LAW JOURNAL
Denny Akbar1,
Abstract
The library is the warehouse books and knowledge in order to advance and
improve the community intelligence. So as to need managed as well as it should
and supported by regulations the right policy. In this case the government of
Pontianak city trying to implement article 10 law no. 1 43 / 2007 on the library.
Objectives of the study are in order to analyze the execution of the laws so that can
optimize guidance and the development of against a library of in the Pontianak city.
As for the methodology that was used is descriptive analysis in order to analyze the
problems that then the infidels.The form of research is with the study literature and
the field research was carried out a live interview.The implementation of the
research was done in the Pontianak city.Of the study results showed that the
government Pontianak city have done the implementation of the provision of the
act. This is success in to provide guidance and development library. But on the
other hand, by giving the full authority to local library more have optimal results
including the administration of funds and human resources.
Keywords: The library; Guidance; Development of Human Resources
Abstrak
1
Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura, Jln. Prof. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Kalimantan
Barat, Indonesia, email: dennyakbar350@gmail.com
I. Pendahuluan
Di era global sekarang ini, pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi
semua orang karena pendidikan menjadi suatu kebutuhan pokok yang harus dimiliki
setiap orang agar dapat menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh
pendidikan banyak cara yang bisa ditempuh, diantaranya melalui pendidikan formal
dan non-formal. Adapun pendidikan yang dapat diperoleh melalui jalur non formal
salah satunya melalui perpustakaan, khususnya perpustakaan umum.
Perpustakaan umum merupakan gudang buku dan ilmu pengetahuan,
masyarakat diharapkan dapat memperoleh informasi-informasi yang mereka butuhkan
terutama berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perpustakaan
umum dianggap sebagai salah satu sarana yang dapat meningkatkan kecerdasan
masyarakat. Oleh karena itu perpustakaan merupakan sarana yang harus ada disetiap
daerah, hal ini sesuai seperti yang tertuang dalam pasal 14 ayat (1) huruf p Undang –
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah yaitu “urusan wajib lainnya
yang diamanatkan oleh peraturan perundang – undanagan”. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan,
perpustakaan menjadi urusan wajib bagi pemerintah, baik Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten / Kota. Untuk itu Pemerintah
Daerah Kota Pontianak telah mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor
11 Tahun 2008 Tentang Satuan Organisasi Perangkat Daerah menempatkan
perputakaan sebagai lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota serta
melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum. Di Kota Pontianak
sendiri perpustakaan umum sudah cukup lama berdiri hal ini disadari karena selain
menjadi urusan wajib Pemerintah Daerah, perpustakaan juga memeng sangat
diperlukan untuk mempermudah masyarakat memperoleh informasi dan ilmu
pengetahuan.
Respon masyarakat kota akan keberadaan Perpustakaan Umum tentunya
berpengaruh pada pandangan bahwa informasi adalah suatu kebutuhan yang tak
boleh dipandang sebelah mata bagi dunia pendidikan. Hal ini merupakan tantangan
bagi perpustakaan karena harus mampu meningkatkan mutu pengelolaannya secara
terus-menerus agar masyarakat sebagai konsumen perpustakaan merasa puas atas
pelayanan perpustakaan tersebut. Apalagi, dengan semakin pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta ledakan informasi yang membuat tuntutan akan
perkembangan Perpustakaan menjadi semakin kompleks pula. Oleh karena itu
perpustakaan sebagai sumber informasi harus memanfaatkan sumber daya yang ada
semaksimal mungkin untuk kepentingan pemustaka, agar perpustakaan dapat
memberikan layanan dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka yang
mempunyai minat serta kebutuhan informasi yang berbeda-beda.
Dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang
diamanatkan oleh Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Perpustakaan sebagai pusat informasi semakin dituntut untuk memberikan layanan
informasi yang lebih baik dan tepat guna, sehingga dapat menarik perhatian
pemustaka dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang berbeda seperti anak-
anak, pelajar, mahasiswa, dosen, peneliti, dan sebagainya.
