Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaan untuk Bapak/Ibu anggota DPRD:

1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu tentang peran Bunda Literasi dalam meningkatkan inklusi
sosial masyarakat melalui literasi?

JAWABAN

Dalam pembahasan peran bunda literasi, tentunya dalam pandangan kami tidak terlepas dari
beberapa tugas yang diberikan kepada Bunda Literasi yang di antaranya adalah:

a. Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pengembangan


literasi;
b. Bekerja sama dengan Perangkat Daerah (Khususnya Dinas Arsip dan Perpustaaakn Kota
Semarang) yang menangani program/kegiatan literasi dan jejaring literasi;
c. Melakukan koodinasi dengan penyelenggara literasi, organisasi profesi dan non-profesi,
dalam mewujudkan masyarakat inklusif;
d. Melakukan sosialisasi kegiatan literasi, memberikan dorongan  untuk tumbuh kembangnya
perhatian dan komitmen  masyarakat terhadap penyelenggaraan literasi;
e. Memberikan masukan dan pertimbangan dalam program/kegiatan masyarakat berbasis
inklusi sosial;
f. Menerima saran dan masukan, tuntutan serta kebutuhan aktivitas literasi yang diajukan
oleh masyarakat;
g. Melakukan pendampingan dalam upaya peningkatan dan penguatan minat baca, baik yang
diselenggarakan oleh Organisasi Perangkat Daerah, satuan pendidikan dan atau masyarakat;
h. Bekerja sama dengan stakeholder (Penta-Helix) dalam menumbuhkan minat baca pada
lembaga atau komunitas tertentu sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Apa saja langkah konkret yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendukung
peran Bunda Literasi dalam meningkatkan literasi masyarakat?

JAWABAN

Pembicaraan literasi bisa dalam konteks spesifik (literasi keuangan, literasi Kesehatan, literasi agama,
dll) hingga yang paling luas (literasi baca tulis, hingga literasi digital), akan tetapi penting untuk
dipahami sebagai dasar bahwa setidaknya literasi (sebagai kemampuan dalam konteks dewasa ini)
mempunyai lima tingkatan, yakni

a. mengenal baca tulis hitung dan karakter,


b. kemampuan mengakses kepada ilmu pengetahuan terbaru,
c. kemampuan memahami yang tersirat dari yang tersurat,
d. melahirkan inovasi dan kreativitas, dan
e. kemampuan memproduksi barang dan jasa.

Point penting perihal Langkah konkrit yang sudah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah daerah
yakni dengan cara pelibatan masyarakat dan memastikan Pemerintah Daerah hadir dalam ke-lima
tahapan tersebut. Sejak usia dini, Remaja, Dewasa awal, Dewasa, Dewasa akhir, hingga Lansia.
Pemerintah Daerah berkewajiban hadir di tengah-tengah setiap tingkatan yang harus dilalui oleh
warganya.

- Memastikan setiap anak mampu mengenal baca tulis – di mana Dinas Pendidikan sangat
berperan besar di sini
- Memastikan setiap masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengakses
ilmu pengetahun – di mana Perpustakaan Daerah Kota Semarang yang digadang untuk
menyediakan akses ilmu pengetahuan terbaru
- Memastikan masyarakatnya untuk peka terhadap berbagai fenomena. Termasuk kasus-
kasus hoax dan kampanye hitam misalnya
- Memberikan stimulus dalam melahirkan inovasi masyarakatnya melalui berbagai
program kegiatan
- Memberikan wadah atas produksi barang dan jasa oleh masyarakat, melalui regulasi
yang jelas dan transparan.

3. Bagaimana pemerintah daerah dapat mengatasi masalah kurangnya akses terhadap bahan
bacaan di masyarakat dan bagaimana peran Bunda Literasi dalam hal ini?

JAWABAN

Tidak dipungkiri, permasalahan kurangnya bahan bacaan adalah fakta. Hal Itu kenyataan yang
sekarang dihadapi. Bahwa rasio bahan bacaan dibandingkan jumlah penduduk masih sangat jauh dari
ideal. Ketika UNESCO menyatakan ketersediaan bahan bacaan setidaknya 3:1 (1 orang minimal 3
buku tersedia di Perpustakaan Daerah), maka hal itu masih jauh panggang dari api. Untuk itu,
berbagai Langkah dan kebijakan layak dan patut diambil oleh Pemerintah Daerah, kami (DPRD Kota
Semarang) cukup mengapresiasi berbagai Langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota
Semarang dalam meningkatkan akses bahan bacaan untuk masyarakat melalui program-kegiatan
seperti:

- Semarang Book Exchange, (Setiap masyarakat bisa bertukar koleksi bacaannya dengan
masyarakat lainnya, dijembatani oleh Perpustakaan Daerah Kota Semarang)

- Interlibrary Loan, (Setiap anggota Perpustakaan Daerah Kota Semarang, dapat mengakses
dan meminjam koleksi perpustakaan Daerah Kota/Kab lain yang tergabung dalam jejaring
layanan perpustakaan)

- Pinjam Pakai Perpustakaan. (Perpustakaan Kecamatan, Perpustakaan Kelurahan,


Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah dapat mengajukan peminjaman Bahan Bacaan
Milik Perpustakaan Daerah Kota Semarang untuk dilayankan kepada masing-masing
anggotanya)

- Indonesia One Search (Ketersediaan akses informasi bahan bacaan yang dapat diakses oleh
masyarakat di seluruh Perpustakaan se-Indonesia), dll

Dalam kaitannya dengan peran Bunda Literasi, maka dalam benak kami (DPRD Kota Semarang)
tentunya Bunda Literasi Turut serta dalam program IPLN (Inkubator Pustaka Literasi Nasional) yang
digaungkan oleh Perpustakaan Nasional Indonesia.
Sederhananya, Bukan hanya membeli dan meminjamkan buku, tapi Perpustakaan juga sebagai
wadah terbitnya buku.

Bayangkan tiap dusun/kelurahan/desa menulis sejarahnya masing-masing, menulis kisah lokal,


menulis mitos-mitos lokal, kepercayaan lokal, kemudian jadilah itu sebagai sebuah rekaman
peradaban yang penting untuk dilestarikan.

Dalam hal ini, Bunda Literasi Kota Semarang (sekaligus Walikota Semarang) dapat menguatkan untuk
menggerakkan secara massif dan simultan kepada tiap Kecamatan, Kelurahan, hingga tokoh-tokoh
lokal di wilayahnya masing-masing.

4. Apa saja program atau kebijakan yang sudah ada di pemerintah daerah untuk meningkatkan
literasi masyarakat, dan bagaimana peran Bunda Literasi dalam pelaksanaannya?

JAWABAN

Kami (DPRD Kota Semarang) sebagai mitra pemerintah daerah, telah Bersama-sama Menyusun
RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah), yang kemudian dijadikan acuan dalam
merumuskan RPJMD, RKPD, hingga Renstra dan Renja OPD.

Secara ringkas, terdapat 2 (dua) focus utama sebagai Indikator Kunci keberhasilan yakni Peningkatan
Indeks Pembangunan Litasi Masyarakat (IPLM) dan peningkatan Gemar Membaca (NTGM-Nilai
Tingkat Gemar Membaca).

Dari kedua Program besar tersebut, diturunkanlah menjadi berbagai kegiatan yang di antaranya
termasuk:

-Pembinaan Perpustakaan umum,

-Pembinaan perpustakaan khusus,

-Pengembangan Layanan Perpustakaan Rujukan

-Pengembangan Bahan Pustaka

-Pemilihan Duta Baca 

-sosialisasi Budaya baca dan literasi,

-Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial,

-Pengembangan dan Pemeliharaan Layanan Perpustakaan Elektronik,

-Pengembangan Kekhasan Koleksi Perpustakaan Daerah Tingkat Daerah,

-Pembinaan Perpustakaan pada Satuan Pendidikan Dasar

-Peningkatan Kapasitas Tenaga Perpustakaan dan Pustakawan 

- Pengembangan Koleksi Budaya Etnis Nusantara, dll


Yang kesemuanya itu tidak terlepas dari peran Bunda Literasi Kota Semarang

5. Bagaimana pemerintah daerah dapat meningkatkan dukungan terhadap Bunda Literasi dan
memberikan penghargaan terhadap kiprah mereka dalam meningkatkan inklusi sosial masyarakat
melalui literasi?

JAWABAN

Kehadiran Bunda Literasi ini diharapkan menjadi panutan dan penyemangat bagi kita semua untuk
menjadikan budaya membaca sebagai rutinitas dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mendapat perhatian masyarakat tentu pemerintah daerah harus mengenalkan Program
Literasi ke masyarakat, dimulai dengan kegiatan sosialisasi sebagai langkah awal program kerja
Bunda Literasi.

Pemerintah daerah dapat memfasilitasi tempat untuk kegiatan bunda literasi dalam menjalankan
program nya, seperti rumah dongeng, taman pintar atau tempat lain yang diharapkan mampu
menjadi wadah untuk anak-anak kita dalam menambah semangat minat bacanya sehingga bisa lebih
cerdas, terampil dalam membaca dan mahir dalam mengakses informasi yang bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai