Anda di halaman 1dari 19

TALIBUN DAN KETRAMPILAN MENULIS

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apresiasi Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Agung Purwono, M.Pd

Disusun Oleh :
Abdiani Luthfiana Ulya (20161700126001)
Safithia Sufra (20161700126015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan
hidayahnya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat sehingga dapat
diselesaikan makalah dengan judul “Talibun dan Keterampilan Menulis”.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Dosen Pengampu, Agung


Purwono, M.Pd., yang telah memberikan arahan dalam penyusunan makalah,
kepada orang tua yang telah mendukung secara moril dan materil, serta dukungan
motivasi rekan-rekan sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk
perkembangan pembuatan makalah selanjutnya.

Mojokerto, Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1


A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 1
C. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................. 2
A. TALIBUN .............................................................................................................. 2
1. Pengertian Talibun ........................................................................................... 2
2. Ciri-Ciri Talibun ............................................................................................... 2
3. Fungsi Talibun .................................................................................................. 3
4. Struktur Talibun ............................................................................................... 3
5. Contoh Talibun ................................................................................................. 3
B. KETERAMPILAN MENULIS ............................................................................ 5
1. Pengertian Keterampilan Menulis .................................................................. 5
2. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 6
3. Tahapan Perkembangan Menulis.................................................................... 8
4. Teori dan Tahapan ........................................................................................... 9
5. Optimalisasi Keterampilan Menulis.............................................................. 10
6. Problematika dalam Keterampilan Menulis ................................................ 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 14
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 14
B. SARAN ................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Karya sastra memiliki banyak bentukya. Salah satunya yaitu talibun. Talibun
merupakan suatu bentuk karya sastra, yaitu salah satu bentuk puisi lama yang
berbentuk seperti pantun. Talibun sendiri lebih mirip dengan pantun karena
memiliki sampiran dan isi.
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai siswa, selain ketiga keterampilan lain yaitu keterampilan
membaca, menyimak dan berbicara. Pembelajaran menulis di SD diberikan
melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan menulis sangat penting
untuk dikuasai peserta didik. Keterampilan menulis akan banyak memberikan
manfaat dalam kehidupan yang serba maju sekarang ini.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang pengertian talibun,
disertai dengan ciri-ciri, fungsi, struktur talibun disertai dengan contohnya. Selain
membahas salah satu bentuk karya sastra yaitu Talibun, makalah ini juga akan
memaparkan pembahasan tentang keterampilan menulis.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengertian, ciri-ciri, fungsi, struktur dan contoh Talibun?
2. Bagaimana Pengertian, manfaat, tahapan perkembangan dan
problematika dari keterampilan menulis?
C. TUJUAN PENELITIAN
Seiring dengan pembahasan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, fungsi, struktur dan contoh
Talibun
2. Untuk mengetahui pengertian, manfaat, tahapan perkembangan dan
problematika dari keterampilan menulis?

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. TALIBUN
1. Pengertian Talibun
Talibun adalah salah satu bentuk puisi lama yang berbentuk seperti
pantun. Talibun sendiri lebih mirip dengan pantun karena memiliki sampiran
dan isi. Tetapi berbeda dengan pantun biasa karena talibun memiliki jumlah
baris lebih dari 4 baris. Talibun biasanya memiliki baris genap seperti 6 baris,
8 baris, 10 baris. Talibun 8 baris adalah talibun yang paling popular.
Menurut Wikipedia, Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun
karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris (mulai dari 6
baris hingga 20 baris). Sedangkan menurut KBBI, Talibun adalah bentuk
puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya
lebih dari 4, biasanya antara 16-20, serta mempunyai persamaan bunyi pada
akhir baris (ada juga seperti pantun, dengan jumlah baris genap, seperti
pantun, dengan jumlah baris genap, seperti 6, 8, atau 12 baris).
Berdasarkan paparan diatas, dapat disederhanakan bahwa yang dimaksud
dengan Talibun adalah salah satu bentuk puisi lama yang berbentuk seperti
pantun. Talibun sendiri lebih mirip dengan pantun karena memiliki sampiran
dan isi. Tetapi talibun berbeda dengan pantun biasa karena talibun memiliki
jumlah baris lebih dari 4 baris.

