Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAJIAN ANTROPOLOGI

“ KEBUDAYAAN SUKU MADURA, JAWA TIMUR “

Disusun Oleh :

Nama : Yukie Oktavia Kusuma Ramadhan

Kelas : XI IBB (Bahasa)

1
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 3

1.2 Rumusan Materi ......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

2.1 Sistem Kekerabatan Suku Madura ............................................................................. 4

2.2 Sistem Religi Suku Madura ....................................................................................... 5

2.3 Sistem Politik Suku Madura ...................................................................................... 6

2.4 Sistem Mata Pencaharian Suku Madura .................................................................... 6

2.5 Bahasa Suku Madura ................................................................................................. 8

2.6 Kesenian Suku Madura ............................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................

3.1 Kesimpulan ................... ............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Etnografi merupakan salah satu bidang studi yang menarik untuk di pelajari. Yang
dimaksud dengan etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu
masyarakat atau etnik, baik itu berupa adat istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi maupun
bahasa. Tujuan dari etnografi sendiri antara lain memahami cara-cara kehidupan lain dari
sudut pandang masyarakat.

Dalam hal ini, Suku Madura yang merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia
dengan kebudayaan yang unik sangatlah menarik untuk dipelajari. Suku Madura adalah suku
yang memiliki karakteristik yang sangat kuat, seperti ulet dan gigih dalam berjuang,
berpegang teguh atas tradisi dan norma sosial, serta taat pada ajaran agama. Karakteristik
yang kuat juga ada pada budaya nya, baik dari sisi bahasa, kesenian, teknologi dan unsur
kebudayaan lainnya. Persebaran orang-orang yang berasal dari Suku Madura tidak hanya
terfokus di satu daerah, melainkan di berbagai daerah di Indonesia. Namun, masyarakat Suku
Madura cukup teguh dalam mempertahankan kebudayaannya. Kebudayaan Suku Madura
masih bisa bertahan meski sedikit perubahan dalam masyarakat yang terus bergerak secara
dinamis.

Keanekaragaman dari berbagai bentuk budaya maupun watak dari masyarakat


Madura itu sendiri menunjukkan betapa tingginya budaya yang dimiliki oleh suku bangsa ini.
Karakteristik masyarakatnya yang sangat melekat pada nama “Madura” membuat suku
Madura menjadi sangat khas di mata Indonesia. Selain dari karakter masyarakatnya,
Kebudayaan dan Kekayaan dari suku Madura ini juga memiliki ciri khas yang unik, tak
terupakan dan tentunya mebekas pula. Kekayaan seni tradisional yang berisi nilai-nilai
adiluhung yang berlandaskan nila religius islami dan kehidupan bersahaja yang ditunjukkan
dengan mata pencaharian orang Madura seharusnya diperkenalkan kembali kepada generasi
penerus sebagai pemilik sah atau pewaris budaya.

Berkenaan dengan pentingnya mengetahui karakteristik Suku Madura dalam upaya


menambah wawasan akan budaya nusantara, perlu disusun sebuah makalah yang mampu
menjadi wahana untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan konsep kebudayaan pada
Suku Madura, baik secara teoritis maupun secara praktis.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan materi


sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem kekerabatan yang dijalin oleh masyarakat Suku Madura?


2. Bagaimana sistem religi masyarakat Suku Madura?
3. Bagaimana sistem politik masyarakat Suku Madura?
4. Bagaimana sistem mata pencaharian hidup Suku Madura?
5. Apa bahasa yang digunakan oleh Suku Madura?
6. Bagaimana kesenian di Suku Madura?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk mengemukakan gambaran mengenai Suku Madura,


sehingga bisa lebih memahami mengenai kebudayaan Suku Madura. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk :

1. Mengetahui sistem kekerabatan yang dijalin oleh masyarakat Suku Madura


2. Mengetahui bagaimana sistem religi masyarakat Suku Madura
3. Mengetahui sistem politik yang dijalankan masyarakat Suku Madura
4. Mengetahui sistem mata pencaharian hidup Suku Madura
5. Mengetahui bahasa yang digunakan Suku Madura sehari-hari
6. Mengetahui kesenian di Suku Madura

