Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

GERAKAN
BUKU UNTUK KAMPUNG KITA (BUKIT) I

KOMUNITAS ANAK KAMPUNG


LABUAN
2016
1. LATAR BELAKANG
Sering kita bertanya dalam hati, mengapa daerah kita susah bersaing dengan
daerah lainya. Sumber daya manusia kita belum cukup mampu untuk dapat
bersaing. Apa ada yang salah dalam sistem perikehidupan rakyat kita. Seberapakah
strata pendidikan, kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang dimiliki,
inovasi dan kreatifitas, pemanfaatan Sumber Daya Alam, apa yang telah dihasilkan
karya-karya monumental putra-putri daerah saat ini?, semua itu menggeletik
sanubari kita. Kita harus merumuskan dari titik mana kita mau mulai membenahi
daerah/kampung kita.
Ternyata para penggiat pendidikan sepakat bahwa pintu gerbang penguasa
ilmu pengetahuan adalah dengan banyak MEMBACA. Sebab dengan membaca
dapat membuka jendela dunia. Ketika jendela dunia sudah terbuka, masyarakat
kampung akan dapat melihat keluar, sisi-sisi apa yang ada dibalik jendela tersebut.
Sehingga cara berpikir masarakat kita akan lebih maju dan keluar dari zona
keterbelakangan menuju kehidupan yang sejahtera.
Kebiasaan masarakat Indinesia dalam membaca dan menulis masih terbilang
sangat rendah. Tak usah jau kita menelisis masarakat pada masarakat Eropa seperti
Inggris, Prancis, Jerman, atau bahkan di Amerika, di kawasan Asia Tenggara
(ASEAN) saja, kebiasaan membaca dan menulis juga terbilang rendah. Indonesia
menempati urutan ketiga terbawa di kawasan ASEAN,atau berada di atas Kamboja
dan Laos.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Berdasarkan indek nasional, tingkat
minat baca masarakat Indonesia hanya 0,01. Sedangkan tingkat indek rata-rata
negara-negara maju berkisar antara 0,45 hinggah 0,62. Merujuk pada hasil survei
Unitet National Education, Scientifik and Cultural Organization (ONESCO) pada
2011, indeks tingkat membaca masarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya,
hanya ada dari satu orang dari 1000 penduduk yang masi mau membaca buka
secara serius (tinggi). Kondisi ini menenmpatkan indonesia pada posisi 124 dari 187
negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kondisi ini diperparah dengan kurangnya ketersediaan fasilitas
perpustakaan atau buku-buku yang disediakan, baik itu di sekolah-sekolah maupun
di desa/masyarakat kampung. Hal inilah yang terjadi di masyarakat kampung kita
saat ini. Sehingga kemampuan mereka untuk berusaha memperbaiki taraf hidup
baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, pemanfaatan SDA atau bidang-bidang
lainnya.
Olehnya itu, Komunitas Anak Kampung (KAKa) hadir, mencoba untuk
mengurai masalah ini dengan melakukan suatu gerakan untuk meningkatkan minat
baca anak siswa sekolah maupun masyarakat desa dengan menyediakan buku-
buku yang dapat disumbangkan ke sekolah-sekolah dan di desa/kampung
(perpustakaan desa). Kegiatan ini terdorong dari keprihatinan sekelompok anak
muda yang menamakan diri Komunitas Anak Kampung (KAKa) yang memimpikan
kemajuan di masyarakatnya, serta didasari oleh kecintaan terhadap kampung
halamannya. Kegiatan ini diberi nama gerakan BUKU UNTUK KAMPUNG KITA
atau disingkat BUKIT.
Membangun sebuah perpustakaan desa tentunya bukan merupakan hal yang
mudah jika kita meninjau dari segi pendanaan. Apalagi, tantangan tersebut
diperparah dengan kesadaran gemar membaca masyarakat yang basih rendah. Hal
ini terbukti dengan Human Development Index Indonesia yang kurang memuaskan.
Perpustakaan memberikan sumbangsih besar dan signifikan dalam
merangsang pencapaian tujuan SDM tidak hanya di wilayah perkotaan melaikan
juga di pedesaan. Manfaat perpustakaan diyakini akan menjadi sarana transformatif
bagi masyarakat desa apabila strategi yang penuh dengan stimulasi edukatif
perpustakaan, masyarakat yang giat membaca bebar-benar akan bergerak menuju
pembangunan SDM yang handal di era otonomi daerah. Dengan demikian, peran
serta masyarakat dalam membangun, menuntut, mencerdaskan bangsa, yang tak
terpisahkan dengan menggapai cita-cita masa depan SDM yang berkualitas, berfikir
kritis dan mandiri.
Kehadiran perpustakaan melalui di wilayah desa merupakan wujud
pendekatan pembangunan dari akar bangsa yaitu desa atau tepatnya masyarakat
desa. Pendekatan ini dinilai strategis, sebab melalui kehadiran perpustakaan desa,
stimulasi terhadap niat baca masyarakat pedesaan membentuk sikap dan kesadaran
bahwa membaca adalah kebutuhan hidup. Selain itu, keberadaan perpustakaan di
wilayah pedesaan juga merupakan upaya memasyarakatkan membaca atau
membudayakan membaca menjadi budaya masyarakat desa. Dengan begitu,
masyarakat desa tidak akan terus termarjinalisasi dalam proses peningkatan SDM
serta dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Didasarkan pada untaian pemikiran di atas, maka perlu diwujudkan
keberadaan perpustakaan di pedesaan. Melalui keberadaan perpustakaan di desa,
dukungan pembangunan manusia dan masyarakat desa yang berkualitas dengan
menyediakan sumber-sumber buku yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan
pengembangan desa akan benar-benar memberikan bukti terselenggarannya
pembangunan bukan hanya dari segi material malainkan juga pada segi
manusianya. Sebab, perpustakaan adalah jantung, urat nadi di pembangunan
Sumber Daya Manusia.

2. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan Gerakan BUKU UNTUK KAMPUNG KITA ini antara lain:
1) Membangun Sumber Daya Manusia masyarakat pedesaan.
2) Membudayakan dan memasyarakatkan membaca dikalangan anak-anak umur
sekolah dan masyarakat desa.
3) Membekali masyarakat desa dengan sumber-sumber informasi mutakhir yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan wilayah pedesaan.
4) Mengupayakan pemerataan dan peningkatan kualitas pengetahuan dan
keterampilan masyarakat desa dalam berinovasi dan berkreasi.

3. MANFAAT
Adapun manfaat Gerakan BUKU UNTUK KAMPUNG KITA ini antara lain:
1) Masyarakat desa memperoleh keluasan akses terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui sumber-sumber bacaan yang tersedia di
perpustakaan desa.
2) Masyarakat desa memiliki kebiasaan terpola hidupnya dengan membaca.
3) Meningkatnya pengetahuan, kecerdasan, keritisan dan kemandirian
masyarakat desa.
4) Meningkatnya memiliki daya inovasi dan kreatifitas pengembangan
keterampilan (live skill) yang dapat menolong mereka hidup secara produktif.
5) Masyarakat dan pemerintah mengalami sinergitas dalam penyelenggaraan
pembangunan desa di segala bidang.
4. JENIS KEGIATAN, SASARAN KEGIATAN, WAKTU DAN TEMPAT
PELAKSANAAN
a. Sosialisasi GERAKAN BUKU UNTUK KAMPUNG KITA dan penyuluhan
minat baca.
Sasaran : Siswa Sekolah dan Pengelola Sekolah
Waktu Pelaksanaan : 15 16 Juli 2016
Tempat Pelaksanaan : Sekolah-sekolah Sekecamatan Wakorumba Utara
b. Launcing Komunitas Anak Kampung (KAKa) dan gerakan buku untuk
kampung kita (BUKIT) I
Sasaran : Masyarakat Kampung (Kec.Wakorumba),
Pemerintah, dan seluruh stake holders.
Waktu Pelaksanaan : 17 Juli 2016
Tempat Pelaksanaan : Balai Pertemuan Kecamatan Wakorumba Utara
c. Pengadaan Buku (Lampiran 4)
Sasaran : Komunitas-komunitas baca, percetakan-percetakan
buku atau toko-toko buku, seluruh masyarakat
pemerhati pendidikan, pemerhati sekolah, dan
seluruh pemangku yang mendukung kegiatan ini.
Waktu pelaksanaan : Dimulai sejak di launcing, 17 Juli 2016
Pembentukan perpustakaan desa, 24-26 Desember
2015
Target pengumpulan : 2000 buku.

