KOMITMEN KERJA PEGAWAI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN KONAWE BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai rasa membutuhkan terhadap banyak orang. Rasa emosional inilah yang mempengaruhi tindakan, perilaku, dan komunikasinya di berbagai lingkungan kerja. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dimana saja manusia berada. Pada kehidupan sehari-hari banyak ditemui kegagalan dalam pekerjaan atau karier yang disebabkan oleh kegagalan dalam berkomunikasi. Misalnya seorang bawahan yang dipecat dari jabatannya karena ia gagal berkomunikasi dengan atasannya. Dalam konteks inilah, ternyata kita harus sadar bahwa proses komunikasi itu bukan sesuatu yang gampang. Oleh karena itu, kita harus berupaya terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan komunikasi dan keterampilan dalam berkomunikasi. Komunikasi dalam organisasi merupakan aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi. Secara sederhana organisasi dikenal sebagai wadah kerjasama dari sekumpulan orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai wadah, maka organisasi dapat dipandang sebagai sesuatu yang bersifat lahir, material, yang ada dalam bentuk-bentuk yang bisa dilihat dan diraba, misalnya gedung, peralatan mesin dan teknologi kerja. Sedangkan yang bersifat spiritual terlihat dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan perundang-undangan yang mengatur kerjasama tersebut. Dalam hal ini, organisasi merupakan suatu wadah yang melibatkan orang-orang yang melakukan kegiatan yang sama demi mewujudkan tujuan bersama. Setiap orang dalam organisasi mempunyai peranan dan status masing-masing. Karena peranan dan status seseorang menentukan pula cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Dan untuk mencapai tujuan bersama tersebut dibutuhkan komunikasi yang sehat. Salah satu sarana komunikasi dalam organisasi dapat berbentuk dalam budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan salah satu model komunikasi yang mengatur nilai dan norma dalam organisasi. Menurut Luthans (2006:47), budaya dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh untuk menginterpretasikan pengalaman dan menghasilkan perilaku sosial. Pada konteks organisasi, organisasi berperan sebagai komunikator, dan informasi-informasi penting atau kebijakan organisasi merupakan pesan yang ingin disampaikan, melalui budaya organisasi sebagai saluran komunikasi, yang ditujukan kepada seluruh karyawan di organisasi. Budaya organisasi menjadi nilai, norma, sikap dan etika kerja dalam sebuah organisasi yang menjadi pegangan bersama dalam menjalankan organisasi. Dalam unsur-unsur tersebut juga bisa digunakan untuk menilai cara berfikir dari karyawan, sikap dan perilaku karyawan, kerja sama dan juga interaksi dengan lingkungan kerja. Jika budaya organisasi yang telah berjalan dalam proses kerja baik, maka hal tersebut dapat mempengaruhi komitmen karyawan untuk membangun keberhasilan organisasi.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Konawe adalah salah satu
Organisasi Pemerintah Daerah yang bergerak di bidang pendidikan, pelestarian budaya serta pengarsipan sejarah. Letaknya yang strategis di antara Sekolah Dasar, SMK, dan Perguruan Tinggi di wilayah kecamatan wawotobi menjadikan OPD ini sangat dibutuhkan masyarakat. Dalam menjalankan suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari keberagaman budaya, dimana terdapat berbagai macam kultur/budaya dari orang-orang yang terlibat didalamnya.
Salah satu tujuan didirikannya Perpustakaan adalah sebagai upaya
pembangunan karakter bangsa yang merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu wadah yang paling efektif dalam membangun karakter dan peradaban bangsa adalah perpustakaan, sebab orang bijak menyebutkan “Perpustakaan adalah otak masyarakat”, dimana seluruh produk karya cipta manusia yang beradab baik yang tercetak maupun yang terekam tersimpan di Perpustakaan, kemudian ada yang mengatakan “kelompok masyarakat yang rajin membaca relatif berprilaku positif sedangkan masyarakat yang kurang membaca cenderung berprilaku negatif bahkan mungkin anarkis”, seperti yang setiap hari kita sama saksikan di berbagai media.
