SELAMAT MENGERJAKAN
JAWABAN
1. Saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut, karena peserta didik tidak hanya menjadikan
guru sebagai contoh hanya di dalam kelas. Guru menjadi contoh/model bagi siswa baik di dalam
kelas maupun di luar kelas (di sekolah maupun di lingkungan masyarakat). Hal ini harus dipahami
guru, karena guru bukan hanya sebagai pengajar. Hal ini sesuai dengan defenisi Guru di undang-
undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tetang Guru dan Dosen. Pasal satu pont 1
berbunyi” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Ini berarti
guru harus memiliki kemampuan menyimak dan berbicara yang baik untuk menunjang salah
satu tugas-tugas pokok tersebut. Ketika Seorang Guru memiliki keterampilan berbicara yang
baik, maka ini akan menjadi salah satu “power” istemewa. Menurut (Henry, 2008) beberapa
tujuan berbicara diantaranya; membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan. Berdasarkan
hal ini penting bagi guru memiliki keterampilan berbicara dan menyimak yang baik, karena
menyimak merupakan bagian penting dalam mendapatkan informasi dan berbicara adalah salah
satu cara merespon informasi tersebut.
Referensi:
Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:
Angkasa).
Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
2. Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Kemampuan menyimak peserta didik di kelas rendah
memang bervariasi. Menurut Elvi (2019), Menyimak merupakan suatu proses kegiatan
mendengarkan bunyi-bunyi yang disertai dengan usaha memahami. Ini berarti bahwa menyimak
diawali dengan kegiatan mendengarkan yang pada akhirnya penyimak memperoleh hasil dari
apa yang disimaknya. Dalam proses ini tentu saja banyak faktor yang mempegaruhi keberhasilan
peserta didik dalam menyimak. Tentu saja banyak faktor penyebab hal ini terjadi, adapun
menurut Elvi faktor tersebut diantaranya;
1) Faktor Fisik
2) Faktor Psikologis
3) Faktor Pengalaman
4) Faktor Sikap
5) Faktor Motivasi
6) Faktor Jenis Kelamin
7) Faktor Peranan dalam Masyarakat
8) Faktor Pembicara
9) Faktor Pembicaraan
10) Faktor Situasi
Selain faktor tersebut ada kebiasaan-kebiasaan jelek saat seseorang menyimak, diantaranya;
3. Saya setuju dengan pernyataan berbicara di kelas awal memerlukan strategi yang tepat agar
tujuan pembelajaran terwujud. Hal ini dikarenakan banyak faktor agar berbicara itu berhasil.
Artinya informasi yang kita ingin sampaikan berhasil diterima oleh rekan bicara. Kali ini rekan
bicara adalah peserta didik di kelas awal yang memiliki kemampuan yang bervariasi. Adapun
kempuan dasar yang harus kita miliki (Elvi,2019) diantaranya;
1) Penguasaan Bahasa
Pembicara harus menguasai, setidaknya paham bahasa audiensnya dengan baik, agar
pesan yang hendak disampaikan diterima dengan baik. Bagaimana mungkin komunikasi
akan terjalin dengan bagus, jika pembicara tidak mampu berkomunikasi dengan bahasa
yang dimengerti oleh penyimak. Banyak orang yang menguasai lebih dari satu bahasa.
2) Kesanggupan Menyampaikan Ide Dengan Lancar dan Teratur
Hasil pembicaraan akan ditangkap dengan baik, jika pembicara berkomunikasi dengan
lancar, dan teratur. Penyimak bisa dengan jelas menangkap ide pembicara. Pembicara
yang berpengalaman akan mengontrol cara berbicaranya dengan lancar dan teratur.
Kemampuan dasar di atas harus dimiliki yang akan mengajar di kelas rendah, karena dengan
memiliki kemampuan penguasaan bahasa yang baik peserta didik di kelas rendah akan lebih
muda memahami infomasi yang akan kita sampaikan.
Referensi:
4. Evaluasi dalam keterampilan berbicara sangat diperlukan. hal ini ditujukan agar guru dapat
menyusun kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan apabila dirasakan
hasil evaluasi menunjukkan hasil yang belum memenuhi standar. Evaluasi keterampilan
berbicara bisa dilakukan dengan cara memberikan tugas berupa membuat teks pidato dan
menampaikanya di depan kelas. Sesuai dengan definisinya(Elvi,2019), Pidato merupakan salah
satu bagian dari keterampilan berbicara, sedangkan keterampilan berbicara merupakan bagian
dari tanggung jawab secara profesional untuk mengajar, mendidik, melatih anak didik agar dapat
berpidato. Pembuatan dan menyapaikan pidato sangat tepat digunakan sebagai salah satu cara
evaluasi keterampilan berbicara.
Referensi:
5. Saya setuju, memang siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda di kelas awal. Ada banyak
faktor penghambat keterampilan menulis yang menyebabkan keterampilan siswa bervariasi,
menurut Tarigan (1995:3) sebagai berikut:
a. Sikap sebagian besar masyarakat terhadap bahasa Indonesia belum menggembirakan,
mereka tidak merasa malu bila memakai bahasa Indonesia itu secara salah.
b. Kesibukan guru bahasa Indonesia diluar jam kerjanya menyebabkan mereka tidak sempat
lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan mengarang yang menarik dan efektif.
c. Sebagai akibat dari poin 2 maka metode dan teknik pengajaran mengarang kurang bervariasi
serta mungkin sekali hasil karangan siswa yang ada pun tidak sempat di koreksi.
d. Bagi siswa sendiri pengajaran mengarang dirasakan sebagai beban belaka dan kurang
menarik.
e. Latihan mengarang sangat kurang dilakukan oleh siswa
Sebagai guru, kita bisa menyusun kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa di kelas awal. Hal ini dapa dilakukan dengan cara:
1) harus banyak membaca. Karena dengan membaca kita dapat menuangkan ide-ide yang kita
miliki ke dalam sebuah karya.
2) Melatih kemampuan menulis agar dapat menghasilkan karya yang baik dan benar.
3) Mempelajari kaidah-kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan
mempelajari kaidah-kaidah penulisan tersebut kita dapat memahaminya dan bisa langsung
mempraktekannya ke dalam tulisan yang kita buat.
4) Mempublikasikan hasil tulisan yang kita buat, seperti media elektronik dan cetak. Agar kita
dapat mengetahui seberapa besar kemampuan kita.
5) Selalu percaya diri dengan apa yang kita tulis. Jika kita tidak percaya dengan apa yang kita
tulis maka kita tidak akan puas dengan hasilnya
Referesi
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit
Angkasa.