Perpustakaan dapat memberikan informasi yang dimiliki kepada semua lapisan
masyarakat yang ingin mendapatkannya, sehingga semua anggota masyarakat,
khususnya yang berada di daerah sekitar perpustakaan, dapat memperoleh akses
informasi dari perpustakaan. Salah satu lapisan masyarakat yang perlu berinteraksi
dengan perpustakan ini adalah dari kalangan pendidikan. Kalangan pendidikan perlu
berhubungan dengan perpustakaan karena mereka adalah kelompok yang banyak
memerlukan sumber-sumber untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Harus
disadari betul bahwa buku merupakan alat penting bagi kalangan pendidikan untuk
menambah informasi dan meningkatkan pengetahuan dalam diri mereka dan cara
pengaksesan buku termudah adalah melalui perpustakaan.
Sebagai implementasi dari Undang – Undang Dasar Negara Repulik Indonesia
Tahun 1945, Pemerintah telah mengeluarkan Undang – Undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang “ Perpustakaan“, didalam pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa “Perpustakaan”
adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam
secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Sedangkan pemustaka
adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau
lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perputakaan. Selain itu berkenaan
dengan pembinaan dan pengembangan suatu perpustakaan, Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan juga telah mengaturnya yaitu seperti yang
disebutkan dalam pasal 10 huruf a berbunyi “Pemerintah Daerah berwenang:
menetapkan kebijakan daerah dalam pembinaan dan pengembangan perpustakaan di
wilayah masing – masing”. Untuk itu Pemerintah Daerah wajib memberikan kebijakan
tersebut, sekarang tinggal bagaimana pelaksanaannya saja.
II. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodelogi Deskriptif Analisis, yakni
dengan menganalisa permasalahan yang ada pada saat penelitian ini dilakukan yang
kemudian ditarik suatu kesimpulan. Adapun bentuk penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan
mempelajari literatur-literatur, tulisan ilmiah para sarjana, serta peraturan perundang-
undangan yang relevan dengan masalah penelitian ini. Penelitian lapangan, dilakukan
secara langsung terhadap responden yang dijadikan objek penelitian dilapanagan
serta pada sumber data yang ada.
Adapun aspek yang kedua yaitu pengembangan dan pengelolaan bahan pustaka
terdiri dari 7 macam yaitu (1)lomba bercerita anak sekolah, (2)lomba perpustakaan
sekolah, (3)pameran dan bazaar buku, (4)dialog interaktif pada media cetak dan
elektronik, (5)penyebaran pamphlet-pamflet, (6)kerjasama operasionalisasi
perpustakaan mobile, (7)penyebaran brosur buku-buku best seller dan new arrival
perpustakaan .
Dari hal tersebut, kita memperoleh gambaran bahwa program yang dilaksanakan
sudah berupaya menjalankan apa yang sudah menjadi tuntutat undang-undang
tentang perpustakaan.
Adapun aspek yang kedua yaitu pengembangan dan pengelolaan bahan pustaka
terdiri dari 7 macam yaitu (1)lomba bercerita anak sekolah, (2)lomba perpustakaan
sekolah, (3)pameran dan bazaar buku, (4)dialog interaktif pada media cetak dan
elektronik, (5)penyebaran pamphlet-pamflet, (6)kerjasama operasionalisasi
perpustakaan mobile, (7)penyebaran brosur buku-buku best seller dan new arrival
perpustakaan .
Dari hal tersebut, kita memperoleh gambaran bahwa program yang dilaksanakan
sudah berupaya menjalankan apa yang sudah menjadi tuntutat undang-undang tentang
perpustakaan.
IV. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Effendi, Lutfi. Pokok – Pokok Hukum Administrasi. Bayu media Publishing.
Malang.2004.
Indroharto. Asas – Asas Umum Pemerintahan yang Baik. Citra Aditya Bakti. Bandung.
1994.
Musa’ad, Muhammad Abud. Penguatan Otonomi Daerah Di Balik Bayang-Bayang
Ancaman Disintegrasi. Penerbit ITB, 2002.
NS, Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat, Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 2003.
Perpustakaan Nasional RI. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum.
Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.1992.
Soeatminah, Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Kanisius. Yokyakarta.
1992.
Soemitro, Ronny Hanitidjo, Metodelogi Penelitian Hukum. Ghalia Indonesia. Jakarta,
1998.
Syafrudin, Ateng. Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan
Bertanggung Jawab. Jurnal Pro Jastisia Edisi IV, Universitas Parahyangan,
Bandung. 2000.
PERATURAN PERUNDANG – UNDANAGAN:
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tenteng Pemerintah
Daerah
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas Jabatan
Pada Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kota Pontianak