Anda di halaman 1dari 24

Inovasi “Ulat Buku” dan “Lemper”

Sebagai Strategi Pengelolaan TBM Dalam Penguatan


Karakter Untuk Membangun Budaya Literasi Dan
Masyarakat Pembaca

Di Tulis Oleh
Rachmawati

Taman Baca Masyarakat Iqro


2019

1
2
Inovasi “Ulat Buku” dan “Lemper”
Sebagai Strategi Pengelolaan TBM Dalam Penguatan
Karakter Untuk Membangun Budaya Literasi Dan
Masyarakat Pembaca

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpres Nomor 87 Tahun 2017danPermendikbud 20 Tahun 2018,tentang


Penguatan Pendidikan Karakter adalah dasar untuk membangun generasi muda
Indonesia yang mengerti, memiliki dan menjadi bagian dari nilai-nilai karakter
baik Indonesia.Meningkatnya globalisasi dunia yang menghapus sekat-sekat
pergaulan dan budaya, membuat anak-anak bangsa terpapar berbagai budaya.
Tidak menutup mata akan hal-hal positif dari budaya yang membanjiri
Indonesia, namun tak sedikit pula hal-hal negatif berkembang dan mewarnai
anak-anak Indonesia.

Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, beragam inovasi


dalam hal pendidikan dan industri adalah beberapa hal yang memberi warna
kepada generasi zaman sekarang. Kemajuan teknologi memungkinkan manusia
menjadi lebih luas pola pikir dan cara memandang dunia, diri sendiri dan orang
lain (Court, 2001: 2). Dalam konteks kemajuan yang semakin mendunia inilah,
anak-anak Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk mengenal budaya lain
sebagaimana mereka mengenal budaya mereka sendiri.

Tantangan mendidik anak bangsa Indonesia di dunia yang semakin terbuka


dengan berbagai lintasan budaya, politik, ideologi dan pemahaman; menuntut
kerjasama yang sinergis antara rumah, sekolah dan masyarakat. Krisis budaya
dan identitas pada sebuah bangsa sebesar Indonesia memerlukan usaha yang
dinamis dan partisipasi yang aktif dari semua pegiat pendidikan di sekolah,
keluarga dan komunitas-komunitas di masyarakat.

Penanaman karakter baik dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan.


Dimensi pengolahan karakter dilakukan melalui olah hati, olah rasa, olah pikir

3
dan olah raga (KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA, 2016). Komunitas-komunitas di masyarakat yang
peduli terhadap kemajuan pendidikan karakter dan mengambil perannya sebagai
pembangun karakter bangsa mempunyai kesempatan untuk menjadi bagian dari
gerakan penguatan pendidikan karakter yang telah dicanangkan pemerintah di
tahun 2016.

Pengembangan karakter melalui olah pikir dilakukan dengan meningkatkan


kemampuan literasi anak Indonesia. Tidak hanya literasi baca tulis, literasi yang
dimaksudkan untuk dimiliki dan dikembangkan adalah literasi budaya dan
kewarganegaraan, literasi digital dan literasi finansial.

Bergerak dari literasi baca, sebagai pijakan bagi pengembangan literasi


lainnya, ada sebuah fenomena yang menjadi pekerjaan berat bagi bangsa ini,
yaitu minat baca. Seperti dilaporkan oleh CNN Indonesia (2018) yang
menyebutkan bahwa minat baca orang Indonesia masih sangat rendah, bila
dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN.Dari data
Perpustakaan Nasional di tahun 2017, frekuensi membaca orang Indonesia rata-
rata hanya tiga sampai empat kali per minggu. Sementara jumlah buku yang
dibaca rata-rata hanya lima hingga sembilan buku per tahun.

Melihat fenomena diatas, meningkatkan budaya membaca merupakan


sebuah ladang besar bagi komunitas pendidikan di masyarakat untuk
membangun kesadaran membaca lebih banyak, lebih bermutu dan
berkesinambungan.

Kehadiran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di perkampungan,


kompleks perumahan dan wilayah masyarakat lainnya merupakan sebuah proses
awal untuk membina masyarakat agar menyukai kegiatan membaca. Membaca
dapat dikatakan sebuah budaya, apabila kegiatan membacasudah dilakukan oleh
masyarakat karena faktor kebutuhan, dilaukan secara sukarela dan berlangsung
secara berkesinambungan. Budaya membaca tidak terbentuk dengan proses yang
serba instan. Setelah membudaya, kebiasaan dan keterampilan membaca akan
menggiring manusia pada perbaikan akhlak dan konsep diri (Butler, 1995:121).

