Anda di halaman 1dari 9

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI

MELALUI PERPUSTAKAAN
Eka Sri Wahyuningsih
BPTP Yogyakarta
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perpustakaan sebagai sumber informasi adalah gudang buku tempat untuk membaca
dan mencari referensi bahan bacaan. Perpustakaan merupakan tempat pelestarian
kekayaan budaya bangsa yang memuat berbagai macam koleksi berupa karya tulis,
karya cetak dan atau karya rekam. Dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan
bangsa dan memberdayakan masyarakat di antaranya perlu ditumbuhkan budaya
gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan.
Perpustakaan mempunyai peran penting dalam mencerdaskan anak bangsa agar
menjadi semakin cerdas dan berwawasan luas yang selalu ingin menambah
pengetahuan dan informasinya melalui membaca koleksi-koleksi yang ada
diperpustakaan.
Seiring peradapan jaman dan perkembangan teknologi informasi dan komunika,
paradigm perpustakaan pun ikut menyesuaikan. Peran perpustakaan saat ini adalah
bagaimana melakukan transfer of knowledge (transformasi pengetahuan) dengan
memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat, tanpa meninggalkan peran
alami perpustakaan sebagai penghimpun karya cetak dan karya rekam manusia.
Membaca merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi secara tertulis,
mengenai apa yang perlu kita dapatkan. Membaca merupakan gudang ilmu. Dengan
membaca akan memperkaya pengetahuan kita. Baik itu informasi dari dalam ataupun
luar negeri, baik yang berupa bacaan umum ataupun khusus (penelitian). Menurut data
UNESCO yang dikutip Utara Times dari laman resmi Kominfo, UNESCO menyebutkan
bahwa Indonesia masuk dalam urutan kedua di dunia dengan minta baca paling rendah.
Dari data tersebut dapat diartikan bahwa hanya ada 1 orang diantara sekian banyak
masyarakat Indonesia yang rajin membaca. Hal ini sangat bertolak belakang dengan
fakta bahwa masyarakat lebih aktif menggunakan Gadget di media sosial daripada
membaca buku. Fakta ini dibeberkan Kominfo pada tahun 2017 lalu. Indonesia ada
diurutan kelima pengguna gadget terbanyak di dunia, sebanyak 60 juta penduduk
memiliki gadget.
Beberapa pihak yang terlihat dalam meningkatkan minat baca masyarakat yakni
keluarga, guru/dosen, pemerintah, perpustakaan, pustakawan dan masyarakat. Selain
perpustakaan peran penting pemerintah sebagai pengambil kebijakan diharapkan bisa
mewujudkan masyarakat yang gemar membaca. Untuk mewujudkan bangsa yang maju
dimulai dengan masyarakat yang gemar akan membaca dan bisa meluangkan waktunya
untuk membaca, seperti di Negara Jepang, dimana masyarakat Jepang mempunyai
waktu dalam sehari untuk menyempatkan waktu untuk membaca.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan perpustakaan
1.2.2 Apa saja komponen perpustakaan
1.2.2 Apa saja yang mempengaruhi menurunnya minat membaca
1.2.3 Apa peran perpustakaan untuk meningkatkan minat baca

