Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BILANGAN BERKUADRAT DAN BILANGAN BERPANGKAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Presentasi

Mata Kuliah :Pembelajaran Matematika MI/SD

Dosen Pengampu : Irma Rumaya Syurfa Munif, M.Pd.

Disusun Oleh :

Pipit Priyani ( 1710320007 )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PGMI

NON REGULER TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran Matematika memiliki banyak materi untuk dipelajari.
Pada Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) materi “Bilangan
Berkuadrat dan Pangkat” ini dikenalkan pada kelas V yang mana anak
didik baru pertama kali mempelajari istilah kuadrat dan pangkat. Oleh
karena materi ini diajarkan mulai pada kelas atas tentu saja materi ini
termasuk materi yang tidak mudah dikuasai. Pasalnya, dalam materi
“Bilangan Berkuadrat dan Pangkat” operasi hitungnya menggunakan
sifat-sifat penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, yang
mana terkadang banyak ditemui kesulitan bagi anak didik SD/MI
mengenai operasi hitung yang melibatkan perkalian dan pembagian.
Sehingga pendidik dituntut dapat memberikan strategi-strategi khusus dan
menarik agar anak didiknya benar-benar mampu menguasai materi tersebut
dengan mudah, dan agar tidak ada anak didik lagi yang tidak bisa
menguasai materinya. Maka dengan makalah kali ini diharapkan agar
calon pendidik mampu menerapkan beberapa strategi yang mudah dicapai
oleh pola pikir anak tentang bentuk bilangan berkuadrat, berpangkat, dan
bagaimana operasi hitungnya.
Pada kehidupan sehari-hari sering ditemukan angka-angka berpangkat
seperti ​22​ ,​ ​23​ ,​ ​34​ ​, ​4​5​, dan seterusnya. Bilangan berpangkat ini memiliki
makna tersendiri nilainya. Pada penulisan kali ini akan membahas tentang
bilangan kuadrat, pangkat, dan penarikan akar pangkat, serta operasi
hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian). Bilangan
berpangkat dua sering disebut dengan bilangan kuadrat. Bilangan
berpangkat tiga, bilangan berpangkat empat, dan bilangan berpangkat lima,

2
dan seterusnya, disebut bilangan berpangkat. Pada penjelasan lebih lanjut
akan dibahas dalam bab pembahasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan bentuk bilangan berkuadrat dan akar pangkat dua?
2. Bagaimana cara menyelesaikan operasi hitung bilangan berkuadrat
dan penarikan akar pangkat dua?
3. Apa pengertian dan bentuk bilangan berpangkat dan akar pangkat?
4. Bagaimana cara menyelesaikan operasi hitung bilangan berpangkat
dan penarikan akar pangkat?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bilangan Berkuadrat dan Akar Pangkat Dua


Dengan adanya kemajuan teknologi sekarang ini, maka banyak
beredar di masyarakat alat hitung dengan berbagai merek dan model. Alat
hitung tersebut dapat berupa komputer, kalkulator, bahkan handphone.
Dengan adanya alat hitung yang banyak dimiliki oleh hampir semua orang,
kelihatannya siswa tidak memerlukan lagi cara menghitung operasi
pangkat tiga dan penarikan akar pangkat tiga suatu bilangan dengan
menggunakan kertas dan pensil. Namun dalam Standar Isi untuk SD/MI
terdapat Standar Kompetensi: melakukan operasi hitung bilangan bulat
dalam pemecahan masalah, serta Kompetensi Dasar: menentukan bilangan
pangkat dua (kuadrat), bilangan pangkat, dan akar pangkat suatu bilangan
(mulai dari kelas V semester 2). Dengan demikian, menghitung pangkat
dan penarikan akar pangkat masih diperlukan oleh siswa untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses operasi hitung bilangan berkuadrat dan bilang
berpangkat, keduanya saling berkaitan dengan akar pangkat suatu
bilangan. Oleh karena itu selanjutnya akan dijelaskan mengenai pengertian
dan bentuk dari bilangan berkuadrat dan akar pangkat dua, bilangan
berpangkat dan akar pangkat, serta penyelesaian operasi hitungnya.