2. Ciri-Ciri Talibun
a. Talibun memiliki jumlah baris yang genap yang terdiri dari isi dan
sampiran. Jika talibun terdiri dari 6 baris, maka 3 baris pertama disebut
juga dengan sampiran dan 3 baris selanjutnya merupakan isi. Sedangkan
jika 8 baris, 4 baris pertama merupakan sampiran dan 4 baris selanjutnya
isi dan begitu seterusnya.
b. Antara kalimat sampiran pertama dengan kalimat sampiran kedua, ketiga
dan kalimat sampiran seterusnya harus saling berhubungan dan jangan
sampai bertolak belakang atau tidak ada hubungan sama sekali.

2
c. Sampiran pada talibun berupa perumpamaan sebagai kalimat pembantu
dalam menyampaikan isi, usahakan kalimat sampiran menggunakan kata
yang berima, indah dan menggunakan perumpamaan alam dan
lingkungan sekitar.
d. Bersajak abc-abc, abcd-abcd, dan abcde-abcde, dan seterusnya.
e. Tiap baris terdiri dari 8 hingga 12 kata.
f. Gaya bahasa yang digunakan luas dan menekankan pada bahasa
pengulangan yang berima.
g. Isinya menjelaskan tentang suatu perkara.
h. Talibun merupakan jenis puisi bebas.

3. Fungsi Talibun
Biasanya tema talibun disesuaikan diengan fungsi talibun tersebut,
diantaranya seperti:
a. Mengisahkan kebesaran/kehebatan sesuatu tempat dan lainnya.
b. Mengisahkan keajaiban sesuatu benda/peristiwa.
c. Mengisahkan kehebatan/kecantikan seseorang.
d. Mengisahkan kecantikan seseorang.
e. Mengisahkan tingkah laku dan sikap manusia.
f. Mengisahkan perlakuan dimasa lalu.
g. Mengisahkan seperti peperangan pada masa lalu.

4. Struktur Talibun
Seperti jenis pantun lainnya, talibun juga terdiri atas sampiran dan isi,
serta memiliki rima akhir yang terpola. Hanya saja, jumlah sampiran dan isi
pada talibun sangat tergantung dari jumlah pada talibun tersebut. Misalnya,
jika jumlah baris talibun ada 6, maka 3 bait awal akan menjadi sampiran, dan
3 sisanya menjadi isi. Begitupun jika jumlah barisnya ada 8, 10, 12 buah. Pola
rima juga sangat tergantung dari jumlah baris talibun. Misalnya, jika talibun
berjumlah 6 baris, maka pola rima akhirnya a-b-c-a-b-c. Atau, jika talibun
berjumlah 8 baris, maka pola rima akhirnya a-b-c-d-a-c-d.

5. Contoh Talibun
a. Talibun 6 baris

3
Jika punya motor surat sebelah
Hati-hati dengan polisi
Apalagi jika mengendarai berempat
Jika ingin hidup mudah
Jagalah hati. Jagalah diri
Agar selamat dunia dan akhirat
Kapal besar berlayar tanpa jangkar
Bersama sang nahkoda yang pandai
Berlayar hingga sampai ke bintang
Kalau kamu selalu rajin belajar
Pasti akan menjadi semakin pandai
Hingga lulus dengan nilai gemilang

b. Talibun 8 baris
Membeli cincin batu permata
Cincin disimpan dalam peti
Habis sudah uang yang tersisa
Hingga akhir bulan juni
Tak mampu lagi aku berkata-kata
Hanya kusimpan di dalam hati
Luka, perih yang ku rasa
Biar akau saja yang menajalani

Batu berani Batu bertuah


Batu hilang entah kemana
Sedih hati menjadi gembira
Meskipun dicari tak ada berita
Buat apa memiliki mobil mewah
Mobil yang lama masih sempurna
Sadarlah engkau wahai manusia
Janganlah engkau menghabiskan harta
c. Talibun 10 baris