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Kekerabatan Suku Madura

Dalam sistem kekerabatan masyarakat Madura menganut sistem kekerabatan Parental


serta pola pembagian harta waris dalam tradisi masyarakat Madura di Desa Sumber Kalong
merupakan model kontekstualisasi dari hukum Islam dengan adat setempat, bagian untuk
masing-masing ahli waris terpola menjadi tiga macam seperti diatas. Berbeda dengan adat
istiadat yang dianut oleh masyarakat Madura bahwa tempat tinngal telah ditentukan bahkan

4
sebelum terjadinya perkawinan yaitu suami mengikuti tempat kediaman isteri karena
masyarakat Madura menganut sistem kekerabat yaitu matrilokal. Sedangkan dalam UU
Perkawinan yaitu Pasal 30 ayat (1) yang isinya hak dan kedudukan isteri adalah seimbang.
Serta Pasal 32 ayat (2) rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
ditentukan oleh suami isteri bersama. Dalam era kesetaraan gender dan kesimbangan hak
kewajiban.

Serta mengimplementasikan isi dari UU Perkawinan terutama pada Bab VI Hak dan
Kewajiban Suami Isteri karena Undang-undang Perkawinan ini telah menampung
didalamnya unsur-unsur dan ketentuan-ketentuan hukum agamanya dan kepercayaannya itu
serta segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan dan telah disesuaikan dengan
perkembangan zaman.

1. Mereka membagi sama rata dengan tanpa membedakan jenis kelamin ahli waris
2. Memberikan kepada anak perempuan lebih banyak dari laki-laki
3. Memberikan bagian lebih banyak kepada laki-laki.

2.2 Sistem Religi Suku Madura

Suku Madura mayoritas memeluk agama islam. Selain itu, juga ada yang menganut
agama kristen protestan dan katolik. Orang Madura merupakan salah satu suku yang dikenal
identik dengan tradisi islam yang sangat kuat. Islam begitu meresap dan mewarnai pola
kehidupan masyarakat Madura. Bagi masyarakat Suku Madura betapa pentingnya nilai-nilai
keagamaan yang terungkap dari ajaran abantal syahadat, asapo’ angina, apajung Allah yang
artinya suku Madura sangat religius. Suku Madura merupakan salah satu pemeluk agama
islam yang sangat taat, sehingga mereka akan merasa aneh ataupun kurang simpati bahkan
jika identitas kemaduraannya hilang lingkungan sosial ‘akan menolak’ dan orang yang
bersangkutan akan merasa terasingkan dari akar Madura, apabila ada orang Madura yang
tidak memeluk agama islam. Namun, ada juga masyarakat Madura yang memeluk agama lain
selain islam. Bukan karena faktor bawaan dari lahir, melainkan faktor perkawinan silang dan
transmigrasi penduduk ke luar pulau Madura.

Bagi orang Madura, naik haji mempunyai makna sosial. Di samping mempunyai arti
telah menunaikan rukun Islam yang ke lima, orang telah naik haji akan dipanggil tuan, dan
prestisnya akan naik sehingga akan memperoleh penghargaan dan penghormatan oleh

5
masyarakat lingkungannya. Tujuan hidup orang Madura yang utama adalah menunaikan
ibadah haji ke Mekkah.

Orang Madura umumnya sulit membedakan antara Islam dan (kebudayaan) Madura.
Hal ini tampak pada praktek kehidupan mereka sehari-hari yang tidak bisa lepas dari dimensi
agama islam. Selain shalat lima waktu, orang-orang Madura melaksanakan pula kewajiban-
kewajiban yang berkaitan dengan peringatan hari-hari penting agama Islam. Misalnya,
selama bulan Asyuro, mereka membuat selamatan jenang suro, selama bulan Safar
diadakanlah se lamatan jenang sapar, di bulan Maulud mereka memperingati dengan
selamatan Mauludan. Di bulan Ramadhan, mereka menunaikan ibadah puasa kegiatan
keagamaan, seperti mengaji, membayar zakat fitrah dan sebagainya.

