Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SENI PERTUNJUKAN

DRAMA “PUTRI PANDAN BERDURI”

Disusun Oleh:

Nama : Athiya Nabila


Athiyyah Aunatullah Diastuti
Diva Febri Arma Putri
Nayla Salsabila
Nazwa Putri Kirana
Syasa Safira Putri

Kelas : XI MIPA 7

SMAN 8 PEKANBARU

Jl. Abdul Muis No.14, Cinta Raja, Kec. Sail, Kota Pekanbaru, Riau 28127

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT. Karena berkah, rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Adapun judul dari makalah ini adalah "Putri Pandan Berduri".

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas pelajaran Budaya Melayu Riau. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Kami juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari guru dan rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Budaya Melayu Riau, yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 9 Januari 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II ISI

2.1 Pengertian ........................................................................................................ 3


2.2 Sejarah ............................................................................................................. 3
2.3 Musik Pengiring ............................................................................................... 6
2.4 Tata Rias/Busana .............................................................................................. 6
2.5 Tokoh ............................................................................................................... 6
2.6 Properti............................................................................................................. 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

LAMPIRAN .............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Drama adalah genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia
dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku
manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama
memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah
drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati
oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut
dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan
dalam pada sebuah pementasan drama.
Sebuah drama mengikuti struktur alur yang merata. Struktur yang tertata akan
membantu penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama memuat
babak, adegan, dialog, prolog, dan epilog. babak merupakan bagian dari naskah drama
yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu
tertentu. Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa.
Dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama. Dialog adalah hal yang paling
membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain. Prolog dan epilog
merupakan bingkai dari sebuah drama. Prolog merupakan pengantar untuk masuk ke
dalam sebuah drama. Epilog biasanya memuat makna dan pesan dari drama yang
dimainkan.
Ada tiga elemen penting dalam drama, diantaranya: Tokoh, pelaku yang mempunyai
peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, biasanya dikategorikan dalam sifat
protagonis atau antagonis. Wawacang, dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh
tokoh cerita. Kramagung, petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oelh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung
(biasanya dicetak miring). Dalam makalah ini kami mengambil naskah “Putri Pandan
Berduri”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah drama Putri Pandan Berduri?
2. Apa saja musik pengiring, set panggung, tata rias & busana, dan properti yang
digunakan dalam drama ini?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami pengertian dari drama

2. Untuk memahami sejarah dari drama ini

3. Untuk mengetahui perlengkapan yang digunakan dalam drama

1.4 Manfaat Penulisan


Pada prinsipnya makalah ini dibuat agar bisa bermanfaat baik bagi pembaca. Manfaat
dari penulisan makalah ini untuk menambah wawasan, memberi gambaran drama dan
dapat dijadikan pengetahuan.

2
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Putri Pandan Berduri merupakan cerita rakyat dari kehidupan Suku Laut di Pulau
Bintan, Kepulauan Riau. Kisah ini merupakan asal mula persukuan di Pulau Bintan.

2.2 Sejarah
Alkasih pada zaman dulu di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, hiduplah orang orang
Suku Laut yang dipimpin oleh Batin Lagoi. Pemimpin Suku Laut ini merupakan seorang
yang santun dan memimpin dengan adil. Tutur katanya yang lemah lembut terhadap siapa
saja membuat masyarakat Suku Laut sangat mencintai pemimpin mereka itu.
Guna mengetahui keadaan rakyatnya, Batin Lagoi senantiasa berkeliling. Pada suatu
hari, Batin Lagoi berjalan menyusuri pantai yang disekitarnya penuh ditumbuhi semak
pandan. Sayup sayup telinga Batin Lagoi menangkap suara tangisan bayi.
“Anak siapa itu yang menangis di tempat seperti ini ?” pikirnya heran sambil
memandang sekeliling. Karena ia tak melihat seorangpun, Batin Lagoi meneruskan
langkahnya.
Baru beberapa langkah, Batin Lagoi kembali mendengar suara tangisan bayi yang kini
semakin jelas. Batin Lagoi kembali memandang sekeliling, namun ia tak jua melihat
seorangpun disana. Karena penasaran, Batin Lagoi mengikuti asal suara tangisan yang
membawanya ke semak semak pandan. Batin Lagoi menginjak semak semak itu dengan
hati hati. Suara tangisan bayi terdengar semakin keras. Batin Lagoi tercengang melihat
seorang bayi perempuan yang diletakkan di atas dedaunan yang kini berada di depannya.
Rasa heran kembali menyergap Batin Lagoi. ‘Siapa gerangan yang meletakkan
bayinya disini ?’, gumamnya pelan. Batin Lagoi terdiam sejenak. Setelah memastikan tak
ada orang di sekitar situ, Batin Lagoi memutuskan untuk membawa pulang bayi
perempuan yang cantik itu. Sang bayipun berhenti menangis ketika Batin Lagoi
menggendongnya.