4
Hujan di bulan selalu bergelimang
Jatuh ke bumi menciptakan genangan
Genangan di jalan sungguh membuat kelam
Jalanan kelam tak bersiring
Tak bersiring menciptakan kehancuran
Melihat kebahagian nampak hilang
Yang tinggal kini hanyalah kenangan
Janganlah kau menangis sehari semalam
Janganlah kau bersedih hingga mata kering
Karena ada aku yang memberikan kebahagiaan

Hujan di bulan tak itu hanya bualan


Bulan memerah tak bisa menjadi acuan
Hujan di bumi tak kunjung datang
Taburkan api dengan garam
Agar menimbulkan awan yang keputihan
Abang datang membawa kebahagian
Untuk Adik yang sedang tak karuan
Tolong jangan berbobohong sayang
Sudah cukup Adik menahan suram
Bawalah Adik ke luar dari kepedihan

B. KETERAMPILAN MENULIS
1. Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis.
Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain
dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung
dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan
penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati

5
Zuhdi (1999: 159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan
menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap
suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan
bahas tulis.

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah


salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap
muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne (Haryadi dan Zamzani, 1996:
77), keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas
sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Menurut The Liang Gie (2002:3 ), keterampilan menulis adalah keterampilan


dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu
alat tulis pada suatu halaman tertentu. Sedangkan mengarang adalah segenap
rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa


keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan
dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami
isi tulisan tersebut dengan baik

2. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan Menulis
Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan menulis dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Mengubah keyakinan pembaca;
2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3) Merangsang proses berpikir pembaca;
4) Menyenangkan atau menghibur pembaca;
5) Memberitahu pembaca; dan
6) Memotivasi pembaca.

6
Sedangkan Hugo Hartig mengklasifikasikan tujuan penulisan, antara
lain:
1) Tujuan penugasan (assingnment purpose)
Penulis menulis karena ditugaskan, bukan karena kemauan sendiri.
Misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yagn
ditugaskan membuat laporan, notulen rapat, dan lain-lain.
2) Tujuan altruistik (altruistic purpose)
Penulis bermaksud untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan
kedukaan dari pembaca, ingin menolong pembaca memahami. ingin
membuat hidup pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karya
penulis. Tujuan ini adalah kunci keterbacaan suatu tulisan.
3) Tujuan Persuasif (Persuassive Purpose)
Yaitu tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4) Tujuan informasional, tujuan penerangan (informational purpose)
Penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan/ penerangan kepada
para pembaca
5) Tujuan penyataan diri (self-expressive purpose)
Yaitu tujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca
6) Tujuan kreatif (creative purpose)
Tujuan kreatif disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya
dengan keinginan mencapai norma artistic, seni yang ideal atau seni
idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistic dan nilai-nilai
kesenian.
7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose).
Yaitu tujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi, sang
penulis ingin menjelaskan, menjernihjan, menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat mengerti dan
diterima oleh para pembaca
b. Manfaat Menulis

7
Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada
kemampuan menulis lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar, manfaat tersebut antara lain:

1) Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.


2) Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3) Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
4) Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan
dan pengorganisasian.
5) Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan
pribadi dan terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan
gagasannya sendiri.
Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang
ditulisnya, diantaranya:
1) Secara material
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai
profesi sambilan untuk memperoleh penghasilan.
2) Secara non material
Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena
bisa mengekspresikan diri, melontarkan gagasan-gagasan serta ide-ide,
mengkriti kinerja pemerintah, dan dapat mencerdaskan bangsa. Bahkan
mendapatkan pahala dari Allah swt.
3) Popularitas
Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya
dimana-mana, dikota, luar kota, provinsi dan bahkan dapat mendunia.

3. Tahapan Perkembangan Menulis


Berdasarkan jenjang kelas di SD pembelajaran menulis dibedakan menjadi 2
(dua) yaitu:

a. Pembelajaran Menulis Permulaan


Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan
simbol-simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik dan benar. Tingkatan

8
ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa
menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret. Tujuan menulis
permulaan adalah agar siswa dapat menulis katakata dan kalimat sederhana
dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat
memproduksi tulisan dapat dimulai dengan tulisan eja. Ruang lingkup
pembelajaran menulis di kelas rendah antara lain sebagai berikut:
1.) Kelas I (satu) Menulis permulaan di kelas I ini menggunakan huruf-
huruf kecil, tujuannya siswa dapat memahami cara menulis permulaan
dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara
tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas I SD disajikan
secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata,
katakata atau kalimat.
2.) Kelas II ( dua ) Menulis permulaan di kelas II ini menggunakan huruf –
huruf besar pada pada awal kalimat dan penggunaan tanda baca,
tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang
benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, untuk
memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD
mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf
diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua
huruf dikuasai oleh para siswa.
b. Pembelajaran Menulis Lanjutan (Pemahaman)
Pembelajaran menulis ini terdapat dikelas III, IV, V, VI. Tujuan menulis
lanjut adalah agar siswa mampu menuangkan pikiran dan perasaannya
dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Yang membedakan menulis
permulaan dengan menulis lanjut adalah adanya kemampuan untuk
mengembangkan skema yang ada yang telah diperoleh sebelumnya untuk
lebih mengembangkan hal-hal yang akan ditulis.

4. Teori dan Tahapan


Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses.
Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan yaitu :
a. Pra menulis (prewriting)

9
Pada tahap ini kegiatannya berupa siswa memilih topik, siswa mengumpulkan
dan menyesuaikan ide-ide, siswa mengidentifikasi pembacanya, siswa
mengidentifikasi tujuan menulis siswa memilih bentuk yang sesuai
berdasarkan pembaca dan tujuan menulis, dengan aktifitas pengarang
persiapan menulis cerita, menggambar, membaca, memikirkan tulisan,
menyusun gagasan dan mengembangkan rencana.
b. Pengedrafan (drafting)
Pada tahap ini siswa menulis draf kasar, siswa siswa menulis pokok-pokok
yang menarik pembaca, siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik,
dengan aktifitas pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa
memperhatikan kerapian atau mekanik.
c. Merevisi (revising)
Pada tahap ini siswa membagi tulisanya kepada kelompok, siswa
mendiskusikan tulisanya kepada temannya, siswa membuat perbaikan sesuai
komentar teman dan gurunya, siswa membuat perubahan subtantif dan bukan
sekedar perubahan minor antara draf pertama dan kedua. setelah mendapat
saran –saran dari orang lain pengarang dapat membuat beberapa perubahan
dan perubahan itu dapat melibatkan orang lain.
d. Mengedit (editing)
Pada tahap ini siswa mebaca ulang tulisanya, siswa membantu baca ulang
tulisan temannnya, siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan
membetulkannya.
e. Mempublikasikan (publishing)
Pada tahap ini siswa mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai,
siswa membagi tulisanya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya.

5. Optimalisasi Keterampilan Menulis


Dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis, beberapa hal yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dibawah ini akan
dipaparkan beberapa pedekatan yang direkomendasikan dalam tujuan
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis.
a. Pendekatan Komunikatif

10
Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa
mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam
pembelajaran, pendekatan komunikatif tampak pada pembelajaran, misalnya:
mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat iklan.
b. Pendekatan Integratif
Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam
pembelajaran. Pendekatan ini tampak pada butir pembelajaran, misalnya:
menceritakan pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa
sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas
cerita yang didengar.
c. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam
mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan.
Pendekatan keterampilan proses ini tampak pada butir pembelajaran,
misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan,
membuat iklan, dan menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang padu.
d. Pendekatan Tematis
Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai
payung/pemandu dalam pembelajaran.pendekatan tematis, tampak pada butir
pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan
menyusun naskah sambutan.

Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai karakteristik


yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam
pembelajaran sebagai subjek pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran.
Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam
membangkitkan potensi siswa dalam membangun/mengkonstruksi gagasan/ide
masmg-masing di dalam pembelajaran.

Selain memperhatikan pendekatan yang cocok untuk digunakan, guru juga


perlu memperhatikan bahan ajar menulis dan metode pengajaran menulis.

a. Bahan ajar menulis

11
Pengajaran menulis (permulaan) difokuskan pada penulisan huruf,
penulisan kata, penggunaan kalimat sederhana, dan tanda baca (huruf kapital,
titik, koma dan tanda tanya). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
materi pelajaran menulis untuk pengajaran menulis meliputi :
1) Penulisan huruf;
2) Penulisan kata;
3) Penggunaan kalimat sederhana;
4) Tanda baca (huruf kapital, titik, koma, dan tanda tanya).
b. Metode pengajaran menulis deskripsi
Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula
tanpa bantuan gambar.
1) Menulis deskripsi dengan bantuan gambar.
2) Menulis deskripsi tanpa bantuan gambar.

Kegiatan ini biasa dilakukan dengan mengungkapkan hasil pengamatan


objek terhadap lingkungan anak, dan pengalaman yang pemah dilakukan.

6. Problematika dalam Keterampilan Menulis


Aktivitas menulis atau mengarang merupakan salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang paling sulit dan tidak banyak di antara kita yang menyukainya.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa problematika yang dihadapi dalam
keterampilan menulis yang diambil dari penelitian terdahulu.

Contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Suastika, seorang


Guru SDN 1 Bungkulan, Kabupaten Buleleng (2018). Berdasarkan hasil
wawancara penulis lakukan dengan guru kelas II, ditemukan sebuah
permasalahan dalam pembelajaran menulis permulaan yaitu seorang siswa
lakilaki saat ditugaskan untuk menulis kata yang disebutkan oleh gurunya, hasil
tulisan si anak ini tidak memiliki bunyi sama sekali, menurut pengakuan gurunya,
si anak hafal macam huruf dari A sampai Z. Namun berbeda halnya ketika guru
menugaskan si anak untuk menyalin kata yang ada pada buku paket ataupun LKS,
tulisan si anak ini mampu diartikan oleh gurunya. Peneliti mengungkapkan
beberapa solusi mengenai hal tersebut, diantaranya yaitu Menjadikan huruf
sebagai bahan nyanyian; penggunaan media inovatif seperti Buklet Edukatif

12
Tematik (BET); menggunakan model pembelajaran Example Non Example, dan
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC).