1) Bilangan Berkuadrat
Bilangan kuadrat adalah bilangan yang merupakan hasil dari
perkalian tertentu dengan dirinya.1 Untuk memahami lebih lanjut
mengenai bilangan kuadrat perhatikan gambar di bawah ini:

1
Yurniwati, Ensiklopedia Pembelajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar (Jakarta: UNJ,
2016), hal. 13.

4
1 2 3 4 5 6
… … … … … …

Setelah mengamati gambar, mari bersama-sama menghitung


jumlah kotak-kotak kecil yang membentuk persegi seperti pada
gambar 1 - 6 di atas, kemudian tuliskan hasilnya pada titik-titik di atas
dan pada titik-titik di dalam tabel berikut:

Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar


1 2 3 4 5 6

1 4 9 …. …. ….

1x1 2x2 3x3 …. …. ….

1² 2² 3² …. …. ….

Bilangan 1², 2², 3² dan seterusnya pada tabel merupakan bilangan


kuadrat. Oleh karena itu berdasarkan isi tabel di atas, dapat
disimpulkan bahwa bilangan kuadrat merupakan perkalian dari dua
buah bilangan yang sama yang mana bentuknya dilambangkan dengan
angka 2 yang posisinya agak naik ke atas (...²).
Pada kegiatan mengisi hasil bilangan kuadrat pada tabel
sebelumnya, guru sebaiknya tidak hanya menanyakan kepada siswa
tentang hasilnya saja, namun juga menanyakan bagaimana cara siswa
memperoleh hasilnya. Dalam hal ini siswa bebas mengemukakan cara
mereka masing-masing. Dari semua jawaban tersebut dan dengan
fasilitasi dari guru, siswa diharapkan dapat mengetahui bahwa untuk
menghitung hasil perpangkatan dua suatu bilangan tidak perlu

5
menggunakan gambar lagi, namun dapat dilakukan dengan cara
mengalikan bilangan tersebut dengan bilangan itu sendiri seperti
berikut:

3² = 3 x 3 = 9 → dibaca tiga pangkat dua sama dengan sembilan

Selanjutnya siswa diminta untuk menghitung kuadrat 10 bilangan


asli yang pertama dan dimasukkan dalam tabel seperti berikut:

Bilangan Bilangan yang Bilangan Kuadrat dan


Dikalikan Hasilnya

1 1x1 1​2 = 1

2 2x2 2​2 = 4

3 3x3 3​2 = 9

4 4x4 4​2 = 16

5 5x5 5​2 = 25

6 6x6 6​2 = 36

7 7x7 7​2 = 49

8 8x8 8​2 = 64

9 9x9 9​2 = 81

10 10 x 10 10​2 = 100

Bilangan 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64, 81, 100,... disebut ​bilangan
kuadrat sempurna​. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk
mengamati bilangan-bilangan hasil perpangkatan dua (kuadrat) pada
tabel. Siswa diminta untuk menjelaskan hasil pengamatan mereka.
Siswa diharapkan akan menemukan bahwa ternyata angka terakhir
hasil kuadrat suatu bilangan adalah 1, 4, 5, 6, 9, 00. Sehingga akhirnya
akan ditemukan ringkasan seperti berikut ini:

6
2) Akar Pangkat Dua
Pada dasarnya cara menghitung akar pangkat dua sudah
digunakan oleh bangsa Babilonia sejak awal tahun 2000 Sebelum
Masehi (SM). Hal itu ditunjukkan dengan adanya artefak berupa batu
untuk menggoreskan tulisan yang terdapat di perpustakaan Universitas
Yale. Artefak tersebut menunjukkan adanya perhitungan akar pangkat
dua secara akurat sampai lima angka desimal.2 (​Akan tetapi cara
hitungnya akan diuraikan pada sub-bab operasi hitung akar pangkat
dua​).

(​cr: Buku Pembelajaran Perpangkatan dan Penarikan Akar Bilangan di SD)

2
​Pujiati dan Nany Darmawati, Modul: Pembelajaran Perpangkatan dan Penarikan Akar
Bilangan di SD (Yogyakarta: PPPPTK, 2010), hlm.5.