2. PEMBAHASAN
2.1 Arti Perpustakaan
Di Indonesia, berdasarkan SK Menpan No. 132 tahun 2003 dinyatakan bahwa
perpustakaan itu adalah: “unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan
khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya terdiri dari 1000 judul dari
berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang bersangkutan dan
dikelola menurut sistem tertentu”.(Rachman Hermawan, 2006,12). Perpustakaan berasal
dari kata pustaka, dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti kitab atau
buku. Banyak orang mengartikan perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi rak
buku-buku yang bisa di baca di tempat ataupun dipinjamkan dan ada petugas yang
mengelolanya. Pengertian yang lebih umum dan luas tentang perpustakaan yaitu
mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung tersendiri, yang
berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah untuk
dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca. Perpustakaan
dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana, seperti ruang baca, rak buku, rak
majalah, meja-kursi baca, kartu-kartu katalog, sistem pengelolaan tertentu, dan
ditempatkan karyawan atau petugas yang melaksanakan kegiatan perpustakaan agar
semuanya dapat berjalan sebagaimana mestinya (Sutarno, 2006, 10).
2.2. Komponen Perpustakaan
Komponen yang ada di Perpustakaan adalah :
1. Koleksi perpustakaan, meliputi : buku, jurnal, majalah, surat kabar dan bahan-bahan
tercetak maupun karya rekam.
Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak
dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang memiliki nilai pendidikan yang
dihimpun, diolah, dan dilayankan. Koleksi tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pemustaka.
2. Pustakawan atau Pengelola Perpustakaan
Pustakawan ataupun pengelola perpustakaan berpenting dalam berdirinya
perpustakaan. Pustakawan ataupun pengelola perpustakaan adalah orang yang
diberikan tanggung jawab dalam mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mencarikan
referensi ataupun informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka. Bersikap ramah, murah
senyum, dan menyapa kepada pemustaka. Pustakawan ataupun pengelola
perpustakaan mampu memberikan informasi yang efektif dalam melayani pemustaka
sebagaimana informasi yang dibutuhkan pemustaka ataupun sesuai dengan topic
yang diinginkan oleh pemustaka. Melakukan upaya-upaya perekaman informasi,
termasuk upaya digitalisasi informasi ataupun literatur, agar dapat diakses secara
online dan luas oleh masyarakat pengguna tanpa batas ruang dan waktu.
Pustakawan sebagai ujung tombak bagi pelayanan pengguna perpustakaan dan
peran masyarakat sebagai tempat tumbuh kembangnya minat baca bagi seseorang.
Meningkatkan kompetensi pustakawan dengan mengikuti diklat ataupun bimbingan
teknis terkait pengembangan perpustakaan. Sehingga pustakawan lebih kreatif dan
inovatif dalam melakukan pelayanan terhadap pengguna dengan menggunakan
teknologi.
3. Sarana Prasarana
Untuk melakukan aktifitas di perpustakaan dibutuhkan sarana dan prasarana untuk
menunjang kinerja pustakawan ataupun pengelola perpustakaan. Sarana dan
prasarana yang dimaksud meliputi gedung ataupun ruang beserta kelengkapan-
kelengkapan atau perabot-perabot yang berhubungan dengan perpustakaan.
Dibutuhkan ruangan yang tenang untuk membaca, sirkulasi udara yang bagus karena
perpustakaan menyimpan koleksi buku –buku dan pencahayaan yang baik. Dalam
era teknologi ini dibutuhkan perangkat komputer yang memadai dalam menunjang
tugas pustakawan ataupun pengelola perpustakaan. Dibutuhkan perabot-perabot
perpustakaan seperti rak buku, almari ataupun untuk sudut-sudut tempat untuk
menyimpat leaflet sehingga bisa menarik pemustaka untuk mengunjungi
perpustakaan.
4. Sistem Pelayanan
Kegiatan pelayanan kepada pemustaka merupakan pelayanan yang diberikan oleh
pustakawan suatu perpustakaan untuk menyebarkan informasi dan pemanfaatan
koleksi. Pelayanan dalam perpustakaan ada 2 jenis yaitu pelayanan teknis dan
pelayanan pengguna. Pelayanan teknis berhubungan dengan kegiatan pengadaan,
pengolahan dan perawatan/pelestarian koleksi. Pelayanan pengguna berhubungan
dengan kegiatan pelayanan jasa kepada pemustaka, baik yang berkaitan dengan
peminjaman, pengembalian dan pemenuhan informasi pemustaka.
2.3. Faktor yang mempengaruhi minat baca
Rendahnya tingkat baca di masyarakat sekarang ini akan berdampak buruk pada
kualitas pendidikan suatu bangsa. Rendahnya kualitas pendidikan berimplikasi pada
kemampuan sumber daya dalam mengelola masa depan. Apalagi dimasa pandemik
sekarang ini masyarakat atau anak anak sekolah lebih banyak menghabiskan waktunya
dengan bermain games ataupun berselancar di dunia maya untuk hal-hal yang kurang
