Anda di halaman 1dari 51

MODUL

SISTEM PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

KELOMPOK 4

 HUZNUL AMALIA.S (1916042021)


 ANISYA RAHMANIAH NASRA
(1916041013)
 HARDIANTI S, (1916042003)
 ANDI MASRURAH A. (1916042013)
 NABILAH QATRUNADA (1916042009)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Puji syukur kehadirat
Allah swt yang senantiasa melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik.
Pembahasan modul ini dimulai dari perkembangbiakan tumbuhan dan
hewan hingga teknologi perkembangbiakan pada hewan.Pembahasan yang
akan disampaikan pun disertai dengan gambar sehingga peserta didik
diharapkan dapat memahami dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan modul masih banyak
kekurangan, untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang
sifatnya membangun. Mudah-mudahan modul ini memberikan manfaat.
Makassar, 28 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
STANDAR ISI........................................................................................................................4
Kompetensi Inti...................................................................................................................4
Kompetensi Dasar...............................................................................................................4
Indikator Pencapaian Kompetensi....................................................................................4
Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................5
PETA KONSEP......................................................................................................................6
PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN.................................................................7
A. Perkembangbiakan Vegetatif.....................................................................................7
1) Perkembangbiakan Vegetatif Alami......................................................................7
2) Perkembangbiakan Vegetatif Buatan....................................................................9
B. Perkembangbiakan Generatif...................................................................................11
C. Perkembangbiakan Pada Tumbuhan Paku............................................................12
D. Perkembangbiakan Pada Tumbuhan Lumat..........................................................14
E. Teknologi Perkembangbiakan Pada Tumbuhan....................................................28
PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN.......................................................................29
A. Perkembangbiakan Aseksual....................................................................................29
B. Perkembangbiakan Seksual......................................................................................35
C. Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan...........................................................39
RANGKUMAN.....................................................................................................................41
LATIHAN SOAL..................................................................................................................43
GLOSARIUM.......................................................................................................................47
DAFTRA PUSTAKA............................................................................................................48
STANDAR ISI

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial danalam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunyatentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai,memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,dan
Kompetensi Dasar
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalamsudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

3.2 Menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan serta


penerapan teknologi pada sistem reproduksi tumbuhan dan hewan.
4.2 Menyajikan karya hasil perkembangbiakan pada tumbuhan

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2.1 Menjelaskan perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan
3.2.2 Menjelaskan perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
3.2.3 Menjelaskan perbedaan perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif
pada tumbuhan
3.2.4 Menyebutkan macam perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan
3.2.5 Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang berperan dalam proses perkembangbiakan
vegetatif
3.2.6 Menjelaskan perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan
3.2.7 Menjelaskan perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
3.2.8 Menjelaskan perbedaan perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif
pada tumbuhan
3.2.9 Menyebutkan macam perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan
3.2.10 Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang berperan dalam proses perkembangbiakan
vegetatif
3.2.11 Mengidentifikasi alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
3.2.12 Menjelaskan proses penyerbukan
3.2.13 Mengidentifikasi macam-macam perantara penyerbukan
3.2.14 Menjelaskan proses pembuahan
3.2.15 Menjelaskan proses penyebaran biji
3.2.16 Menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan
3.2.17 Menjelaskan perkembangan tumbuhan
3.2.18 Menjelaskan macam-macam teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan
3.2.19 Menjelaskan macam-macam perkembangbiakan aseksual pada hewan
3.2.20 Memprediksi regenerasi Planaria
3.2.21 Menggolongkan hewan berdasarkan cara perkembangbiakan seksual
3.2.22 Menjelaskan perkembangan beberapa hewan
3.2.23 Membedakan metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna
3.2.24 Menjelaskan teknologi perkembangbiakan pada hewan
4.2.1 Menyajikan karya hasil perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan
Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan
2. Untuk mengetahui perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
3. Untuk mengetahui perbedaan perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan
vegetatif pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui macam-macam perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan
5. Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang berperan dalam proses perkembangbiakan
vegetatif
6. Untuk mengetahui alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
7. Untuk mengetahui proses penyerbukan
8. Untuk mengetahui macam-macam perantara penyerbukan
9. Untuk mengetahui proses pembuahan
10. Untuk mengetahui proses penyebaran biji
11. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan
12. Untuk mengetahui perkembangan tumbuhan
13. Untuk mengetahui macam-macam teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan
14. Untuk mengetahui macam-macam perkembangbiakan aseksual pada hewan
15. Untuk mengetahui regenerasi Planaria
16. Untuk mengetahui hewan berdasarkan cara perkembangbiakan seksual
17. Untuk mengetahui perkembangan beberapa hewan
18. Untuk mengetahui perbedaan metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna
19. Untuk mengetahui teknologi perkembangbiakan pada hewan
PETA KONSEP

Perkembangbiakan

Pada Tumbuhan Pada Hewan

Vegetatif Generatif Aseksual

Alami Buatan Seksual


PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN
Apakah anda pernah membudidayakan singkong? Misalnya ada satu batang
singkong yang dipotong menjadi 10 batang, semuanya ditanam. Setelah beberapa
bulan, 10 tanaman singkong akan tumbuh. Anda dapat menumbuhkan beberapa
batang dari satu batang. Jika Anda memotong setiap batang ini lagi dan kemudian
menanam semuanya, Anda akan memiliki banyak tanaman singkong. Anda memiliki
batang kacang panjang, tua dan kering. Kacang panjang memiliki banyak biji. Jika
Anda menanam semuanya dan menumbuhkan, itu akan menjadi beberapa batang
kacang panjang. Contoh ini menunjukkan bahwa tumbuhan dapat berkembang biak.
Tonton video di bawah ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara
perkembangbiakan tumbuhan
https://youtu.be/15Mlf05GGNk

P
Penugasan
Tugas: “Mengamati Perkembangbiakkan Tumbuhan” Anda diminta untuk mengamati
perkembangbiakan tumbuhan melalui berbagai sumber, seperti petani, artikel, video, atau buku.
Tujuan
Peserta didik diharapkan mampu:
1. memahami cara perkembangbiakan suatu tumbuhan
2. memahami siklus hidup tumbuhan
Media
1. Hasil wawancara dengan petani, atau artikel, atau video atau buku.
2. Alat tulis
Langkah-langkah
1. Tentukan tumbuhan yang akan Anda amati pertumbuhannya. Misalnya: Pohon pisang
2. Carilah informasi terkait tumbuhan yang akan Anda amati pertumbuhannya.
3. Tuliskan hasil pengamatan Anda dalam tabel berikut.
Table 1 hasil pengamatan pertumbuhan pohon/tanaman
No Aspek Yang Diamati Catatan
1 Tempat hidup
2 Cara berkembang biak
3 Siklus hidup (ceritakan mulai bibit sampai mati)
4 Masa perkembang biak (jelaskan usia berapa tanaman ini
mulai dapat dikembangbiakan)
5 Kendala perkembangbiakan
6 Kesimpulan

A. Perkembangbiakan Vegetatif

Apakah kamu menemukan bahwa beberapa tumbuhan dapat berkembang


biak dengan menggunakan bagian tubuh tumbuhan yang berbeda? Jika kamu
cermati, tumbuhan dapat berkembang biak dengan menggunakan bagian
tumbuhan seperti akar, batang, ataupun daun. Cara perkembangbiakan tumbuhan
dengan menggunakan bagian tumbuhan disebut perkembangbiakan secara
vegetatif. Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif dapat menghasilkan
individu baru tanpa melibatkan proses fertilisasi (proses peleburan inti sel sperma
dengan inti sel telur sehingga membentuk zigot). Tumbuhan dapat melakukan
perkembangbiakan vegetatif karena tumbuhan memiliki sel-sel yang memiliki
kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel penyusun jaringan dan
organ tumbuhan yang disebut sel meristem. Keturunan yang dihasilkan dari
perkembangbiakan vegetatif memiliki sifat atau karakter yang sama dengan sifat
induk. Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman
menggunakan bagian – bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun.
Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif disebut bibit.

