Anda di halaman 1dari 7

HETEROGENITAS SOSIAL

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) heterogenitas berarti


keanekaragaman. Keberagaman masyarakat atau heterogenitas sosial adalah
kumpulan atau kelompok dalam masyarakat yang dibedakan berdasarkan peran
dan fungsi yang dimiliki setiap individu maupun kelompok. Perbedaan yang
termasuk dalam heterogenitas sosial yaitu suku, budaya, agama, ras dan lain-
lain.

Di Indonesia misalnya, keberagaman itu ada berkat banyaknya suku, bahasa,


juga agama yang dianut warga negaranya. Hal yang sama bisa kita temukan di
negara seperti Australia. Dimana kita bisa menemukan orang kulit putih, orang
kulit hitam, orang Asia, dan lainnya, dengan berbagai macam agama, seperti
Kristen, Islam, bahkan Atheis. Tak sampai disitu, tak jarang bahkan kita juga
akan menemui orang berbicara dalam banyak bahasa di negeri Kangguru ini,
dari yang berbicara dalam bahasa Inggirs, bahasa Indonesia, bahasa Spanyol,
bahasa India, dan sebagainya. Meski tetap, bahasa Inggris menjadi bahasa
utama. Bahkan di Indonesia juga banyak macam bahasa yang di pakai oleh
masyarakat Indonesia.

Heterogen dibagi menjadi dua jenis yaitu heterogenitas masyarakat berdasarkan


pekerjaan dan heterogenitas berdasarkan jenis kelamin.

1. Heterogenitas berdasarkan pekerjaan yaitu kelompok masyarakat yang


didasari oleh profesi atau pekerjaan. Perbedaan profesi dalam masyarakat
dapat berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Sebagai contoh seseorang
yang berprofesi sebagai polisi akan berbeda dengan seseorang yang
berprofesi sebagai dokter. Heterogenitas profesi merupakan
heterogenitas masyarakat berdasarkan profesi/pekerjaan di masyarakat.
Keberagaman Indonesia mulai dari penduduk, letak geografis
memunculkan berbagai macam profesi dan pekerjaan, dimana
profesi/pekerjaan yang ada memiliki berbagai fungsi masing-masing di
dalam masyarakat.
2. Heterogenitas berdasarkan jenis kelamin memiliki pengaruh dalam
kehidupan bermasyarakat. Sebelum ada kemajuan teknologi dan belum
terbukanya pikiran manusia, ada beberapa pekerjaan yang tidak boleh
dilakukan oleh wanita. Bahkan tidak sedikit juga perempuan yang
menempati posisi rendah dalam pekerjaan karena gendernya. Berbeda
dengan zaman sekarang yang sudah modern dan pikiran manusia yang
sudah terbuka, kini perempuan bisa memilih pekerjaan yang disukai dan
bisa mendapat posisi yang sejajar dengan laki-laki. heterogenitas jenis
kelamin adalah keberagaman masyarakat berdasarkan jenis kelamin,
yaitu laki-laki dan perempuan. Heterogenitas jenis kelamin menakankan
pada peran di masyarakat. Dimana laki-laki dan perempuan memiliki
perannya masing-masing dan mempunyai kedudukan yang sama di dalam
masyarakat.

Heterogenitas dalam masyarakat disebabkan oleh adanya perbedaan sosial,


perbedaan sosial penyebab heterogenitas ini secara garis besar di bagi
menjadi 2 yaitu diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL

Diferensiasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara


horizontal, artinya pembedaan ini masih memiliki derajat atau tingkatan yang
sama. Sebagai contoh, pembedaan masyarakat yang didasarkan pada
perbedaan ras, etnis suku bangsa, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin tidak
ada yang lebih tinggi atau lebih rendah antara satu dengan lainnya.

Menurut Soerjono Soekanto, hal ini merupakan bentuk dari variasi pekerjaan,
prestise (dialeg bahasa), dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat. Artinya,
diferensiasi itu bisa menunjukkan keragaman yang dimiliki suatu bangsa.
Contohnya saja di Indonesia, ada banyak keragaman yang sangat banyak dan
bisa menjadi potensi dalam pembangunan baik dari suku, adat-istiadat,
bahasa, budaya, agama, dan lain sebagainya. Sampai sini kita ketahui bahwa
konsep ini lebih diartikan sebagai keberagaman yang bersifat horizontal, bukan
sebagai pembeda kelas yang bersifat vertikal.

