Anda di halaman 1dari 14

PERANAN ORANG KRISTEN DALAM

HIDUP BERBUDAYA

Disusun oleh ;

Etika Febriani Telaumbanua/MPPP 3/2A


Fania Pebrianti Manalu/MPPP 3/2A
Debby Mariana Simbolon/MPPP 3/2A

POLITEKNIK PARIWISATA NEGERI MEDAN

T.A 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat,dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang budaya dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalam nya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,saran,dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi siapapun. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................I

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................II

2.1 PENGERTIAN BUDAYA.....................................................................................1

2.2 UNSUR-UNSUR BUDAYA..................................................................................2

2.3 MENGANTISIPASI BUDAYA YANG NGATIF.................................................3

2.4 PERANAN ORANG KRISTEN DALAM HIDUP BERBUDAYA.......................4

2.5 PANDANGAN ALKITAB DALAM KONTEKS BUDAYA................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................................III

KESIMPULAN............................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Indonesia
merupakan salah satu Negara yang mempunyai banyak keanekaragaman budaya yang sangat
menarik dan unik. Dalam era modernisasi sekarang ini, tidak sedikit penduduk Indonesia yang
menganut budaya asing dan melupakan budaya sendiri. Perkembangan teknologi dan masuknya
budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari secara perlahan telah menghancurkan kebudayaan
daerah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari budaya?


2. Bagaimana proses terbentuknya budaya?
3. Apa saja ciri-ciri dan fungsi dari budaya?
4. Apa saja unsur dari budaya
5. Kapan budaya itu ada?
6. Bagaimana peranan orang Kristen dalam hidup berbudaya?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah

2. Menjawab pertanyaan seputar materi mengenai budaya


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BUDAYA
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan
bahwa budaya bisa dipelajari.

Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

 Proses terbentuknya budaya

Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. budaya individu adalah hasil cipta atau
pola pikir yang dimiliki seseorang. Faktor faktor yang mempegaruhi terbentuknya budaya
antara lain :

1. Dorongan Naluri, yaitu timbul semata-mata karena dorongan naluri. Misalnya,


seorang bayi secara naluri akan menangis apabila dia merasakan lapar atau haus.
2. Dorongan Indrawi, yaitu timbul karena rangsangan yang dirasakan oleh manusia
melalui panca indranya, seperti penglihatan, peraba, pendengaran, dan pengecap.
Misalnya, karena mengamati pemandangan di kampung, akhirnya kamu bisa
menghasilkan lukisan pemandangan yang indah.
3. Dorongan Akal, yaitu sebuah dorongan yang muncul karena kemampuan kita sebagai
manusia yang dapat memanfaatkan akal dan pikiran untuk kemudahan hidup kita.
Misalnya, untuk memudahkan menggambar sebuah lingkaran, akhirnya diciptakan lah
sebuah alat bernama jangka.
4. Dorongan Religi, yaitu dorongan yang dirasakan karena dasar kepercayaan atau
dorongan rohani. Misalnya, karena kepercayaan, manusia akhirnya melahirkan tradisi
atau kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan kegiatan
keagamaan, seperti ritual pemakaman yang diiringi oleh doa-doa atau tradisi sejenis.

 Ciri-ciri dan fungsi budaya

1. Ciri ciri Budaya

 Sebagai budaya yang berada di daerah tersebut dan dipelajari.


 Dapat disampaikan kepada setiap orang dan setiap kelompok serta diwariskan dari
setiap generasi.
 Bersifat dinamis, artinya suatu sistem yang berubah sepanjang waktu.
 Bersifat selektif, artinya mencerminkan pola perilaku pengalaman manusia secara
terbatas.
 Memiliki unsur budaya yang saling berkaitan.
 Etnosentrik, artinya menggangap budaya sendiri sebagai budaya yang terbaik atau
menganggap budaya yang lain sebagai budaya standar.

2. Fungsi Budaya

 Batas
Budaya berperan sebagai penentu batas-batas, yang artinya budaya menciptakan
perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan
organisasi lainnya.
 Identitas

Budaya memberikan rasa identitas kepada anggota organisasi.

 Komitmen

istem religi dianggap sebagai salah satu unsur kebudayaan yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat.
Sistem religi juga berfungsi untuk mengatur kehidupan antara manusia serta penciptanya.
Kebudayaan dapat hadir di masyarakat, karena adanya unsur sistem religi atau kepercayaan
yang berbeda-beda di setiap daerah.

2. Unsur Kebudayaan Sistem Bahasa

Bahasa merupakan alat yang diciptakan oleh manusia, agar mempermudah setiap
individu berinteraksi. Sistem bahasa jugBudaya memfasilitasi lahirnya komitmen
terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu.

 Stabilitas

Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial.

