Anda di halaman 1dari 23

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

DI SMP NEGERI 1 PEUSANGAN

Laporan
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar Magister Pendidikan

Oleh

NOVIA YUNANDA
1706203010026

MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah utama yang di hadapi bangsa kita, khususnya dalam bidang


pendidikan, diera globalisasi adalah rendahnya tingkat kualitas sumberdaya
manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
adalah pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca. Dari fakta tersebut,
perpustakaan diharapkan sebagai pusat kegiatan pengembangan minat baca dan
kebiasaan membaca. Perpustakaan mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap peningkatan dan pengembangan minat dan kegemaran membaca. Hal ini
dilatari oleh peran dan fungsi perpustakaan sebagai pusat pengembangan minat
baca.
Perkembangan perpustakaan sekolah berbasis teknologi informasi ini tidak
lepas dari kebijakan pemerintah sebagaimana telah diatur dalam UU Nomor 43
Tahun 2007 pasal 23 tentang Perpustakaan Sekolah, bahwa pada ayat 5 dijelaskan,
perpustakaan sekolah/ madrasah mengembangkan layanan perpustakaan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi. Selanjutnya pada ayat 6 dijelaskan bahwa,
sekolah/ madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja
operasional sekolah/ madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan
belanja modal untuk pengembangan sekolah. Dari penjelasan pasal tersebut sudah
jelas bahwa perpustakaan sekolah seharusnya mengalokasikan dana paling sedikit
5% dari anggaran belanja operasional sekolah untuk pengembangan perpustakaan
salah satunya dengan mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
Salah satu jenis perpustakaan yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam kegiatan pelayanannya adalah jenis perpustakaan digital.
Menurut Ismail Fahmi (2004), perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang
terdiri dari perangkat hardware dan software, koleksi elektronik, staf pengelola,
pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan
berbagai jenis teknologi informasi. Dengan sistem digital ini suatu perpustakaan
mempunyai kelebihan dalam menghemat ruangan, akses ganda dalam
menggunakan koleksi, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, koleksi dapat
berbentuk multimedia dan biaya akan lebih murah.
Tujuan membangun sebuah perpustakaan digital dengan semua
kelebihannya, diantaranya adalah: (1) Mudah dan cepat dalam mencari informasi
yang dibutuhkan dan diinginkan, sehingga lebih menghemat waktu dan lebih
efektif dalam memperoleh pengetahuan; (2) Koleksi yang disimpan dalam bentuk
digital/elektronik dapat dirawat jauh lebih lama dibanding sistem penyimpanan
non digital yang banyak dipengaruhi faktor alam, berdampak pada biaya
pengadaan koleksi yang dapat diminimumkan; (3) Perpustakaan digital tidak
memerlukan banyak perangkat, seperti: video player, DVD/VCD player, tape
recorder, microfilm reader, dll, dikarenakan hampir seluruh media koleksi telah
dikonversi dalam bentuk digital yang dapat diakses oleh komputer perpustakaan;
dan (4) Dengan koleksi digital, perpustakaan lebih mudah dalam sharing data atau
informasi kepada pengguna atau mitra kerja lainnya (Sugiharto, 2011).
Dalam hasil observasi yang peneliti laksanakan di perpustakaan digital
SMP Negeri 1 Peusangan pengelolaannya sudah efektif, berikut hasil observasi
yang peneliti laksanakan; (1) perencanaan perpustakaan digital di SMP Negeri 1
Peusangan telah dilaksanakan sejak tahun 2017, pemantapan konsep
dilaksanakan pada tahun 2017 dan perpustakaan diluncurkan pada tahun 2017; (2)
pendanaan disusun sesuai dengan rencana anggaran, pendapatan dan belanja
sekolah (RAPBS) dan rencana anggaran biaya perpustakaan (RABS); (3) asal
dana yang digunakan untuk perpustakaan digital adalah dari bantuan operasional
sekolah (BOS) dan bantuan operasional pendidikan (BOP); (4) bentuk koleksi
yang dapat didigitalkan adalah buku, majalah, jurnal dan koleksi multimedia; (5)
fasilitas yang ada sudah sangat memenuhi kebutuhan dari perpustakaan digital,
mulai dari alat scan, komputer, jaringan internet dan server; (6) keterbatasan
sumber daya manusia yang melakukan pengelolaan perpustakaan digital, (7)
evaluasi dan pemantauan bisa dilakukan oleh pustakawan, guru dan siswa SMP
Negeri 1 Peusangan; (8) hambatan internal adalah keterbatasan sumber daya
manusia; (9) hambatan eksternal adalah gangguan virus yang menyerang koleksi
digital.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusunan mengambil
penelitian dengan judul “Pengelolaan Perpustakaan Digital di SMP Negeri 1
Peusangan.
1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengelolaan perpustakan digital di SMP Negeri 1 Peusangan?