Faktor penyebab diferensiasi sosial


1. Faktor ciri fisik.
Ciri fisik pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang berhubungan dengan ras, warna
kulit, warna mata, bentuk rambut, bentuk hidung, dan lain sebagainya. Pada intinya,
ciri fisik pada diferensiasi sosial terlihat jelas karena tampak dari luar perbedaan pada
setiap individunya.
2. Faktor ciri sosial.
Ciri sosial pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang memiliki hubungan dengan
fungsi individu pada setiap aspek kehidupan dalam bermasyarakat. Fungsi dari ciri
sosial sendiri berkaitan dengan profesi maupun pekerjaan yang dimiliki oleh masing-
masing individu.
3. Faktor ciri budaya.
Ciri budaya pada diferensiasi sosial merupakan ciri yang memiliki hubungan dengan
kebudayaan serta adat istiadat masyarakat di suatu negara atau wilayah.
Bentuk Diferensiasi Sosial
Masyarakat pada dasarnya bisa dibedakan atau terdiferensiasi menurut berbagai kriteria,
seperti dari ciri fisiologis atau ciri kebudayaan. Beberapa bentuk diferensiasi sosial biasanya
dilihat dari perbedaan ras, agama, pekerjaan, jenis kelamin, dan kebudayaan.

1. Diferensiasi ras
Ras adalah kelompok manusia yang berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya
berdasarkan lokasi geografis, ciri-ciri fisik seperti warna mata, warna kulit, bentuk
wajah, warna rambut, bentuk kepala, dan lain-lain.
Beberapa klasifikasi ras diantaranya yaitu australoid, mongoloid, kaukasoid, negroid,
dan masih banyak lagi.
2. Diferensiasi agama
perbedaan masyarakat berdasarkan kepercayaa.
Agama adalah sistem keyakinan dan sistem tindakan yang diikuti oleh individu dalam
kehidupan mereka. Contohnya seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Buddha, Hindu, dan lainnya.
3. Diferensiasi pekerjaan
perbedaan masyarakat berdasarkan pekerjaanya, contoh guru, petani, dokter. dll
4. Diferensiasi jenis kelamin
perbedaan berdasarkan sifat dan tingkah laku, sesuai dengan jenis kelamin. Jenis
kelamin atau gender adalah sesuatu yang dibawa manusia sejak lahir. Secara hakiki,
perbedaan laki-laki dan perempuan bersifat horizontal, karena hanya menyangkut
bentuk dan sifat dasar.
5. Diferensiasi suku bangsa
perbedaan masyarakat berdasarkan biologis yang sama contohnya budaya, bahasa
daerah, kesenian , adat istiadat dll.
STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat dalam kelas yang dapat disusun secara
bertingkat. Stratifikasi sosial dapat disebut pula sebagai lapisan antar masyarakat.
Stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang artinya adalah lapisan dan sosial yang artinya
adalah masyarakat. Apabila kedua kata tersebut digabungkan, maka stratifikasi sosial juga
dapat diartikan sebagai lapisan masyarakat. Sehingga, maknanya secara umum adalah
penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas yang telah disusun secara bertingkat.
Pengelompokan atau penggolongan kelas masyarakat tersebut sifatnya adalah hierarki
vertikal yang akibatnya adalah memunculkan istilah kelas sosial atas atau upper class.
Tingkatan kelas sosial tersebut terbentuk karena adanya suatu hal yang dihargai di tengah
masyarakat.

