Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK


TERPADU DI MI/SD

Disusun Guna Memenuhi Tugas Presentasi

Mata Kuliah : Pembelajaran IPS MI/SD

Dosen Pengampu : Ulya Fawaida, M.Pd

Disusun Oleh :

Pipit Priyani ( 1710320007 )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PGMI

NON REGULER TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang
pendidikan. Perubahan yang terjadi adalah pergantian Kurikulum 2013 dari
kurikulum sebelumnya. Dalam rangka menerapkan pendidikan yang
bermutu, pemerintah telah menetapkan Kurikulum Tahun 2013 untuk
diterapkan di sekolah/madrasah. Pada setiap aplikasi kurikulum mempunyai
aplikasi pendekatan pembelajaran berbeda-beda, demikian pada kurikulum
sekarang ini. Scientific approach (pendekatan ilmiah) adalah pendekatan
pembelajaran yang diterapkan pada aplikasi pembelajaran Kurikulum 2013.
Pendekatan ini berbeda dari pendekatan pembelajaran kurikulum
sebelumnya. Pada setiap langkah inti proses pembelajaran, guru akan
melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah.
Sebagai bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya
keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan,
kemampuan Matematika yang dituntut dibentuk melalui pembelajaran
berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang metode-
metode Matematika, dilanjutkan dengan keterampilan menyajikan suatu
permasalahan secara matematis dan menyelesaikannya, dan bermuara pada
pembentukan sikap jujur, kritis, kreatif, teliti, dan taat aturan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan scientific?
2. Bagaimana penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran
tematik terpadu di MI/SD?
3. Bagaimana penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran IPS
MI/SD?
BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Pendekatan Scientific
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa, melainkan siswa adalah
subjek yang memiliki kemampuan aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Pembelajaran harus
berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuannya, siswa perlu didorong untuk bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan
berupaya keras mewujudkan ide-idenya.1
Pendekatan scientific dimaksudkan untuk memberi pemahaman
kepada peserta didik untuk mengetahui, memahami, mempraktekkan apa
yang sedang dipelajari secara ilmiah. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran diajarkan agar peserta didik mencari tahu dari berbagai
sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan,
2013).2
Pembelajaran dengan metode scientific memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) berpusat pada siswa,
2) melibatkan keterampilan proses sains dan mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip,
3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa, dan
4) dapat mengembangkan karakter.3
Proses pedagogi yang baik harus melibatkan siswa dengan situasi-
situasi siswa itu sendiri melakukan eksperimen, yakni siswa mencari tahu
1 Muhammad Afandi dkk, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah (Semarang: UNISSULA
Press, 2013), hal.2-3.
2 Ibid, hal.38
3 Nurdyansah dan Eni Fariyarul F, Buku Model Pembelajaran Inovatif (Sidoarjo: Nizamial
Learning Center: 2016) hal.8-9.

3
apa yang terjadi, memanipulasi benda benda, memanipulasi simbol-simbol,
mengajukan pertanyaan dan berupaya menemukan sendiri jawabannya,
mencocokkan apa yang ia temukan di suatu waktu dengan apa yang ia
temukan di waktu yang lain, dan membandingkan temuannya dengan
temuan siswa lain. Pentingnya ide-ide Vygotsky dalam pendidikan adalah
jelas. Pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial antara siswa dengan guru
dan teman sebaya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum yang menekankan
pada keterampilan proses terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1) mengamati,
2) menanya,
3) mengumpulkan informasi,
4) mengasosiasi, dan
5) mengkomunikasikan.4
Dari kelima pengalaman belajar tersebut dijabarkan kedalam lima
langkah pembelajaran (Permendikbud No. 81A Tahun 2013), antara lain:

Langkah-langkah Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar


Pembelajaran

Mengamati Mengamati dengan Perhatian pada waktu


(observing) indra mengamati suatu
(membaca, mendengar, objek/membaca suatu
menyimak, melihat, tulisan/mendengar
menonton, dan suatu
sebagainya) penjelasan, catatan
dengan atau tanpa alat yang dibuat
tentang yang diamati,
kesabaran,
waktu (on task) yang
digunakan
untuk mengamat

Menanya Membuat dan Jenis, kualitas, dan


(questioning) mengajukan jumlah
pertanyaan, tanya pertanyaan yang

4 Ibid, 9-11

4
jawab, diajukan
berdiskusi informasi peserta didik
yang (pertanyaan
belum dipahami, faktual, konseptual,
informasi tambahan prosedural dan
atau sebagai hipotetik)
klarifikasi

Mengumpul Mengeksplorasi, jumlah dan kualitas


kan mencoba, sumber
informasi berdiskusi, yang dikaji/digunakan,
(experimenting) mendemonstrasikan, kelengkapan informasi,
meniru bentuk/gerak, validitas informasi
melakukan yang
eksperimen, dikumpulkan, dan
membaca sumber lain instrumen/alat yang
selain buku teks, digunakan
mengumpulkan data untuk mengumpulkan
dari data
narasumber melalui
angket, wawancara,
dan
memodifikasi/menamb
ahi
/ mengembangkan

Menalar/ mengolah informasi mengembangkan


Mengasosiasi yang interpretasi,
(associating) sudah dikumpulkan, argumentasi dan
menganalisis data kesimpulan
dalam mengenai keterkaitan
bentuk membuat informasi dari dua
kategori, fakta/konsep,
mengasosiasi atau interpretasi
menghubungkan argumentasi dan
fenomena/informasi kesimpulan
yang mengenai keterkaitan
terkait dalam rangka lebih dari
menemukan suatu dua fakta/konsep/teori,
pola, mensintesis dan
dan menyimpulkan. argumentasi
serta kesimpulan
keterkaitan
antar berbagai jenis
faktafakta/konsep/teori
/pendapat;

5
mengembangkan
interpretasi,
struktur
baru,argumentasi, dan
kesimpulan yg
menunjukkan
hubungan
fakta/konsep/ teori
dari dua sumber atau
lebih
yang tidak
bertentangan;
mengembangkan
interpretasi,
struktur baru,
argumentasi dan
kesimpulan dari
konsep/teori/
pendapat yang berbeda
dari
berbagai jenis sumber.

Mengomuni menyajikan laporan menyajikan hasil


kasi dalam kajian (dari
(communic bentuk bagan, diagram, mengamati sampai
ating) atau grafik; menyusun menalar)
laporan tertulis; dan dalam bentuk tulisan,
menyajikan laporan grafis,
meliputi proses, hasil, media elektronik, multi
dan media dan lain-lain
kesimpulan secara
lisan

B. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik


Terpadu di MI/SD
Dalam kurikulum 2013, pembelajaran dituntut untuk menerapkan
pendekatan scientific/ilmiah yang dipadu dengan model pembelajaran
tematik terpadu. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

6
Karakteristik pembelajaran tematik yaitu berpusat pada peserta didik,
pemisahan antar mata pelajaran tidak tampak, menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, fleksibel, hasil
pembelajaran berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
Peserta didik sekolah dasar termasuk dalam usia emas. Pada usia ini
berbagai kecerdasannya, seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang
sangat pesat, dan tingkat perkembangannya masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (holistik), serta memahami hubungan antar konsep
secara sederhana.
Ciri belajar peserta didik usia sekolah dasar adalah: (1) konkret (dapat
dilihat, didengar, dibau, kecap, diraba, dan diotak-atik), (2) integratif (segala
sesuatu dipandang sebagai satu keutuhan), (3) hierarkis (urut, logis,
keterkaitan antara materi, cakupan keluasan dan kedalaman materi).
Penerapan pendekatan scientific/ ilmiah dalam pembelajaran tema
kegiatanku, sub tema kegiatan pagi hari. Kegiatan pembelajaran ini dapat
diawali dengan guru meminta peserta didik untuk mengamati keadaan
sekeliling ketika pagi hari. Guru juga dapat menambahkan dengan
memberikan gambar suasana pagi kepada peserta didik untuk diamati
persamaan dan perbedaannya. Guru menanyakan apa saja yang terjadi atau
dilakukan ketika pagi hari. Peserta didik dituntun untuk dapat menceritakan
suasana pagi hari, kegiatan yang dilakukannya ketika pagi hari, kegiatan
yang dilakukan ayah, ibu atau adik atau kakak atau anggota keluarga lain
pada pagi hari. Kemudian peserta didik dapat menjelaskan urutan
peristiwa/kegiatan yang dilakukannya secara lisan dan tertulis.5
Dalam contoh penerapan tersebut, pembelajaran telah memuat
pendekatan scientific, yaitu mengamati, menanya, mengolah informasi atau
data, menyajikan dalam bentuk lisan dan tertulis, kemudian bersama-sama
guru menyimpulkan kegiatan yang sebagian besar dilakukan pada pagi hari.
Setelah itu dapat dikaitkan dengan materi lain yang masuk dalam cakupan

5 Wadsworth, Barry J., 1984. Piaget’s Theory of Cognitive and Affective Development (3rd
edition). NY: Longman Inc.

7
tematik. Misalnya pengenalan konsep bilangan, pengenalan konsep waktu
pagi, siang, sore, malam, bercerita, mengekspresikan diri melalui lagu dan
gambar atau gerak, serta memuji Tuhan (religius).
Nilai karakter atau sikap yang dapat dimunculkan dalam pembelajaran
tersebut adalah tanggung jawab, jujur, kreatif, dan disiplin. Guru dapat
menekankan adanya karakter disiplin dalam setiap kegiatan yang peserta
didik lakukan supaya semua dapat diselesaikan dengan baik. Penerapan
pendekatan scientific/ilmiah dapat dilakukan sesuai dengan kreatifitas guru,
walaupun telah ada buku guru. Guru dapat mengembangkan sendiri sesuai
dengan keadaan peserta didik dan sekolah masing-masing.

C. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran IPS di MI/SD


Penerapan pendekatan scientific/ilmiah dalam pembelajaran menuntut
adanya perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda
dengan pembelajaran tradisional. Metode yang dipandang sejalan dengan
prinsip pendekatan scientific/ilmiah adalah problem based learning, project
based learning, inkuiri, dan group investigation. Metode-metode tersebut
mengajarkan kepada peserta didik untuk mengenal masalah, merumuskan
masalah, mencari solusi, menguji jawaban sementara dengan melakukan
penyelidikan (menemukan fakta-fakta melalui penginderaan), dan pada
akhirnya menarik simpulan dan menyajikan secara lisan maupun tertulis.6
Pembelajaran IPS harus terbebas dari penyajian yang monoton, guru
sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif dan hanya
menerima apa yang diberikan guru. Pembelajaran IPS dengan pendekatan
scientific menuntut guru untuk mulai membiasakan peserta didik belajar
menjadi seorang peneliti, mengamati fenomena-fenomena sosial yang ada
disekitar mereka kemudian berupaya untuk memecahkan masalah-masalah
sosial sesuai dengan kemampuan mereka dan mengkomunikasikan hasil
percobaan mereka, sehingga pembelajaran IPS seperti ini terasa akan lebih
menarik dan bermakna bagi peserta didik sebagaimana tuntutan kurikulum

6 Kemdikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik.

8
2013. Penggunaan pendekatan scientific pada Pembelajaran sebagaimana
diamanatkan dalam kurikulum 2013 ini, peserta didik diharapkan menjadi
subyek dalam belajar, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja.
Berdasarkan persoalan tersebut, diharapkan segenap pendidik mampu
menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajarannya pada
Implementasi Pendekatan Scientific Mata Pelajaran IPS yang ditujukan
untuk membantu guru dalam mengembangkan proses mengajarnya.
Pendekatan scientific yang akan dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran IPS, menggunakan metode:
1. Ceramah
Metode ceramah yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada peserta
pengabdian yaitu menjelaskan tentang pembelajaran dengan
pendekatan scientific sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Diskusi Kelompok
Metode ini dapat mendorong peserta pengabdian untuk berinteraksi
dan membantu memahami pendapat yang berbeda yang muncul
selama kegiatan pelatihan berlangsung. Metode ini juga mendorong
peserta pelatihan untuk menghargai pendapat peserta pelatihan
lainnya.
3. Tanya Jawab
Metode tanya jawab antara tim dengan peserta dilaksanakan untuk
menjelaskan kepada peserta yang belum memahami materi.
4. Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta
pengabdian.

9
10
BAB III
PENUTUP

A) Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai Pendekatan Scientific
dalam Pembelajaran Tematik Terpadu di MI/SD, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan diantaranya. Pertama, pendekatan scientific adalah pembelajaran
yang bertujuan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik untuk
mengetahui, memahami, mempraktekkan apa yang sedang dipelajari secara
ilmiah dalam proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua
mata pelajaran.
Kedua, dalam kurikulum 2013, pembelajaran dituntut untuk menerapkan
pendekatan scientific/ilmiah yang dipadu dengan model pembelajaran tematik
terpadu. Penggunaan pendekatan scientific pada pembelajaran sebagaimana
diamanatkan dalam kurikulum 2013 ini, peserta didik diharapkan menjadi
subyek dalam belajar, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja.
Ketiga, pembelajaran IPS dengan pendekatan scientific menuntut guru
untuk mulai membiasakan peserta didik belajar menjadi seorang peneliti,
mengamati fenomena-fenomena sosial yang ada disekitar mereka kemudian
berupaya untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan
kemampuan mereka dan mengkomunikasikan hasil percobaan mereka,
sehingga pembelajaran IPS seperti ini terasa akan lebih menarik dan
bermakna bagi peserta didik sebagaimana tuntutan kurikulum 2013. Metode-
metode pembelajaran yang diterapkan dalam pendekatan scientific meliputi:
(1) ceramah; (2) diskusi; (3) tanya jawab; (4) demonstrasi.

B) Saran

11
Dengan dilaksanakannya Kurikulum 2013 yang menggunakan
pendekatan scientific dalam pembelajaran, dan oleh karena karakteristik
pendekatan scientific berpusat pada siswa maka guru diharapkan mampu
melaksanakan pendekatan scientific dengan kreatif semaksimal mungkin agar
hasil pembelajaran terpadu dan IPS berlangsung secara inovatif dan efektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad, dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.


Semarang: UNISSULA Press.
Kemdikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran.
Jakarta: Pusbangprodik.
Nurdyansah dan Eni Fariyarul F. 2016. Buku Model Pembelajaran Inovatif.
Sidoarjo: Nizamial Learning Center.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yappendis. dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif, Edisi Revisi. Yogyakarta:
CTSD.
Wadsworth, Barry J., 1984. Piaget’s Theory of Cognitive and Affective
Development (3rd edition). NY: Longman Inc.

13

Anda mungkin juga menyukai