 Sejarah Budaya

Istilah sejarah budaya mengacu kepada sebuah disiplin ilmu dan subyek yang terkait
dengannya. Sejarah budaya, sebagai sebuah disiplin ilmu, sering kali menggabungkan
pendekatan antropologi dan sejarah untuk melihat tradisi budaya populer dan interpretasi
budaya dari pengalaman sejarah. Bidang ilmu ini meneliti rekaman dan naras deskriptif
mengenai pengetahuan pada masa lalu, adat istiadat, dan seni dari sekumpulan masyarakat.
Bidang ilmu ini meneliti mengenai even yang terjadi dari masa lalu hingga masa kini dan
masa depan yang membentuk sebuah budaya.

sejarah budaya merekam dan menginterpretasi kejadian pada masa lalu yang berkaitan
dengan manusia melalui sosial, budaya, dan politik, atau hal yang terkait dengan seni dan hal-
hal yang diprioritaskan oleh sebuah kelompok. Jacob Burckhardt merupakan orang yang
membuat sejarah budaya menjadi sebuah disiplin ilmu. Sejarah budaya mempelajari dan
menginterpretasi catatan masyarakat dengan memperhatikan berbagai cara berbeda yang
digunakan oleh manusia untuk membentuk sebuah kelompok. Sejarah budaya termasuk
diantaranya aktivitas budaya pada masa lalu, seperti upacara, latihan dan interaksi dengan
masyarakat setempat.

Sejarah budaya sering tumpang tindih dalam pendekatannya dengan gerakan dari
Prancis histoire des mentalités (Philippe Poirrier, 2004) dan sejarah baru. Di Amerika Serikat,
sejarah budaya diasosiasikan dengan bidang studi Amerika. Ilmu ini diciptakan dan
dipraktikkan oleh sejarawan Swiss abad ke-19 M bernama Jakob Burckhardt. Sejarah budaya
berorientasi kepada studi mengenai periode sejarah tertentu, dengan tidak hanya membahas
lukisan, pahatan, dan arsitektur, namun juga sistem ekonomi yang membentuk masyarakat,
dan institusi sosial dalam kehidupan sehari-hari

2.2 UNSUR BUDAYA


1. Unsur Kebudayaan Sistem Religi

Unsur kebudayaan yang pertama adalah sistem religi atau kepercayaan. Sistem religi ini
menyangkut dan berkaitan dengan keyakinan seorang individu. Unsur kebudayaan, sa
merupakan unsur yang dapat membentuk kebudayaan tersebut. Menurut Koentjaraningrat,
sistem bahasa merupakan perlambangan dari manusia yang digunakan untuk komunikasi
secara lisan serta tertulis.

Sistem bahasa sebagai unsur kebudayaan dapat dilihat melalui pengetahuan bahasa yang
digunakan oleh setiap kelompok masyarakat berbeda-beda dan memiliki variasi serta
keunikannya tersendiri.

3. Unsur Kebudayaan Sistem Pengetahuan

Kebudayaan dapat muncul, karena adanya ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai gagasan
maupun ide dari setiap pencetus kebudayaan tersebut. Sistem pengetahuan dalam kebudayaan
secara universal juga berkaitan dengan sistem peralatan hidup serta teknologi. Hal ini
dikarenakan sistem pengetahuan memiliki sifat yang abstrak dan berwujud dalam ide setiap
manusia.

4. Unsur Kebudayaan Sistem Ekonomi

Unsur ekonomi dapat membentuk kebudayaan melalui sistem ekonomi, masyarakat menjadi
gotong royong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian serta sistem ekonomi
juga menjadi fokus kajian yang penting dalam etnografi.

5. Unsur Kebudayaan Kesenian


Kebudayaan serta unsur kesenian memang saling terikat satu sama lain. Kesenian yang dibuat
oleh masyarakat dapat membentuk suatu kebudayaan di lingkungan masyarakat tersebut.
Contohnya seperti seni tari yang memiliki makna khusus dan hanya ditarikan dalam ritual
maupun upacara tertentu saja.

6. Unsur Kebudayaan Sistem Teknologi atau Peralatan Hidup

Unsur teknologi dapat berperan dalam pembentukan suatu budaya di daerah tertentu, hal ini
dapat dilihat pula melalui usaha antropolog untuk memahami kebudayaan manusia melalui
unsur teknologi yang dipakai oleh suatu kelompok masyarakat.

Unsur teknologi yang dimaksud merupakan benda yang dapat dijadikan sebagai peralatan
hidup dengan bentuk serta kegunaannya yang sederhana. Unsur teknologi yang hadir dalam
kebudayaan ini menyangkut fisik dari kebudayaan itu sendiri.

7. Unsur Kebudayaan Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Kebudayaan terbentuk melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat, setiap


kehidupan dalam kelompok masyarakat diatur oleh adat istiadat serta aturan-aturan yang
telah disetujui oleh anggota masyarakat itu. Kesatuan sosial yang dekat serta dasar dari
seorang individu adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti dari individu tersebut serta kerabat-
kerabat lain.

8. Unsur Kebudayaan Sistem Kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan dalam unsur kebudayaan adalah sekelompok masyarakat yang


anggotanya merasa menjadi satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan ini pula menjadi
salah satu unsur pewarisan budaya yang penting dalam struktur sosial. Sistem
kemasyarakatan juga berperan untuk menghitung garis keturunan dari hubungan pernikahan
serta hubungan darah seorang individu.