1) Perkembangbiakan Vegetatif Alami


Tumbuhan yang dapat berkembang biak dengan bagian tubuhnya tanpa
bantuan manusia inilah yang disebut dengan perkembangbiakan vegetatif
alami. Berikut ini adalah berbagai macam cara perkembangbiakan vegetatif
alami.
 Rhizoma

Beberapa tumbuhan berkembang biak dengan tunas pada


batang yang ada di dalam tanah. Batang yang ada di dalam tanah
disebut rhizoma. Beberapa contoh tumbuhan yang
perkembangbiak annya dengan rhizoma adalah jahe, kunyit,
lengkuas, dan temu lawak. Rhizoma mengacu pada batang
tanaman yang dimodifikasi yang cenderung tumbuh secara
horizontal, bukan vertikal.
 Stolon

Pernahkah kamu mengamati rumput di lapangan? Pada


rumput dan beberapa tanaman lain, misalnya stroberi dan pegagan
terdapat batang yang menjalar di atas tanah. Batang tumbuhan
yang menjalar di atas tanah disebut stolon (geragih). Tunas dapat
tumbuh pada buku dari st olon. Saat tunas terpisah dari tanaman
induk, tunas sudah mampu tumbuh menjadi individu baru
Stolon atau geragih adalah batang yang tumbuh
menyamping dan pada bantang tumbuh mata tunas baru yang
berfungsi untuk tempat hidup makhluk baru sejenisnya.
 Umbi Lapis

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan umbi lapis?


Coba perhatikan lapisan-lapisan yang terdapat pada bawang merah.
Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan berlapis-
lapis yang terdiri atas daun yang menebal, lunak, dan berdaging
serta batang yang berupa bagian kecil pada bagian bawah umbi
lapis yang disebut dengan cakram. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa umbi lapis (bulbus) merupakan modifikasi batang
dan daun. Pada tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi
lapis, terdapat kuncup samping. Kuncup samping yang tumbuh
biasanya merupakan umbi lapis kecil-kecil, berkelompok di sekitar
umbi induknya. Bagian ini dinamakan siung atau anak umbi lapis.
Jika siung tersebut dipisahkan dari induknya, maka akan
menghasilkan tumbuhan baru.
 Umbi Batang

10
Pernahkah kamu mengamati sebuah kentang? Perhatikan Gambar
atas! Jika kamu amati dengan saksama, pada permukaan kentang,
mungkin kamu akan dapat melihat mata tunas (kuncup). Pada
kondisi yang sesuai untuk pertumbuhannya dari mata tunas ini
akan terbentuk tunas dan menghasilkan tumbuhan baru. Kentang
merupakan salah satu contoh tumbuhan yang mengalami
penggembungan pada batang di dalam tanah dan berisi cadangan
makanan. Batang yang demikian disebut dengan umbi batang.
Umbi batang selain berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan juga berfungsi untuk perkembangbiakan. Tanaman ubi
jalar juga dapat berkembang biak dengan menggunakan umbi
batang.
 Kuncup Adventif Daun

Bagaimana daun dapat menghasilkan individu baru?


Tahukah kamu bahwa pada bagian tepi daun terdapat sel yang
selalu membelah (sel meristem)? Pada bagian daun yang demikian
dapat membentuk kuncup. Kuncup merupakan calon tunas yang
terdiri atas calon batang beserta calon daun. Kuncup yang terdapat
pada tepi daun disebut kuncup adventif daun atau tunas liar pada
tepi daun. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan
kuncup adventif daun adalah cocor bebek

2) Perkembangbiakan Vegetatif Buatan


Pernahkah kamu mendengar tentang pohon jeruk yang masih muda, tetapi
mampu menghasilkan buah dalam jumlah banyak dan rasa yang manis?
Apakah jeruk jenis demikian ada secara alami di alam? Tahukah kamu
bagaimana singkong atau ketela pohon ditanam di kebun yang luas?
Perkembangbiakan vegetatif dapat terjadi secara alami di alam seperti yang
telah dibahas sebelumnya. Perkembangbiakan vegetative juga dapat dilakukan
dengan bantuan manusia. Bagaimana cara manusia membantu
perkembangbiakan vegetatif tumbuhan?
 Cangkok

Cangkok dapat dilakukan dengan mengelupas kulit suatu


batang tanaman berkayu, kemudian dibalut dengan tanah dan
dibungkus dengan sabut kelapa atau plastik, sehingga tumbuh akar.
Apabila bagian kulit yang terkelupas telah tumbuh akar, maka
batang dapat dipotong dan ditanam di tanah. Tanaman yang
dihasilkan dari cangkok memiliki sifat seperti induk dan cepat
berbuah. Namun demikian, perakaran tanaman ini kurang kuat.
Cangkok dapat dilakukan pada tanaman berkayu seperti mangga,
rambutan, dan jeruk.
 Merunduk

Merunduk dapat dilakukan dengan membenamkan tangkai


tanaman ke tanah, sehingga bagian yang tertanam dalam tanah
tumbuh akar. Jika akar telah tumbuh, tanaman dapat dipisahkan
dari induk. Merunduk dapat dilakukan pada tanaman yang
memiliki cabang batang yang panjang dan lentur, misalnya bunga
Alamanda.
 Setek
Setek adalah cara perkembangbiakan vegetatif dengan
memotong (memisahkan dari induk) suatu bagian tanaman dan
kemudian ditanam untuk menghasilkan individu baru, misalnya
untuk menanam ketela pohon dapat menggunakan batangnya atau
disebut setek batang. Perhatikan Gambar diatas Tanaman cocor
bebek dapat diperbanyak dengan menggunakan setek daun.
Tanaman sukun dapat diperbanyak dengan menggunakan setek
akar. Petani juga menggunakan teknik setek untuk menanam tebu,
rumput gajah untuk pakan ternak, dan pohon seruni.