Faktor-faktor Terbentuknya Stratifikasi Sosial


Pada umumnya, stratifikasi sosial terbentuk melalui dua cara yaitu secara ilmiah dengan
selaras melalui pertumbuhan masyarakat serta dengan disengaja atau direncanakan oleh
manusia. Akan tetapi, dasar-dasar yang menjadi faktor dari terbentuknya stratifikasi sosial
ada empat faktor. Berikut penjelasannya.
1. Kekuasaan
Faktor pertama adalah karena kekuasaan. Seorang individu maupun sekelompok
masyarakat yang memiliki kewenangan besar atau kekuasaan akan berada pada
tingkat lapisan atas serta bawah. Orang yang memiliki kekuasaan maupun
kewenangan paling besar lah yang akan menempati lapisan paling atas dalam
masyarakat.
2. Kekayaan
Faktor lain yang membentuk adalah kekayaan. Sebab orang yang memiliki kekayaan
atau memiliki penghasilan tinggi akan menduduki lapisan teratas dalam masyarakat.
Kekayaan yang dimiliki oleh seseorang tersebut bisa mempengaruhi gaya hidup, jenis
makanan yang dikonsumsi, cara berpakaian, transportasi pribadi hingga kepemilikan
atas barang mewah.
Kekayaan seseorang dapat diukur dari kepemilikan harta benda yang terlihat dari
jumlah materilnya. Kekayaan tersebut yang akhirnya menentukan kedudukan
seseorang dalam masyarakat. Karena, orang yang memiliki kekayaan paling banyak
akan masuk dalam kelompok masyarakat terbatas. Sementara itu, orang yang tidak
memiliki kekayaan atau jumlah kekayaannya paling rendah, maka ia akan berada
dalam lapisan sosial masyarakat paling rendah pula. Seseorang dapat melihat
kekayaan orang lain dari tempat tinggalnya, cara berpakaian, benda yang ia miliki,
kebiasaanya dalam berbelanja maupun berbagi dengan orang lain.
3. Kehormatan
Kehormatan yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya diukur dari kekayaan yang
dimiliki atau kekuasaannya. Kehormatan seseorang juga diukur dari cara pandang
masyarakat terhadap orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Cara lain untuk
mengukur kehormatan seseorang adalah dari gelar kebangsawanan yang dimiliki.
Orang yang paling disegani atau dihormati di kalangan masyarakat akan menempati
lapisan sosial paling atas.
orang yang paling dihormati biasanya akan memberikan banyak jasanya pada
masyarakat, orangtua atau orang yang memiliki perilaku dan budi yang luhur. Dalam
masyarakat tradisional, seorang individu yang paling dihormati biasa disebut sebagai
tetua adat. Orang tersebut adalah seorang pemimpin di masyarakat yang pernah
memiliki jasa besar pada masyarakat di masa lalunya.
4. Ilmu Pengetahuan
Faktor terakhir adalah karena ilmu pengetahuan. Maksudnya, orang yang memiliki
tingkat pendidikan paling tinggi maka ia dapat menempati lapisan sosial paling atas
dalam masyarakat. Contohnya dalam dunia pendidikan ada professor, doctor, dan lain
sebagainya.
Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
Setelah membaca definisi stratifikasi sosial, kamu perlu mengetahui jenis-jenis stratifikasi
sosial.
1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Usia (Age Stratification)
Pasa sistem stratifikasi sosial yang didasarkan usia, anggota masyarakat yang lebih
muda mempunyai perbedaan hak dan kewajiban dengan anggota masyarakat yang
lebih tua. Contoh stratifikasi sosial berdasarkan usia misalnya anak sulung yang lebih
diutamakan dibandingkan anak bungsu pada kasus sistem ahli waris yang terdapat di
kerajaan di dunia.
2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin (Sex Stratification)
Stratifikasi sosial yang didasarkan pada jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan
hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan, bahkan seringkali cenderung
hirarkis. Dalam masyarakat patriatki, kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Sebaliknya, dalam masyarakat matriarki, perempuan justru mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
3. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Agama (Religious Stratification)
Stratifikasi sosial berdasarkan agama berkaitan erat dengan kedudukan agama atau
kepercayaan yang dimiliki oleh sekelompok individu terhadap agama atau
kepercayaan kelompok lain. Contoh stratifikasi sosial berdasarkan agama adalah
diindonesia mayoritas beragama muslim jadi otomatis agama islam menjadi agama
yang berada di tingkat atas di Indonesia.
4. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Ras (Racial Stratification).
Stratifikasi sosial yang didasarkan pada ras menyoroti aspek ras manusia sebagai
dasar untuk membentuk struktur masyarakat. Stratifikasi sosial ras merupakan
peninggalan periode imperialisme dan kolonialisme. Contohnya adalah di amerika ras
kilit putih lebih di istimewakan di banding ras kulit hitam.
Sifat stratifikasi sosial ada 3 yaitu
1. Stratifikasi sosial terbuka
Dalam hal ini, setiap anggota masyarakat dapat berpindah-pindah dengan bebas dalam
strata sosial, baik horizontal maupun vertikal. Contohnya ketika ada seorang individu
yang dahulu bekerja hanya sebagai staf kantor biasa di kantornya, kemudian ia
mendapatkan kesempatan

2. Stratifikasi sosial tertutup


Bentuk kedua adalah stratifikasi tertutup yang sifatnya diskriminatif. Karena bentuk
kedua stratifikasi ini sulit untuk melakukan mobilitas vertikal. Sebab, setiap anggota
dari strata sosial hanya akan melakukan mobilitas horizontal saja. Contohnya seperti
sistem kasta yang ada pada agama Hindu. Sistem kasta tersebut mengelompokan
anggota masyarakat menjadi empat kasta yaitu Ksatria, Brahmana, Waisya dan Sudra.
Menurut sistem kasta tersebut, seseorang akan kesulitan apabila ingin berpindah
kelas, karena kasta diperoleh dari garis keturunan seseorang.

3. Stratifikasi sosial campuran


Bentuk ketiga dari stratifikasi sosial adalah gabungan atau campuran antara
stratifikasi tertutup dengan terbuka. Sehingga bentuk stratifikasi ini memiliki sifat
yang mirip dengan kedua bentuk stratifikasi lain. Seorang individu dapat berpindah ke
lapisan atau tingkat sosial yang lain dengan cara pindah ke daerah yang lapisan
sosialnya memiliki sifat terbuka. Contohnya ketika ada seorang individu yang
memiliki kasta sudra, maka ia bisa berpindah ke daerah yang masyarakatnya tidak
mengenal atau menganut sistem kasta.

Anda mungkin juga menyukai