Sepanjang Hayat
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkatrahmat dan hidayah-Nya
kami dari kelompok V dapat menyelesaikan makalahyang berisi tentang Pendidikan Sepanjang Hayat.
Makalah ini dapat membantukita untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai Pendidikan Sepanjang
Hayat.
Di dalam makalah ini, kami mengambil informasi dari buku-buku dan jugakami mendapatkannya
dari internet yang menjadi panduan kami untukmengerjakan makalah tersebut. Kami sangat berterima
kasih kepada semua bukuyang kami lihat atas semua informasi tentang Pendidikan Sepanjang Hayat ini.
Terlepas dari semua itu, kami juga meminta maaf jika di dalam makalahmasih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala kritik dan sarandari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata,
kami berharap semoga makalah tentang Pendidikan SepanjangHayat ini dapat memberikan manfaat dan
bisa menjadi inpirasi bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, perwujudan masyarakat untuk belajar belum ada peningkatan seperti yang
diharapkan. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untukmewujudkan pendidikan yang
merata, yang melingkupi semua lapisanmasyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Dalam upayaini dibutuhkan pula campur tangan dari masyarakat itu sendiri. Karena
tanpakedasaran dan kerjasama masyarakat, perwujudan masyarakat belajar tidakakan tecapai.
Pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah, melainkan darikesadaran masyarakat untuk
belajar antara lain melalui membaca, internet, pengalaman, dan lain-lain.
PEMBAHASAN
Pendidikan berasal dari kata dasar didik, mendapat imbuhan pe-an,menjadi kata benda ‘pendidikan’ dan
kerja ‘mendidik’ Pendidikan berasal dari bahasa Yunani Kuno dengan istilah :
Pendidikan adalah proses yang berisi aneka macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan
sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi
kegenerasi.
b. Ki Hajar Dewantara
c. Driyarkara
d. Paulo Freire
e.Redja Mudyahardjo
Makna Luas
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan hidup
dan sepanjang hidup.
Makna Sempit
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak.
Makna Luas Terbatas
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,masyarakat, dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar
sekolah.
Pendidikan luar sekolah dapat dikatakan sebagai proses memanusiakan manusia untuk meningkatkan
kualitas berpikir, moral dan mental sehingga mampu memahami, mengungkapkan, membebaskan. dan
menyesuaikan dirinya terhadap realitas yang melingkupinya. Program-program pendidikan luar sekolah
diselenggarakan dengan berbasis pada nilai dasar (basic values)dan bangunan dasar (basic structure
pendidikan luar sekolah tersebut. Nilai dasar (basic values) dan bangunan dasar (basic structure)
pendidikan luar sekolah tersebut tiada lain adalah Filsafat pendidikan nonformal. Filsafat pendidikan
nonformal juga merupakan fondasi dan bangunan dasar (basic structure) dari bangunan praktik PLS di
masyarakat.
Pendidikan nonformal memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah pendidikan nasional di
Indonesia, terutama dalam pemberantasan buta aksara dan pendidikan bagi kaum tak beruntung.
Bahkan peran itu akan semakin penting pada masa yang akan datang seiring dengan dampak
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi, teknologi informasi,
dan teknologi transportasi yang mengakibatkan terjadinya globalisasi dunia. Salah satu peran pendidikan
nonformal adalah mengembangkan dan memutakhirkan pengetahuan dan kemampuan seseorang agar
tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai pribadi, sebagai
sumber daya manusia (tenaga kerja), maupun sebagai warga negara.
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang pendidikan luar sekolah maka dapat kita ketahui dari
karakteristiknya. Karakteristik pendidikan luar sekolah antara lain:
1. Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan. Pendidikan luar sekolah
menekanakn pada belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan pseserta
didik.
2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan luar sekolah dan belajar mandiri, peserta didik adalah
pengambilan inisiatif dan mengontrol kegiatan belajarnya.
5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan pada belajar mandiri.
6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah fasilitator bukan yang
menggurui. Hubungan di antara kedua pihak bersifat informal dan akrab, peserta didik memandang
fasilitator sebaga nara sumber dan bukan sebagai instruktur.
Dapat dijelaskan bahwa PLS dapat berfungsi pada jalur pendidikan sekolah dan juga berfungsi dalam jalur dunia
kerja, serta berfungsi dalam
Dapat dijelaskan bahwa PLS dapat berfungsi pada jalur pendidikan sekolah dan juga berfungsi
dalam jalur dunia kerja, serta berfungsi dalam
kehidupan. Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pendidikan luar sekolah antara lain:
Setelah kita ketahui pengertian, karakteristik serta fungsi dari pendidikan nonformal, maka untuk
melengkapi pemahaman menyeluruh terutama bagaimana implementasinya di lapangan (di
masyarakat), maka perlu ditunjukkan pula berbagai corak ragam program pendidikan nonformal
di masyarakat, yaitu:
c. pendidikan pembaharuan.
c. Pendidikan kesetaraan.
f. Pendidikan kepemudaan
A. Fungsi-Fungsi Pendidikan Luar Sekolah Pendidkan luar sekolah memiliki fungsi dalam kaitan dengan
kegiatan pendidikan sekolah, kaitan dengan dunia kerja dan kehidupan. Dalam kaitan dengan
pendidikan sekolah, fungsi PLS adalah sebagai substitusi, komplemen, dan suplemen. Kaitannya dengan
dunia kerja, PLS mempunyai fungsi sebagai kegiatan yang menjembatani seseorang masuk ke dunia
kerja. Sedangkan dalam kaitan dengan kehidupan, PLS berfungsi sebagai wahana untuk bertahan hidup
dan mengembangkan kehidupan seseorang.
Substitusi atau pengganti mengandung arti bahwa PLS sepenuhnya menggantikan pendidikan sekolah
bagi peserta didik yang karena berbagai alasan tidak bisa menempuh pendidikan sekolah. Materi
pelajaran yang diberikan adalah sama dengan yang diberikan di pendidikan persekolahan. Contoh:
pendidikan kesetaraan yaitu Paket A setara SD untuk anak usia 7-17 tahun, Paket B setara SLTP bagi
anak usia 13-15 tahun, dan Paket C setara SLTA bagi remaja usia SLTA. Setelah peserta didik
menamatkan studinya dan lulus ujian akhir, mereka memperoleh ijazah yang setara SD, SLTP dan SLTA.
PLS sebagai komplemen adalah pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di bangu
sekolah. Ada beberapa alasan sehingga materi pendidikan persekolahan harus dilengkapi pada PLS.
Pertama, karena tidak semua hal yang dibutuhkan peserta didik dalam menempuh perkembangan fisik
dan psikisnya dapat dituangkan dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian, jalur PLS merupakan
wahana paling tepat untuk mengisi kebutuhan mereka. Kedua, memang ada kegiatan-kegiatan atau
pengalaman belajar tertentu yang tidak biasa diajarkan di sekolah. Misalnya olah raga prestasi, belajar
bahasa asing di SD, dan sebagainya. Untuk pemenuhan kebutuhan belajar macam itu PLS merupakan
saluran yang tepat.
25
Bentuk-bentuk PLS yang berfungsi sebagai komplemen pendidikan sekolah dapat berupa kegiatan yang
dilakukan d sekolah, seperti kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, latihan drama, seni suara, PMR) atau
kegiatan yang dilakukan di luar sekolah. Kegiatan terakhir ini dilakukan oleh lembaga-lembaga PLS yang
diselenggarakan masyarakat dalam bentuk kursus, kelompok belajar dan sebagainya.
Pendidikan luar sekolah sebagai suplemen berarti kegiatan pendidikan yang materinya memberikan
tambahan terhadap materi yang dipelajari di sekolah. Sasaran populasi PLS sebagai suplemen adalah
anak-anak, remaja, pemuda atau orang dewasa, yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan sekolah
tertentu (SD sampai PT). Mengapa mereka membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap
tertentu sebagai tambahan pendidikan yang tidak diperoleh di sekolah? Pertama, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat, sehingga kurikulum sekolah sering ketinggalan.
Oleh karena itu, lulusan pendidikan sekolah perlu menyesuaikan pengetahuan dan keterampilannya
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Hal itu dapat ditempuh
dengan melakukannya melalui PLS. Kedua, pada umumnya lulusan pendidikan sekolah belum
sepenuhnya siap terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, lulusan tersebut perlu dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diminta oleh dunia kerja melalui PLS. Ketiga, proses belajar itu
sendiri berlangsung seumur hidup. Walaupun telah menamatkan pendidikan sekolah sampai jenjang
tertinggi, seseorang masih perlu belajar untuk tetap menyelaraskan hidupnya dengan perkembangan
dan tuntutan lingkungannya.
Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai suplemen bagi lulusan pendidikan sekolah untuk memasuki
dunia kerja. Lepas kaitannya dengan pendidikan sekolah, PLS berfungsi sebagai jembatan bagi seseorang
memasuki dunia kerja. Apakah orang tersebut memiliki iazah pendidikan sekolah atau tidak. Seseorang
yang telah menyelesaikan pendidikan keaksaraannya di jalur PLS dan ia belum memiliki pekerjaan, dia
memerlukan jenis pendidikan luar sekolah yang bisa membawa ke dunia pekerjaan.
26
kehidupan Bertahan hidup (survival) harus melalui pembelajaran. Tidaklah mungkin seseorang bisa
mempertahankan hidupnya tanpa belajar mempertahankan hidup. Demikian pula untuk
mengembangkan mutu kehidupannya,seseorang harus melakukan proses pembelajaran. Belajar
sepanjang hayat merupakan wujud pertahanan hidup dan pengembangan kehidupan. Pendidikan luar
sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan dan belajar sepanjang hayat yang amat strategis
untuk pengembangan kehidupan seseorang. Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah kehidupan itu
sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan sepanjang hayat masih berada dalam terkonsep seperti asasyang lain misalnya
kebebasan, keadilan, dan persamaan. Maka dengandemikian, pendidikan sepanjang hayat tidak
nyata selama jangka waktu tidak berbatas karena masih dalam bentuk peta konsep. Jika hasil
pemikiran tersebutharus timbul dari keadaan tertentu dan harus berwujud dalam arti
sebenarnya,maka seharusnya pemikiran tersebut disajikan dengan fakta dan tindakan.
Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan sepanjang hayat belum ada dimana saja dengan
tujuan sepenuhnya. Dalam pemecahan permasalahan yangditerapkan dapat ditemukan unsur baru
yang kemudian membentuk kerangkakonseptual tentang pendidikan baru. Jika kita tidak
mendapat manfaat
dari pendidikan orang dewasa atau pendidikan yang diperoleh dari luar sekolah,atau seandainya
tidak tersedia sarana pengajaran yang berlaku di mana saja,maka pemikiran tentang pendidikan
sepanjang hayat mungkin tidakmempunyai arti dan bahkan sudah pasti belum mulai terbentuk.
3.2 Saran
Dengan konsep pendidikan sepanjang hayat ini, diharapkan bisa
mengubah pandangan masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolahformal saja,
melainkan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.Misalnya, di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Untuk mendukung konseptentang pembelajaran sepanjang hayat, dibutuhkan peran
aktif dari masyarakatdan pemerintah agar konsep pendidikan sepanjang hayat dapat
terealisasikandengan baik.
DAFTAR PUSTAKA