5. KEPANITIAAN
Kepanitian pada kegiatan seminar ini sebagaiman terlampir (Lampiran 1)

6. ANGGARAN
Anggaran kegiatan ini bersumber dari :
a. Dana awal panitia
b. Sumbangan Masyarakat kampung
c. Donatur yang tidak terikat
Rincian penganggaran kegiatan seminar ini sebagaimana terlampir (Lampiran 2)
7. PENGORGANISASIAN BUKIT I
Pengorganisasian gerakan Buku Untuk Kampung Kita (BUKIT), memberikan
gambaran rinci tentang hal-hal yang dipertimbangkan perlu diatur dalam
operasionalisasi perpustakaan desa sebagai perpustakaan yang diperuntukan bagi
masyarakat guna membangun SDM-nya. Adapun hal-hal yang diatur dalam
pengorganisasian antara lain:
1) Pengelola:
Pada prinsipnya pengelola perpustakaan desa adalah mereka yang
diberikan tanggung jawab untuk mengurus keseluruhan pengelolaan atau operasi
perpustakaan desa. Keberadaan mereka sebagai pengelola lebih bersifat relawan
yang siap mengawalan pembangunan SDM masyarakat di wilayah pedesaan.
Para pengelola ini diambil dari para pemuda dan pemudi desa yang menyatakan
komitmennya untuk melaksanakan tugas pembangunan SDM di desa mereka
yang terbentuk dalam Relawan Anak Kampung. Agar pengelolaan dapat
berlajalan secara baik, maka pengelola perpustakaan desa dibentuk dalam
struktur pengelola sehingga dapat melaksanakan tugas mereka secara efektif.
Adapun struktur pengelola perpustakaan desa, sebagai berikut:
Kepala Kampung : Bertugas mengordinasi keseluruhan operasi dan upaya
pengembangan perpustakaan desa
Sektertaris : Bertugas melakukan inventarisasi inventaris perpustakaan desa
Wakil Sekretaris : Bertugas dalam melukan katalogisasi dan klasifikasi
Bendahara : Bertugas dalam mengelola keuangan yang berkaitan dengan
kepentingan perpustakaan desa
Koordinator Umum dan anggota-anggota : Mengelola peminjaman buku dan
pengembalian buku dan keperluan teknis lainnya
2) Sumber Daya Manusia:
a. Pengadaan (Pemesanan, Penerimaan)
b. Pengolahan (Katalogisasi, Klasifikasi)
c. Pelayanan (Peminjaman, Referensi)
d. Kebersihan (Perapihan)
e. Sistem , Jam dan Jenis Pelayanan :
Sistem pelayanan menerapkan sistem terbuka, dimana setiap pengguna
dapat memilih bahan pustakan yang dibaca di tempat atau akan dipinjam
pengguna dengan batas waktu peminjaman 1 (satu) minggu maksimal 2 (dua)
buku dan tidak boleh judul yang sama.
3) Koleksi Bahan Pustaka :
a. Buku ajar sekolah dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi
b. Buku umum
c. Buku Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Peternakan
d. Buku Pemanfaatan SDA dan Ekonomi Kreatif
e. Buku Keagamaan
f. Majalah, karya ilmiah, Koran
Bahan pustaka, diperoleh dari pemerintah, swadaya masyarakat, hibah,
yang dikelola secara profesional.
4) Keanggotaan
a. Para pelajar SMA
b. Pemuda/ Umum
Setiap pengguna dibuatkan kartu anggota, dan Dibebani sanksi denda atas
keterlambatan pengembalian bahan pustaka atas kelalaian sengaja merusak,
menghilangkan fisik bahan pustaka.
5) Pengolahan Bahan :
a) Penyusunan koleksi bahan berdasarkan nomor registrasi dan nomor panggil
b) Berdasarkan abjad judul
c) Berdasarkan pengarang
6) Perawatan :
Kondisi bahan pustaka tetap utuh dan baik, semua pengguna menjaga
dengan baik sebagai barang milik sendiri, secara kontinu dilakukan perbaikan dan
kebersihan, biaya operasional diperoleh dari pemerintah, anggota.

8. SEKILAS TENTANG PERPUSTAKAAN DESA BUKIT 1


Perpustakaan ini merupakan gagasan dari kelompok pemuda-pemudi
Kecamatan Wakorumba Utara. Namun, hingga sekarang perpustakaan ini baru
menjadi sebuah wacana. Usaha untuk merealisasikannya, kami wujudkan dalam
proposal ini.
Selanjutnya dalam pendiriannya untuk melengkapi sarana dan prasarana
perpustakaan, kami anggota dan pengurus Komunitas Anak Kampung (KAKa)
bersama-sama mengumpulkan buku-buku yang sekiranya masih bisa dipergunakan
dihibahkan untuk koleksi buku perpustakaan. Menampung buku-buku yang
dipinjamkan pemiliknya untuk disimpan dan ditambahkan di perpustakaan dengan
syarat buku masih menjadi milik yang bersangkutan. Menampung buku-buku
sumbangan dari toko-toko buku yang mendukung kegiatan-kegiatan pengabdian
masyarakat seperti ini. Pengumpulan buku-buku yang kami kumpulkan masih jauh
dari targettan yang diharapkan dikarenakan untuk mencapai itu semua diharaopkan
partisipasi dari berbagai pihak untuk mendukung gerakan ini.
Berkenaan dengan hal tersebut melalui proposal ini kami mohon bantuan
kepada bapak/ibu untuk dapat sekiranya berpartisipasi dalam pengembangan
fasilitas pendidikan yang kami dirikan berupa Perpustakaan Desa se- Kecamatan
Wakorumba Utara, kabupaten Buton Utara

Donasi dapat disalurkan ke :


Sekretariat KOMUNITAS ANAK KAMPUNG
Bank BNI atas nama Laode Hidayat dengan nomor rekening 0448619078
Catatan : Laporan keuangan dan progres pengumpulan buku akan periodik setiap
bulan dilaporkan melalui halaman facebook KOMUNITAS ANAK KAMPUNG

9. PENUTUP
Demikian proposal louncing Gerakan Buku Untuk Kampung Kita (BUKIT) di
Kecamatan Wakorumba ini kami sampaikan. Besar harapan kami bahwa apa yang
kami usulkan ini akan memperoleh respons positif dari pemerintah, masyarakat,
lembaga-lembaga pendukung sehingga terciptanya kerja sama antar pemerintah
dan masyarakat dalam upaya pencapaian masyarakat pedesaan yang gemar
membaca, cerdas, kritis dan mandiri yang merupakan kunci kesejahteraan.
Perjuangan masih panjang, dan tidak semudah membalik telapak tangan.
Perpustakaan memang layak dan perlu, yang tak terpisahkan dari masyarakat. Serta
meningkatkan SDM. Adanya otonomi daerah akan berpengaruh pembiayaan,
terhadap pembinaan, pengembangan. Karena perpustakaan desa merupakan wujud
perpustakaan masyarakat, maka salah satu faktor yang signifikan dalam
meningkatkan SDM ditentukan oleh keberadaan dan pemanfaatan perpustakaan
sebagai layanan informasi mayarakat menuju pendidikan seumur hidup (long live
education) yang diselenggarakan secara terprogram dan berkelanjutan,
terkhususnya bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Wakorumba Utara, Kabupaten
Buton Utara.
Demikian proposal gerakan ini disusun sebagai panduan pelaksanaan
kegiatan. Dengan harapan dapat dijadikan pertimbangan bagi banyak pihak untuk
ikut berpartisipasi dalam gerakan Buku Untuk Kampung Kita (BUKIT).
Teriring ucapan terima kasih serta salam Anak Kampung Bangun Desa.
Wassalamu alaikum Warahmatullah.

Gerakan Buku Untuk Kampung Kita (BUKIT)


KOMUNITAS ANAK KAMPUNG

Laode Hidayat Tonaga, S.Si., MARS


Ketua

Anda mungkin juga menyukai