7
Sebelum masuk pada pengertian dan bentuk akar pangkat dua,
perhatikan gambar dan pertanyaan berikut!
Suatu meja laboratorium berbentuk persegi
seperti pada gambar di samping, akan
ditutupi ubin persegi sebanyak 144 buah.
Pertanyaan:
1) Berapakah banyak ubin pada tiap sisinya?
2) Apakah hubungan antara banyak ubin pada tiap sisi dengan
banyak seluruh ubin yang menutupi meja tersebut?
(selanjutnya akan dihitung pada sub-bab operasi hitung akar
pangkat dua)

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu memahami


materi penarikan akar pangkat dua. Simbol dari akar pangkat dua
adalah “ √ ”. Misal “ √7 ” dibaca dengan akar pangkat dua dari 7 atau
akar kuadrat 7.
Akar pangkat dua adalah kebalikan dari kuadrat, di mana akar
pangkat dua merupakan hasil dari kuadrat suatu bilangan. Konsep akar
pangkat dua banyak digunakan dalam konsep mencari sisi persegi
apabila hanya luasnya yang diketahui. Hasil kuadrat dari ​a2​ adalah ​y​,
sehingga akar pangkat dua dari ​y ( √y ) a​ dalah ​a.​ Hal ini dapat
dibuktikan sebagai berikut:3

a​2​ = y maka √y = a

Sehingga,

12 = 1 maka √1 = 1
5​2​ = 5 maka √25 = 5

3
​Nanang Pratama dan Ricki Yuliardi, Pembelajaran Matemtika untuk Guru SD dan Calon
Guru SD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 93.

8
Terbukti bahwa akar pangkat dua atau akar kuadrat merupakan
kebalikan dari bilangan pangkat (bilangan berkuadrat).

Agar siswa lebih mengerti hubungan antara pangkat dua atau


kuadrat dengan akar pangkat dua, siswa diminta untuk mengamati
tabel berikut:

Bilangan Bilangan Kuadrat dan


Hasilnya

1 √1 = 1

2 √4 = 2

3 √9 = 3

4 √16 = 4

5 √25 = 5

6 √36 = 6

7 √49 = 7

8 √64 = 8

9 √81 = 9

10 √100 = 10

Setelah memahami konsep pengertian dan bentuk dari bilangan


kuadrat dan akar kuadrat, maka pembahasan selanjutnya mengenai
bagaimana cara menyelesaikan operasi hitung bilangan berkuadrat dan
akar pangkat dua.

B. Operasi Hitung Bilangan Berkuadrat dan Akar Pangkat Dua

9
Oleh karena operasi hitung sangat penting bagi siswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan bilangan kuadrat dan
akar kuadrat, setelah mengenal bilangan pangkat dua (kuadrat) dan akar
pangkat dua. Namun sebelumnya seorang guru juga harus menguasai cara
menyelesaikan operasi hitung yang berkaitan dengan bilangan kuadrat dan
akar kuadrat. Serta perlu mengetahui cara cepat atau teknik menghitung
kuadrat suatu bilangan agar tingkat penguasaan guru dalam materi
meningkat.. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan tentang bilangan tersebut adalah antara lain
sebagai berikut:

1) Bilangan Berkuadrat
Kuadrat dari bilangan yang terdiri dari satu angka bilangan pokok
selalu menghasilkan bilangan yang paling banyak terdiri dari 2 angka.
Sebagai contoh angka paling besar adalah 9 yang jika dikuadratkan
menjadi 81 (2 angka). Hasil kuadrat satu angka kadang ditulis dengan
format 2 angka dengan menambahkan angka nol di depan. Sebagai
contoh, ​12​ ​ = 01, 22​ ​ ​ = 04, dan 3​2​ = 094.
Dengan mengetahui sifat kuadrat serta perkalian pada
pembahasan sebelumnya maka bisa diketahui bahwa asli kuadrat 2
angka selalu menghasilkan bilangan yang paling banyak terdiri dari 4
angka. Hasil 3 angka boleh ditulis dengan menambah angka nol di
depan. Contoh: ​102​ ​ = 0100, 122​ ​ = 0144, 132​ ​ = 0169​.
Adapun operasi hitung pada bilangan berkuadrat dapat dilakukan
dengan cara:
a. Perkalian Berulang
b. Menghitung Jumlah Satuan Persegi, dan sejenisnya
c. Pendekatan Tabel
d. Pendekatan Segitiga Pascal Pangkat Dua

4
Modul ​Kuadrat Umum, Modul Kuadrat Bilangan 2 Angka, hal.1.

10
e. Pendekatan Luas
f. Menggunakan Selisih Kuadrat dari Dua Bilangan
g. Melakukan Perpangkatan Suatu Bilangan yang Bilangan
Akhirnya 5

