Anda di halaman 1dari 2

PERPUSTAKAAN DAN MASYARAKAT INFORMASI Kemajuan sebuah bangsa dapat dilihat dari seberapa hebatnya penyelenggaraan pen didikan

yang ada dibangsa tersebut. Karena melalui pendidikanlah karakter sebuah bangsa akan dikenal oleh bangsa lain. Tetapi apakah kita tahu, apa sebenarnya yang mempengaruhi perkembangan pendidika n, khususnya pola belajar - mengajar bangsa luar, selain guru sebagai tenaga pen didik wajib? Jawabannya hanya satu, keberadaan sebuah perpustakaan sebagai saran a penunjang dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi anak didik mereka. Gaya belajar Bangsa Barat dan Bangsa Asia Timur, memang kita akui sangat berbeda dengan gaya bangsa kita. Mereka sudah terbiasa dengan pola belajar mandiri dan terkadang tidak segan meminta bimbingankepada pustakawan setempat dan duduk ber jam-jam didalam ruangan perpustakaan diluar jam belajar sekolah mereka. Keberad aan sebuah perpustakaan benar-benar mereka manfaatkan dengan baik, tanpa mengelu h akan kekurangan bahan bacaan, karena negara sudah memberikan yang terbaik bagi mereka yang ingin pintar. Memang, keberadaan sebuah perpustakaan sekarang ini merupakan halyang wajib. Apa kah itu Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Masjid, Perpustakaan Desa dan mungkin keberadaan sebuah Perpustakaa n Pribadi. Dalam upaya mengangkat citra perpustakaan, Pemerintah dan DPR, telah merancang d an membuat sebuah Undang-Undang dan Alhamdulillah sudah disahkan pada tahun 2007 dengan nama Undang-Undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 yang diharapkan mampu mengangkat citra perpustakaan agar lebih baik lagi. Jadi bukan hanya tenaga pendidik (Guru dan Dosen) saja yang memiliki Undang-Unda ng, Pustakawan sebagai tenaga pengelola perpustakaan juga memiliki payung hukum atas kinerja mereka. Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perpustakaan No.43 Tahun 2007 disebutkan bahw a : "Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, d an/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi keb utuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemusta ka". Sedangkan ayat 2 pasal 1 disebutkan bahwa : "Pustakawan adalah seseorang yang me miliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakw anan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan". Sebagai seorang tenaga profesional, seorang pustakawan dituntut untuk memiliki s ikap yang baik dan ramah kepada para pemustaka yang dilayaninya, Seperti yang te rtuang dalam pasal (2) kode etik pustakawan Indonesia tahun 2006, yaitu: Membina dan membentuk karakter pustakawanMengawasi tingkah laku pustakawan dan s arana kontrol sosialMencegah timbulnya kesalahpahaman dan konflik antara sesama anggota dan antara anggota dan masyarakatMenumbuhkan kepercayaan masyarakat pada perpustakaan dan mengangkat citra pustakawan Perpustakaan dan Pustakawan merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan, komponen ini sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna perpus takaan sampai mampu memberikan tingkat kepuasan terhadap masyarakat yang dilayan i. Disinilah sikap profesional seorang pustakawan diuji. Peran seorang pustakawan d alam menghimpun, mengolah dan menyebarkan informasi merupakan kunci utama yang h

arus ditunjukkan ketika seseorang sudah menyandang gelar pustakawan. sehingga pa da waktunya nanti, mampu mengangkat citra perpustakaan dimana dia bekerja. Masyarakat Informasi Masyarakat informasi merupakan suatu keadaan masyarakat ketika produksi, distrib usi, dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama. Informasi sendiri m erupakan hasil dari pengolahan data dan fakta menjadi komoditas, informasi yang lengkap, valid, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan bernilai tinggi jika dimanfaa tkan untuk menghasilkan analisis yang dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambi l keputusan.(Wiji Suwarsono 48:2010) Dalam kehidupan sehari-hari, ciri masyarakat informasi sangat mudah kita temui, contoh kecil saja ketika kita ke pasar, kita pasti dengan mudah menemukan para sopir angkot dan tukang becak yang sedang bersantai menunggu penumpang sambil m embaca koran. Mereka inilahyang disebut dengan masyarakat informasi. Karena info rmasi yang mereka dapatkan dari kegiatan membaca koran, akan menjadi bahan obrol an yang nantinya akan berkembang menjadi sebuah diskusi dadakan dengan kawan sep rofesi atau penumpang mereka sendiri. Masyarakat informasi dizaman sekarang ini, telah banyak mengalami perubahan. Lah irnya perangkat teknologi baru juga akan menciptakan generasi baru pula. Sebut s aja keberadaan beberapa situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitteryang t elah menghipnotis para penggunanya, terutama dikalangan remaja yang terus bertuk ar informasi dalam hitungan detik disetiap tempat dan waktu. Inilah yang disebut lahirnya masyarakat informasi generasi baru. Untuk itu peran perpustakaan dan pustakawan sebagai penyedia dan layanan informa sikepada masyarakat harus bisa mengikuti gaya masyarakat di era teknologi sekara ng ini, yang lebih banyak mencari informasi dalam bentuk digital. Tersedianya be ragam koleksi digital dan mudahnya mendapat informasi tersebut, akan memberi pen garuh terhadap perkembangan perpustakaan kedepan. Tersedianya alamat situs perpustakaan di dunia maya, akan memberikan nilai tamba h terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan tersebut oleh masyarakat. Untuk itul ah, peran Perpustakaan dan Pustakawan dalam melayani Masyarakat Informasi mutlak diperlukan dan tidak dapat dipisahkan. Opini Realita News, Selasa (25/10)

Penulis : Muktamarudin FahmiPustakawan Universitas Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai