RANAU
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas 14 Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh
Hafiz Maulana Akbar
0120107
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................2
C. Rumusan Masalah ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerita Rakyat ....................................................................3
B. Jenis – Jenis Cerita Rakyat .................................................................3
C. Contoh Cerita Rakyat .........................................................................3
A. Latar Belakang
Di Indonesia tumbuh berbagai cerita rakyat dengan corak dan budaya yang
beranekaragam. Cerita rakyat itu sendiri memiliki beberapa jenis. Diantaranya, ada yang berupa
fabel (cerita binatang), legenda (cerita tentang asal usul suatu tempat), mite (cerita tentang
makhluk halus), dan sage (cerita tentang kepahlawanan).
Cerita rakyat adalah yang bersumber hikayat-hikayat warisan bangsa, yang diungkapkan dari
satu generasi ke generasi tanpa disandarkan kepada pendirinya (Thu'aimah 1998: 202). Cerita rakyat
yang berkembang di Indonesia sangatlah banyak, seperti contoh Danau Toba, Malin Kundang, Roro
Jonggrang, Putri Duyung, dan lain-lain. Termasuk cerita rakyat yang berkembang di Provinsi
Lampung, tepatnya di Kabupaten Lampung Barat yaitu Legenda Kelekup Gangsa Ular Naga di
Danau Ranau.
Pesan moral yang kita dapatkan apabila mendengarkan cerita Legenda Kelekup Gangsa
Ular Naga di Danau Ranau, diantaranya tentang kekeluargaan, menjauhi perbuatan jahat dan
selalu berbuat baik. Pesan moral yang disampaikan baik melalui peristiwa-peristiwa yang
dialami tokoh-tokohnya ataupun yang diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung
melalui tingkah laku tokoh-tokohnya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
1. Mengetahui pengertian dari cerita rakyat.
2. Mengetahui jenis-jenis cerita rakyat.
3. Mengetahui legenda dari kelekup gangsa ular naga di danau ranau.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan cerita rakyat?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis cerita rakyat!
3. Bagaimanakah legenda kelekup gangsa ular naga di danau ranau?
BAB II
PEMBAHASAN
pendirinya.
Di dalam keluarga tersebut ada sebuah benda pusaka berupa Kentungan atau disebut
dalam bahasa Lampung adalah "Kelekup Gangsa". Kelekup Gangsa tersebut digunakan untuk
memberi tanda-tanda kepada semua anggota keluarga untuk berkumpul ataupun sedang ada
bahaya.
Konon ceritanya, Kelekup Gangsa tersebut bilamana dibunyikan dengan dipukul atau
ditabuh maka bunyinya akan sampai ke Pulau Jawa sekitar daerah Banton/Banten. Karena itulah
sebabnya, ada salah satu keturunan dari Pekon Way Mengaku yang berada di daerah Banten dan
memiliki keturunan hingga kini.
Seiring dengan perkembangan waktu, maka pihak keluarga suami dari Sebuay
mengetahui akan hal ikhwal ini. Keajaiban dari harta pusaka Sebuay berupa Kelekup Gangsa
atau Kentungan, sehingga menimbulkan niat kurang baik dari saudara-saudara pihak keluarga
(suami Sebuay) untuk mencuri Kelekup Gangsa.
Hingga pada suatu hari, sekelompok orang (saudara suami Sebuay) pun benar-benar
mencuri Kelekup Gangsa tersebut. Dan setelah berhasil mencuri Kelekup Gangsa tersebut,
sekelompok pencuri itu berlari meninggalkan desa tetapi mengingat perjalanan yang akan
ditempuh jauh, dengan berjalan kaki, dan melewati hutan belantara. Maka, perjalanan tersebut
baru sampai di Danau Ranau pada waktu sore hari. Dan demi keamanan, Kelekup Gangsa itu
juga dimasukkan ke dalam air Danau Ranau, lalu akan meneruskan perjalanan pada keesokan
harinya.
Pada keesokan harinya, saat akan meneruskan perjalanan, ternyata Kelekup Gangsa
tersebut sudah berubah menjadi Seekor Ular Naga. Itulah sekilas cerita tentang legenda Ular
Naga di Danau Ranau milik Pribumi Way Mengaku. Dan hingga kini masih melegenda pada
masyarakat Pribumi Asli Way Mengaku dan menjadi warahan dari zaman ke zaman karena tidak
ada berupa buku dokumentasi yang mencatat sejarah dan kisah ceritanya. Warahan sendiri dalam
bahasa Lampung memiliki arti cerita zaman dahulu yang disebarkan secara lisan.
Dan itu pula yang menyebabkan enam keturunan yang lainnya hingga kini masih
menetap di tempat-tempat yang disebutkan diatas. Bahkan telah menyebar luas dan mempunyai
banyak keturunan dimana-mana. Dikarenakan kentungan untuk memanggil pulang dan
mengupulkan mereka berupa Kelekup Gangsa telah berubah menjadi Seekor Ular Naga di Danau
Ranau.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di masyarakat, dan disampaikan secara
turun-menurun. Jenis-jenis cerita rakyat ada empat yaitu Fabel (cerita tentang hewan), Mite
(cerita yang berhubungan dengan makluk halus), Sage (cerita rakyat yang bercerita tentang
kepahlawanan), dan Legenda ialah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya
dengan peristiwa sejarah (Moeliono, 1988:508).
Salah satu contoh cerita rakyat adalah Legenda Kelekup Gangsa Ular Naga di Danau
Ranau. Cerita rakyat ini sangat terkenal bagi masyarakat Lampung Barat. Kelekup Gangsa
adalah benda pusaka milik keluarga Sebuay yang digunakan untuk mengumpulkan semua
keluarga keturunan ataupun pertanda bahaya. Konon ceritanya, Kelekup Gangsa tersebut
bilamana dibunyikan dengan dipukul maka bunyinya akan sampai ke daerah Banten. Pada suatu
hari Kentungan itu dicuri oleh seorang keluarga suami Sebuay. Dan pada saat perjalanan
membawa Kentungan tersebut, pencuri itu berhenti sejenak di Danau Ranau karena hari sudah
malam. Dan dimasukkanlah Kentungan tersebut ke dalam Danau Ranau agar tidak diketahui
orang lain. Dan saat akan melanjutkan perjalanan, Kentungan itu sudah menjadi Seekor Ular
Naga yang mendiami Danau Ranau, Dan hingga saat ini masih banyak warga yang percaya
bahwa Ular Naga itu memang benar-benar ada keberadaannya di Danau Ranau.
B. Saran
1. Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari cerita ini.
2. Semoga cerita rakyat ini dapat dikenal lebih luas lagi oleh banyak orang. Terutama seluruh
masyarakat Lampung bahkan Indonesia, sehingga cerita ini tidak hanya dikenal dan dilestarikan
oleh masyarakat Lampung Barat saja.