3
Batin Lagoi merawat bayi perempuan itu dengan penuh kasih sayang bak anaknya
sendiri. Terkadang ia merasa bayi itu memang diberikan Tuhan untuknya. Bayi perempuan
yang diberinya nama Putri Pandan Berduri itu sungguh membawa kebahagiaan bagi Batin
Lagoi yang selama ini hidup sendiri.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Putri Pandan Berduri telah tumbuh menjadi
seorang gadis yang cantik jelita. Bukan hanya parasnya yang menawan, Putri Pandan
Berduri juga memiliki sikap yang sangat anggun dan santun layaknya seorang putri. Tutur
katanya yang lembut membuat masyarakat Suku Laut mencintainya.
Banyak pemuda yang terpikat akan kecantikan Putri Pandan Berduri. Meski demikian
tak tanpa mengetahui arah tujuan hingga tiba di Pulau Bintan. Jenang Perkasa tak pernah
mengaku sebagai anak pemimpin Pulau Galang. Sehari hari ia bekerja sebagai pedagang
seperti orang kebanyakan.
Sebagai seorang pendatang, Jenang Perkasa cepat menyesuaikan diri. Sikapnya yang
sopan dan gaya bahasanya yang halus membuat kagum setiap orang. Mereka tak habis
pikir bagaimana seorang pemuda biasa memiliki sifat seperti itu. Akibatnya Jenang
Perkasa menjadi bahan pembicaraan di seluruh pulau.
Cerita tentang Jenang Perkasa sampai juga di telinga Batin Lagoi. Ia sangat penasaran
untuk mengenal pemuda itu secara langsung. Agar tak mencolok, Batin Lagoi
menyelenggarakan acara makan malam dengan mengundang seluruh tokoh terkemuka di
Pulau Bintan. Ia juga mengundang Jenang Perkasa dalam acara itu.
Jenang Perkasa yang sebenarnya heran mengapa dirinya diundang Batin Lagoi,
datang memenuhi undangan. Sejak kedatangannya, Batin Lagoi senantiasa
memperhatikan gerak gerik Jenang Perkasa. Caranya bersikap, berbicara, bahkan sampai
caranya bersantap diamati Batin Lagoi diam diam. Tak dapat dimungkiri, Batin Lagoi
sangat terkesan terhadap Jenang Perkasa. Terbersit dihatinya untuk menjodohkan Jenang
Perkasa dengan Putri Pandan Berduri. Batin Lagoi sepertinya lupa akan keinginannya
untuk menikahkan putrinya dengan seorang pangeran atau calon pemimpin.
Tak mau membuang kesempatan, Batin Lagoi segera menghampiri Jenang Perkasa.

4
‘Wahai anak muda, sudah lama aku mendengar kehalusan budi pekertimu..’, katanya
membuka percakapan. Jenang Perkasa hanya tersenyum sopan mendengar kata kata
pemimpin Pulau Bintan itu.
“Malam ini aku telah membuktikkannya sendiri’, lanjut Batin Lagoi sambil menatap
Jenang Perkasa yang menunduk malu mendengar pujian Batin Lagoi.
“Aku pikir, alangkah senangnya hatiku jika kau bersedia kunikahkan dengan
putriku..’.
Jenang Perkasa sungguh terkejut mendengar tawaran Batin Lagoi. Ia mengusap usap
lengannya untuk memastikan dirinya tak sedang bermimpi. Ia sama sekali tak menyangka
ayah seorang perempuan cantik bernama Putri Pandan Berduri meminta kesediaan dirinya
untuk dijadikan menantu. Jenang Perkasa tentu saja tak mau membuang kesempatan emas
itu. Ia segera mengangguk setuju sambil tersenyum memandang Batin Lagoi.
Beberapa hari kemudian Batin Lagoi menikahkan Putri Pandan Berduri dengan
Jenang Perkasa. Pesta besar digelar untuk merayakan pernikahan putri semata wayangnya
itu. Seluruh warga Pulau Bintan diundang untuk hadir. Para undangan merasa senang
melihat Putri Pandan Berduri bersanding dengan Jenang Perkasa yang terlihat sangat
serasi.
Putri Pandan Berduri hidup bahagia dengan Jenang Perkasa. Apalagi tak lama
kemudian, Batin Lagoi yang merasa sudah tua mengangkat menantunya itu untuk
menggantikan dirinya menjadi pemimpin di Pulau Bintan. Jenang Perkasa yang memang
anak seorang pemimpin itu rupanya mewarisi bakat kepemimpinan ayahnya. Ia mampu
menjadi pemimpin yang disegani sekaligus dicintai rakyatnya. Ia juga menolak untuk
kembali ketika warga Pulau Galang yang mendengar cerita tentang dirinya memintanya
untuk menggantikan kakaknya.
Pernikahan Putri Pandan Berduri dengan Jenang Perkasa dikaruniai tiga orang anak
yang diberi mama dengan adat kesukuan. Batin Mantang menjadi kepala suku di utara
Pulau Bintan, Batin Mapoi menjadi kepala suku di barat Pulau Bintan, dan Kelong
menjadi kepala suku di timur Pulau Bintan. Adapun adat suku asal mereka yaitu Suku Laut
tetap menjadi pedoman bagi mereka. Hingga kini Putri Pandan Berduri dan Jenang

5
Perkasa yang telah lama tiada masih tetap dikenang oleh Suku Laut di perairan Pulau
Bintan.

2.3 Musik Pengiring


Musik pengiring merupakan musik yang digunakan unruk mengiringi pertunjukan di
beberapa adegan pertunjukan teater atau perpindahan adegan/ setting. Musik pengiring
pada drama ini menggunaakan instrumen musik melayu dan backsound suara bayi
menangis.

2.4 Tata Rias & Busana


Busana adalah segala sesuatu yang dikenakan pada tubuh, baik dengan maksud
melindungi tubuh maupun memperindah penampilan tubuh. Busana pada umumnya suatu
ekspresi atau ungkapan pribadi yang tidak selalu sama untuk setiap orang. Busana yang
digunakan dalam drama ini sarung, topi dan pakaian sekolah putih abu-abu.

2.5 Tokoh
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam drama, sedangkan penokohan ialah
sifat batin seorang tokoh dalam cerita. Tokoh-tokoh dalam drama “Putri Pandan Berduri”
ini yaitu:
1. Batin Lagoi : Athiyyah Aunatullah Diastuti
2. Putri Pandan Berduri : Athiya Nabila
3. Pelayan : Diva Febri Arma Putri
4. Jenang Perkasa : Syasa Safira Putri
5. Julela : Nayla Salsabila
6. Orang 1 : Diva Febri Arma Putri
7. Orang 2 : Nazwa Putri Kirana
8. Orang 3 : Athiya Nabila
9. Pemuda 1 : Nayla Salsabila

6
10. Pemuda 2 : Nazwa Putri Kirana
11. Penduduk 1 : Nazwa Putri Kirana
12. Penduduk 2 : Diva Febri Arma Putri

2.6 Properti
Maksud dari properti dalam sebuah drama adalah semua perlengkapan yang
dibutuhkan saat pementasan teater. Properti ini keberadaannya penting karena sifanya
menunjang pertunjukkan. Dalam drama “Putri Pandan Berduri” ini properti yang
digunakan adalah boneka.

7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Drama adalah genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan
gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui
peran dan dialog yang dipentaskan. Drama yang diambil yaitu drama “Putri Pandan Berduri”.
Drama Putri Pandan Berduri merupakan cerita rakyat dari kehidupan Suku Laut di Pulau
Bintan, Kepulauan Riau. Kisah ini merupakan asal mula persukuan di Pulau Bintan.

Musik pengiring digunakan instrumen musik melayu dan backsound suara bayi. Properti
yang dipakai hanya boneka. Busana yang digunakan hanya sarung, tanjak dan pakaian sekolah.
Tokoh-tokoh dalam drama ini adalah Batin Lagoi, Putri Pandan Berduri, Pelayan, Jenang
Perkasa, Julela, Pemuda 1, Pemuda 2, Orang 1, Orang 2, Orang 3, Penduduk 1, Penduduk 2.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Drama

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Putri_Pandan_Berduri

https://youtube.com/watch?v=CNeX9T42As0&feature=shares

https://youtube.com/watch?v=a_xi1k2bILY&feature=shares

http://e-journal.uajy.ac.id/2971/3/2TA11375.pdf

https://sipadu.isi-ska.ac.id/sidos/rpp/20181/rpp_101211.pdf

https://kids.grid.id/read/473263340/mengidentifikasi-tokoh-tokoh-dalam-teks-drama-jawaban-m
ateri-kelas-5-sd-tema-9?page=all#:~:text=Tokoh%20merupakan%20orang%20yang%20berper
an,batin%20seorang%20tokoh%20dalam%20cerita.

9
LAMPIRAN

1. Naskah

Putri Pandan Berduri, Asal-Mula Persukuan di Pulau Bintan

Alkisah, pada zaman dahulu kala, di Pulau Bintan terdapat sekelompok orang Sampan atau
orang Suku Laut. Pemimpin Suku Laut atau Suku Sampan ini sangat gagah perkasa, Batin
Lagoi namanya.
Babak 1
Suatu hari, ketika Batin Lagoi sedang menyusuri pantai dengan berjalan santai, tiba-tiba ia
dikejutkan dengan suara tangisan bayi dari arah semak-semak pandan.
Bayi : “oek….oek….oek…”
Batin Lagoi : “Suara ape tu? Macam ade suare bayi menangis...”
Suara bayi menangis itu semakin kuat dan histeris. Batin Lagoi mulai mencari sumber
suara itu. Ia mulai mencari ke arah semak-semak pandan.
Bayi : “oek..oek…oek….(dengan suara yang lebih keras)”
Ternyata Batin Lagoi benar, ia menemukan seorang bayi perempuan tergeletak di antara
semak pandan dengan beralaskan daun.
Batin Lagoi : “Eh betol la. Anak siape ni? Kemane orang tuanye?”
Setelah melihat ke sekelilingnya, Batin Lagoi tidak melihat tanda-tanda ada orang di
sekitarnya.
Batin Lagoi : “Hmm.. macam ni je la, Sebaiknye aku bawak je budak ni pulang, aku
angkat die jadi anak. Name die Putri Pandan Berduri.”
Lalu, dengan hati-hati diambilnya bayi itu dari semak-semak Pandan dan dibawanya
pulang. Ia merawat dan menjaga Putri Pandan Berduri dengan penuh kasih sayang seperti
layaknya membesarkan putri raja.
Babak 2
Setelah Putri Pandan Berduri beranjak dewasa, Batin Lagoi memberinya pelajaran budi
pekerti yang luhur kepada Putri Pandan Berduri.
Batin Lagoi : “Pandan, engkau harus ingat baik-baik ape yang ayah cakap”

10
Putri Pandan : “Agaknye ape yang ayah saya mahu ajar saya?”
Batin Lagoi : “Sebelum ayah mulekan, engkau harus ingat dan buat baik-baik ape yang
ayah cakap.”
Putri Pandan : “Tentu ayah. Ayah tak perlu risau pasal tu.”
Batin Lagoi : “Tapi bukan tu je Pandan, engkau juga kene cakap sopan pade semue orang,
baik tue ataupun mude.”
Putri Pandan : “Baik ayah.”
Putri Pandan Berduri tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Tutur bahasa dan
sopan-santunnya seperti sifat para putri-putri raja.
Babak 3
Kecantikan dan keelokan tingkah laku daripada Putri Pandan Berduri mengundang
kekaguman dari para pemuda di Pulau Bintan.
Pemuda 1 : “Tengok la, cantiknye putri pandan berduri tu. Bukan cantik je,
sikapnye.. elok pula.”
Pemuda 2 : “Tiap jantan pasti kagum liat Putri Pandan Berduri tu. Namun, kenape tiada
lelaki yang berani mendekatinye? hmm.. mengape ye?”
Pemuda 1 : “Pertame, pare lelaki anggap mereke tak layak untuk putri pandan. Lepas
tu, karene ade berite Batin Lagoi mahukan Putri Pandan Berduri jadi isteri anak raje atau anak
Megat.”

Babak 4
Sementara itu, di Pulau Galang, terdapat seorang Megat yang mempunyai dua orang anak
laki-laki. Anak yang tua bernama Julela dan yang muda bernama Jenang Perkasa. Dari mereka
kecil, Megat itu mendidik kedua anaknya agar saling membantu dan saling menghormati satu
dengan yang lain.
Setelah keduanya beranjak dewasa, Megat menginginkan Julela yang menjadi pemimpin
di Galang. Hal ini kemudian membuat Julela menjadi sombong dan angkuh. Ia sudah tidak lagi
peduli dengan adiknya, hal ini menyebabkan hubungan mereka menjadi tidak harmonis dan
rukun lagi. Lalu, mereka pun menjalani hidup masing-masing secara terpisah. Dari hari ke hari

11
kesombongan Julela semakin menjadi-jadi. Ia sering mencaci dan memusuhi adiknya tanpa
sebab.
Julela : “Hei bodoh, kau tau.. bahawa nanti yang akan menjadi ketue di kampung ini
ielah aku. Jadi aku ingatkan kau bahawa kau mesti patuh semua perintah aku. Kalau tak, make
aku tak kan teragak-agak untuk menghalau kau dari kampong ini! Awak faham?"
Jenang Perkasa yang mendengar hal tersebut dari kakaknya menjadi sangat sedih.
Jenang P : “Mengape abang cakap kejam sangat macam tu e? Sikapnye berobah. Ape
masalah die? aku tak lagi dianggap adik ke? Daripada macam ni, baik aku tinggalkan Pulau
Galang diam-diam agar aku tak kene marah.”
Babak 5
Keesokan harinya, secara diam-diam, Jenang Perkasa berlayar dengan arah yang tidak
menentu. Setelah berhari-hari Ia mengarungi lautan yang luas, akhirnya sampailah ia di Pulau
Bintan.
Penduduk 1 : “Engkau nampaknye bukan penduduk kampung ni. Kalau saye tahu awak
dari mane?"
Jenang P : “Saye dari Pulau Galang di seberang sana.”
Penduduk 2 : “Mengapa kau bise sampai kat pulau ni?
Jenang P : “Karene Saye mengembare merentasi lautan. Kemudian, lepas beberapa
hari, tibe-tibe ternampak Pulau ini. Ke elokan pulau ni.. buat saye nak tinggal sebentar
kat sini."
Sikap dan perilaku Jenang Perkasa itu telah menarik perhatian Batin Lagoi.

Babak 6
Pada suatu hari, Batin Lagoi mengadakan perjamuan makan dengan mengundang
orang-orang Suku Sampan, tidak ketinggalan Batin Lagoi juga mengundang Jenang Perkasa
untuk datang dalam perjamuan itu.
Batin Lagoi : “Wahai Jenang Perkase, malam esok di rumahku ade jamuan. Saye mahu
awak datang, karene saye dah nggap awak sebahagian daripade suku ni.”
Jenang P : “Baik tuan, malam esok saye jumpe kat rumah tuan.”