Problematika lainnya yaitu masalah yang dihadapi siswa kelas IV SD Mangir


Lor dalam penelitian yaitu mereka mengalami kesulitan jika diberi tugas untuk
menulis karangan narasi oleh guru. Kesulitan yang dihadapi para peserta didik
diantaranya mengenai ejaan, penggunaan tanda baca, pemilihan kosakata,
penyusunan kalimat hingga kesulitan mengembangkan ide cerita ke dalam bahasa
tulis. Pada umumnya kalimat yang dibuat peserta didik juga memuat kata yang
diulang-ulang sehingga menjadi kalimat yang tidak efektif. Akibatnya, karangan
narasi yang dihasilkan kurang memberikan gambaran yang jelas tentang
rangkaian peristiwa atau kejadian. Hasil pengamatan menunjukkan pula bahwa
nilai siswa pada aspek menulis karangan narasi masih banyak yang berada di
bawah KKM yang ditetapkan yaitu 70. Solusi yang diberikan peneliti yaitu
dengan menggunakan media gambar seri. Penggunaan media gambar seri dipilih
karena merupakan media yang menarik bagi siswa usia SD. Penggunaan gambar
yang disukai anak-anak akan mendorong minat, kreatifitas dan motivasi siswa
dalam menulis karangan. Gambar seri juga bisa membantu siswa menemukan
kosakata dan menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan dan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. Talibun ialah sejenis puisi lama yang berbentuk mirip pantun biasa. Kemiripan
talibun dengan pantun sangat tinggi karena sama-sama mengandung sampiran
dan isi. Namun talibun berbeda dengan pantun biasa memiliki jumlah baris lebih
dari 4 baris. Talibun sendiri memiliki baris berjumlah genap seperti 6 baris, 8,
10 dan seterusnya. Talibun yang sering digunakan ialah talibun 8 baris. Struktur
talibun sama seperti pantun, dengan jumlah sampiran dan isi yang seimbang.
Contoh untuk talibun 6 baris strukturnya a-b-c-a-b-c, talibun 8 baris a-b-c-d.a-
b-c-d, talibun 10 baris a-b-c-d-e-a-b-c-d-e.
2. Keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan
dalam bentuk bahasa tulis sehingga pembaca dapat memahami isi tulisan
dengan baik
3. Tujuan menulis yaitu tujuan penugasan, altruistic, persuasive, informasional,
pernyataan diri, tujuan kreatif, serta tujuan untuk pemecahan masalah. Selain
itu, menulis akan memberikan manfaat kepada penulisnya, hal tersebut dapat
diklasifikasikan manfaat secara material, non material dan popularitas.
4. Tahapan perkembangan menulis di jenjang sekolah dasar dibagi menjadi dua
tahap, yaitu pembelajaran menulis permulaan (yaitu pada kelas 1-2) dan
pembelajaran menulis lanjutan (kelas 3-6)
5. Teori dan tahapan menulis adalah sebagai berikut. Pra menulis (prewriting);
Pengedrafan (drafting); Merevisi (revising); Mengedit (editing);
Mempublikasikan (publishing)
6. Optimalisasi keterampilan menulis dapat dilakukan dengan pendekatan
pembelajaran yangn tepat. Beberapa diantaranya yaitu pendekatan komunikatif,
pendekatan integratif, pendekatan keterampilan proses, dan pendekatan tematis

14
B. SARAN
Setelah dipaparkan makalah Apresiasi Bahasa Indonesia tentang talibun dan
keterampilan menulis, diharapkan mahasiswa lebih memahami tentang bagaimana
teori tentang penggunaan Talibun dan cara apresiasinya serta dapat memahami
beberapa aspek dalam keterampilan menulis di Sekolah Dasar. Dengan memahami
hal ikhwal tentang dua materi tersebut, diharapkan mahasiswa menerapkan apresiasi
terhadap talibun dan upaya terhadap peningkatan keterampilan menulis pada peserta
didik serta dapat menjelaskan ulang dengan memilih pendekatan, strategi, metode
maupun model yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran saat menjadi
guru nantinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2723/2273
Paud Jateng. 2015. 5 Tahapan Perkembangan Menulis Anak Usia Dini. (Online)
https://www.paud.id/2015/09/5-tahapan-perkembangan-menulis-anak.html
Diakses pada 8 Januari 2020
Sutrisna. 2012. Tujuan Dan Manfaat Menulis. (online)
https://bahasakublog.wordpress.com/2012/08/13/tujauan-dan-manfaat-menulis/
Diakses pada 8 Januari 2020
Suastika, Nyoman. Problematika Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di
Sekolah Dasar. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar. 2019. Volume 3 No 57.
DOI 10.25078/aw.v3i1.905
Setiawati. Strategi Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Kreatif. (Online)
https://media.neliti.com/media/publications/68343-ID-strategi-meningkatkan-
kemampuan-menulis.pdf diakses pada 8 Januari 2020
Penyusun. Meningkatkan Keterampilan Menulis. (online)
https://pintaria.com/blog/cara-mudah-meningkatkan-keterampilan-menulis
Diakses pada 8 Januari 2020
Ida Nurmayah. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan Dalam
Melengkapi Cerita Rumpang Menggunakan Media Gambar Dan Papan Bergaris.
https://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/view/3566/pdf
Diakses pada 8 Janauri 2020

16

Anda mungkin juga menyukai