buku, Anda bisa
membuat cerita singkat tanpa panduan buku. Kemudian, pandulah
anak anda untuk melanjutkan cerita tersebut  berdasarkan imaginasi
mereka sendiri. Ajukan juga beberapa pertanyaan untuk memancing
daya imaginasinya.

D. Media Pembelajaran Tiga Dimensi


Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang
penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat
berwujud sebagai asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud
sebagai tiruan yang rnewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan
sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas. Apabila benda
aslinya sulit untuk di bawa ke kelas atau kelas tidak mungkin di hadapkan
langsung ke tempat di mana itu berada, maka benda tiruannya dapat pula
berfungsi sebagai media pernbelajaran yang efektif.

21
Media tiga dimensi yang dapat di produksi dengan mudah adalah
tergolong sederhana dalarn menggunakan dan pemanfaatannya karena tanpa
harus memerlukan keahlian khusus dapat dibuat sendiri oleh guru kemudian
bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar. Soedjono (1992) mengatakan
bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihannya adalah
memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara kongkret dan
menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik
konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi
secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan
kelemahan-kelemahannya adalah tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah
yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan nya
rumit.

1. Belajar Melalui Media Tiruan


Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar pokok bahasan
tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan melalui pengalaman langsung
atau melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya.
Ada beberapa tujuan belajar dengan menggunakan model yaitu
a. Mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari objek yang terlalu
besar.
b. Untuk mempelajari objek yang telah menjadi sejarah di masa lampau.
c. Untuk mempelajari objek-objek yang tak terjangkau secara fisik.
d. Untuk mempelajari objek yang mudah dijangkau tetapi tidak
memberikan keterangan yang memadai (misalnya mata manusia, telinga
manusia).

2. Peta Timbul
Peta timbul yang secara fisik termasuk model lapangan adalah peta
yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi. Peta timbul
rnemiliki ukuran panjang, lebar dengan melihat peta timbul. Siswa
memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak dari tepi pantai,
dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung merapi, lembah,

22
danau, sungai. Peta timbul dapat dibuat oleh guru bersama siswa sehingga
dapat memupuk daya kreasi, daya imajinasi, dan memupuk rasa tanggung
jawab bersama terhadap hasil karya bersama yang dapat dipakai membuat
peta timbul adalah semen tanah liat, serbuk gergaji, bubur kertas karton.
Pemilihan bahan disesuaikan dengan keperluan peta timbul yang
ingin dibuat Globe (model perbandingan), adalah benda tiruan dari bentuk
bumi yang di perkecil. Globe dapat memberikan keterangan tentang
permukaan bumi pada umumnya dan khususnya tentang lingkungan bumi,
aliran sungai, dan langit. Tujuan penggunaan globe adalah menunjukkan
bentuk bumi yang sebenarnya dalam skala kecil.

3. Belajar Benda Sebenarnya Melalui Spesimen


Terminologi benda sebenarnya digolongkan atas dua, yaitu obyek dan
benda contoh (specimen). Obyek adalah semua benda yang masih dalam
keadaan asli dan alami. Sedangkan specimen adalah benda asli atau
sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Namun ada juga benda
asli tidak alami atau benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah
dimodifikasi bentuk Oleh manusia. Contoh-contoh specimen benda yang
masih hidup adalah akuarium, terarium, kebun binatang, kebun percobaan,
dan insektarium.
Contoh-contoh spesimen benda yang sudah mati adalah: herbarium,
teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam cairan plastik. Contoh-contoh
specimen yang tak hidup adalah berbagai yang berasal dari batuan dan
mineral. Sekarang belajar melalui sebenarnya jarang dilakukan. Ada
beberapa alasan orang tidak mempelajari benda sebenarnya, yaitu bendanya
sudah tidak ada lagi, kalaupun ada sangat sulit untuk dijangkau, terlalu besar
atau terlalu kecil, sangat berbahaya untuk dipelajari langsung, tidak boleh
dilihat, terlalu cepat atau terlalu lambat gerakan nya.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan
sempurna.
2. Media pembelajaran IPA merupakan segala sesuatu yang sangat dibutuhkan
oleh guru IPA untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep saat
belajar IPA, terutama media yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh siswa.
Sebagai alat bantumdalam penggunaan media itu sendiri sangat tergantung
pada kemampuan guru dalam menggunakan dan memfasilitasi media itu
sendiri.
3. Komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar yang lucu. Buku
komik menyediakan cerita-cerita yang sederhana, mudah ditangkap dan
dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak maupun
orang dewasa.
4. Dongeng atau cerita merupakan media yang sangat efektif untuk
menanamkan berbagai nilai dan etika terhadap anak. Termasuk
menimbulkan rasa empati dan simpati anak. Nilai-nilai yang bisa dipetik dari
dongeng adalah nilai kejujuran, ke rendah hatian, kesetiakawanan, kerja
keras, dan lain sebagainya. Cerita atau dongeng adalah salah satu media
komunikasi guna menyampaikan beberapa pelajaran atau pesan moral
kepada anak
5. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, mesia bentuk papan, dan
media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.
6. Media tiga dimensi adalah tergolong sederhana dalarn menggunakan dan
pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat
dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.

24
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Penerbit Gava Media.

Triyanto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Samatowa; Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Indeks.

Ernawati ; Suryanti. 2016. Pengembangan Media Komik Pembelajaran Ipa Kelas IV


Pada Tahun 2015/2016. Universitas Negeri Surabaya. Vol, 4. No, 2. Hal :
87-88.

Widyawati. Ani. 2015. Pengembangan Media Komik Ipa Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar dan Karakter Peserta Didik. Universitas Negeri Yogyakarta. Vol,
1. No, 1. Hal : 25.
http: //skripsuit.blogspot.com/makalah-media-pembelajaran-ipa. html. ( Selasa, 17
September 2019. 19:28 Wib)

25

Anda mungkin juga menyukai