12
Batin Lagoi : “Baiklah, jumpe awak malam esok. Saye tunggu awak.”
Jenang P : “Baik tuan, terime kasih.”

Babak 7
Esoknya, Jenang Perkasa datang untuk memenuhi undangan tersebut. Saat jamuan makan
akan dimulai, Jenang Perkasa memilih tempat yang agak jauh dari teman-temannya. Ia
melakukan hal itu agar air cuci tangannya tidak jatuh di hidangan yang akan ia makan. Tanpa
disadarinya, sejak ia datang sepasang mata telah memerhatikan perilakunya, yang tak lain dan
tidak bukan adalah Batin Lagoi. Tingkah laku dan budi pekerti Jenang Perkasa itu sungguh
mengesankan hati Batin Lagoi.
Usai perjamuan, Batin Lagoi menghampiri Jenang Perkasa.
Batin Lagoi : “Oh, Jenang Perkase! Sungguh, saye sangat kagum dengan kesopanan dan
keelokan budi bahase awak. Adekah awak sanggup jike saye mengahwinkan awak dengan
anak saye, Pandan Berduri?"
Jenang P : “Saye terime permintaan tuan yang mahukan anak tuan jadi istri
saye dengan segale kerendahan hati.”
Batin Lagoi : “Baiklah. Bile awak nak kahwin dengan anak saye?”
Jenang P : “Bilekah hari yang baik yang difikirkan oleh tuanku sesuai untuk
perkahwinan?”
Batin Lagoi : “Bagaimane minggu depan? Tapi, karenePandan Berduri anak perempuan
tunggal saye, saye nak majlis perkahwinannye diadekan meriah. Adakah kamu kisah?"
Jenang P : “Dah tentu saye tidak kisah tuanku.”
Jenang Perkasa pun dinikahkan dengan Putri Pandan Berduri. Pernikahan mereka
dilangsungkan sangat meriah. Jenang Perkasa dan Putri Pandan Berduri pun hidup bahagia.

Babak 8
Tak berapa lama kemudian, Batin Lagoi berfikir untuk segera mengangkat Jenang Perkasa
sebagai Pemimpin di Bintan untuk menggantikan dirinya.

13
Batin Lagoi : “Oh Jenang, ade perkare penting yang saye nakcakap.”
Jenang P : “Ape hal yang penting tu kalau saye bole tau?”
Batin Lagoi : “Saye nak awak gantikan saye jadi ketue di Pulau
Bintan. Saye rase sekarang ielah mase yang sesuai untuk melantik awak. Awak sedie?"
Jenang P : “Dengan segale kerendahan hati saye sudi, Ayah.”
Batin Lagoi : “Hmm bagus! Saye nak awak pimpin penduduk Bintan ni dengan bijak,
ikut adat yang berlaku di Bintan. Awak faham, Jenang?”
Jenang P : “Baik saye faham. Saye sentiase ingat semue nasihat ayah.”
Setelah Jenang Perkasa diangkat menjadi pemimpin di Pulau Bintan, Ia memimpin rakyat
Bintan dengan sangat bijaksana

.Babak 9
Pada suatu siang ketika Jenang Perkasa sedang beristirahat di kamarnya, pintu kamarnya
diketuk oleh seseorang.Jenang Perkasa yang mendengar pintu kamarnya diketuk segera
membukakanya.
Pelayan : “Maaf mengganggu rehat tuanku.”
Jenang P : “Tak pe, ade ape hal ni?”
Pelayan : “Ini tuanku, di luar ade sekumpulan orang yang nak jumpe dengan tuanku.”
Jenang P : “Siape kiranye e? Sudah tentu awak telah bertanye mereke, bukan??”
Pelayan : “Tentu tuanku. Mereke orang dari Pulau Galang. Adekah tuan ingin
berjumpe dengan mereke?”
Jenang P : “Saye akan jumpe mereke. Tolong beritahu mereke untuk menunggu saye
sedikit lagi.”
Pelayan :”Baik tuan.”