4
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Iqro memahami benar
tentang minat membaca yang masih rendah. Karenanya pengelola TBM Iqro
melakukan berbagai kegiatan dan inovasi yang kreatif yang dimaksudkan agar
masyarakat di sekitar TBM Iqro bersedia untuk datang ke TBM Iqro dan
menjadi bagian dari gerakan budaya membaca. Tidak hanya memerlukan
perencanaan yang matang dan tepat sasaran, pengelola TBM Iqro melakukan
pengamatan terhadap hal-hal yang dapat menjadi potensi bagi TBM Iqro untuk
menjadi lebih maju dalam sasaran dan efektif dalam pelaksanaan. Pengelola
TBM Iqro melakukan refleksi dari setiap kegiatan kampanye membaca yang
telah dilakukan untuk mengupayakan layanan kemajuan minat baca yang lebih
baik. Pengelola TBM Iqro menerima masukan dan saran dari masyaraat sekitar
tentang hal-hal yang menjadi kepentingan dan keinginan mereka, senyampang
sesuai dengan tujuan pendirian TBM Iqro.

Mengupayakan segala macam kegiatan untuk menarik minat baca bagi


masyarakat di sekitar TBM Iqro memiliki keterbatasan dalam hal sarana tempat
dan kegiatan. Sejak pendirian TBM Iqro, kegiatan kampanye minat baca hanya
dilakukan di teras dan ruang tamu rumah tidak luas. Dengan mempertimbangkan
masalah ini, pengelola TBM Iqro melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik
dan konsep-konsep strategis untuk mengundang lebih banyak masyarakat sekitar
TBM Iqro untuk membaca buku dan terlibat dalam komunitas membaca yang
lebih luas.

Pengelola TBM Iqro menciptakan strategi “Ulat Buku dan Lemper”


sebagai inovasi membuat review buku untuk membangun budaya membaca
masyarakat.“Ulat Buku” adalah teknik untuk mengelola review atau kesimpulan
buku berbentuk ulat buku yang ditujukan bagi pembaca untuk menulis
kesimpulan dari buku atau bacaan yang telah dibacanya. Lemper merupakan
akronim dari Lembar Pendidikan Karakter, yang dirancang untuk membantu
pembaca buku atau sumber bacaan lainnya untuk menemukan karakter baik dari
buku atau sumber bacaan lain yang telah dibacanya.

Pengelola TBM Iqro menyajikan konsep ini untuk meningkatkan rasa


keingintahuan pada pengunjung TBM sekaligus alat ukur membaca pada para
pengunjung TBM Iqro. Menuliskan kesimpulan dari buku atau bahan bacaan

5
lain yang dibaca adalah salah satu cara agar pembaca buku untuk mendapatkan
ide, mengingat kembali ide, mempertajam keterampilan penelitian dan menulis,
dan mengembangkan keterampilan evaluatif (Obeng-Odoom, 2014).

“Ulat Buku” dan “Lemper” ini telah menjadi suguhan yang menarik dan
bermanfaat bagi para pengunjung TBM, terutamanya anak-anak yang ingin
menikmati bahan bacaan baru. Penggunaan Ulat Buku dan Lemper pada
kegiatan-kegiatan membaca yang dilakukan oleh TBM Iqro adalah salah satu
upaya yang telah dilakukan oleh TBM Iqro untuk membangun budaya membaca
bagi pengunjung dan masayarakat sekitar TBM Iqro.

B. Permasalahan

TBM Iqro telah berumur dua tahun, TBM ini didirikan pada bulan April
2017. TBM Iqro berdiri dengan dana swadaya pengelola sendiri. Inisatif
pembangunan TMB Iqro ini berawal dari rasa kepedulian pengelola pada
rendahnya minat baca warga sekitar. Menggunakan ruang tamu, teras dan
halaman rumah pengelola; TBM Iqro kini telah menjadi salah satu tempat
berkumpul bagi masyarakat sekitar terutama anak-anak usia sekolah yang
menyediakan bahan bacaan berupa buku-buku cerita dan buku pendukung
lainnya.