Seperti yang diamanahkan dalam Undang-undang 1945,
Perpustakaan Umum sebagai wahana mencerdaskan kehidupn bangsa, juga mempunyai beberapa fungsi strategis dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (PENGURUS IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA KOTA SURAKARTA): Pertama, fungsi Perpustakaan Daerah sebagai tempat pembelajaran seumur hidup (life-long learning). Perpustakaan daerah tempat dimana semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa terus belajar tanpa dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Banyak program pemerintah, seperti pemberantasan buta huruf dan wajib belajar, akan jauh lebih berhasil seandainya terintegrasi dengan Perpustakaan Umum. Bila di sekolah orang diajar agar tidak buta huruf dan memahami apa yang dibaca. Maka di Perpustakaan Umum, orang diajak untuk terbuka wawasannya, mampu berpikir kritis, mampu mencermati berbagai masalah bersama dan kemudian bersama-sama dengan anggota komunitas yang lain mencarikan solusinya. Tugas Perpustakaan Umum membangun lingkungan pembelajaran (learning environment) dimana anggota komunitas pemakainya termotivasi untuk terus belajar dan terdorong untuk berbagi pengetahuan. Dalam konsep manajemen modern, hal ini disebut dengan Knowledge Management. Kedua, fungsi Perpustakaan Daerah sebagai katalisator perubahan budaya. Perubahan perilaku masyarakat pada hakikatnya adalah perubahan budaya masyarakat. Perpustakaan Umum merupakan tempat strategis untuk mempromosikan segala perilaku yang meningkatkan produktifitas masyarakat. Individu komunitas yang berpengetahuan akan membentuk kelompok komunitas berpengatahuan. Perubahan pada tingkat individu akan membawa Jurnal Iqra’ Volume 09 No.02 Oktober, 2015 238 perubahan pada tingkat masyarakat. Komunitas yang berbudaya adalah komunitas yang berpengetahuan dan produktif. Komunitas yang produktif mampu melakukan perubahan dan meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik. Ketiga, fungsi Perpustakaan Daerah sebagai agen perubahan sosial. Idealnya, Perpustakaan Daerah adalah tempat dimana segala lapisan masyarakat bisa bertemu dan berdiskusi tanpa dibatasi prasangka agama, ras, kepangkatan, strata, kesukuan, golongan, dan lain-lain. Perpustakaan Umum sangat strategis dijadikan tempat anggota komunitas berkumpul dan mendiskusikan beragam masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Disini, perpustakaan tidak hanya menyediakan ruang baca, tetapi juga menyediakan ruang publik bagi komunitasnya untuk melepas unek-uneknya dan kemudian berdiskusi bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Tugas pustakawanlah untuk mendokumentasikan semua pengetahuan publik yang dihasilkan dan menyebarluaskan ke anggota komunitas yang lain. Seorang pustakawan dituntut tidak hanya mampu mengolah informasi, tetapi juga harus punya kepekaan sosial yang tinggi dan skill berkomunikasi yang baik. Keempat, fungsi Perpustakaan Umum sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Dari semua pengetahuan komunitas yang didokumentasikan di Perpustakaan Umum, fungsi perpustakaan berikutnya adalah melakukan kemas ulang informasi, kemudian memberikan kepada para pengambil keputusan sebagai masukan dari masyarakat. Dengan begini masyarakat akan punya posisi tawar yang lebih baik dalam memberikan masukan-masukan dalam pengambilan kebijakan publik. Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsi di atas perpustakaan umum tidak dapat berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat umum maupun pemerintah daerah setempat., hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Perpustakaan Nomor : 43 Tahun 2007 Pasal 8 huruf a s/d f yang berbunyi sebagai berikut : Jurnal Iqra’ Volume 09 No.02 Oktober, 2015 239 Pemerintah Propinsi dan Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban : a. Menjamin penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di daerah; b. Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di wilayah masing-masing; c. Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat; d. Menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan; e. Memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah ; dan f. Menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum daerah berdasar kekhasan daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang kekayaan budaya daerah di wilayahnya.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana budaya komunikasi organisasi di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Konawe Bagaimana budaya komunikasi organisasi mempengaruhi kinerja organisasi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Konawe. 1.3. Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian - Berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA Jurnal Iqra’ Volume 09 No.02 Oktober, 2015