2. Apakah Faktor yang menghambat pengelolaan perpustakan digital di SMP

Negeri 1 Peusangan?

1.2 Tujuan Observasi

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pengelolaan perpustakan digital di SMP Negeri 1

Peusangan.

2. Untuk mengetahui faktor yang menghambat pengelolaan perpustakan digital

di SMP Negeri 1 Peusangan


BAB II

LANDASAN TEORITIS

1.1 Perpustakaan

Perpustakaan atau library didefinisikan sebagai: tempat buku-buku yang


diatur untuk dibaca dan dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan ( The
Oxford English Dictionary). Istilah perpustakaan juga diartikan sebagai: pusat
media, pusat belajar, sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan
pusat rujukan (The American Library Association dalam Mahmudin:2006).
Perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka
secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi
sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan (Darmono, 2: 2001).
Secara lebih umum, Yusuf dan Suhendar (1: 2005) menyatakan bahwa
perpustakaan adalah suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan
penghimpunan, pengelolaan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam
informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti
buku, majalah, surat kabar, film, kaset. Tape recorder, video, komputer, dan lain
lain.
Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga
tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun
bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut
aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap
pemakainya (Sismanto, 2008).
Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam
Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan
salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai
fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional (Rohanda, 2000).
Landasan perlunya perpustakaan mengacu pada: a. Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0103/0/1981 tentang pokok-pokok
kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia.
b. Perpustakan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Naional RI, 2001.
c. Keputusan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor
132/Kep/M.Pan/12/2002, Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. Perpustakaan Nasional RI, 2003.
d. Perpustakaan sekolah: petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara
perpustakaan sekolah oleh Perpustakaan Nasional RI tahun 1992.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007. Tentang
Perpustakaan.
Tugas utama perpustakaan adalah mengumpulkan informasi, mengolah,
menyajikan, dan melayani kebutuhan informasi bagi pemakai perpustakaan. jadi,
perpustakaan berkewajiban mengelola informasi yang dibutuhkan pemakai.
Informasi tersebut berupa koleksi berwujud benda tercetak (seperti buku dan
majalah) atau juga terekam (seperi kaset, CD, film, dan sebagainya).
Secara lebih rinci, Widiasa (2007) menyebutkan tugas pokok
perpustakaan, yaitu (1) menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan
nonbuku sebagai sumber informasi, (2) mengolah dan merawat bahan pustaka,
dan (3) memberikan layanan bahan pustaka. Secara umum, perpustakaan
mengemban beberapa fungsi. Pertama, fungsi informasi, yaitu perpustakaan
menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan cetak, terekam, maupun
koleksi lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah. Kedua,
fungsi pendidikan. Perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan menerapkan tujuan pendidikan. Ketiga, fungsi kebudayaan.
Perpustakaan sebagai sarana peningkatan mutu kehidupan dan menumbuhkan
budaya membaca. Keempat, fungsi rekreasi. Perpustakaan sebagai sarana untuk
pemanfaatan waktu lenggang dengan bacaan yang bersifat rekreatif dan hiburan
yang positif. Kelima, fungsi penelitian. Perpustakaan memiliki koleksi-koleksi
untuk menunjang kegiatan penelitian. Keenam, fungsi deposit. Perpustakaan
berkewajiban menyimpan dan melestarikan karya-karya, baik cetak maupun
noncetak, yang diterbitkan di wilayah Indonesia.
Perpustakaan dikatakan ideal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut: (a) Berani memantapkan keberadaan lembaga perpustakaan sesuai dengan
jenisnya; (b) Selalu meningkatkan mutu melalui pelatihan-pelatihan bagi tenaga
pustakawan; (c) Melakukan promosi dan menyelenggarakan jaringan kerja sama
baik dalam negeri maupun luar negeri; (d) Melakukan upaya-upaya
pengembangan dan pembinaan perpustakaan terus menerus dari segi sistem
menejemen dan teknis operasional.

1.2 Perpustakaan Digital


Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai
layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tesebut
melalui perangkat digital (Sismanto, 2008). Layanan ini diharapkan dapat
mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti
dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat, dan
akurat. Perpustakaan digital itu tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan
sumber-sumber lain dan pelayanan informasinya terbuka bagi pengguna di
seluruh dunia. Koleksi perpustakaan digital tidaklah terbatas pada dokumen
elektronik pengganti bentuk cetak saja, ruang lingkup koleksinya malah sampai
pada artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk tercetak. Koleksi
menekankan pada isi informasi, jenisnya dari dokumen tradisional sampai hasil
penelusuran. Perpustakaan ini melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai
informasi. Semuanya ini demi mendukung manajemen koleksi, menyimpan,
pelayanan bantuan penelusuran informasi.
Lesk (dalam Pendit, 2007) memandang perpustakaan digital secara sangat
umum sebagai semanat-mata kumpulan informasi digital yang tertata. Arms
(dalam Pendit, 2000) memperluas sedikitnya dengan menambahkan bahwa
koleksi tersebut disediakan sebagai jasa dengan memanfaatkan jaringan informasi.
Sismanto (2008) juga mengungkapkan bahwa gagasan perpustakaan
digital ini diikuti Kantor Kementerian Riset dan Teknologi dengan program
Perpustakaan Digital yang diarahkan memberi kemudahan akses dokumentasi
data ilmiah dan teknologi dalam bentuk digital secara terpadu dan lebih dinamis.
Upaya ini dilaksanakan untuk mendokumentasikan berbagai produk intelektual
seperti tesis, disertasi, laporan penelitian, dan juga publikasi kebijakan. Kelompok
sasaran program ini adalah unit dokumentasi dan informasi skala kecil yang ada di
kalangan institusi pemerintah, dan juga difokuskan pada lembaga pemerintah dan
swasta yang mempunyai informasi spesifik seperti kebun raya, kebun binatang,
dan museum.
Perbedaan ”perpustakaan biasa” dengan ”perpustakaan digital” terlihat
pada keberadaan koleksi. Koleksi digital tidak harus berada di sebuah tempat
fisik, sedangkan koleksi biasa terletak pada sebuah tempat yang menetap, yaitu
perpustakaan. Perbedaan kedua terlihat dari konsepnya. Konsep perpustakaan
digital identik dengan internet atau kompoter, sedangkan konsep perpustakaan
biasa adalah buku-buku yang terletak pada suatu tempat. Perbedaan ketiga,
perpustakaan digital bisa dinikmati pengguna dimana saja dan kapan saja,
sedangkan pada perpustakaan biasa pengguna menikmati di perpustakaan dengan
jam-jam yang telah diatur oleh kebijakan organisasi perpusakaan.

1.3 Dasar Pemikiran Perpustakaan Digital


Ada beberapa hal yang mendasari pemikiran tentang perlunya
dilakukannya digitasi perpustakaan adalah sebagai berikut:
a) Perkembangan teknologi informasi di Komputer semakin membuka peluang-
peluang baru bagi pengembangan teknologi informasi perpustakaan yang murah
dan mudah diimplementasikan oleh perpustakaan di Indonesia. Oleh karena itu,
saat ini teknologi informasi sudah menjadi keharusan bagi perpustakaan di
Indonesia, terlebih untuk mengahadapi tuntutan kebutuhan bangsa Indonesia
sebuah masyarakat yang berbasis pengetahuan - terhadap informasi di masa
mendatang.
b) Perpustakaan sebagai lembaga edukatif, informatif, preservatif dan rekreatif
yang diterjemahkan sebagai bagian aktifitas ilmiah, tempat penelitian, tempat
pencarian data/informasi yang otentik, tempat menyimpan, tempat
penyelenggaraan seminar dan diskusi ilmiah, tempat rekreasi edukatif, dan
kontemplatif bagi masyarakat luas. Maka perlu didukung dengan sistem teknologi
informasi masa kini dan masa yang akan datang yang sesuai kebutuhan untuk
mengakomodir aktifitas tersebut, sehingga informasi dari seluruh koleksi yang ada
dapat diakses oleh berbagai pihak yang membutuhkannya dari dalam maupun luar
negeri.
c) Dengan fasilitas digitasi perpustakaan, maka koleksi-koleksi yang ada dapat
dibaca/dimanfaatkan oleh masyarakat luas baik di Indonesia, maupun dunia
internasional.
d) Volume pekerjaan perpustakaan yang akan mengelola puluhan ribu hingga
ratusan ribu, bahkan bisa jutaan koleksi, dengan layanan mencakup masyarakat
sekolah (peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat luas), sehingga perlu
didukung dengan sistem otomasi yang futuristik (punya jangkauan kedepan),
sehingga selalu dapat mempertahanan layanan yang prima.
e) Saat ini sudah banyak perpustakaan, khususnya di perguruan tinggi dengan
kemampuan dan inisiatifnya sendiri telah merintis pengembangan teknologi
informasi dengan mendigitasi perpustakaan (digital library) dan library
automation yang saat ini sudah mampu membuat Jaringan Perpustakaan Digital
Nasional (Indonesian Digital Library Network).
f) Awal adanya perpustakaan digital di Indonesia adalah eksperimen sekelompok
orang di perpustakaan pusat Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka
memprakarsai Jaringan Perpustakaan Digital Indonesia bekerja sama dengan
Computer Network Research Group (CNRG) dan Knowledge Management
Research Group (KMRG). Proyek ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan tinggi, menumbuhkan semangat berbagi pengetahuan antar pendidikan
tinggi dan lembaga penelitian melalui pengembangan jaringan nasional
perpustakaan. Proyek kecil ini kemudian mendapat sambutan positif dari berbagai
pihak sehingga marak. Perpustakaan yang beralamat di www.indonesiadln.org itu
melibatkan seratus lembaga lebih untuk menjadi mitra dalam penyebaran
pengetahuan berupa koleksi file digital melalui jaringan internet. Para anggota, di
antaranya Litbang Depkes, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),
Magister Manajemen (MM ITB), Institut Agama Islam Negeri (IAIN),
Universitas Cendrawasih (Uncen), Papua, Universitas Tadulako (Untan), Sulawesi
Tengah, dan Universitas Yarsi, Jakarta, aktif melakukan tukar-menukar data.
1.4 Keunggulan dan Kelemahan Perpustakaan Digital
Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa
menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun.
2. akses yang mudah. Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding
dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu
dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama.
3. murah (cost efective). Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya.
Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan
membeli buku.
4. mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih “aman”,
sehingga tidak akan mudah untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi
perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa
dibaca oleh pengguna, tanpa bisamengeditnya.
5. publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-
karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan
internet.

Selain keunggulan, perpustakaan digital juga memiliki kelemahan.


