BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................3
C. Tujuan Penelian............................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................................................4
A. Pendekatan Pembelajaran...........................................................................................................4
Pengertian Guru Profesional..........................................................................................................4
B. Hasil Pembelajaran.......................................................................................................................5
Kemampuan Yang Harus Dimiliki Seorang Guru............................................................................5
C. Hipotesis.......................................................................................................................................6
Aspek-Aspek Kompetensi Guru Profesional...................................................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar
kompetensi pendidikan. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kompetensi menunjukkan kepada
perbuatan yang bersifat rasional untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Kompetensi (kemampuan) ini diperoleh melalui proses pendidikan atau latihan. Salah
satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar adalah guru. Seorang guru
perlu memiliki kemampuan untuk mengorganisasi ide-ide yang dikembangkan di kalangan peserta
didiknya sehingga dapat menggerakkan minat gairah serta semangat belajar mereka.
Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru
yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar
mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prastasi belajar siswa yang baik.
Sebagai tenaga pendidik yang memeiliki kemampuan kualitatif, guru harus menguasai ilmu
keguruan dan mampu menerapkan strategi pembelajaran untuk mengantarkan siswanya pada
tujuan Pendidikan, dalam hal ini Pendidikan agama misalnya, yaitu terciptanya generasi mukmin
yang berkepribadian ulu albab dan insan kamil. (Ahmad Barizi: 2009, 144)
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan
memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.
Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar
sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.( Slameto:
2010, 97)
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar
mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari
jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya
selalu mengharapkan akan mengahasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam proses
pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama
yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat
keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah
semestinya kualitas guru harus diperhatikan Prestasi Belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari
proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang anak belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil
atau tidaknya seorang anak dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami
oleh anak tersebut.
Lagi-lagi dalam konteks ini, sentuhan tangan dingin gurulah yang sangat di nanti, sehingga
sukses melahirkan kader-kader pengubah sejarah baru bagi Indonesia masa depan. Inilah tanggung
jawab besar guruyang menjadi dasar aktualisasinya di dunia Pendidikan. Kalau hanya demi mengejar
finansial maka seorang guru akan sulit melahirkan kader pengubah sejarah yang membutuhkan kerja
keras, pengorbana dan perjuangan besar. Kalau semuanya di ukur dengan materi, maka orientasi
keilmuan dan masa depan bangsa menjadi kabur.( Jamil Ma’mur Asmani: 2015, 58)
Keberadaan guru profesional sangat jauh dari apa yang dicita-citakan. Menjamurnya
sekolah-sekolah yang rendah mutunya memberikan suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalah
sebuah wacana yang belum terrealisasi secara merata dalam seluruh pendidikan yang ada di
Indonesia. Hal itu menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya datang dari kalangan
akademisi, akan tetapi orang awam sekalipun ikut mengomentari ketidakberesan pendidikan dan
tenaga pengajar yang ada. Kenyataan tersebut menggugah kalangan akademisi, sehingga mereka
membuat perumusan untuk meningkatkan kualifikasi guru melalui pemberdayaan dan peningkatan
profesionalisme guru dari pelatihan sampai dengan intruksi agar guru memiliki kualifikasi pendidikan
minimal Strata 1 (S1).
Tidak kompetennya seorang guru dalam penyampaian bahan ajar secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran. Karena proses pembelajaran tidak hanya dapat
tercapai dengan keberanian, melainkan faktor utamanya adalah kompetensi yang ada dalam pribadi
seorang guru. Keterbatasan pengetahuan guru dalam penyampaian materi baik dalam hal metode
ataupun penunjang pokok pembelajaran lainnya akan berpengaruh terhadap pembelajaran.
Melihat wacana di atas, sangat terlihat bahwa profesionalisme guru dapat berpengaruh
terhadap prestasi belajar. Atas dasar wacana yang ada di lapangan, maka penulis ingin membuktikan
apakah persepsi yang ada di kalangan masyarakat mengenai masalah profesionalisme guru itu benar
atau sebaliknya, dengan melakukan suatu penelitian di salah satu lembaga yang ada di kecamatan
rembang yaitu MI Roudlotul Falah tepatnya ada di Desa Kalisat Kecamatan Rembang Kabupaten
Pasuruan.
Dari beberapa paparan diatas maka peneliti dalam hal ini akan mengadakan penelitian yang
berjudul “Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Di Madrasah
Ibtidaiyah Roudlotul Falah Kalisat Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan”
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar uraian di atas, maka masalah-masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
C. Tujuan Penelian
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui guru yang profesional dalam meningkatkan prestasi peserta didik.
D. Manfaat Penelitian
Penulisan ini mempunyai beberapa kegunaan penelitian, di antaranya adalah:
1. Bagi Penulis
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan dalam bidang pendidikan,
khususnya dalam meningkatkan prestasi siswa.
3. Sebagai tambahan pengalaman serta masukan sehingga dapat menjadi bekal dan pedoman
untuk terjun dalam lembaga pendidikan dalam rangka mengembangkan pelaksanaan pendidikan
agama Islam
1. Kalangan Pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi pada guru selaku pendidik untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam meningkatkan prestasi peserta.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendekatan Pembelajaran
Dalam khazanah pemikiran islam, istilah guru memiliki beberapa istilah, seperti “ustad”,
“muallim”, “muaddib”, dan “murabbi” beberapa istilah untuk sebutan “guru” itu terkait dengan
beberapa istilah untuk Pendidikan, yaitu “ta’lim”, “ta’dib”, dan “tarbiyah”. Istilah muallim lebih
menekankan guru sebagai pengajar dan penyampaian pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science);
istilah muaddib lebih menekankan guru sebagai pembina moralitas dan akhlak peserta didik dengan
keteladanan; sedangkan murabbi lebih menekankan pengembangan dan pemeliharaan baik aspek
jasmaniah maupun ruhaniah. Sedangkan istilah yang umum dipakai dan memiliki cakupan makna
yang luas dan netral adalah Ustad yang dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Guru”.
(Marno & M. Idris, 2010, 15)
Mendefinisakan guru sebagai tenaga professional, dalam konteks sematik tentu sangat erat
hubungannya dengan pengetahuan tentang maksud kata profesi itu sendiri. Pemakaian kata profesi
secara sematik sangat konotatif, artinya bisa dipakai dalam berbagai bidang pekerjaan, salah satu
diantaranya bidang Pendidikan atau keguruan. Oleh karena itu, sah saja untuk pemakaian yang
disandarkan pada guru yang mempunyai kemampuan tertentu disebut sebagai tenaga professional
dalam bidang kependidikan dan keguruan. Istilah profesi secara etimologis dirujuk dari perkataan
inggris “Profession” yang berarti jabatan atau pekerjaan yang tetap dan teratur untuk memperoleh
nafkah yang menuntut Pendidikan atau latihan khusus.( Abdul Majid: 2014, 84)
Menurut finch & Crunnkilton (1992), dalam Jamil Suprahatiningrum, competensies those
taks skills, attitude, values, and appreciation thet are deemend critical to success in live or in earning
a living. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan, sikap,
nilai dan apresiasi diberikan dalam kerangka keberhasilan hidup/ penghasilan hidup. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Broke & Stone (1975), yang menyatakan bahwa kompetensi merupakan
gambaran hakikat dari perilaku guru yang tampak sangat berarti. (Jamil Suprihatiningrum: 2014, 98)
Muhibbin Syah mengemukakan istilah professional (professional) aslinya adalah kata sifat
dari keta Proffesion (pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata
benda, profesioal kurang lebih berarti orang yang melakukan sebuah profesi dengan menggunakan
profesiensi seabagai ata pencaharaian.
Lebih lanjut dalam menjalankan kewenangan profesionalnya guru dituntut memiliki
keanekaragaman kecakapan (conpetencies) yang bersifat psikologis, yang meliputi :
1. Kompetensi kognitif ( kecakapan ranah cipta )
2. Kompetensi afektif ( kecakapan ranah rasa )
3. Kompetensi psikomotorik ( kecakapan ranah rasa ) (Muhibbin Syah: 2016, 229- 230)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah suatu jabatan, profesional
adalah kemampuan atau keahlian dalam memegang suatu jabatan tertantu, sedangkan
profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan profesional. Dengan demikian, guru
profesionalisme dalam hal ini adalah seorang guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam mengajar anak didik serta telah berpengalaman dalam mengelola kelas dan mengatur
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang
maksimal serta memiliki kompetensi sesuai dengan kriteria guru profesional, dan profesinya itu telah
menjadi sumber mata pencaharian
B. Hasil Pembelajaran
1. Tingkat Intelegensi
Dalam pembelajaran untuk membantu siswa yang memiliki perbedaan tingkat kecerdasan
ini, guru bisa melakukan pembagian siswa dalam kelompok (berdasarkan tingkat kecerdasan dan
prestasi), program akselerasi (percepatan bagi anak cerdas).
1. Kreatifitas
Kreatifitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk menjadi kreatif
dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah :
1. Perkembangan Kognitif
Dari beberapa Perbedaan individu diatas harus dipahami oleh para pendidik, dan kepala
sekolah agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif. Dalam hal ini pembelajaran dapat
disesuaikan dengan keberagamanan kondisi dan kebutuhan baik yang menyangkut kemampuan atau
potensi peserta didik maupun kompetensi lingkungan
Bagi seorang pendidik Sebelum mengajar dikelas, setidaknya telah mempersiapkan silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hal tersebut bertujuan agar pembelajaran bisa terarah
dan sesuai dengan kompetensi apa yang ingin dicapai. Biasanya dalam RPP mencakup sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil
belajar.
1. Penilaian Kelas
2. Tes Kemampuan Dasar
3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
4. Benchmarking
5. Penialaian Program. ( Mu lyasa: 2003, 108)
Dalam penilaian ini seorang pendidik akan mampu mengetahui perkembangan dan
kemajuan peserta didik, dan menjadi acuan untuk menerapkan langkah-langkah selanjutnya dalam
kegiatan belajar mengajar supaya tujuan pembelajaran tercapai.
C. Hipotesis
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman siswa
dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
1. Kompetensi Keperibadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menajdai teladan bagi siswa, dan berakhlakul
mulia, diantranya kompetensi kepribadian sebagai berikut :
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa
kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan. (Jamil Suprihatiningrum: 2014, 101-115)
Dari uraian di atas guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian yang ideal,
karena itu guru sering dianggap sebagai model atau panutan yang harus di gugu dan di tiru, sebagai
seorang model guru harus mempunyai kompetensi yang telah di sebutkan di atas.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas guru profesional adalah seorang guru yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam mengajar anak didik serta telah berpengalaman dalam
mengelola kelas dan mengatur sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuai dengan kriteria guru
profesional, dan profesinya itu telah menjadi sumber mata pencaharian
Dalah hal ini guru professional untuk meningkatkan prestasi belajar siswa seorang guru
harus mempunyai kemampuan sebagai seorang pendidik, kemampuan itu antara lain:
B. Saran
Penulis dalam hal ini menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali
kesalahan, maka dari itu saya minta kritik dari guru, penulis juga menyarankan supaya semua guru
dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan profesinya sebagai guru, supaya lahir anak
didik yang cerdas dan berguna bagi bangsa dan negara.