Untuk menarik kunjungan masyarakat sekitar, kegiatan membaca di


TBM Iqro tidak melulu diisi dengan kegiatan membaca. Sesekali ruang tamu
dan teras dipenuhi oleh anak-anak di sekitar TBM untuk berlatih menari. Tujuan
utama dari kegiatan menari ini selain untuk menarik pengunjung adalah untuk
memperkenalkan lebih luas budaya berupa tarian-tarian khas Indonesia dari
berbagai daerah. Cara-cara ini pengelola nilai telah berhasil mengundang lebih
banyak pengunjung ke TBM Iqro meskipun luas TBM Iqro masih sangat jauh
dari memuaskan untuk menampung seluruh aktifitas keliterasian di TBM Iqro.

Saat ini TBM Iqro memaksimalkan ruang tamu dan teras untuk menjadi
tempat pajangan buku dan tempat pemutaran film dan atau video tentang budaya
dan pendidikan, motivasi, tutorial seni dan teknologi tepat guna. Hal ini
pengelola lakukan agar tidak terjadi singkatan TBM adalah Tempat Buku
Menumpuk semata. TBM Iqro sekarang ini memiliki 1 rak besar untuk
6
penyimpanan dan display buku yang dicatat dan dilakukan pembersihan secara
berkala untuk mencegah jamur berkembang biak dan menempelnya debu.

Pengelola menjadikan “Ulat Buku dan Lemper” sebagai penunjang


program membaca yang mendukung kegiatan pemerintah untuk pembentukan
karakter pendidikan berkelanjutan dan peningkatan budaya baca masyarakat.
Adapun rumusan permasalahan dalam tulisan karya nyata ini yaitu:
a. Bagaimana cara menggunakan “Ulat Buku” dan “Lemper” sebagai
media pembentukan karakter pendidikan berkelanjutan dan
peningkatan budaya baca masyarakat di TBM Iqro Samarinda?
b. Bagaimana pengelola TBM Iqro menggabungkan kegiatan-kegiatan
literasi lainnya dalam sosialisasi Ulat Buku dan Lemper di TBM Iqro
Samarinda?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya nyata ini yaitu:
1. Untuk mendiseminasikan penggunaan inovasi “Ulat Buku” dan
“Lemper” sebagai media pembentukan karakter pendidikan
berkelanjutan dan peningkatan budaya baca masyarakat.
2. Untuk menambah dan memberikan inspirasi bagi pengelola TBM
lain dan atau pegiat pendidikan dikomunitas masyarakat dalam
pengembangan metode/teknik terhadap minat baca tulis dan kegiatan
pengembangan literasi lainnya di taman bacaan masing-masing.

D. Manfaat Hasil Karya


Inovasi Ulat Buku dan Lemper diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya:
1. Membangun budaya literasi untuk meningkatkan minat baca pada anak-
anak dan masyarakat pembelajar
2. Memahamkan 5 dasar pendidikan karakter melalui bahan bacaan dan
lembar pendidikan karakter, yang memungkinkan anak untuk dapat
mempelajarinya berulang-ulang secara mandiri meski tanpa bantuan
pengelola.
3. Meningkatkan nilai pendidikan karakter pada anak diantaranya mandiri,
religius, gotong-royong, integritas, dan budaya

7
4. Mengurangi anak terpapar gadget dengan aktifitas yang ada.
5. Menjadi sumber belajar bagi para pegiat literasi dan pengelola TBM
dalam memahami kegiatan literasi dan pengembangan minat baca
masyarakat.

PEMBAHASAN

A. Konsep Penerapan “Ulat Buku” dan “Lemper” Sebagai Strategi Penguatan


Pendidikan Karakter dan Peningkatan Budaya Baca Masyarakat

Pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya melalui


berbagai program pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar
sekolah (pendidikan non formal dan informal) untuk mewujudkan tujaun
pendidikan nasional.

Suwanto, Sri (2017) menyebutkan dalam penelitiannya bahwasannya salah


satu program sebagai sarana penting untuk menunjang pendidikan luar sekolah
adalah Taman Bacaan Masyarakat. TBM ini ditujukan untuk membantu
peningkatan budaya baca, minat baca, dan cinta buku bagi warga belajar dan
masyarakat. Secara khusus TBM dimaksudkan juga untuk mendukung program
Gerakan Literasi Nasional dan gerakan pemberantasan buta aksara. Selain itu,
TBM diharapkan pula dapat mewujudkan masyarakat gemar belajar yang salah
satu indikatornya adalah masyarakat gemar membaca.