2) Akar Pangkat Dua


Adapun penarikan akar pangkat dua dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Faktorisasi Prima
b. Pendekatan Tabel
c. Perkiraan
d. Pendekatan Luas
e. Teknik Calandra
f. Teknik Babilonia

C. Bilangan Berpangkat dan Akar Pangkat


Fungsi notasi pangkat salah satunya adalah untuk menyederhanakan
penulisan atau meringkas penulisan. Contoh, ​10.000.000,- dapat ditulis
dengan notasi pangkat ​10​7​. Notasi pangkat dapat menghemat tempat,
sehingga notasi pangkat banyak digunakan dalam perumusan dan
penyederhanaan perhitungan.5 Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai
bilangan berpangkat dan akar pangkat bilangan.
Pengertian dari bilangan berpangkat dan akar pangkat tidak jauh
berbeda dengan bilangan kuadrat dan akar kuadrat. Perbedaannya terletak
pada banyaknya pangkat pada bilangan berpangkat yaitu nilai pangkatnya
lebih dari pangkat dua (kuadrat). Bentuk bilangan berpangkat mulai dari
pangkat tiga (...​3​), pangkat empat (...​4​), pangkat lima (...​5​), dan seterusnya.
Bilangan berpangkat merupakan hasil perkalian dari bilangan itu
sendiri sebanyak lebih dari dua kali. Pada bilangan pangkat tiga umumnya

5
Mohammad Faizal Amir dan Bayu Hari Prasojo, Buku Ajar Matematika Dasar (Sidoarjo:
Umsida Press, 2016), hal. 6.

11
disebut dengan ​kubik​. Bilangan pangkat tiga sudah mulai dipelajari pada
kelas VI sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah.
Kemudian siswa dibimbing untuk memahami arti dari bilangan
pangkat dan hasilnya, seperti pada skema pangkat tiga (kubik) di bawah
ini:

Pada skema diatas, dibaca “pangkat tiga dari 3 sama dengan dua puluh
tujuh (27). Bilangan 27 adalah hasil dari 3 pangkat tiga (3 kubik).6
Adapun bilangan berpangkat dibagi menjadi tiga macam antara lain
bilangan ​berpangkat bulat positif​, ​berpangkat bulat negatif​, ​berpangkat
nol​, ​berpangkat pecahan,​ dan ​bentuk akar.​

1) Pangkat Bulat Positif


Perkalian berulang dari suatu bilangan dapat dinyatakan dalam
bentuk bilangan berpangkat bilangan bulat positif.
Perhatikan tabel berikut:7

Jika ​a b​ ilangan real atau ​a ∈ R d​ an ​n ​bilangan bulat positif, maka


a​n​ = a x a x a ….. a
dan cara membacanya bilangan ​an​ ​ a​ dalah ​a p​ angkat ​n ​didefinisikan
sebagai perkalian berulang ​a​ sebanyak ​n ​kali
a ​disebut bilangan pokok dan ​n d​ isebut pangkat

Contoh:
4 x 4 x 4 d​ itulis dengan ​43​ ​ d​ ibaca ​empat pangkat tiga ​atau ​empat kubik

6
​ ​Pujiati dan Nany Darmawati, Modul: Pembelajaran Perpangkatan dan Penarikan Akar
Bilangan di SD (Yogyakarta: PPPPTK, 2010), hlm.36.
7
​Nanang Pratama dan Ricki Yuliardi, Pembelajaran Matemtika untuk Guru SD dan Calon
Guru SD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 86.

12
5 x 5 x 5 x 5 ​ditulis dengan ​a4​ ​ ​dibaca ​lima pangkat empat
Pada bentuk 4​3 “dibaca empat pangkat tiga”, yang mana
merupakan bilangan bulat positif. Bilangan 4 disebut bilangan pokok
atau bilangan dasar, sedangkan bilangan 3 yang ditulis agak di atas
disebut pangkat atau eksponen.
Sifat-sifat operasi pada bilangan berpangkat bulat positif adalah
sebagai berikut:8
a) Jika ​a ∈ R​, ​p ​dan ​q​ adalah bilangan bulat positif maka
ap​ ​ x aq​ ​ = a​p+q
b) Jika ​a ∈ R d​ an ​a ≠
​ 0, ​p ​dan ​q b​ ilangan bulat positif maka:
p
ap​ ​ : a​q​ =​ aaq = ap−q

c) Jika ​a ∈ R​, ​p ​dan ​q b​ ilangan bulat positif maka:


(a​p​)​q​ = a​p x q​ = apq

d) Jika ​a ∈ R,​ ​p b​ ilangan bulat maka:
(a x b)​p​ = a​p​ x b​p

2) Pangkat Nol dan Bulat Negatif


Bilangan berpangkat bulat nol didefinisikan sebagai berikut:

Jika ​a ∈ R (​ bilangan real), maka:


a​n−n​ ​ = a​0 ​= 1 ; a ​≠ 0

Untuk mendefinisikan ​an​ ​dengan ​a b​ ilangan real dan ​n ​bilangan


bulat negatif dan nol, maka digunakana teorema-teorema
perpangkatan pada bilangan bulat positif, seperti:9
an
an
=1

8
​Mohammad Faizal Amir dan Bayu Hari Prasojo, Buku Ajar Matematika Dasar (Sidoarjo:
Umsida Press, 2016), hal. 8
9
​Ibid.

13
ap
Jika teorema = a​p−​ ​q​ ​digunakan maka akan diperoleh:
aq
an
an
​ ​ = a​0​ = 1
= an−n

Dan untuk ​q = p + n ​maka diperoleh:


ap ap
aq = ap+n

= ap−(p+n)​

= a−n

Dengan demikian maka terdapat teorema berikut:

​ 0, ​a ​bilangan real dan ​n b​ ilangan bulat positif


Jika ​a ≠
maka:
1
a​ = an d​ an ​ a0​ ​ = 1
−n​

1
a−n
= an​ ​ d​ an ​ ​10​ ​ = 1

Contoh:

2​−​6​ ​ = 16 = 21 x 21 x 21 x 21 x 21 x 21 = 128
1
2

3) Bentuk Akar
Pada bilangan akar pangkat, lambang akar sama dengan lamban
akar kuadrat. Namun perbedaanya, pada lambang akar pangkat
terdapat pada nilai pangkat yang disertakan yang terletak agak ke atas
tapi sebelum lambang akar. Contoh akar pangkat 3 ditulis dengan ∛,
akar pangkat 4 ditulis ∜, dan seterusnya. Bentuk-bentuk berikut
merupakan contoh akar pangkat: ∛7, ∛8, ∜9, ∜10, dan sebagainya.
Operasi aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian dapat juga dilakukan terhadap bentuk akar. Operasi
tersebut digunakan untuk merasionalkan penyebut yang dinyatakan
dalam bentuk akar. Operasi-operasi aljabar tersebut aalah sebagai
berikut:10
a) a √x + b √x = (a + b) √x

10
​Mohammad Faizal Amir dan Bayu Hari Prasojo, Buku Ajar Matematika Dasar
(Sidoarjo: Umsida Press, 2016), hal. 9

14
b) a √x - b √x = (a - b) √x
c) √a x √b = √ab

√a : √b a
d) =
√ b

√a √b √
e) = ab
√c √d √cd

4) Pangkat Pecahan
Bilangan real ​a yang memenuhi persamaan ​an​ = ​b, disebut akar
n
pangkat ​n d​ ari ​b dan ditulis dengan ​a = √b . Akar pangkat ​n dari ​b
n 1
atau √b ​dapat ditulis sebagai bilangan berpangkat pecahan yaitu ​b n .

Demikian juga sebaliknya, bilangan berpangkat pecahan yaitu ​b​1/n


n 1 n
dapat ditulis sebagai akar pangkat ​n​ dari ​b​ atau √b , jadi ​b n = ​ √b .

Jika ​p​ dan ​q​ adalah bilangan asli dengan ​n ≠ ​1 dan ​a a​ dalah bilangan
real yang tidak negatif maka:
p 1 n
a q = (a​p​) q = ​ √am
dan
p 1 n
a q = (a q )p​ ​ = ( √b )​p
Contoh:
3 6
√26 = 2 3 = 2​2​ = 4

Sifat-sifat pangkat pecahan:


a. Jika ​a adalah bilangan real, ​p dan ​q adalah bilangan rasional
maka
ap​ ​ x a​q​ = a​p+q
ap
aq

= ap−q

(ap​ )​ ​q​ = apq



b. Jika ​a adalah bilangan real, ​a ≠ ​0 dan ​p a​ dalah bilangan
rasional maka

​ ​ = a1p
a−p

15
c. Jika ​a dan ​b adalah bilangan real, ​p, q, ​dan ​r adalah bilangan
rasional maka
(ap​ ​ x b​q​)r​ ​ = (ap​ )​ ​r​ x (bq​ )​ ​r​ = apr
​ ​ x bqr

d. Jika ​a d​ an ​b adalah bilangan real, ​b ≠ 0​ dan ​p, q, d​ an ​r adalah
bilangan rasional, maka
p pr
( baq )​r​ = aaqr

Contoh dari bilangan berpangkat pecahan adalah:


5
22 = √25 = √2x2x2x2x2 = √22 x22 x2 = 2​x​2​x √2 = 4

√2
4 3
23 = √24 = ….

D. Operasi Hitung Bilangan Berpangkat dan Akar Pangkat


1) Bilangan Berpangkat
Adapun operasi hitung pada bilangan berpangkat dapat dilakukan
dengan cara:
a) Pendekatan Volum Kubus
b) Pendekatan Tabel
c) Pendekatan Segitiga Pascal

2) Akar Pangkat
Adapun operasi hitung pada bilangan akar pangkat dapat
dilakukan dengan cara:
a) Faktorisasi Prima
b) Pendekatan Tabel
c) Konsep Pangkat 3 (Segtiga Pascal)

16
BAB III
PENUTUP

A) Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai bilangan berkuadrat
dan berpangkat maka dapat disimpulkan bahwa, ​pertama​, bilangan kuadrat
merupakan hasil perkalian dari bilangan itu sendiri dan dilambangkan oleh
angka 2 yang letakkan kecil menjorok ke atas yaitu seperti (​a​2​). Sedangkan
akar kuadrat atau akar pangkat dua merupakan operasi kebalikan dari
bilangan kuadrat, yang dilambangkan dengan “ √ ”. ​Kedua​, bilangan
berpangkat merupakan hasil perkalian berulang sebanyak lebih dari 2kali
oleh bilangan itu sendiri. Betuk bilangan pangkat mulai dari pangkat 3 (​a3​​ ),
pangkat 4 (​a4​​ ), pangkat 5 (​a5​​ ), dan seterusnya. Bilangan akar pangkat
merupakan operasi kebalikan bilangan pangkat. Bentuk akar pangkat
dilambangkan mulai akar pangkat 3 (∛), akar pangkat 4 (∜), dan
seterusnya.
Ketiga,​ operasi hitung bilangan berkuadrat, akar kuadrat, bilangan
berpangkat, dan akar pangkat ternyata dapat dilakukan dengan banyak
cara. Hal tersebut bertujuan untuk menambah wawasan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran materi Bilangan Berkuadrat dan
Berpangkat.

B) Saran
Pembelajaran Matematika harus sesuai dengan ketentuan
undang-undang pendidikan nasional, maka diharapkan siswa mampu
melakukan perhitungan-perhitungan secara manual tanpa menggunakan
alat hitung teknologi. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu
menyelesaikan permasalahan-permasalahan di kehidupan sehari-hari yang
bersifat kompleks, yang mana hal itu tidak mampu diselesaikan hanya
dengan menggunakan alat hitung teknologi. Sehingga guru sebagai

17
pendidik sangat perlu enguasai materi Bilangan Berkuadrat dan Bilangan
Berpangkat dengan segala definisinya dan strategi-strategi penyelesainnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Faizal, Mohammad Amir dkk, Buku Ajar Matematika Dasar ​(Sidoarjo:


Umsida Press, 2016).
Pratama, Nanang dkk, Pembelajaran Matemtika untuk Guru SD dan Calon
Guru SD (​ Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018)​.
Pujiati dkk, Modul: Pembelajaran Perpangkatan dan Penarikan Akar
Bilangan di SD (​Yogyakarta: PPPPTK, 2010)​.
Modul ​Kuadrat Umum, Modul Kuadrat Bilangan 2 Angka.
Yurniwati​, Ensiklopedia Pembelajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar
(Jakarta: UNJ, 2016).

19

Anda mungkin juga menyukai