1. Tidak semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya,
pengarang akan berpikirpikir tentang royalti yang akan diterima bila
karyanya didigitalkan.
2. masih banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi,
bila perpustakaan digital ini dikembangkan dalam perpustakaan di
pedesaan.
3. masih sedikit pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara
mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh sosialisasi dan
penyuluhan tentang perpustakaan digital.
1.5 Proses Perpustakaan Digital
Suryandari (2007) mengungkapkan proses digitalisasi yang dibedakan
menjadi tiga
kegiatan utama, yaitu:
a) Scanning, yaitu proses memindai (men-scan) dokumen dalam bentuk cetak dan
mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan dalam
contoh ini adalah berkas PDF.
b) Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara
memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan
sebagainya. Kebijakan mengenai hal-hal apa saja yang perlu diedit dan
dilingdungi di dalam berkas tersebut disesuaikan dengan kebijakan yang telah
ditetapkan perpustakaan.
Proses OCR (Optical Character Recognition) dikategorikan pula ke dalam pross
editing. OCR adalah sebuah proses yang mengubah gambar menjadi teks. Sebagai
contoh, jika kita memindai sebuah halaman abstrak tesis, maka akan dihasilkan
sebuah berkas PDF dalam bentuk gambar. Artinya, berkas tersebut tidak dapat
dioleh dengan program pengolahan kata.
c) Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas
dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah berkas PDF
yang berisi full text karya akhir dari mulai halaman judul hingga lampiran, yang
telah melalui proses editing.
Di bagian akhir, ada dua buah server. Server pertama yaitu sebuah server
yang berhubungan dengan intranet, berisi seluruh metadata dan full text karya
akhir yang dapat diakses oleh seluruh pengguna di dalam Local Area Network
(LAN) perpustakaan yang bersangkutan. Sedangkan server kedua adalah sebuah
server yang terhubung ke internet, berisi metadata dan abstrak karya tersebut.
Pemisahan kedua server ini bertujuan untuk keamanan data. Dengan demikian,
full tekt sebuah karya hanya dapat diakses dari LAN, sedangkan melalui internet,
sebuah karya hanya dapat diakses abstraknya saja.
1.6 Infrastruktur Perpustakaan Digital
Berikut ini akan dijelaskan beberapa infrastruktur perpustakaan digital.
Kebutuhan dalam perpustakaan digital adalah perangkat keras, perangkat lunak,
dan jaringan komputer sebagai elemen-elemen penting infrastruktur sebuah
perpustakaan digital. Perangkat utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital
adalah komputer personal (PC), internet (inter-networking), dan world wide web
(WWW). Ketiga hal tersebut memungkinkan adanya perpustakaan digital.
Perpustakaan digital juga memerlukan sistem informasi. Sucahyo dan
Ruldeviyani (2007) mengungkapkan bahwa ada tiga elemen penting yang
diperlukan dalam pengembangan sistem informasi, yaitu pernagkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), dan manusia (brainware).
Perangkat keras yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Web server,
yaitu server yang akan melayani permintaan-permintaan layanan web page dari
para pengguna internet; (2) Database server, yaitu jantung sebuah perpustakaan
digital karena di sinilah keseluruhan koleksi disimpan; (3) FTP server, yaitu untuk
melakukan kirim/terima berkas melalui jaringan komputer; (4) Mail server, yaitu
server yang melayani segala sesuatu yang berhubungan dengan surat elektronik
(e-mail); (5) Printer server, yaitu untuk menerima permintaan-permintaan
pencetakan, mengatur antriannya, dan memprosesnya; (6) Proxy server, yaitu
untuk pengaturan keamanan penggunaan internet dari pemakaipemakai yang tidak
berhak dan juga dapat digunakan untuk membatasi ke situs-situs yang tidak
diperkenankan.
Perangkat lunak yang paling banyak digunakan adalah Apache yang
bersifat open source (bebas terbuka-gratis). Untuk yang mengunakan Microsoft,
terdapat perangkat lunak untuk web server yaitu IIS (Internet Information
Sevices).
Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam sistem informasi ini adalah
(1) Database Administrator, yaitu penanggungjawab kelancaran basis data, (2)
Network Administrator, yaitu penanggungjawab kelancaran operasional jaringan
komputer, (3) System Administrator, yaitu penanggungjawab siapa saja yang
berhak mengakses sistem, (4) Web Master, yaitu penjaga agar website beserta
seluruh halaman yang ada di dalamnya tetap beroperasi sehingga bisa diakses oleh
pengguna, dan (5) Web Designer, yaitu penanggungjawab rancangan tampilan
website sekaligus mengatus isi website.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Peusangan. Waktu
penelitian pada bulan Oktober 2018.