Terkait program TBM Iqro juga menyusun program kerja sebagai landasan
acuan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang. Program yang
sangat mendasar saat ini untuk menarik minat baca anak adalah Literasi Budaya
dan Kewarganegaraan melalui kegiatan tari dan lomba-lomba dikegiatan hari
besar nasional. Untuk menjalankan program tersebut sudah tentu TBM Iqro
memiliki beberapa strategi agar tetap bertahan dan banyak diminati oleh
masyarakat. Yaitu inovasi Ulat Buku dan Lemper.

Ulat buku adalah sebuah lembar


isian berbentuk ulat yang
mengajarkan anak mengenal struktur
dasar sebuah buku, yaitu : judul
buku, penulis/editor, penerbit, dan tokoh yang digemari. Pada isian ini juga tiap

8
anak wajib menuliskan nama lengkap dan kelas mereka. Kegiatan menulis ulat
buku ini merupakan stimulan untuk membaca secara mendalam dan tertib.
Menuliskan kembali isi buku yang telah dibaca adalah salah satu cara untuk
mengukur keterbacaan buku dan sumber yang telah dipelajari. Menuliskan
kesimpulan dari buku atau bahan bacaan lain yang dibaca adalah salah satu cara
agar pembaca buku untuk mendapatkan ide, mengingat kembali ide,
mempertajam keterampilan penelitian dan menulis, dan mengembangkan
keterampilan evaluatif (Obeng-Odoom, 2014).
Lemper akronim dari Lembar Pendidikan
Karakter, adalah sebuah lembar isian yang
menyediakan 5 kotak dengan 5 warna yang berbeda,
tiap warna melambangkan 5 dasar pendidikan
karakter tersebut. Kotak-kotak ini nantinya di isi oleh
anak-anak, menuliskan pelajaran karakter yang
diperoleh setelah membaca buku. Ada lima kotak
karakter yang disediakan. tiap kotak memiliki warna
tersendiri sebagai penanda masing-masing karakter.
Warna-warna tersebut diantaranya; merah, biru, hijau,
kuning dan orange. Yang melambangkan 5 Dasar Pendidikan Karakter
diantaranya:

1. Mandiri (tidak tergantung pada orang tua)

2. Religius (menghargai agama sendiri dan agama lain, sopan santun, adab
dan etika dalam keluarga dan masyarakat)

3. Gotong Royong (suka membantu, dan bekerjasama)

4. Integritas (kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang )

5. Nasionalis (cinta tanah air, menghargai budaya dan menjadi warga


negara yang baik)
Bentuk Formulir Isian Lemper

9
B. Implementasi Strategi Pengelolaan

Pada dasarnya, pemicu bagi bangkitnya minat baca ialah kemampuan


membaca dan pendorong bagi berseminya budaya baca adalah kebiasaan
membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara oleh tersedianya bahan
bacaan yang baik dan menarik. Maka dari itu pengelola TBM mengupayakan
bahwa minat baca itu perlu dibangkitkan sejak dini. Minat baca yang
dibangkitkan pada usia diniselanjutnya dapat dijadikan landasan bagi
berkembangnya budaya baca. Suburnya perkembangan budaya baca tentu sangat
tergantung dari tersedianya bahan bacaan yang dibutuhkan.
Supriatno (2016) dalam liputan newsoke.com menyebutkan dalam
tulisan karya nyatanya bahwa minat baca itu tentu saja tidak tumbuh secara
instan. Menurut Direktur pengembangan Sekolah Menengah Pertama tersebut
Minat baca tumbuh melalui proses yang panjang. Kita tidak dapat memaksa
seseorang untuk tiba-tiba menjadi gemar membaca, jika mereka tidak begitu
suka membaca. Kita tidak dapat berharap para pengunjung yang datang ke TBM
kita hanya beberapa kali lalu ia dapat dikatakan sudah memiliki budaya baca.
Untuk menumbuhkan minat baca, maka kita harus membuat masyarakat merasa
membutuhkan bahan bacaan. Karena, jika membaca sudah menjadi sebuah
kebutuhan dan berlangsung secara berkesinambungan. Maka, barulah budaya
baca itu akan terbentuk.
Melihat fenomena diatas, maka TBM Iqro dalam upaya mencapai
tujuannya untuk meningkatkan budaya baca, selalu menyajikan bahan bacaan
yang memang benar-benar dibutuhkan oleh pengunjung.Untuk mencapai proses
pengenalan bahan bacaan apa saja yang memang berkualitas dan dibutuhkan
oleh warga masyarakat, maka TBM Iqro harus jeli dan mengenal siapa saja
sasaran utama pengunjung TBM. Saat ini Literasi budaya sangat digemari oleh
anak-anak, maka dari literasi budaya itulah pengelola TBM melakukan
pendekatan berkelanjutan.
Tak hanya menari, pada TBM Pengelola TBM masyarakat diberi
pelatihan membuat website dengan blogspot, anak-anak diajak mengikuti
kegiatan kemah lingkungan, diberi pelatihan memanfaatkan limbah menjadi
benda yang ramah lingkungan, dan pelatihan lainnya yang terkait dengan
literasi.

10
Pengelola TBM awalnya mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan
bacaan yang sesuai keinginan pengelola TBM dan sesuai keinginan pengunjung.
Bersyukur saat ini pemerintah mempunyai sebuah program donasi buku
“Pustaka Bergerak” dimana TBM pengelola TBM telah terdaftar sejak April
2018 yang lalu, Jika pengelola TBM selalu mengandalkan toko buku sebagai
solusinya, maka tidak semua toko buku dapat menyediakan bahan bacaan yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan kami. Kedepannya pengelola TBM akan
memproduksi bahan bacaan pengelola TBM sendiri. Sehingga pengelola TBM
benar-benar yakin bahwa bahan bacaan produksi pengelola TBM itu yang
dibutuhkan oleh para pengunjung.
Implemantasi Ulat Buku dan Lemper Sebagai Strategi Pengelolaan TBM
Dalam Penguatan Karakter Untuk Membangun Budaya Literasi Dan
Masyarakat Pembaca dilaksanakan sebagai berikut:
1. Proses Pembuatan
Tabel 1. PROSES PEMBUATAN

No Kegiatan Deskripsi Foto

1 Merancang Ulat Pengelola membuat


Buku dan Badan Ulat Buku
Lemper dengan menggunakan
Word berbentuk
lingkaran dan
lingkaran tersebut
terdiri dari satu kepala
dan 3 badan ulat

Pengelola membuat
Lemper dengan
menggunakan Word.
Yang terdiri dari
kotak-kotak berwarna.
Tiap kotak melam-
bangkan lima (5)
dasar pendidikan
karakter

2 Membuat Kartu Pengelola mengambil


5 Dasar gambar yang terdapat
Pendidikan pada link :
Karakter kemdikbud.go.id.

11
kartu ini memandu
anak-anak mengenal
macam-macam
perilaku dari tiap
karakter. Kemudian di
laminating agar
lembaran tidak mudah
rusak

3 Proses Pengelola mencetak


Mencetak lembar isian Ulat
Buku dan Lemper
menggunakan printer
yang dimiliki oleh
TBM

2. Proses Penggunaan

Tabel 2. Proses Penggunaan Ulat Buku dan Lemper

Identitas

Nama Media Ulat Buku dan Lemper

Buku yang dibaca Proses Pengisian Ulat Buku :


berjudul Badan ulat yang pertama:
Egrang Pinjaman Anak Menuliskan Nama dan Kelas yang di empu
mereka saat ini
- Nama : Khairunnisa Lutfiah Azahe
- Kelas : 3 SD

BadanUlat Kedua:
Anak Menuliskan Judul Buku dan Tokoh yang
digemari pada buku tersebut
- Judul Buku : Egrang Pinjaman
- Tokoh yang digemari : Bimo

Badan Ulat Ketiga:


Anak menuliskan Penerbit dan pengarang/editor
pada buku tersebut
- Penerbit : Komisi Pemberantasan Korupsi
- Pengarang/Editor : Yuniar Khairani

Karakter dan sub Proses Pengisian Lemper


karakter pada Buku
Kotak Mandiri No.1
cerita melalui Lemper
- Berlatih Egrang Sendiri
(Lembar Pendidikan
Karakter) - Memperbaiki Egrang

12
Kotak Religius No.2
- Pandai Meminta maaf

Kotak Gotong Royong No.3


- Teman-teman membantu Mengobati Kaki Bimo

Kotak No.4 Integritas


- Bimo Jujur telah meminjam eggrang tanpa izin

Kotak No.5 Nasionalis


- Mengikuti Festival Egrang Ledokombo

Indikator sebagai 1. Anak mampu memahami makna bekerjasama


pendidikan berkelanjutan dalam kebaikan
yang dapat diterapkan 2. Mampu membaca fable dan memahami
pada keseharian anak dongeng fable yang telah dibacanya
3. Mampu menceritakan kembali dongeng fable
yang dibaca dan mengambil nilai-nilai baik
pada cerita tersebut
4. Anak mampu memahami perbedaan
karakteristik sesama disekitarnya
5. Mampu menunjukkan nilai gotong royong
pada cerita yaitu bekerjasama mencari egrang
yang hilang dan membantu mengobati kaki
Bimo
6. Mampu menunjukkan nilai karakter integritas
pada cerita yaitu, jujur dan bertanggungjawab
7. Mampu menunjukkan nilai karakter religius
dengan berani meminta maaf dan memaafkan
teman yang telah berbuat kesalahan
8. Mampu menunjukkan nilai mandiri pada buku
yaitu berlatih egrang dan memperbaiki egrang
9. Mampu menunjukkan nilai nasionalis dengan
mengenal budaya Ledokombo di Jember yaitu
festival egrang

C. Hasil Implementasi Strategi pengelolaan


1. Proses Bukan Semata Hasil
Hasil penerapan “Ulat Buku” dan “Lemper” Sebagai Strategi
Pengelolaan TBM Dalam Penguatan Karakter Untuk Membangun
Budaya Lityerasi Dan Masyarakat Pembelajar. Tidak melulu pada hasil
akhir semata, namun juga sebagai sebuah proses yang diperlukan dalam
sebuah perjalanan panjang sebuah usaha meningkatkan dan menguatkan
pendidikan karakter berkelanjutan dan peningkatan budaya baca
masyarakat. Suasana TBM yang mendukung, merupakan salah satu

13
kunci keberhasilan selain terbentuknya sikap mental dan sosial
masyarakat.
2. Penilaian Otentik pada Sikap
Penilaian yang diterapkan pada inovasi Ulat Buku dan Lemper adalah
penilaian otentik, yang memungkinkan pengelola melakukan
pengamatan terhadap perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan
siswa. Pada model penilaian otentik, pengelola mempunyai keterlibatan
emosional dan sosial yang lebih baik dengan anak-anak. Agustina, Dyan
(2017) menyatakan pada karya tulisnya, Pengamatan tentang perubahan
sikap dan perilaku merupakan bagian dari penilaian proses dan hasil
akhir. Pada pengajaran sikap dan karakter yang terbentuk,
pengelolamengamati perubahan sikap anak per individu.
Contoh dalam kasus:
- Anak yang tidak menghargai kekurangan teman, saat ini sudah lebih
perduli dan menghargai kekurangan orang lain
- Anak yang semula sangat menyukai gawai, saat ini perlahan sudah
mulai mengurangi bermain gawai dan mau mempelajari budaya
daerah
- Anak yang semula tidak suka membaca pada akhirnya suka membaca

3. Berpusat Pada Anak Sebagai Pembaca Terbanyak


Inovasi ulat buku dan lemper sangat unik dimata-anak-anak, karen
inovasi ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Inovasi Ulat Buku dan
Lemper adalah sebuah inovasi yang mengkolaborasikan apa yang terjadi
dalam kehidupan keseharian dengan pengajaran karakter ini merupakan
salah satu cara meningkatkan proses pembelajaran yang berkelanjutan
atau berproses pada anak dan mengembangkan kesempatan pada anak
untuk belajar lebih banyak.
Inovasi menggunakan Ulat Buku dan Lempe rsebagai media
pengajaran pendidikan karakter berkelanjutan untuk meningkatkan
budaya baca masyarakat, yang mengantarkan penulis sebagai pengelola
untuk menyebarkan beban tanggung jawab belajar pada anak dengan cara
dan proses yang alami sesuai dengan tingkat kemampuan anak secara
menyenangkan dan bermakna.

14
Saat ini inovasi ulat buku dan lemper sudah menjadi magnet bagi
anak untuk melaksanakan kegiatan literasi budaya dan financial, terbukti
dari semangat mereka untuk mengikuti kegiatan berkesenian dan
workshop-workshop mengolah limbah menjadi benda ramah lingkungan,
yang jika dibuat secara rapi akan memiliki nilai ekonomis untuk dijual.