efektif. Jika masyarakat memiliki tingkat baca yang baik artinya mereka akan terbuka
dengan dunia luar, mengikuti perkembangan arus informasi yang mutakhir. Menciptakan
generasi yang tidak malas untuk berpikir, karena jika dibiarkan maka anak –anak jaman
sekarang yang sudah kecanduan games, akan malas untuk berpikir kritis, malas
bergerak, sehari-hari hanya didepan HP ataupun laptop. Untuk itu perlu dukungan dari
beberapa pihak untuk meningkatkan minat baca masyarakat sekarang ini, baik dari
kesadaran diri sendiri, keluarga, lingkungan dan juga pemerintah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca di masyarakat antara lain:
1. Kurangnya kesadaran
Banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran terhadap diri sendiri untuk
meluangkan waktu untuk membaca, misalnya koran, majalah ataupun novel. Dengan
membaca akan menambah wawasan, pengetahuan dan informasi, menambah
kosakata ataupun perbendaharaan kata dan membuat kita tidak cepat pikun. Selain
itu kebiasaan masyarakat Indonesia yang sudah turun temurun suka bercerita,
membuat generasi sekarang ini juga lebih banyak bercerita ataupun mendongeng
daripada membaca ataupun menulis. Di jaman sekarang ini membaca merupakan hal
yang mahal untuk dilakukan karena mereka lebih tertarik untuk mencari hiburan
melalui internet seperti HP ataupun TV. Di era sekarang ini dengan kemajuan
teknologi dan informasi masyarakat dengan bebas bisa mengakses apapun melalui
HP, laptop ataupun televisi, tapi sangat disayangkan masyarakat tidak menggunakan
teknologi untuk memperkaya diri dan membekali diri dengan berbagai informasi
mutakhir saat ini. Hanya hiburan yang dan games yang mereka manfaatkan dari
teknologi. Banyak acara televise sekarang yang tidak mendidik, tapi masyarakat kita
sangat menikmati akan hal itu.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi minat baca seseorang. Jika kita tinggal
dilingkungan dengan membaca merupakan suatu kebiasaan, akan menciptakan
generasi yang lebih terbuka bahwa membaca adalah sebuah kebiasaan. Akan
menjadikan bangsa lebih maju, karena melahirkan genarasi yang berkualitas, karena
dengan membaca bisa mencerdaskan suatu bangsa.
Dalam keluarga, orang tua berperan penting dalam mengajarkan ke anak-anaknya
untuk bisa meluangkan waktu membeli buku, novel, majalah ataupun komik dalam
setiap bulannya, sehingga anak mempunyai waktu untuk membacanya. Disekolah
guru bisa mengajarkan murid-muridnya untuk lebih banyak membaca dan menulis.,
untuk memperkaya pengetahuan anak didiknya. Di Kampus, bagi dosen bisa
memberikan tugas seperti makalah atau paper dengan menyertakan banyak
referensi, sehingga mahasiswa akan mengunjungi perpustakaan kampus untuk
menyelesaikan tugasnya. Selain itu dosen bisa mensyaratkan bagi mahasiswanya
yang sedang menyelesaikan tugas akhir untuk menyertakan e- jurnal baik nasional
ataupun internasional yang telah terakreditasi, sehingga mahasiswa akan berkunjung
ke perpustakaan untuk mendapatkan jurnal tersebut yang dibantu oleh pustakawan
dalam penelusuran informasi tersebut, baik yang berupa e-jurnal atau e-book.
Kita bisa mencontoh negara Jepang membaca merupakan suatu kebiasaan yang
tidak bisa ditinggalkan, masyarakat sudah terbiasa membawa buku, novel ataupun
komik dalam setiap keseharian mereka. Dan memberikan waktu untuk membaca baik
itu sambil menunggu kereta, waktu kosong di sekolah.
3. Kurangnya fasilitas
Terbatasnya fasilitas membuat masyarakat enggan untuk mencari bahan bacaan,
baik itu berupa taman bacaan ataupun perpustakaan. Perpustakaan yang tidak
tersebar diseluruh daerah, membuat masyarakat susah dalam memperkaya diri dan
mencari informasi dari bahan bacaan. Minimnya pengetahuan masyarakat akan
manfaat perpustakaan. Selain perpustakaan yang belum menyebar ke seluruh
pelosok negeri, minimnya koleksi bahan bacaan yang ada diperpustakaan juga
membuat masyarakat malas untuk berkunjung ke perpustakaan. Terbatasnya tenaga
perpustakaan ataupun pustakawan yang memberikan pelayanan kepada pemustaka.
Pemerintah diharapkan bisa menambah perpustakaan sampai ke pelosok daerah
agar masyarakat bisa memperoleh informasi dan memanfatakan teknologi yang ada
melalui perpustakaan.
2.4. Peran perpustakaan untuk meningkatkan minat baca
Dalam rangka menumbuhkan minat baca masyarakat dibutuhkan peran perpustakaan
dan koleksi bahan bacaan. Perpustakaan juga tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa
adanya masyakat. Perpustakaan melakukan kegiatan mengadakan bahan bacaan,
mengolah, mengumpulkan, melakukan pelestarian ataupun perawatan dan
mendistribusikan kepada pengguna/pemustaka. Di Indonesia sendiri sudah ada
perpustakaan umum dan khusus. Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang
terbuka untuk umum dan menyediakan bahan bacaan yang bersifat umum,