2.3 MENGANTISIPASI BUDAYA YANG NEGATIF


Spiritualitasegalitarianismedalam praktik gereja dapat menyatukan perbedaan yang
ada ikut dilibatkan dalam penerapan nilai-nilai budaya lokal, dimana prinsip kesatuan
dalam membangun paraingu(tempat kediaman) bisa tetap terjaga dan dipimpin oleh
golongan bangsawan yang merangkul semua golongan. Dari pihak gereja sendiri, para
pendeta hendaknya memiliki kedewasaan mental untuk menyikapi perbedaan yang ada
tanpa harus terkungkung aktualisasi diri ketika melihat riak-riak dalam jemaat. Prinsip
ketelada-nan misi Yesus dalam budaya Yahudi namun menyelamatkan seluruh
duniahendaknya menjadi modal dasar untuk dapatmempersatukan perbedaankastayang ada.
PenerapanEgalitarianismegereja berkaitan dengan insklusivitas budaya lokal yakni dengan
berhati hati dalam praktik keti-daksetaraan dalam pelayanan, kerendahan hati dan
mengosongkan diri sebagai kunci egalitaria-nisme, perhatian lebih kepada kepentingan
bersama daripada golongan tertentu, dan teladan misi pelayanan Yesus sebagai kunci
budaya kekekalan.Praktik gereja dalam budaya lokal yang ada dengan para pemimpin umat
dan para bangsawan (maramba) duduk bersama dalam kepe-mimpinan Ilahi dalam
membangun manusia seutuhnya di dalam karya keselamatan. Kemudian gereja melakukan
penetrasi dengan membuka budaya lokal dalampendekatan teologi konteks-tual. Langkahnya
dengan kesatuan utama dalam spiritual, iman dan firman, misi penginjilan gereja yang
baik dalam kaitan budaya lokal, serta tindakan terus menerus danberkesinambungan antara
pemimpin gereja dan para bangsawan (maramba).

2.4 PERANAN ORANG KRISTEN DALAM HIDUP BERBUDAYA


Suatu kebudayaan merupakan produk yang dihasilkan dari berbagai pemikiran
manusia. Umat Kristen percaya secara sadar bahwa kehidupan berorientasi atas rancangan
dan restu Allah. Oleh sebab itu, kebudayaan perlu disikapi dengan bijaksana. Kebijaksanaan
tersebut sudah disinggung dalam ayat-ayat Alkitab mengenai kebijaksanaan. Sikap umat
Kristen terhadap suatu kebudayaan adalah sebagai berikut:

 Antagonis, salah satunya adalah sikap menentang, menolak, dan menyingkirkan


suatu kebudayaan karena dianggap menistakan Tuhan.
 Dominasi, salah satunya adalah sikap yang memberi jalan bahwa kebudayaan
dapat berjalan beriringan dengan syarat perombakan sesuai aturan penyembahan
pada Tuhan.
 Akomodasi, salah satunya adalah sikap "bodo amat" dan setuju dengan setiap
kebudayaan yang membaur.
 Dualisme, salah satunya adalah sikap yang menerima kebudayaan dengan
menganggap seluruhnya terpisah dari iman Kristen.
 Pengudusan, salah satunya adalah sikap yang tidak menerima dan tidak menolak
suatu kebudayaan dan juga bergantung pada sikap kebudayaan tersebut terhadap
Tuhan.

2.5 PANDANGAN ALKITAB DALAM HAL BUDAYA


Bandingkan 1 Timotius 6:10 “karena akar dari segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa
dirinya dengan berbagai-bagai duka”.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. uatu
kebudayaan merupakan produk yang dihasilkan dari berbagai pemikiran manusia. Umat
Kristen percaya secara sadar bahwa kehidupan berorientasi atas rancangan dan restu Allah.
Oleh sebab itu, kebudayaan perlu disikapi dengan bijaksana. Spiritualitas egalitarianisme
dalam praktik gereja dapat menyatukan perbedaan yang ada ikut dilibatkan dalam penerapan
nilai-nilai budaya lokal, dimana prinsip kesatuan dalam membangun paraingu(tempat
kediaman) bisa tetap terjaga dan dipimpin oleh golongan bangsawan yang merangkul semua
golongan. Dari pihak gereja sendiri, para pendeta hendaknya memiliki kedewasaan mental
untuk menyikapi perbedaan yang ada tanpa harus terkungkung aktualisasi diri ketika melihat
riak-riak dalam jemaat.
DAFTAR PUSTAKA

Website : https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_budaya#Studi_budaya

https://brainly.co.id/tugas/22280122

https://www.bola.com/ragam/read/4529769/pengertian-budaya-ciri-fungsi-
unsur-dan-contohnya-yang-ada-di-indonesia

https://www.ruangguru.com/blog/kebudayaan-universal-dan-proses-
pembentukannya-sosiologi-kelas-8

http://jonaagatos.weebly.com/bab-xii-pandangan-alkitab-terhadap-
kebudayaan-dan-hubungannya-dengan-iman-kristen.html

Buku Referensi : Alkitab

Anda mungkin juga menyukai