2.3 Sistem Politik Suku Madura

Orang Madura sejak lama terbiasa menyelesaikan konflik yang terjadi dengan
mengutamakan adanya musyawarah, baik di dalam hubungan kekerabatan dan ketetanggaan
maupun yang berkaitan dengan persoalan lain. Di dalam penyelesaian konflik tersebut selalu
diutamakan musyawarah, perdamaian, dan saling memaafkan serta tidak tergesa-gesa untuk
langsung menyerahkannya ke peradilan negara.

Budaya musyawarah selain lebih mendekatkan orang Madura satu sama lain juga
dimaksudkan untuk memulihkan keseimbangan yang disebabkan oleh konflik. Kehadiran
hukum negara dengan seperangkat karakteristiknya tidak saja menjadikan orang Madura
sebagai orang yang suka bermusuhan, tapi juga menyebabkan konflik tersebut
berkesinambungan. Kehadiran hukum negara membawa beban bagi nilainilai budaya
masyarakat Madura

2.4 Sistem Mata Pencaharian Suku Madura

Orang Madura tipe pekerja keras. Hidup bagi orang Madura haruslah bermakna.
Sebab jika dalam hidup bermanfaat, akan mengangkat harga dirinya di hadapan orang lain.
Bekerja memang adalah sebuah tuntutan untuk bisa hidup. Sebab secara geografis, alam
Madura gersang dan sulit ditanami. Dengan kondisi alam seperti saat ini, sangat sulit
ekonomi masyarakat Madura berkembang.

6
Masyarakat hidup dalam tingkat ekonomi yang cukup. Ini ditandai dengan muncul
nya industri garam. Juga dimulai dengan penanaman tembakau, khususnya Madura di bagian
timur,di era tahun 60-an sampai tahun 80-an. Namun andalan komoditi lokal ini semakin
lama semakin merosot. Harga garam anjlok. Industri garam lesu. Kondisi ini semakin parah
dalam beberapa tahun belakangan ini. Tidak berbeda dengan tembakau. Beberapa tahun
belakangan harga tembakau anjlok. Petani tembakau banyak yang rugi. Bahkan pemerintah
daerah seperti Pamekasan dan Sumenep, berusaha mencari tanaman alternatif pengganti
tembakau.

Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa
Timur. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan
tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan
pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka
panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di
Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak. Pertanian
subsistem (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung
dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura,
tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi
pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain
penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi
subsistem Suku Madura.

Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di
pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh
bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi
penghasil dan pengekspor utama garam. Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah
mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya,
kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban
bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan
dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009,
diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional. Selain itu,
Suku Madura terkenal dengan berjualan makanan khas sate yang sering disebut sate Madura.
Sehingga banyak orang Madura yang merantau ke provinsi-provinsi lain untuk mengadu
nasibnya sebagai penjual sate.

7
2.5 Bahasa Suku Madura

Bahasa merupakan alat komunikasi antara manusia dengan manusia yang lainnya,
sehingga terjadi proses interaksi antara individu dengan individu, kelompok dengan
kelompok, dan kelompok dengan individu yang bertujuan menyampaikan pesan atau
informasi. Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura
mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang, dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur
Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan,
Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan.
Bahasa Kangean, walau serumpun, dianggap bahasa tersendiri. Di Pulau Kalimantan,
masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang,
Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah
Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas.

Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-
Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia.
Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain
sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa
sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa
ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi
sudah tentu dengan lafal yang berbeda. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang
blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga
dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja.