B. Perkembangbiakan Generatif
Perkembangbiakkan tumbuhan yang dilakukan secara generative ini
ditandai dengan terjadinya suatu tumbuhan baru yang disebabkan oleh proses
penyerbukan. Proses penyerbukan merupakan suatu kondisi dimana jatuhnya
serbuk sari yang ada di dalam tumbuhan jantan kepada kepala putik bunga yang
ada di dalam tumbuhan betina. Alat untuk melakukan perkembangbiakkan pada
tumbuhan ada di dalam bunganya. Jenis dan bentuk memiliki susunan yang
berbeda-beda satu sama lain. Secara umum bagian bunga tumbuhan meliputi
mahkota bunga, kelopak bunga, kepala sari, benang sari, kepala putik, tangkai
putik, bakal biji, dasar bunga dan tangkai bunga
Perbedaan perkembangbiakan generative dan perkembagan vegetative pada
tumbuhan

No. Perkembangbiakan generatif Perkembangbiakan vegetatif


1 Perkembangbiakannya terjadi perkembangbiakannya
melalui proses penyerbukan / terjadi tanpa melalui proses
pembuahan penyerbukan / pembuahan
2 Hanya dialami oleh tumbuhan Dialami oleh tumbuhan berbiji dan
berbiji yang memiliki kelamin tidak berbiji
jantan dan betina
3 Tumbuhan baru berasal dari Tumbuhan baru yang terbentuk dari
bunga yang mengalami pertumbuhan ataupun perkembangan
penyerbukan kemudian dari bagian tubuh tertentu dari induk
menghasilkan biji Tanaman
4 Penyerbukan dapat terjadi secara terjadi secara alami dan buatan oleh
alami dan bisa dengan bantuan manusia dengan mengambil bagian
manusia dengan mempertemukan tanaman seperti mencangkok
benang sari ke kepala putik
5 Alat perkembangbiakan berupa Alat perkembangbiakan berasal dari
Bunga bagian tubuh tertentu

Alat Perkembanngbiakan Generatif


Alat reproduksi pada perkembangbiakan generatif adalah bunga. Bunga
pada tumbuhan berfungsi sebagai alat pembentukan sel-sel kelamin,
baik kelamin jantan (benang sari) maupun kelamin betina (putik).
Kemudian, sel kelamin jantan dan sel kelamin betina akan menyatu
membentuk biji.

C. Perkembangbiakan Pada Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku dalam bahasa biologinya disebut dengan pteridophyta. Tumbuhan
paku sudah memiliki struktur tumbuhan yang jelas. Struktur tumbuhan paku dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

14
Reproduksi atau perkembangbiakan tumbuhan paku terjadi melalui proses seksual
(generatif) dan aseksual (vegetatif). Pergiliran atau siklus hidup tumbuhan paku terjadi
melalui proses metagenesis. Metagenesis merupakan perkembangbiakan yang terjadi
melalui tahap sporofit dan gametofit. Tahap sporofit adalah tahap pengeluaran spora
melalui sporangium kemudian spora tersebut akan berkembang menjadi tumbuhan muda
kemudian akan mengeluarkan sel sperma dan sel telur lalu terjadi perkawinan sehingga
menghasilkan tumbuhan paku baru. Tahap ini dinamakan tahap gametofit.
Proses metagenesis pada tumbuhan paku dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Jika kadar air pada sporangium (kotak spora) berkurang, sporangium akan robek
dan mengeluarkan spora yang ada di dalamnya kemudian spora akan tersebar dan akan
tumbuh menjadi protalium jika lingkungannya sesuai untuk tumbuh. Tahap ini dinamakan
tahap sporofit.
Protalium akan tumbuh dan berkembang kemudian menghasilkan anteridium dan
arkegonium. Anteridium akan menghasilkan sel sperma berflagel (berekor) dan
arkegonium akan menghasilkan sel ovum (sel telur). Kedua sel gamet ini bersifat haploid
(n) dan diperoleh melalui proses pembelahan sel mitosis dan meiosis. Sel sperma akan
bergerak menuju sel ovum kemudian membuahi sel ovum. Proses pembuahan ini
dinamakan fertilisasi.
Setelah terjadi fertilisasi, maka akan terbentuk zigot. Tahap ini dinamakan tahap
gametofit dimana dihasilkan dua gamet atau sel kelamin jantan (sel sperma) dan betina (sel
ovum). Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku baru lalu akan
membentuk sporangium dan mengeluarkan spora, lantas akan tumbuh menjadi protalium.
Proses itu dinamakan siklus hidup atau pergiliran keturunan. Siklus hidup tumbuhan paku
disebut dengan metagenesis.
Reproduksi aseksual pada tumbuhan paku dilakukan dengan rhizoma. Rhizoma
adalah batang yang tumbuh di dalam tanah. Rhizoma dapat tumbuh ke segala arah dan
membentuk koloni tumbuhan paku yang baru.

D. Perkembangbiakan Pada Tumbuhan Lumat


Tumbuhan lumut dalam biologi dikenal dengan nama bryophyta. Tumbuhan hidup
di daerah lembab seperti tembol rumah, bebatuan sungai dan tempat lembab lainnya.
Sturktur tumbuhan lumut belum dapat dibedakan antara akar, batang dan daunnya,
sehingga disebut juga tumbuhan tingkat rendah. Adapun struktur tubuh tumbuhan lumut
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Tumbuhan lumut, seperti tumbuhan paku, merupakan tumbuhan yang memiliki


spora serta berkembang biak dengan cara vegetatif (aseksual) dan generative (seksual).
Reproduksi aseksual tumbuhan lumut melalui kuncup atau gemmae dan melakukan
fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika tumbuhan lumut melepaskan sebagian tubuhnya
untuk menjadi individu baru.
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran dalam reproduksi atau perkembangbiakan
yang disebut metagenensis. Metagenensis tersebut melalui tahap sporofit dan gametofit.
Metagenensis tumbuhan lumut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas, spora yang berasal dari sporangium akan keluar
kemudian tumbuh menjadi protonema atau tumbuhan lumut muda. Tahap ini dinamakan
sporofit karena perkembangbiakannya melalui spora. Protonema akan tumbuh dan
berkembang menjadi anteridium yang akan mengeluarkan sel sperma dan arkegonium yang
akan mengeluarkan sel telur. Sel sperma dan sel telur akan bertemu dan terjadi pembuahan
atau fertilisasi kemudian tumbuh dan berkembang menjadi zigot lalu tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumut. Proses ini dinamakan gamtofit karena melibatkan
sel gamet dalam perkembangbiakannya.

Proses Penyerbukan
Penyerbukan merupakan proses jatuhnya serbuk sari pada
permukaan putik yang terjadi pada bunga dari tumbuhan. Penyerbukan
juga biasa disebut dengan polinasi. Penyerbukan merupakan bagian
penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji. Hal ini dikarenakan
pada tumbuhan generative memiliki alat perkembangbiakan berupa
putik (betina) dan benang sari (jantan).
Ketika melakukan proses penyerbukan, ada macam-macam
penyerbukan yang dilakukan pada tumbuhan. Secara umum, klasifikasi
penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sarinya. Apakah
dari bunga itu sendiri atau dari bunga lain. Penyerbukan juga bisa
dilakukan lewat serbuk dari bunga tumbuhan lain yang sejenis. Selain
itu, macam-macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan
perantaranya. Ada yang melalui komponen abiotik seperti angin atau
air. Ada juga yang menggunakan perantara lewat makhluk hidup
lainnya seperti hewan atau bantuan manusia.
Penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh di
kepala putik dan juga berdasarkan macam perantaranya. Berdasarkan asal serbuk
sari, ada 4 yaitu:

1. Penyerbukan Sendiri (Autogami)


Penyerbukan sendiri atau biasa disebut sebagai autogomi merupakan jenis
penyerbukan pada suatu bunga yang serbuk sarinya berasal dari bunga itu
sendiri. Artinya, serbuk sari yang jatuh ke kepala putih pada bunga itu sendiri.
Penyerbukan ini secara tidak umum tidak menghasilkan keturunan yang
bervariasi. Ciri-ciri penyerbukan sendiri bunganya termasuk bunga sempurna
yang memiliki kelamin jantan dan betina dalam 1 bunga saja.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan sendiri antara lain adalah
mangga, jambu, bunga turi, bunga sepatu, rambutan, bunga telang, dan lain-
lain.