4. Kolaborasi Antara Pembaca dan Pengelola


Pada proses Kegiatan mengisi ulat buku dan lemper ini, diperlukan
kerjasama antara pengelola dan pembaca. Tujuannya untuk dapat
memandu pembaca/anak pada proses pengisian Lemper yang berisi
perilaku yang harus pembaca/anak tuliskan pada lembar tersebut.
Kegiatan mengisi ulat buku dan lemper dapat dilakukan kapan saja,
pada pertemuan mingguan yang sudah dijakankan TBM Iqro. Tujuannya
untuk memudahkan penulis melihat efektifitas inovasi ini, termasuk
pengelola memperhatikan bagaimana kecenderungan anak
memberlakukan buku dan media baca lainnya yang ada di TBM sudah
sebagaimana mestinya.

D. Dampak Implementasi
Dampak dari implementasi inovasi “Ulat Buku” dan “Lemper” Sebagai
Strategi Pengelolaan TBM Dalam Penguatan Karakter Untuk Membangun
Budaya Lityerasi Dan Masyarakat Pembelajar, yaitu:
1. Menciptakan suasana TBM yang tetap kompetitif namun
menyenangkan dan bersahabat.
2. Inovasi “Ulat Buku” dan “Lemper” ini dapat secara tak terasa
menambah pengetahuan siswa dan memacu mereka untuk menstimulasi
pengetahuan pendidikan karakter yang lebih banyak lagi.
3. Menempatkan posisi pengelola sebagi fasilitator yang baik tanpa terus-
menerus ceramah.
4. Memberikan kesempatan pada anak untuk mencari sendiri hal-hal yang
tidak mereka ketahui dengan cara yang menyenangkan.

15
5. Budaya baca secara tak langsung terbentuk melalui penerapan ini,
terbukti dengan semakin banyaknya jumlah pengunjung TBM.
6. Pada pendidikan berkelanjutan TBM memberikan kesempatan pada
anak mengenal budaya daerah melalui tarian.
7. Pada pendidikan berkelanjutan TBM memberikan kesempatan mengnal
lingkungan melalui kegiatan kemping dialm terbuka sambil belajar.
8. Pada pendidikan berkelanjutan TBM menfasilitasi media bercerita anak
dengan peralatan dongeng dan sulap
9. Kinerja pengelola TBM juga semakin meningkat dengan adanya
beberapa undangan diklat, workshop dan seminar terkait dunia literasi
(sertifikat terlampir)
10. Beberapa program layanan dikembangkan untuk menunjang pola
pendidikan berkelanjutan dari buku yang mereka baca, salah satunya
adalah kegiatan menari yang bertujuan untuk mengenal budaya lokal
dan budaya lainnya yang ada di Indonesia.
11. Beberapa program tambahan lainnya adalah kegiatan workshop
keterampilan untuk anak-anak
12. Peningkatan jumlah pengunjung sangat menggembirakan

A. Kesimpulan

Membaca merupakan bagian terpenting dalam peningkatan


kualitaspendidikan dan yang lebih jauh lagi akan berpengaruh terhadap
peningkatan sumberdaya manusia. Dengan membaca akan banyak informasi
yang didapat dan sekaligusmenambah wawasan dan pengetahuan. Dengan
demikian, membaca dijadikansebagai suatu kebiasaan begitu penting, artinya
setiap warga masyarakat harusmembiasakan diri untuk membaca.

Untuk meningkatkan budaya gemar membaca “Ulat Buku” dan


“Lemper” ini dapat menjadi salah satu kriteria inovasi yang berkualitas untuk
mencapai kesuksesan pembinaan minat membaca di TBM. “Ulat Buku” dan
“Lemper” ini juga dapat dengan mudah di aplikasikan di TBM lainnya dengan
biaya yang ekonomis sehingga ini menjadi fasilitas media literasi multifungsi
yang bermanfaat bagi para TBM di seluruh Indonesia.

16
Hal yang dapat dilakukan pengelola sebagai kepanjangan tangan
pemerintah di masyarakat untuk meningkatkan pendidikan karakter yang
berkelanjutan dimasyarakat dengan inovasi yang bermakna, dan menyenangkan
dalam pendekatan yang kontekstual. Inovasi yang menarik melalui Ulat Buku
dan Lemper menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan yang dikembangkan
menyesuaikan dengan usia mereka.

Hasil inovasi Ulat Buku dan Lemper sebagai media meningkatkan minat
baca, tidak melulu pada hasil akhir semata, namun juga sebagai sebuah proses
yang diperlukan dalam sebuah perjalanan panjang sebuah usaha meningkatkan
dan menguatkan pendidikan karakter. Suasana TBM yang mendukung
merupakan salah satu kunci keberhasilan selain terbentuknya sikap mental dan
social anak.

B. Saran

Tulisan Karya Nyata ini merupakan sebuah Presentasi Pengabdian Karya


Nyata Taman Bacaan Masyarakat (TBM) iqro kepada masyarakat luas.
Pengelola TBM akan terus mengembangkan berbagai potensi lokal di
Kalimantan Timur agar terciptanya budaya membaca di masyarakat.

Pengembangan inovasi “Ulat Buku” dan “Lemper” Sebagai Strategi


Pengelolaan TBM Dalam Penguatan Karakter Untuk Membangun Budaya
Lityerasi Dan Masyarakat Pembelajar, sebaiknya dapat diterapkan oleh TBM
lainnya, karena menurut saya inovasi inindapat menunjang keberlangsungan
TBM dimasyarakat diantaranya:
1. Mengurangi aktifitas memegang gawai melalui belajar tari, yang secara
tak langsung mengajarkan anak untuk mengenal kekayaan budaya daerah
di Indonesia.
2. Dengan strategi ini TBM juga lebih mudah meningkatkan pemahaman
karakter di masyarakat
3. Pemanfaatan Strategi Ulat Buku” dan “Lemper” dapat dijadikan
rekomendasi untuk meningkatkan pemahaman6 dasar literasi diantaranya

17
literasi baca tulis, numerasi, sains, financial, digital dan daya, pada
masyarakat.

Apabila ada kesalahan penulisan dan kata, saya sebagai penulis dan
konseptor, memohon maaf sebesar-besarnya dan akan bersedia memperbaikinya
dikemudian hari.

18
Dokumentasi Proses Pembuatan Ulat Buku dan Lemper

v
vi
Dokumentasi Proses Pengisian Ulat Buku dan Lemper saat membaca

vii
viii
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dyan (2017) Rambo the Rooster. Permainan Board Games untuk
Penguatan Karakter Integritas pada Setting Inklusi Siswa Kelas 2 SD
Islam Bunga Bangsa.

Butler, Gillian; Hope, Tony (1995) Managing Your Mind: The mental fitness
guide. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.2044-
8341.1996.tb01870.x Diunduh di Samarinda 3 April 2019. 4.45 PM

Court, Pedro Morande. (2001). Globalization. Ethical and Institutional Concerns


Pontifical Academy of Social Sciences, Acta 7, Vatican City 2001
www.pass.va/content/dam/scienzesociali/pdf/acta7/acta7-morande.pdf.
Diunduh di Samarinda. 3 April 2019. 2.40 PM

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.


Infografis%20PPK.pdf. Diunduh di Samarinda. 3 April 2019. 4.32 PM

Obeng-Odoom, Franklin (2014) Why write book reviews? Australian


University’s Review. vol. 56, no. 1, 2014
https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1017964.pdf diunduh di Samarinda 3
April 2019 4.30 PM

Suwanto, Sri (2017). Pengelolaan TBM Sebagai Sarana Meningkatkan Minat


baca Masyarakat. ANOVA. Vol. 1. NO. 1 2017.
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/issue/view/189 Diunduh di
Samarinda 3 April 2019. 10.30 PM

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180326160959-282-
285982/minat-baca-masyarakat-indonesia-masih-rendah Diunduh di
Samarinda 3 April 2019 3.53 PM

https://news.okezone.com/read/2016/10/12/65/1512772/budaya-membaca-
proses-tak-bisa-instan Diunduh di Samarinda, 3 April 2019 10.36 PM

ix
Lampiran-lampiran

- Lampiran 1 Ijin Operasional TBM dan Nomor Pendaftaran TBM Iqro


pada Pustaka Bergerak

- Lampiran 2 Profil TBM

- Lampiran 3 Dokumentasi kegiatan TBM Iqro

- Lampiran 4 Koleksi Buku TBM

- Lampiran 5 Sertifikat Pelatihan/workshop literasi dan prestasi

- Lampiran 6 Ijazah pendidikan terakhir pengelola

- Lampiran 7 Bio Data Peserta

Anda mungkin juga menyukai