Anda di halaman 1dari 12

CERITA RAKYAT

BUJANG NADI DARE NANDUNG SAMBAS


KALIMANTAN BARAT

Dosen pengumpu :
Sunarti, SKM.,M.Kes

Disusun oleh:
Nama : Tiara Sary Wahyuni
Nim : 201108113201027
Semester : 3 ( Tiga )
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES KAPUAS RAYA SINTANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYRAKAT
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan judul “CERITA RAKYAT BUJANG NADI DARE
NANDUNG SAMBAS KALIMANTAN BARAT”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Sintang, 5 Desember 2021


Penyusun

Tiara Sary Wahyuni


Daftar Gambar

Gambar 1 Makam Bujang Nadi Dare Nandung.................................................................8


Gambar 2 Istana Alwatzikoebillah Sambas........................................................................8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
Daftar Gambar............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5
A. Latar Belakang...................................................................................................5
B. Tujuan...............................................................................................................8
C. Manfaat.............................................................................................................8
BAB II CERITA RAKYAT BUJANG NADI DARE NANDUNG DAN TINJAUAN
MASYARAKAT SAMBAS............................................................................................9
A. Cerita Rakyat.....................................................................................................9
1. Pengertian Cerita Rakyat....................................................................................................9
2. Jenis-Jenis Cerita Rakyat.......................................................................................................9
B. Sinopsis Cerita Rakyat Bujang Nadi Dare Nandung............................................10
C. Pesan dan Nilai Moral Dalam Cerita Rakyat Bujang Nadi Dare Nandung.............11
BAB III PENUTUP..................................................................................................12
B. Kesimpulan....................................................................................................12

iv
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cerita rakyat merupakan pencerminan dari sebuah kebudayaan suatu


bangsa. Sebuah kebudayaan dapat terlihat dalam sebuah cerita rakyat yang
banyak menggambarkan situasi dan keadaan daerah asalnya. Cerita-cerita rakyat
adalah salah satu elemen budaya bangsa Indonesia yang makin tersisihkan
keberadaannya. Tentu tidak ingin generasi penerus bangsa tidak mengenal
kisahkisah yang diceritakan sejak ratusan tahun yang lalu. Oleh karena itu, sudah
menjadi kewajiban bersama sebagai bangsa yang menghargai budayanya, untuk
menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita-cerita rakyat
tersebut. Pelestarian ini dapat dilakukan dengan mengenalkan cerita rakyat pada
generasai muda. Bahasa yang disampaikan dalam sebuah cerita menggunakan
bahasa kedaerahan, namun penuh hikmah dan nilai-nilai budi pekerti, sebagai
cerminan dan rujukan bagi generasi penerus bangsa untuk dijadikan sebagai suri
tauladan. (Tinneke, 2006: 5)

Kalimantan Barat memiliki tiga suku etnik yaitu Melayu, Tinghoa dan
Dayak. Kalimantan Barat memiliki nilai sejarah yang penting bagi Indonesia.
Salah satu daerah di Kalimantan Barat yang terdapat banyak peristiwa sejarah
yaitu Sambas, yang terletak dibagian paling utara Propinsi Kalimantan Barat.
Sambas merupakan kota kecil yang mayoritas penduduknya adalah Melayu.
Sambas mempunyai sebuah kerajaan yang sampai saat ini artefaknya masih ada
2 yaitu Istana Alwatzikoebillah. Cerita Rakyat yang populer didaerah tersebut
adalah Bujang Nadi dan Dare Nandung.

Cerita rakyat merupakan karya sastra lisan yang muncul dari mulut ke
mulut dan berkembang dari generasi ke generasi, sehingga sering dikatakan
sebagai warisan budaya. Menurut Danandjaja, Cerita Rakyat atau folklor adalah
sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun
temurun, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan
maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat
(1997. h.2). Di Indonesia sendiri mempunyai banyak cerita rakyat yang memiliki
pesan moral yang baik bagi kehidupan, salah satunya yaitu cerita rakyat Bujang
6

Nadi Dare Nandung, dari daerah Sambas, Kalimantan Barat. Bujang Nadi Dare
Nandung termasuk dalam cerita rakyat yang berbentuk legenda. Menurut
Djamaris (Ella Maya h. 1) mengatakan bahwa legenda adalah cerita prosa rakyat
yang dianggap oleh pembuat cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi dan
dilakukan secara turun temurun.

ujang Nadi Dare Nandung merupakan cerita rakyat yang mengisahkan


tentang sikap dan sifat seorang raja atau pemimpin yang kejam dan egois, yang
sering bertindak sewenang-wenang yang bernama Tan Unggal. Selain itu, juga
menceritakan tentang kesedihan yang dialami oleh kedua anak raja tersebut,
yaitu Bujang Nadi dan Dare Nandung, yang dihukum oleh ayahnya sendiri
karena dianggap melakukan kesalahan yang sangat memalukan kerajaan
Sambas.

Menurut Sherly Narulita selaku pemerhati budaya dan pariwisata Sambas,


mengatakan bahwa cerita rakyat Bujang Nadi Dare Nandung termasuk kedalam
wujud kebudayaan berupa wujud fisik yaitu artefak, berupa makam Bujang Nadi
Dare Nandung dan wujud sistem sosial yaitu mengenai kepercayaan masyarakat
Sambas terhadap kebenaran makam Bujang Nadi Dare Nandung tersebut,
sehingga cerita Bujang Nadi Dare Nandung dianggap benar-benar terjadi. Selain
itu, ia juga berpendapat bahwa pada cerita rakyat Bujang Nadi Dare Nandung,
fungsi utamanya yaitu sebagai pengendali sosial (social control) atau sebagai
alat pengawasan, agar norma-norma masyarakat dapat dipatuhi. Oleh karena itu,
dalam cerita rakyat Bujang Nadi Dare Nandung ini sebaiknya diberikan
pemahaman tentang hikmah dan nilai-nilai, baik nilai yang baik maupun yang 3
buruk agar dapat menjadi bagian yang penting dalam cerita rakyat ini, supaya
bagian yang penting tersebut bisa tersampaikan dengan jelas serta dapat
diwariskan kepada generasi penerus, mengingat cerita rakyat ini dahulu
dipercaya masyarakat karena benar-benar terjadi sehingga harus terus
dibudayakan, agar cerita rakyat ini tetap ada. Hal tersebut yang mendasari
penulis melakukan analogi dari cerita rakyat Bujang Nadi Dare Nandung ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analogi merupakan kesamaan sebagian
ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan.

Cerita Bujang Nadi Dare Nandung dianalogikan berdasarkan inti


dari isi cerita yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan, cerita asli dari Bujang
7

Nadi Dare Nandung tidak terdapat akhir cerita yang dapat memberikan
pemahaman sebab akibat bagi anak-anak, selain itu terdapat pula tindakan
kekerasan yang tidak baik bagi anak-anak. Sehingga dengan
menganalogikan cerita Bujang Nadi Dare Nandung tersebut, akan lebih
banyak hikmah dan nilai-nilai yang baik bagi anak. Berdasarkan data dari
penelitian yang telah penulis lakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa
terdapat fenomena yang ada di masyarakat Sambas, yaitu minimnya
pengetahuan anak-anak sekarang ini mengenai cerita rakyat Bujang
Nadi Dare Nandung. Hal ini dikarenakan kurangnya upaya-upaya dari
pemerintah untuk melestarikan kesenian daerah khususnya cerita rakyat
Bujang Nadi Dare Nandung.

Buku yang dibuat oleh pemerintah setempat adalah buku


saku kecil yang dicetak hanya untuk cinderamata bagi wisatawan yang
datang 4 berkunjung. Hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa anak-
anak tertarik untuk mengetahui cerita rakyat Bujang Nadi Dare Nandung
melalui buku bacaan.

Gambar 1 Makam Bujang Nadi Dare Nandung


8

Gambar 2 Istana Alwatzikoebillah Sambas

B. Tujuan
Bertujuan untuk mempopulerkan kembali cerita rakyat Bujang Nadi
Dare Nandung khususnya kepada anak-anak di Sambas, Kalimantan Barat,
C. Manfaat
1. Mempertahankan eksistensi popularitas cerita rakyat Bujang Nadi
Dare Nandung dalam masyarakat Sambas Kalimantan Barat.
2. Berguna untuk memberikan tambahan pengetahuan bagi anak-
anak
mengetahui cerita rakyat Bujang Nadi Dare Nandung.
9

BAB II
CERITA RAKYAT BUJANG NADI DARE NANDUNG DAN
TINJAUAN MASYARAKAT SAMBAS

A. Cerita Rakyat
1. Pengertian Cerita Rakyat
Menurut Asep Ruhimat (Dwipanegara, 2012, h.4) menjelaskan
folklor
atau cerita rakyat biasanya diwariskan secara turun-temurun dan tidak
dibukukan. Cerita ini disebarluaskan dan diwariskan dalam bentuk lisan.
Bentuk folklor dapat meliputi bahasa rakyat, teka-teki, puisi rakyat,
cerita
prosa rakyat, dan nyanyian rakyat.

2. Jenis-Jenis Cerita Rakyat


Menurut Bascom (Danandjaja. 1997. h.50) cerita prosa rakyat
dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu mite, legenda dan
dongeng.

1) Mite
Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi
serta dianggap suci. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk
setengah dewa.
2) Legenda
Adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan
mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci.
Legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya mempunyai
sifat-sifat luar biasa, dan sering kali juga dibantu makhluk-
makhluk ajaib.
3) Dongeng
Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar
terjadi dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat

Dari ketiga jenis cerita rakyat diatas, cerita Bujang Nadi Dare
Nandung termasuk kedalam jenis legenda, karena dianggap benar-
benar terjadi tetapi tidak dianggap suci, yaitu adanya makam
Bujang Nadi Dare Nandung di gunung Sebedang Sambas.
10

B. Sinopsis Cerita Rakyat Bujang Nadi Dare Nandung

Bujang Nadi Dare Nandung adalah kakak beradik yang merupakan


anak dari raja Sambas yaitu Tan Unggal. Tan Unggal adalah seorang raja
yang kejam pada masa pemerintahannya. Ia sering bertindak sewenang-
wenang pada rakyatnya dan akan menghukum siapa saja yang bersalah
sehingga membuat rakyat Sambas sangat takut kepadanya. Sifatnya yang
jahat terlihat dari cara ia memperlakukan kedua anaknya. Bujang Nadi
dan Dare Nandung tidak diperbolehkan keluar istana dan mengenal
rakyat biasa, karena ia merasa anaknya tidak pantas mengenal rakyat
jelata, yang bukan keturunan dari kerajaan.
Bujang Nadi dan Dare Nandung mempunyai kegemaran masing-
masing, yaitu Bujang Nadi gemar memelihara ayam jantan, sedangkan
Dare Nandung gemar menenun kain. Dare Nandung sangat gemar dan
pandai menenun kain, oleh karena itu, ayahnya memberinya hadiah
berupa alat tenun yang terbuat dari emas. Suatu hari, Bujang Nadi dan
Dare Nandung sedang bersama dan bercerita mengenai keinginan mereka,
dimana Bujang Nadi mengatakan kepada Dare Nandung bahwa ia ingin
mendapatkan seorang istri yang berwajah cantik dan ayu seperti adiknya,
yaitu Dare Nandung. Dare Nandung juga mengatakan hal yang sama,
bahwa ia ingin mendapatkan seorang suami seperti Bujang Nadi, yang
tampan dan gagah. Perbincangan mereka berdua didengar dan
disalahartikan oleh seorang pengawal istana. Pengawal tersebut lalu
melaporkan hal itu kepada ayah mereka. Ia mengatakan kepada Tan
Unggal, bahwa Bujang Nadi dan Dare Nandung saling mencintai dan
ingin menjadi suami istri. Mendengar hal tersebut, Tan Unggal sangat
marah. Ia malu mendengar laporan dari pengawal tersebut dan tanpa
berpikir panjang ia menyuruh pengawalnya untuk membawa Bujang Nadi
dan Dare Nandung ke hutan, untuk dikubur hidup-hidup. Perintah tersebut
langsung dilaksanakan 9 oleh pengawal istana. Bujang Nadi dan Dare
11

Nandung ke gunung Sebedang untuk dikubur. Bujang Nadi dan Dare


Nandung dikubur bersama didalam sebuah peti, dan didalam liang kubur
mereka dibekali oleh ayahnya ayam jantan milik Bujang Nadi dan alat
tenun milik Dare Nandung. Kabar kematian Bujang Nadi dan Dare
Nandung diumumkan keseluruh daerah Sambas. Rakyat sangat terkejut
dan saling bertanya kesalahan apa yang telah Bujang Nadi dan adiknya
Dare Nandung perbuat sehingga mereka dihukum mati oleh ayahnya,
sehingga ada istilah “hidup dalam istana, mati dalam bencana”. Konon
setelah kejadian tersebut, akhir dari masa pemerintahnnya Tan Unggal, ia
di kudeta oleh pembantu-pembantu istana dengan memasukkannya
kedalam sebuah sangkar besi dan dibawa ke muara sungai Sambas Kecil
untuk dihanyutkan.

C. Kandungan Pesan dan Nilai Moral Dalam Cerita Rakyat Bujang Nadi
Dare Nandung

Cerita Bujang Nadi Dare Nandung mengandung pesan bahwa


bertindak sewenang-wenang (egois, mengikuti kemauan sendiri)
merupakan sikap dan sifat buruk yang tidak boleh dilakukan dan dicontoh,
sebab akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Serta janganlah berkata
dan menghukum tanpa adanya bukti dan penjelasan yang benar, karena
tentu saja itu merupakan hal buruk yang dapat membawa malapetaka,
yang pada akhirnya akan membuat penyesalan dalam diri sendiri dan tidak
disukai oleh oranglain. Pesan nilai moral dalam cerita rakyat Bujang Nadi
Dare Nandung adalah:
- Adanya nilai kasih sayang antara kakak dan adik
- Kasih sayang antara orangtua dan anak
- Nilai kepatuhan anak kepada orangtua
- Kesetiaan rakyat akan peraturan yang ada, serta
- Kesetiaan seorang pemimpin, siapa saja yang bersalah harus
dihukum
BAB III
PENUTUP

B. Kesimpulan
Dengan menganalogikan cerita rakyat Bujang Nadi Dare Nandung ini, pesan dan
nilai-nilai yang terkandung didalam cerita akan lebih mudah untuk dipahami oleh anak-
anak. Nilai-nilai yang terdapat didalam cerita rakyat Bujang Nadi Dare Nandung adalah
nilai kasih sayang antara orangtua dan anak, serta kasih sayang antara kakak dan adik.
Selain itu, terdapat pula nilai kepatuhan dan sikap/prilaku yang baik oleh seorang anak
kepada orangtuanya, yaitu berbakti dan menuruti perkataan orangtua. Cerita Bujang Nadi
Dare Nandung ini juga mempunyai bukti adanya yaitu makam Bujang Nadi Dare
Nandung di gunung Sebedang Sambas, Kalimantan Barat.

12

Anda mungkin juga menyukai