Babak 10
Jenang perkasa menemui para tamunya.
Orang 1 : “Selamat petang. Maaf kami ganggu rehat tuan.”

14
Jenang P : “Tak pe. Kirenye ade ape hal ni datang kat sini? Ade sesuatu yang buruk kat
Pulau galang ke?”
Orang 2 : “Tenang tuanku, tak ade suatu hal yang buruk katPulau Galang.”
Jenang P : “Hmm.. bile macam tu, ape hal yang buat awak datang kemari?”
Orang 3 : “Kami datang kat sini karene kami denga tuan jadi pemimpin kat Pulau
Bintan ni. Kami nak ajak tuan balik kat pulau Galang dan ganti abang tuan yang sombong
sangat jadi ketue kat pulau Galang. Ape kirenye tuan bersedie?”
Jenang P : “Maaf, bukannye tak nak.. tapi saye sekarang dah jadi ketue di pulau bintan
ni. Saye tak bole tinggalkan gitu je.”
Orang 2 : “Ape tuan tak kesian ke pade kami? Kami tahu dahulu tuan penduduk dari
pulau Bintan ni, lepas tu tuan bise bantu kite orang dengan care jadi ketue di pulau Bintan.”
Jenang P : “Dulu saye memang penduduk kat Pulau Galang, tapi kini saye dah jadi
penduduk Pulau Bintan ni. Lagipun, sudah jadi tanggungjawab saye pimpin pulau Bintan. Saye
tak bise tinggal tanggung jawab ni. Maafkan saye, saye tak bise terime permintaan awak.”
Akhirnya sekumpulan orang dari Galang itu pun kembali dengan tangan hampa.
Sementara Jenang Perkasa hidup berbahagia bersama Putri Pandan Berduri. Mereka
mempunyai tiga orang putra, yang sulung dinamakan Batin Mantang, yang tengah Batin Mapoi,
dan yang bungsu Batin Kelong.

Babak 11
Jenang Perkasa mendidik ketiga anaknya agar mereka tidak menjadi orang yang sombong.
Jenang P : “Wahai anak-anaku. Aku ingatkan pade awak semua, nantinye awak yang akan
pimpin Pulau ni gantikan aku. Kelak awak akan jadi ketue suku yang bertanggungjawab dan
tak sombong. Karene mase depan penduduk ade di tangan awak semue, make awak semue
harus jadi anak yang bertanggungjawab.”
Maka pada ketiga anaknya diadatkannya dengan adat suku Laut, dan dinamakan dengan
adat Kesukuan.
Setelah beranjak dewasa, ketiga anaknya tersebut memimpin suku mereka masing-masing.
Batin Mantang membawa berhijrah ke bagian utara Pulau Bintan, Batin Mapoi dengan

15
sukunya ke barat, dan Kelong dengan sukunya ke timu Pulau Bintan. Ketiga suku tersebut
kemudian menjadi suku terbesar dan termasyhur di daerah Bintan. Jika mereka mengalami
kesulitan, mereka kembali kepada yang pertama, yaitu kepada adat Kesukuan.
Tak lama kemudian, Jenang Perkasa meninggal dunia, disusul Putri Pandan Berduri.
Walaupun keduanya telah tiada, tetapi anak-cucu mereka banyak sekali, sehingga adat
Kesukuan terus berlanjut. Hingga kini, Jenang Perkasa dan Putri Pandan Berduri tetap
dikenang karena dari merekalah lahir persukuan di Teluk Bintan. Suku Laut atau Suku Sampan
ini masih banyak ditemukan berdiam di perairan Pulau Bintan.
(SELESAI)

2. Dokumentasi

Hari dan Tanggal Keterangan


Kamis,
26 Januari 2023

Kamis,
2 Februari 2023

16
Jumat,
3 Februari 2023

Jumat,
10 Februari 2023
Sabtu,
11 Februari 2023

Minggu,
12 Februari 2023

17

Anda mungkin juga menyukai