3.3 Target/Subjek Penelitian


Subjek penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah terdiri dari orang-
orang yang terlibat langsung dan benar-benar memahami tentang pengelolaan
perpustakaan digital di SMP Negeri 1 Peusangan, yaitu kepala perpustakaan SMP
Negeri 1 Peusangan dan pegawai TI sekolah.

3.4 Prosedur
Prosedur pengambilan subyek penelitian yang terpenting adalah
bagaimana menentukan informasi kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu
yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian (Burhan Bungin, 2009: 53).

3.5 Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan


Data
Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data dalam penelitian
ini menggunakan wawancara semi tersetruktur yang terdiri dari 7aspek, yaitu
perencanaan perpustakaan digital, pendanaan dan anggaran perpustakaan digital,
pengelolaan koleksi digital, pengelolaan fasilitas, pengelolaan sumber daya
manusia, pemantauan dan evaluasi kinerja, hambatan dalam pengelolaan
perpustakaan digital dan upaya mengatasi hambatan tersebut.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dengan tiga
metode yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

3.6 Teknik Analisis Data


Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis data. Penelitian ini menggunakan analisis data berdasarkan
model analisa interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono
2011: 246). Analisis pada model ini terdiri dari empat komponen yang saling
berinteraksi, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam latar belakang mengenai perpustakaan digital adalah untuk


memenuhi kebutuhan siswa dalam hal koleksi digital, karena koleksi perpustakaan
konvensional dirasa masih kurang sebagai pedoman pembelajaran.
Ditambahkan lagi dalam dokumentasi yang diperoleh peneliti adalah (1)
tuntutan siswa dan kebutuhan Informasi yang banyak membutuhkan ketersediaan
referensi yang representatif dan proporsional, (2) kebutuhan referensi tinggi tetapi
ketersediaan akses referensi terbatas dan kurang proporsional bila dibandingkan
dengan kuantitas siswa, (3) keterbatasan akses referensi menyebabkan
kekecewaan yang berujung kemalasan mengerjakan tugas atau rendahnya kualitas
hasil tugas/hasil belajar, (4) tidak terdokumentasi dengan baik karya siswa,guru
dalam bentuk file document sehingga karya tidak bias bermanfaat bagi adik kelas
atau orang lain.
Mengenai kebijakan yang mendasari penerapan perpustakaan digital di
SMP Negeri 1 Peusangan semuanya atas inisiatif dari kepala perpustakaan yang
terdahulu yaitu bapak Arsidi, MIP. Beliau memberikan solusi dengan penerapan
perpustakaan digital kita harus mengakui dengan jujur bahwa perpustakaan SMP
Negeri 1 Peusangan sudah mulai “mengarah” kea rah perpustakaan digital dengan
system E-Learning yang telah dimiliki SMP Negeri 1 Peusangan.
Perpustakaan digital mereposisi peran faktor where, when, who dan how
dengan memiliki karakteristik tidak butuh kertas dan tinta serta dapat online dan
buka 24 jam.
Tujuan yang akan dicapai dari perpustakaan digital ini adalah melengkapi
koleksi digital agar memudahkan siswa dalam menemukan buku pedoman untk
membantu kegiatan belajar mengajar dan membantu proses pembelajaran E-
Learning yang sudah diterapkan terlebih dahulu di SMP Negeri 1 Peusangan.
Ditambahkan lagi menurut dokumentasi yang peneliti dapat tujuan yang
akan dicapai adalah (1) menjadikan perpustakaan sebagai pusat penunjang proses
belajar mengajar di Sekolah melalui pelayanan dan teknologi, (2) memanfaatkan
penggunaan teknologi informasi dalam pengembangan perpustakaan, (3)
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat memberikan
pelayanan secara optimal
BAB V

RENCANA PENGEMBANGAN INOVASI

5.1. Perencanaan Perpustakaan Digital


Dalam perencanaan perpustakaan digital di SMP Negeri 1 Peusangan
terdapat beberapa hal yang meliputi: kapan perpustakaan digital diterapkan di
SMP Negeri 1 Peusangan, latar belakang diterapkannya, kebijakan mengenai
penyelenggaraan, tujuan yang akan dicapai, siapa saja yang terlibat, apa yang
termuat dalam penyusunan program kerja, kontribusi guru dan siswa dalam
masukan program kerja dan program kerja yang telah dicapai. Berikut merupakan
pembahasan tentang perencanaan perpustakaan digital di SMP Negeri 1
Peusangan.
Kontribusi guru sebenarnya sangatlah penting karena dengan perpustakaan
digital makan guru akan lebih dimudahkan untuk memeberi bahan belajar dan
mengajar. Untuk saat ini memang guru yang turut serta dalam pengadaan atau
hanya member masukan sangat terbatas, tapi semakin tahun guru memeberikan
kontribusi terhadap perpustakaan digital diharapkan semakin bertambah dan dapat
memperkuat perpustakaan digital dalam kelengkapan konten digital sebagai
pedoman pembelajaran di SMP Negeri 1 Peusangan.

5.2 Pendanaan dan Anggaran Perpustakaan Digital


Penyusunan anggaran yang digunakan untuk biaya operasional
perpustakaan digital adalah sesuai dengan Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah
(RAPS) dan Rencana Anggaran Perpustakaan (RAP) yang di anggarkan di awal
tahun ajaran.
Dana yang digunakan untuk pembangunan perpustakaan digital ini adalah
dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional
Pendidikan (BOP). Penggunaan dana tersebut di alokasikan untuk membeli
software digital library (sistem ibra) , pembelian domain dan host untuk website
perpustakaan digital, pembelian unit komputer beserta server yang digunakan
untuk menyimpan data-data seperti buku, jurnal dan majalah, pengadaan jaringan
internet, pengadaan buku, jurnal dan majalah dalam bentuk koleksi digital dan
pelatihan perpustakaan digital untuk petugas perpustakaan.
Dana perpustakaan digital untuk saat ini sangatlah mencukupi karena hanya
digunakan untuk membayar domain dan host selama 1 tahun, jaringan internet
selama 1 tahun dan jika perlu untuk memperbarui konten digital beserta server
penyimpanan yang lebih besar. Pada awalnya perpustakaan digital di SMP N 1
Peusangan memang butuh dana yang cukup besar, yang paling besar yaitu untuk
membeli software yang digunakan untuk sistem perpustakaan digital yang tetap
digunakan hingga saat ini, jadi belum ada anggaran untuk pembelian software
yang terbaru, karena software yang lama masih berjalan dengan lancer bahkan
tidak ada gangguan yang berarti.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
6.1.1 Proses Pengelolaan
Pengelolaan perpustakaan digital di SMP Negeri 1 Peusangan dapat dinilai
efektif dalam perencanaan, pendanaan dan anggaran, pengelolaan koleksi digital,
pengelolaan fasilitas serta pemantauan dan evaluasi. Walaupun ada pula yang
belum efektif yaitu pengelolaan sumber daya manusia. Dalam perencanaan
perpustakaan digital terlihat antusias kepala perpustakaan SMP Negeri 1
Peusangan dalam merencanakan perpustakaan digital yang akan digunakan untuk
memperkuat pembelajaran E-Learning. Dari segi pendanaan dan anggaran
kefektifan terlihat dari segi pembelanjaan anggaran yang digunakan untuk
melengkapi fasilitas pendukung perpustakaan digital. Koleksi yang tersedia juga
telah lengkap mencakup buku-buku, majalah dan jurnal, hanya saja koleksi
multimedia yang berbentuk video dan foto untuk saat ini masih belum lengkap.
Fasilitas yang tersedia juga sudah sangat memadahi meliputi komputer, scanner,
server dan jaringan internet. Kefektifan yang terakhir terlihat dalam pemantauan
dan evaluasi kinerja yang dilakukan petugas yang berhubungan dengan
ketersediaan konten yang ada di perpustakaan digital.
Sedangkan ketidak efektifan dalam proses pengelolaan terletak pada
pengelolaan sumber daya manusia, hal ini terjadi karena hanya terdapat 1 petugas
yang mengurusi perpustakaan digital, mulai dari pengadaan, pengecekan dan
perawatan fasilitas.
6.1.2. Faktor Hambatan Pengelolaan
Terdapat 2 hambatan yang terjadi di perpustakaan digital SMP Negeri 1
Peusangan; (1) hambatan internal yang terjadi adalah keterbatasan sumber daya
manusia yang mengelola perpustakaan digital di SMP Negeri 1 Peusangan; (2)
hambatan eksternal yang terjadi adalah gangguan virus yang menyerang koleksi
digital yang membuat file digital tersebut itu rusak bahkan hilang tanpa bekas.
6.1.3. Upaya Mengatasi Hambatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan internal adalah dengan
membuat tim perpustakaan digital yang bertugas untuk mengelola konten,
anggotanya adalah karyawan sekolah yang mempunyai kelebihan dalam bidang
teknologi, informasi, koordinasi, evaluasi dan perbaikan. Sedangkan upaya yang
dilakukan untuk mengatasi hambatan eksternal yang terjadi adalah dengan
sesering mungkin membackup data agar jika terkena virus masih mempunyai
salinan data yang terserang dan kemudian sesering mungkin melakukan
pengecekan agar virus tidak menyerang ke bagian lain selain file, misalkan sistem
ibra yang dipakai perpustakaan digital.

6.2 Saran
1. Dengan kondisi pengelolaan sumber daya manusia yang ada di perpustakaan
digital SMP Negeri 1 Peusangan masih belum maksimal, maka diharapkan
perpustakaan digital SMP Negeri 1 Peusangan untuk menambah sumber daya
manusia yang bertugas untuk mengelola perpustakaan digital agar layanan
perpustakan digital mejadi lebih maju untuk kedepannya.
2. Diharapkan pelestarian atau bentuk promosi penggunaan perpustakaan digital
lebih di maksimalkan dengan cara melakukan pendekatan kepada siswa dan guru
SMP Negeri 1 Peusangan agar lebih sering mengakses perpustakaan digital
sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara pengelola dengan
siswa dan guru.
DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin. (2009). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Darmono. 2007. Menjadi Pintar: Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar


Siswa.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press).

Mahmudin. 2006. Pengantar Ilmu Perpustakaan, (online),


http://www.ipi.or.id/unpas/materio-07-06-unpas-rev.doc, diakses 21 Desember
2008.

Ismail Fahmi. (2004). Inovasi Jaringan Perpustakaan Digital: Network of


Networks (NeONs). Makalah Seminar dan Workshop Sehari Perpustakaan dan
Informasi Universitas Muhammadiyah Malang 04 Oktober 2004.

Pendit, Putu Laxman (Ed.). 2007. Perpustakaan Digital: Sebuah Impian dan
Kerja
Bersama. Jakarta: Sagung Seto.

Pemerintah Republik Indonesia.(2007). Undang- Undang Republik Indonesia No.


43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta.

Rohanda. 2000. Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah.


http://www.ipi.or.id/Rohanda.doc, diakses 21 Desember 2008.
Sismanto. 2008. Manajemen Perpustakaan Digital.

Sugiharto. (2011). Perpustakaan Digital: Suatu Wacana Mengembangkan


Perpustakaan Masa Depan di Indonesia. Diakses dari
http://www.pdii.lipi.go.id/read/ data/2018/11/Sugiharto- Perpustakaan-
Digital.pdf. Pada tanggal 18 Oktober r 2018, Jam 15.55 WIB.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Suryandari, Ari (Ed.). 2007. Aspek Manajemen Perpustakaan Digital. Jakarta: CV


Sagung
Seto.

Widiasa, I Ketut. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan


Sekolah: Kajian,
Metode, Praktik, dan Evaluasi Perpustakaan Sekolah. Tahun 1, Nomor 1, April
2007.
Hal. 8-18.
LAMPIRAN

Perpustakaan SMP Negeri 1 Peusangan

Anda mungkin juga menyukai