perpustakaan khusus biasanya berada di kementerian atau lembaga yang menyediakan
koleksi hasil dari penelitian atau kegiatan instansi tersebut. Masyarakat bisa
memanfaatkan perpustakaan untuk mencari informasi ataupun untuk menambah
wawasan dengan mengunjungi perpustakaan.
Menciptakan suasana dan ruang perpustakaan yang menarik, dengan adanya beragam
koleksi baik itu berupa buku ataupun non book (film, cd, kaset, piringan hitam). Generasi
sekarang ini lebih tertarik mendapatkan informasi menggunakan teknologi dibandingkan
dengan koleksi yang berbentuk buku. Untuk itu pustakawan juga dituntut kreatif dan
inovatif dalam mengembangkan koleksinya. Sehingga pengguna/pemustaka bisa lebih
nyaman dam menikmati ketika berada dalam perpustakaan.
Untuk memasyarakatkan gerakan membaca perpustakaan dapat melakukan promosi
dan kerjasama ataupun membangun jejaring sesama perpustakaan.
Dalam strategi transformasi layanan, perpustakaan mendesain perpustakaan dan
koleksinya untuk dimanfaatkan masyarakat seoptimal mungkin. Dimasa pandemik covid
-19 dimana banyak masyarakat terdampak secara ekonomi, program transformasi
layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial justru menjadi solusi atas persoalan
kesejahteraan yang dialami masyarakat. Disini masyarakat diajak untuk sama-sama
berpikir kreatif, inovatif, berbagi pengalaman, berkreasi menciptakan produk yang
bernilai, memiliki jiwa berwirausaha dan berlatih keterampilan sehingga bisa berdaya
meski di tengah kondisi pandemik.
3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau
gedung tersendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian
rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan
oleh pembaca. Untuk membuat perpustakaan menjadi menarik dikunjungi oleh
pengguna, perpustakaan harus menyiapkan berbagai macam koleksi bahan bacaan
yang beragam, tidak selalu dalam baik dalam bentuk buku maupun non book (film,
kaset, cd, piringan hitam). Di jaman globalisasi ini teknologi makin berkembang dengan
cepatnya masyarakat lebih banyak mencari informasi secara online melalui HP ataupun
laptop, sejalan dengan hal itu pustakawan dapat melakukan upaya-upaya perekaman
informasi, termasuk upaya digitalisasi informasi ataupun literatur, agar dapat diakses
secara online dan luas oleh masyarakat pengguna tanpa batas ruang dan waktu.
Strategi perpustakaan dalam memberikan layanan ke masyarakat/pengguna melalui
program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadi solusi atas
persoalan kesejahteraan yang dialami masyarakat. Disini masyarakat diajak untuk
sama-sama berpikir kreatif, inovatif, berbagi pengalaman, berkreasi menciptakan produk
yang bernilai, memiliki jiwa berwirausaha dan berlatih keterampilan sehingga bisa
berdaya meski di tengah kondisi pandemik.
Menumbuhkan minat membaca mulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, sekolah,
kampus maupun di kantor. Menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan dalam
sehari-hari.
Dengan membaca akan menjadikan bangsa menjadi maju. Budaya membaca akan
menumbuhkan budaya literasi. Dengan membaca akan membuat seseorang menjadi
lebih berpikir kritis, inovatif dan kreatif.
3.2. Saran
Untuk meningkatkan minat membaca masyarakat, maka saran penulis yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Perpustakaan melakukan promosi agar lebih bisa dikenal masyarakat luas sebagai
upaya untuk memberikan dorongan, penggalakkan atau untuk bantuan memajukan
perpustakaan,
2. Membangun jejaring sesama perpustakaan,
3. Meningkatkan kemampuan pustakawan/pengelola pustakawan yang berhubungan
dengan smart library sehingga bisa melakukan layanan perpustakaan dengan
efektif, efisien,inovatif dan kreatif, sehingga bisa memberikan informasi atau literatur
sesuai dengan topik yang di cari oleh pemustaka
4. Membuat kurikulum sekolah agar anak lebih banyak mencari literature, sehingga
siswa/mahasiswa akan lebih banyak waktu untuk membaca
5. Mengajarkan anak sejak dini untuk membaca, baik berupa buku bergambar ataupun
buku cerita,
6. Pemerintah ikut berperan aktif dalam memperluas adanya perpustakaan sampai ke
seluruh daerah, sehingga budaya membaca masyarakat bisa meningkat untuk
mencerdaskan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Sutarno, 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto

Rachman Hermawan, 2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto

Hartono, 2016. Manajemen Sumber Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Calpulis

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Deiksis/article/viewFile/514/792

https://www.researchgate.net/publication/271204961_PENINGKATAN_MINAT_BACA_MELALU
I_PERPUSTAKAAN

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Libraria/article/view/1248/1105

Anda mungkin juga menyukai