Contoh :

1. Bhila (huruf “a” dibaca [e] (info) sama dengan bila = kapan.

2. Oreng = orang.

3. Tadha’ = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak).

4. Dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau).

5. Tanya = sama dengan Tanya.

6. Cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tapi tidak sengau).

7. Onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh).

8
2.6 Kesenian Suku Madura

Madura kaya akan kesenian tradisional yang amat banyak, beragam dan bernilai. Dalam
menghadapi dunia global yang membawa pengaruh materialisme dan pragmatisme. Kesenian
tradisional dalam hidup bermasyarakat di Madura sangat diperlukan, agar kita tidak terjebak
pada moralitas asing yang bertentangan dengan moralitas lokal. Berikut contoh keseniannya :

1. Tembang Macapat

Tembang macapat adalah tembang yang dipakai sebagai media untuk memuji Allah
sebelum dilaksanakan shalat wajib, tembang tersebut penuh sentuhan lembut dan membawa
kesyahduan jiwa. Selain berisi puji-pujian tembang tersebut, juga berisi ajaran, anjuran serta
ajakan untuk mencintai ilmu pengetahuan, ajaran untuk bersama-sama membenahi kerusakan
moral dan budi pekerti, mencari hakikat kebenaran, serta membentuk manusia berkepribadian
dan berbudaya. Melalui tembang ini setiap manusia diketuk hatinya untuk lebih memahami
dan mendalami makna hidup. Syair tembang macapat merupakan manivestasi hubungan
manusia dengan alam, serta ketergantungan manusia kepada Sang Penguasa Alam Semesta.

2. Duplang

Tari duplang merupakan tari yang spesifik, unik dan langka. Keunikan dari tarian ini
disebabkan karena tarian ini merupakan sebuah penggambaran kehidupan seorang wanita
desa. Wanita yang berkerja keras sebagai petani yang selama ini terlupakan. Dijalin dan
dirangkai dalam gerakan-gerakan yang sangat indah, lemah-lembut, dan lemah gemulai.

3. Karapan Sapi

Sebuah perlombaan dengan menggunakan sapi sebagai media, akan tetapi sekarang
jarang dilakukan karena dianggap menyakiti hewan yang juga makhluk hidup.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masyarakat Madura yang memiliki beragam budaya ini perlu dilestarikan, terlebih lagi
nilai-nilai budaya yang masih sarat dengan nilai-nilai Islam. Dengan mengetahui budaya
Madura, kita juga dapat mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan

9
orang Madura, karena sebenarnya orang Madura itu tidak lah seperti anggapan orang
kebanyakan, bahwa orang Madura itu kasar dan suka membunuh. Selain itu juga, dengan
mengetahui seluk-beluk budaya Madura akan mempermudah kita sebagai mahasiswa jurusan
komunikasi penyiaran islam, untuk berdakwah dan menyampaikan nilai-nilai islam melalui
budaya atau yang lebih dikenal dengan dakwah kultural.

DAFTAR PUSTAKA

http://aldikrisnad.blogspot.com/2018/01/makalah-suku-madura-jawa-timur.html

http://etheses.uin-malang.ac.id/2318/5/07660008_Bab_1.pdf

http://digilib.uinsby.ac.id/14303/4/Bab%201.pdf

https://www.researchgate.net/publication/336778757_MAKALAH_STUDI_MASYARAKA
T_MADURA_Diajukan_unuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Studi_Masyarakat_Indonesia

http://digilib.uinsby.ac.id/9728/5/bab%202.pdf

file:///C:/Users/Hosea%20manuel/Downloads/YUKIES/PJJ/ANTROPOLOGI/SISTEM%20P
OLITIK%20SUKU%20MADURA.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Madura

http://repository.unair.ac.id/14679/16/16.%20Bab%201.pdf

https://www.researchgate.net/publication/277884209_Politik_Keamanan_Jagoan_Madura

file:///C:/Users/Hosea%20manuel/Downloads/YUKIES/PJJ/ANTROPOLOGI/3900-5614-1-
PB.pdf

http://digilib.uinsby.ac.id/15581/2/Bab%201.pdf

https://travel.kompas.com/read/2021/08/28/093100927/suku-madura-penghuni-pulau-
madura-yang-gemar-merantau?page=all

http://lipi.go.id/berita/budaya-madura-:-bertahan-dengan-identitas-yangterselip/245

https://goodminds.id/suku-madura/

10

Anda mungkin juga menyukai