2. Penyerbukan Tetangga (Geitonogami)


Penyerbukan ini merupakan jenis penyerbukan yang serbuk sarinya
berasal dari bunga lain pada tumbuhan tersebut. Artinya serbuk sari jatuh ke
kepala putik pada bunga lain, tapi bunga itu masih terletak pada tumbuhan itu
sendiri.
Penyerbukan tetangga ini terjadi karena bunga jantan dan bunga betina
pada tumbuhan tersebut tidak berada dalam satu bunga, sehingga
membutuhkan 2 bunga dalam tumbuhan yang sama untuk melakukan proses
penyerbukan.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan tetangga antara lain
adalah jagung, padi, kelapa, kelapa sawit, mawar merah, mawar putih, dan
lain-lain.

3. Penyerbukan Silang (Alogami)


Pada penyerbukan silang atau alogami, jenis penyerbukan yang serbuk
sarinya berasal dari bunga lain pada tumbuhan lainnya yang masih dalam jenis
yang sama. Artinya serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda
tumbuhan, tapi masih sejenis.
Penyerbukan ini kerap disebut dengan istilah persilangan atau kawin
silang. Penyerbukan silang umumnya menghasilkan variasi keturunan karena
perpaduan dua sifat tumbuhan induk.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan silang antara lain adalah
melinjo, kamboja, pinus, mawar, dan lain-lain. Umumnya semua tumbuhan
bisa melakukan penyerbukan silang, khususnya dengan bantuan manusia.

18
4. Penyerbukan Bastar (Hybridogamy)
Penyerbukan bastar biasa disebut juga dengan hybridogamy, merupakan
jenis penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari bunga lain pada tumbuhan
lainnya yang berbeda jenis atau setidaknya mempunyai satu sifat beda.
Pada prosesnya, serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda
varietas. Penyerbukan bastar umumnya akan menghasilkan varietas maupun
spesies baru.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan bastar seperti mawar
merah dengan mawar putih, lili kuning dengan lili merah mudah, jambu batu
merah dan jambu batu putih, dan lain-lain.

Macam-macam Perantara Penyerbukan


Macam-macam perantara penyerbukan yaitu ada angin (Anemogami),
hewan (Zoidiogami), air (Hidrogami), dan manusia (Antropogami). Berdasarkan
macam perantara tersebut, ada 4 macam penyerbukan yaitu :

1. Penyerbukan dengan Angin (Anemogami)


Penyerbukan ini disebut juga dengan istilah anemogami atau anemofili.
Jenis penyerbukan ini bisa terjadi pada bunga tumbuhan karena bantuan angin
yang berhembus.

Pada proses penyerbukan ini terjadi saat angin meniup serbuk sari
sehingga terlepas dari tangkainya sehingga ia dapat masuk ke dalam kepala
putik. Penyerbukan dengan bantuan angin umumnya terjadi pada bunga
dengan mahkota kecil dan warnanya tidak mencolok.
Selain itu, bunga pada penyerbukan ini biasanya tidak mempunyai kelenjar
madu (nektar), serbuk sarinya ringan, kepala putiknya besar, mempunyai
tangkai sari yang panjang, dan jumlah serbuk sarinya banyak.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan dengan bantuan angin
antara lain adalah kelapa, rumput, jagung, padi, kelapa sawit, dan lain-lain.

2. Penyerbukan dengan Hewan (Zoidiogami)


Penyerbukan ini berproses melalui bantuan hewan yang punya istilah
zoidiogami atau zoidofili. Macam penyerbukan ini bisa terjadi pada bunga
tumbuhan karena bantuan hewan seperti kupu-kupu, lebah, kelelawar, siput,
burung, atau serangga lainnya.
Penyerbukan dengan bantuan hewan umumnya terjadi pada tumbuhan
dengan bunga yang menarik. Ciri-cirinya bunga memiliki mahkota berukuran
besar serta warna mahkotanya yang mencolok dan berwarna-warni.
Selain itu, biasanya bunganya memiliki bauh harum dan memiliki kelenjar
madu (nektar). Penyerbukan dengan bantuan hewan termasuk jenis
penyerbukan yang paling banyak terjadi.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan dengan bantuan hewan antara
lain adalah mawar, melati, kenangan, sepatu, dan lain-lain.

3. Penyerbukan dengan Air (Hidrogami)


Penyerbukan dengan bantuan air disebut juga dengan istilah hidrogami
atau hidrofili. Jenis penyerbukan ini bisa terjadi pada bunga tumbuhan karena
air, yang membuat serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Proses penyerbukan ini terjadi karena bunga tumbuhan terendam air, bisa
juga terjadi karena terkena air hujan, atau karena tumpahan air lainnya. Hal ini
membuat serbuk sari rontok dan mendekati kepala putik. Tidak ada ciri khusus
bunga yang melakukan penyerbukan jenis ini.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan dengan bantuan air antara
lain adalah ganggang, hydrilia, dan lain-lain.
4. Penyerbukan Bantuan Manusia (Antropogami)

Macam-macam penyerbukan yang terakhir dibantu oleh bantuan manusia.


Jenis penyerbukan ini bisa terjadi pada bunga tumbuhan karena campur tangan
manusia.
Ada beberapa tumbuhan yang tidak memungkinkan terjadinya proses
penyerbukan jika tidak dibantu oleh manusia. Ciri-ciri tumbuhannya adalah
memiliki serbuk sari dan kepala putik yang tidak dalam satu bunga tunggal,
serta serbuk sarinya sulit rontok.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan dengan bantuan manusia
antara lain adalah salak, vanili, semangka, buah naga, dan lain-lain.

Proses Pembuahan
Pembuahan (fertilisasi) adalah peristiwa peleburan sel kelamin jantan
(sperma) dengan sel kelamin betina/sel telur (ovum). Proses ini hanya dapat
terjadi di antara bunga yang sejenis. Pada tumbuhan biji, pembuahan terjadi di
dalam ruang Bakal biji. Bagaimanakah prosesnya? Proses pembuahan pada
tumbuhan biji adalah sebagia berikut:
1. Setelah penyerbukan, kepala putik menghasilkan cairan gula untuk
memberi makan serbuk sari yang melekat.
2. Mula-mula dinding serbuk sari mengembang, kemudian dinding luar
serbuk sari pecah. Sedangkan dinding sebelah dalam melengkuk ke dalam
menembus kepala putik, kemudian membentuk buluh serbuk sari atau
tabung serbuk sari. Tabung ini menghubungkan serbuk sari dengan bakal
biji. Tabung serbuk sari menuju ke inti sel telur di dalam bakal biji melalui
celah kecil yang disebut mikropil.
3. Selam perjalanan serbuka sari di dalam tabung sari menuju bakal biji,
terjadi beberapa perubahan. Inti sel serbuk sari membelah menjadi
dua,yakni inti vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif berfungsi untuk
mengatur pertumbuhan tabung serbuk sari sehingga mencapai mikrofil dan
setelah itu inti vegetatif mati. Sedangkan Inti generatif membelah
membelah lagi menjadi dua inti sperma. Dua inti sperma yang terbentuk
ini akan masuk ke ruang bakal biji melalui mikropil.
4. Di dalam ruang bakal biji/kandung lembaga pun terjadi proses untuk
membentuk sel telur (ovum). Sel induk megaspora mengalami pembelahan
meiosis menghasilkan satu sel megaspora dan tiga sel lainnya
berdegenerasi. Selanjutnya sel megaspora (kandung embrio muda)
mengalami pembelahan (mitosis) tiga kali yang menghasilkan 8 inti sel,
yang terdiri dari: 1 inti sel telur, 2 inti sinergid, 3 antipoda dan 2 inti
kandung lembaga primer (kemudian bersatu membentuk inti kandung
lembaga sekunder) yang bersifat diploid (2n). Inti sel di apait oleh 2 inti
sinergid dan letaknya dekat mikropil. Sedangkan 3 antipoda terletak pada
kutub yang berlawanan dengan mikropil. Dan inti kandung lembaga
primer terletak di tengah, di antara sel telur dan antipoda. Perhatikan
gambar berikut:

Gambar Perkembangan pembentukan kandung lembaga.

5. Selanjutnya inti sperma satu membuahi sel telur membentuk zigot


(lembaga). Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan pertama. Zigot
kemudian tumbuh menjadi embrio. Sedangkan inti sperma yang kedua
melebur dengan inti kandungan lembaga sekunder membentuk endoperm
yang bersifat triploid (3n). Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan
kedua. Endosperm merupakan cadangan makanan bagi lembaga atau
embrio. Nah! Karena terjadi dua kali pembuahan seperti ini maka proses
pembuahan pada tumbuhan biji sering disebut sebagai pembuahan ganda.
Perhatikan gambar berikut:
6. Setelah pembuahan selesai maka sisa benang sari, mahkota, dan kelopak
bunga akan layu dan gugur. Sedangkan bakal biji berkembang menjadi biji
yang dilindungi oleh dinding bakal buah, dan bakal buah berkembang
menjadi buah.

Proses Penyebaran Biji


Penyebaran biji adalah pergerakan biji atau benih tumbuhan dari
tumbuhan induknya. Penyebaran biji ini memungkinkan tumbuhan dapat tumbuh
berjauhan dengan tempat tumbuh induknya.
Setelah tumbuhan mengalami pembuahan, bakal biji akan berkembang
menjadi biji. Pada Angiospermae, biji diselubungi oleh buah yang telah
berkembang dari bakal buah (ovarium). Buah itulah yang berperan dalam
penyebaran biji. Biji dapat disebar secara individual maupun dalam jumlah
banyak sekaligus. Penyebarannya juga dapat bervariasi antara ruang dan waktu.
Penyebaran biji yang jauh dari induk akan meningkatkan peluang biji
untuk tumbuh dan berkembang dengan baik menjadi individu baru. Pasalnya, jika
tumbuh pada suatu area yang dekat dengan induk, biji akan berkompetisi dengan
induknya sendiri untuk mendapatkan cahaya, air, dan nutrisi.
Cara Penyebaran Biji pada Tumbuhan

1. Anemokori
Anemokori adalah proses penyebaran biji yang dibantu dengan angin. Ciri
tumbuhan yang menggunakan proses penyebaran ini adalah tumbuhan yang
memiliki biji kecil, ringan, dan bersayap. Contohnya, biji bunga Dandelion.

Bijinya yang ringan dan kecil tidak terlalu dipengaruhi oleh gravitasi bumi.
Keberadaa sayap pada biji juga membantu biji mudah terbawa oleh angin. Arah
gerak bijinya pun mengikuti arah gerak angin
2. Hidrokori
Hidrokori adalah proses penyebaran biji yang dibantu oleh air. Umumnya,
ciri tumbuhan yang penyebarannya menggunakan cara ini, adalah tumbuhan
yang hidupnya di dekat daerah perairan. Misalnya, tumbuhan yang hidup di
air pantai, seperti pohon kelapa dan bakau.
Biji kelapa diselubungi oleh buah yang terdiri atas tempurung kelapa,
sabut kelapa, dan kulit kelapa. Walaupun berukuran besar, buah dan biji
kelapa dapat mengapung di air dan juga dapat mengikuti arus air. Kelapa juga
dapat mengapung di air dikarenakan sabut buah kelapa yang memiliki banyak
rongga udara. Nah, saat berada di air, sabut kelapa akan bekerja seperti
pelampung dan kelapa akan mengapung.

3. Zookori
Proses penyebaran biji dengan bantuan hewan ini dikenal dengan istilah
zookori. Penyebaran ini terbagi menjadi empat, yaitu:
 Entomokori: penyebaran biji dengan perantara serangga, seperti
wijen dan tembakau
 Kiropterokori: penyebaran biji dengan perantara kelelawar, seperti
jambu biji dan pepaya
 Ornitokori: penyebaran biji dengan perantara burung, seperti
tumbuhan beringin dan benalu
 Mammokori: penyebaran biji dengan perantara mamalia, seperti
hewan luwak yang membantu penyebaran biji kopi

4. Antropokori
Antropokori penyebaran biji yang menggunakan bantuan manusia.
Umumnya, proses penyebaran ini dilakukan secara sengaja ataupun tidak
sengaja. Nah, penyebaran yang dilakukan secara tidak sengaja oleh manusia,
umumnya, biji tumbuhan tersebut memiliki struktur yang mudah melekat pada
pakaian. Contohnya, rumput.

Untuk penyebaran yang sengaja, contohnya pada bidang pertanian.


Misalnya, saat kita menanam padi, jagung, dan tanaman lainnya.
Pertumbuhan pada tumbuhan pun tidak luput dari beberapa faktor yang
dapat mempengaruhinya. Faktor -faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

a. Tingkat kemasakan benih


Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai
tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan
makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002).
Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen,
maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologis atau masak fungsional
dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh
maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata
lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979)

b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan
yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama.
Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan
sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002).
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena
berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).

c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat
dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat
(viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara
normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan
cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).

d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat
berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya
larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan
metabolik atau menghambat laju respirasi.
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :

a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama
kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya,
sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis
benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo,
2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke
dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya
dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih
mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media
yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya
penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari
air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi
pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai
fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik
tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.

b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya
perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai
yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga
mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.

c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat
disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan
energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses
perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju
respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih
(Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah
dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun
untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang
masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen
yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.

d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi
tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya
terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya,
lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo
(2002) pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4
golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang
memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana
cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat
berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.

e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang
baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme
penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih
dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.

Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan


Tumbuhan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup di muka Bumi ini. Lebih dari 310 jenis tumbuhan dan 260 di antarannya
merupakan tanaman hijau yang membantu memproduksi oksigen yang kita hirup.
Oleh karena itu, tumbuhan merupakan dasar dari ekosistem di Bumi.
Tumbuhan juga berfungsi sebagai sumber makanan bagi makhluk hidup.
Dari mulai biji-bijian, padi, buah-buahan sampai dengan sayuran yang kita
konsumsi berasal dari tumbuhan. Selain untuk dikonsumsi, tumbuhan juga
digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Tidak jarang pula
beberapa jenis tumbuhan dijadikan sebagai hiasan. Dewasa ini, kampanye
mengenai go green pun sering kali dicanangkan. Go green merupakan suatu aksi
yang mendukung penghijauan untuk mengurangi dampak dari pemanasan global.

Pertumbuhan adalah adanya perubahan bentuk dikarenakan


bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan pembesaran ukuran sel-sel yang
membentuk makhluk hidup tersebut.
Pertumbuhan merupakan proses irreversible atau tidak dapat kembali ke
bentuk semula. Pertumbuhan pada makhluk hidup bisa dilihat dari ukuran yang
semakin membesar. Pada tumbuhan sendiri ditandai dengan ukuran yang semakin
bertambah. Akar dan batang yang semakin besar dan kuat.
Perkembangan adalah proses perubahan fungsi organ-organ tubuh yang
menjadi lebih kompleks. Perkembangan terjadi karena adanya diferensiasi sel.
Diferensiasi sel adalah proses mekanisme yang menyebabkan sel dengan struktur
dan fungsi yang sama menjadi berbeda, menjadi jaringan yang dewasa.
Perkembangan pada tumbuhan contohnya dengan munculnya bunga
sebagai alat reproduksi.

Pertumbuhan Primer dan Sekunder


Pertumbuhan pada tumbuhan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:

1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang sangat dasar yang
terjadi pada tumbuhan. Pertumbuhan primer terjadi karena sel-sel pada jaringan
meristem melakukan pembelahan secara terus-menerus. Jaringan meristem
terdapat pada ujung akar dan ujung batang. Karena itu, pertumbuhan primer
mempengaruhi ukuran akar dan batang pada tumbuhan. Pertumbuhan primer
diantaranya adalah pembentukan lapisan epidermis, korteks, xilem primer, floem
primer juga empelur.
Titik pertumbuhan primer dibagi menjadi 3 bagian:

 Ujung akar : Sel-sel yang berkembang pada ujung akar membentuk


jaringan-jaringan penyusun akar seperti: epidermis, endodermis,
korteks dan silinder pusat.
 Daerah pemanjangan setelah daerah pembelahan :Di sini,
pertumbuhan tumbuhan ditandai dengan bertambahnya ukuran
tumbuhan tersebut.
 Daerah diferensiasi : Sel-sel yang bertumbuh di daerah diferensiasi
berkembang membentuk sel-sel dengan fungsi khusus.
2. Pertumbuhan Sekunder
Disebut juga dengan meristem sekunder. Pertumbuhan ini ditandai dengan
pelebaran batang, penambagan lingkar tahun dan jaringan parenkim yang
menghubungkan kulit kayu dengan empelur atau disebut juga dengan jari-jari
empelur.
Pada xilem dan floem terdapat sel-sel kambium yang membelah aktif. Sel
kambium yang membelah ke dalam akan membentuk xilem sekunder sedangkan
yang membelah ke luar membentuk floem sekunder. Pertumbuhan sekunder ini
biasanya dipengaruhi oleh musim. Aktivitas kambium akan meningkat pada
musim penghujan dan menurun pada musim kemarau.
Pertumbuhan primer dan sekunder ini akan terus berlangsung selama
tumbuhan tersebut masih hidup.

E. Teknologi Perkembangbiakan Pada Tumbuhan

Sebenarnya sangat banyak perkembangan Teknologi Perkembangbiakan


pada Tumbuhan yang telah berhasil ditemukan oleh manusia, namun kita akan
membahas dari teknologi yang sederhana dulu. Beberapa teknologi itu
diantaranya adalah sebagai berikut.

Hidroponik
Hidroponik adalah cara penanaman tumbuhan dengan menggunakan
larutan nutrisi dan mineral dalam air dan tanpa menggunakan tanah. Tanaman
darat khususnya sayuran seperti paprika, tomat, timun, terong, dan selada dapat
ditanam secara langsung dalam wadah yang berisi nutrisi atau dengan ditambah
medium yang tak larut dalam air, misalnya kerikil, arang, sekam, spons, serbuk
kayu, dan lain sebagainya. Ilmuwan menemukan bahwa tumbuhan menyerap
nutrisi yang penting dalam bentuk ion-ion yang terlarut dalam air.

Vertikultur

Vertikultur adalah metode budidaya tanaman dengan cara membuat


instalasi secara bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah
tanaman. Teknik budidaya ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk
daerah perkotaan dan lahan terbatas. Jenis tumbuhan yang dibudidayakan
biasanya yang bernilai ekonomi tinggi dan berumur pendek seperti sayuran
seledri, caosin, pakcoy dan selada.

Kultur Jaringan Tumbuhan


Kultur jaringan tumbuhan adalah suatu metode perbanyakan tumbuhan
dengan cara mengambil suatu bagian dari tanaman, seperti sel atau sekelompok
sel, jaringan, atau organ. Bagian tanaman yang telah diambil selanjutnya
ditumbuhkan dalam kondisi steril pada medium yang mengandung nutrisi dan zat
pengatur tumbuh (hormon).
Bagian tanaman akan dapat memperbanyak diri dan berkembang menjadi
tanaman yang memiliki organ lengkap yaitu akar, batang, dan daun. Banyak jenis
tumbuhan dapat dikembangbiakkan menggunakan metode ini. Namun, tiap-tiap
tumbuhan memerlukan perlakuan khusus agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Kultur jaringan ini pun terbagi atas beberapa jenis apabila
berdasarkan jaringannya, yaitu :
1. Kultur Embrio
2. Kultur Polen
3. Kelapa Protoplas
4. Kultur Enter
5. Kultrur Kloroplas
6. Kultur Meristem

Hibridisasi
Untuk mendapatkan individu baru yang mempunyai sifat berbeda dengan
induknya, dengan demikian kita bisa menggunakan metode ini untuk
mengawinkan dua individu yang berbeda sifatnya, sehingga diharapkan
keturunannya akan memiliki sifat yang berbeda.
Itulah beberapa teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan utama yang
telah dikembangkan oleh manusia. Sebenarnya masih banyak lagi teknologi lain
yang lebih kompleks dan terbaru.

PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN

A. Perkembangbiakan Aseksual
Beberapa hewan dapat melakukan perkembangbiakan aseksual seperti
halnya tumbuhan. Apakah hewan juga menggunakan bagian tubuhnya untuk
berkembang biak? Bagian tubuh manakah yang digunakan untuk berkembang
biak? Agar kamu dapat mengetahui jawabannya, ayo pelajari dengan semangat
materi ini!

a. Membentuk Tunas
Terdapat hewan yang mampu berkembang biak aseksual dengan cara membentuk
tunas untuk menghasilkan keturunan. Contoh hewan yang melakukan
perkembangbiakan dengan cara ini antara lain hewan dari Filum Porifera dan
Coelenterata.

Contoh hewan dari Filum Coelenterata adalah ubur-ubur dan Hydra sp. Hewan
dari Filum Coelenterata yang dapat membentuk tunas, misalnya Hydra sp. dan
ubur-ubur dari jenis Obelia sp. dan Aurelia sp.

b. Fragmentasi

Planaria merupakan salah satu contoh hewan yang melakukan fragmentasi.


Perkembangbiakan dengan cara ini terjadi melalui dua tahap.

 Tahap pertama adalah fragmentasi, yaitu pematahan atau pemotongan


tubuh induk menjadi dua bagian atau lebih.
 Selanjutnya, terjadi tahap regenerasi, yaitu setiap potongan tubuh induk
tersebut membentuk bagian tubuh lain yang tidak ada pada bagian
tersebut.
 Pada akhirnya, setiap potongan tubuh tersebut akan membentuk individu
baru dengan bagian tubuh yang lengkap seperti induknya.

c. Partenogenesis

Partenogenesis secara alami dapat terjadi pada hewan lebah, semut, tawon, kutu
daun, dan kutu air. Pada lebah, ovum yang dibuahi akan tumbuh dan berkembang
menjadi lebah betina, sedangkan yang tidak dibuahi akan tumbuh menjadi lebah
jantan.

Lebah betina bersifat steril dan memiliki tugas sebagai pekerja dalam koloni
lebah. Lebah jantan bersifat fertil. Lebah jantan mampu menghasilkan sel kelamin
yang digunakan untuk membuahi sel telur yang dihasilkan oleh lebah ratu. Lebah
ratu adalah lebah yang menghasilkan telur-telur yang menjadi lebah betina dan
lebah jantan.
Selain lebah, kutu daun, dan kutu air juga dapat berkembang biak dengan cara
partenogenesis. Kutu daun betina dan kutu air betina dapat terus menerus bertelur.
Telur yang dihasilkan akan berkembang dan menetas menjadi kutu betina tanpa
didahului proses fertilisasi.

Meski demikian fertilisasi tetap diperlukan untuk menghasilkan individu baru


setelah beberapa generasi kutu mengalami partenogenesis.

Regenerasi Pada Planaria


Pada hewan-hewan tertentu bagian tubuh yang disayat/dibuang/hilang,
dapat diperbaiki dengan sempurna melalui proses regenerasi. Dalam hal ini
tampak bahwa kemampuan tumbuh dan diferensiasi tidak terbatas pada embrio
saja, tetapi dapat sampai dewasa bahkan seumur hidup organisme tersebut. Pada
regenerasi, umumnya polaritas dipertahankan. Contoh hewan yang memiliki
kemampuan regenerasi yang tinggi adalah Planaria (Riyandi, 2012).

Planaria biasanya terdapat di daerah rawa, atau di aliran sungai yang


mengalir. Planaria dapat ditemukan pada aliran air yang tidak terlalu deras dan
tidak terlalu banyak sinar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Baharudin (2008)
yaitu kecepatan arus mempengaruhi keberadaan planaria karena pada kolam yang
tenang tidak ditemukan sama sekali planaria. Namun, pada perairan yang
mengalir terdapat banyak planaria, walaupun yang paling banyak ditemukan
planaria adalah di daerah aliran yang tidak terlalu deras. Lingkungan habitat yang
paling disukai planaria ternyata di daerah perairan air tawar yang mengalir tidak
terlalu deras (adanya kecepatan arus) dan jernih, disamping itu juga ekosistemnya
lengkap baik biotik maupun abiotik. Lingkungan biotik seperti adanya tumbuhan
rumput air, hewan-hewan kecil yang ada di air tersebut. Sedangkan lingkungan
abiotik seperti adanya batuan, pasir dan ranting-ranting kayu, serta sampah
organik bekas daun-daunan.

Cara memancing planaria keluar dari persembunyiannya adalah dengan


menggunakan hati ayam segar sebagai umpan. Hati ayam segar dipasang pada lidi
kemudian ditancapkan kedalam tanah yang terdapat aliran air yang tidak terlalu
deras. Hati ayam sedikit dihancurkan agar lebih merangsang planaria untuk
mendekati umpan. Hal ini disebabkan oleh adanya kemoreseptor pada planaria.
Seperti menurut Collins dan Harker (1999) yang menyatakan bahwa Planaria
menggunakan kemoreseptor untuk menemukan makanan. Mereka bergerak baik
menuju atau jauh dari konsentrasi terlarut bahan kimia yang berhubungan dengan
makanan. Tyler (2000) menambahkan bahwa kemoreseptor planaria terdapat pada
auricle (seperti telinga) yang terdapat pada bagian kepala.
Menurut Tyler (2000), terdapat metode lain yang dapat digunakan untuk
mengkoleksi planaria, tetapi biasanya jarang dilakukan, yaitu dengan membawa
massa vegetasi yang terendam dari sungai atau danau. Vegetasi harus dijaga dan
ditutupi dengan air hingga membusuk. Jika muncul planaria, akan berkumpul di
permukaan air dan di sepanjang sisi wadah dan kemudian planaria-planaria
tersebut dapat diambil menggunakan kuas lembut.

Dalam laboratorium, planaria harus diutamakan dalam kondisi yang


bersih. Planaria harus ditempatkan di air pada baskom gelas atau panci dan dijaga
dalam kondisi yang gelap. Air tidak boleh berasal dari air kran karena terdapat
kandungan klorin yang menyebabkan racun bagi planaria yang sangat sensitif. Air
dari sumber mata air atau dari sumur atau air dari tempat koleksi asal dapat
digunakan dan air diganti selama 2 atau 3 kali dalam seminggu. Setiap kali air
diganti, wadah harus diganti atau dibersihkan untuk menghilangkan penumpukan
material yang berasal dari mucus-mukus yang disekresikan planaria (Tyler, 2000).

Tyler (2000) juga menyebutkan bahwa jika planaria akan digunakan untuk
eksperimen dengan waktu yang lama harus diberi makan satu atau dua kali
seminggu. Sekali seminggu sudah cukup untuk memelihara kultur planaria
tersebut. Dua kali seminggu hanya dibutuhkan jika ingin meningkatkan kualitas
stok. Planaria dapat diberi makan hati ayam segar atau hati sapi segar atau dapat
juga menggunakan kuning telur. Pakan pada wadah harus diambil setelah 2-3 jam
untuk mencegah terkontaminasinya air dari bakteri. Selain itu untuk melakukan
percobaan regenerasi, planaria harus dipuasakan selama seminggu. Hal ini akan
mengosongkan usus dari makanan dan akan mencegah kontaminasi bakteri
selama periode pemulihan. Planaria tidak boleh diberi pakan kembali hingga
regenerasi selesai.

Pemotongan planaria dapat dilakukan menggunakan 5 modifikasi


pemotongan yaitu : 1) secara transversal pada bagian median atau setengah bagian
tubuh, 2) dipotong secara transversal di bawah farink dan bagian ekor sedikit
dipotong secara longitudinal, 3) dipotong secara transversal di atas farink dan
bagian atas sedikit dipotong secara longitudinal, 4) dipotong secara transversal di
bawah farink dan bagian atas sedikit dipotong secara longitudinal, dan 5)
dipotong sedikit pada bagian kepala secara longitudinal. Kelima modifikasi
pemotongan tersebut berhasil dilakukan dan setelah 2 minggu terdapat blastema
yang menandakan bahwa planaria telah melakukan proses regenerasi.
Mekanisme regenererasi pada planaria dimulai dari penutupan dan
penyembuhan luka. Luka akan tertutup oleh kontraksi otot pada dinding tubuh.
Proses ini akan memakan waktu 10 menit. Epitel akan mengobati luka dengan
aktif menyebar pada luka dan proses ini akan berlangsung selama 20 menit.
Ketika terjadi penyembuhan luka, akan terbentuk blastema. Blastema merupakan
kumpulan dari sel-sel yang belum terdiferensiasi yang akan berdiferensiasi saat
ada bagian tubuh yang hilang atau rusak. Sel-sel dari blastema disebut neoblast.
Neoblast merupakan sel-sel embrionik seperti stem sel yang ditemukan di seluruh
tubuh dan menunggu tugas untuk melakukan regenerasi. Ketika pemotongan
terjadi, neoblast akan segera menuju daerah luka akibat pemotongan tersebut
untuk membentuk blastema. Hal ini membuktikan bahwa neoblast dapat
bermigrasi dari bagian yang lebih jauh. Pada dasarnya sel-sel dari blastema dapat
melakukan mitosis dengan cepat. Pada hewan yang berada pada suhu 22-24oC,
blastema akan terbentuk selama 1-2 hari dan akan terlihat selama 3-4 hari berupa
area yang tidak berpigmen. Waktu kejadian tersebut tergantung dari suhu, ketika
suhu rendah maka akan semakin lama terlihat. Pada 22-24oC, proses diferensiasi
terjadi dengan cepat dan pada 4-6 hari dapat terlihat struktur yang telah
mengalami diferensiasi pada area regenerasi. Setelah 2-3 minggu, regenerasi telah
selesai dilakukan dengan dibuktikan adanya pembentukan kembali proporsi tubuh
yang normal (Tyler, 2000).

Tipe regenerasi dimana bagian yang hilang dibentuk kembali dari sel-sel
yang belum terdiferensiasi disebut epimorfosis. Proses ini berkebalikan dengan
proses regenerasi yang lain yaitu morfalaksis dimana sel-sel yang telah
terdiferensiasi kembali dibentuk menjadi bentuk yang baru. Tipe regenerasi
planaria adalah epimorfosis, tetapi ada sedikit kontribusi proses morfasaksis
karena beberapa penelitian mengindikasikan bahwa proses morfalaksis mungkin
berperan penting dalam proses regenerasi planaria (Chandebois, 1984).

Planaria bersifat fototaksis negatif atau menjauhi cahaya ketika cahaya


mengenai kepala. Hal ini menurut Collins dan Harker (1999) disebabkan karena
planaria memiliki fotoreseptor yang terdapat pada lengkung mata yang dapat
mendeteksi arah dan intensitas cahaya. Selain itu perilaku lain dari planaria adalah
ketika tubuh planaria dikenai arus, maka planaria akan mendekati arus tersebut,
hal ini disebabkan karena planaria memiliki sifat rheotaksis positif. Menurut Pearl
(1903), planaria akan bersifat rheotaksis positif jika arus air mengenai bagian
kepala atau bagian anterior tubuh.

B. Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan seksual terjadi melalui proses perkawinan antara hewan
jantan dan hewan betina. Melalui proses ini akan terjadi proses fertilisasi, yaitu
proses peleburan inti sel sperma dan inti sel telur. Proses fertilisasi ini akan
menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan berkembang menjadi embrio (calon
anak) dan pada tahap selanjutnya embrio akan berkembang menjadi individu baru.
Proses fertilisasi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu fertilisasi internal dan
fertilisasi eksternal. Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan antara inti
sel telur dan inti sel sperma terjadi di dalam tubuh induk betina. Contoh hewan
yang melakukan fertilisasi secara internal antara lain: sapi, ayam, kura-kura, dan
buaya. Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan antara sel telur dan sel
sperma terjadi di luar tubuh induk betina. Fertilisasi dengan cara ini biasanya
terjadi pada hewan yang hidupnya di lingkungan perairan, misalnya ikan.
Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya, hewan yang
berkembang biak secara seksual dibagi menjadi tiga jenis, yaitu hewan vivipar,
ovipar, dan ovovivipar.

a. Hewan Vivipar
Hewan vivipar disebut juga hewan melahirkan. Hewan ini memiliki embrio
yang berkembang di dalam rahim induk betinanya dan akan dilahirkan pada saat
umurnya sudah mencukupi. Embrio akan memperoleh nutrisi dari induk melalui
perantara plasenta. Hewan yang baru dilahirkan memerlukan nutrisi. Sayangnya
karena pencernaan bayi hewan belum kuat, maka diperlukan makanan yang
mudah dicerna. Pada hewan mamalia, induk hewan tidak perlu mencari makanan
tambahan untuk anaknya. Tubuh mamalia dilengkapi dengan kelenjar mammae
yang dapat menghasilkan susu. Susu mengandung laktosa yang dapat dicerna oleh
perut bayi hewan dengan mudah untuk menghasilkan nutrisi dan energi yang
diperlukan.
b. Hewan Ovipar
Contoh hewan ovipar antara lain cicak, katak, ikan mujair, ayam, burung
elang, dan itik. Hewan ovipar disebut juga dengan hewan bertelur. Hewan ini
embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini akan dikeluarkan dari
dalam tubuh induk betina. Hewan tertentu, misalnya penyu, ikan mujair, dan
katak, menghasilkan puluhan hingga ratusan telur setiap kali bertelur. Tidak
semua telur yang dihasilkan oleh ikan mujair dan katak yang telah mengalami
pembuahan dapat menetas menjadi individu baru. Tidak semua telur penyu yang
menetas dapat bertahan hidup sampai dewasa, karena adanya predator, ombak,
dan arus laut yang mengancam kehidupan penyu yang baru saja menetas.
Meskipun dapat dihasilkan puluhan bahkan ratusan individu baru dalam sekali
perkembangbiakan, kita juga tetap harus menjaga kelestarian ikan, katak, dan
terutama penyu agar tetap lestari.
Pada telur ayam kampung atau telur bebek yang sering kamu jumpai, telah
terdapat embrio yang berada pada tahap awal perkembangan. Embrio dijaga agar
tetap berada di bagian atas kuning telur oleh ’tali’ yang berada di bagian samping
kuning telur yaitu kalaza. Kalaza berfungsi menjaga agar kuning telur tetap berada
di tempatnya. Kuning telur mengandung protein, lemak, ion fosfor, zat besi,
pigmen karoten, dan air. Kuning telur dan putih telur merupakan cadangan
makanan bagi embrio yang sedang tumbuh. Putih telur tersusun atas protein
albumin, air, beberapa ion, dan beberapa mineral. Putih telur juga berfungsi
sebagai pelindung embrio dari goncangan. Ruang udara menyediakan keperluan
oksigen untuk embrio. Bagian paling luar dari telur adalah cangkang yang
merupakan pelindung telur dari kerusakan baik dari goncangan maupun
perlindungan dari kuman penyakit. Pada cangkang telur terdapat pori yang
memungkinkan pertukaran gas-gas pernapasan.

Telur dapat menetas jika dierami. Ayam, itik, dan burung merpati
mengerami telur di bagian bawah tubuhnya di atas sarang. Penyu memiliki cara
unik untuk mengerami telurnya, yaitu dengan meletakkan telurnya di dalam tanah
daerah pantai.
Embrio pada telur dapat berkembang dengan baik jika berada pada suhu dan
kelembapan tertentu. Jika suhu kurang atau lebih rendah dari yang diperlukan oleh
telur maka embrio akan berhenti berkembang. Sebaliknya, jika suhu untuk
pengeraman terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian embrio atau
ketidaknormalan perkembangan embrio. Tiap telur memerlukan suhu yang
berbeda untuk dapat berkembang dan menetas menjadi individu baru. Embrio
telur ayam dapat berkembang dengan baik pada suhu 38,33°C–40,55°C, itik
37,78°C–39,45°C, puyuh 39,5°C, dan walet 32,22°C–35°C.
c. Ovovivipar
Hewan ovovivipar disebut juga hewan bertelur dan melahirkan. Embrio
hewan yang tergolong ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi
embrio tidak dikeluarkan dalam bentuk telur seperti pada hewan ovipar. Telur
tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah umur embrio cukup untuk
dilahirkan, telur akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya
dilahirkan. Contoh hewan ovovivipar antara lain kadal dan sebagian jenis ular.
Cacing merupakan hewan hermaprodit artinya dalam satu tubuh cacing
terdapat dua alat kelamin yaitu jantan dan betina. Meskipun memiliki dua alat
kelamin sekaligus, cacing tidak dapat melakukan perkembangbiakan secara
seksual sendiri. Pada perkembangbiakan seksual cacing tetap memerlukan cacing
yang lain.

Pekembangan Hidup Hewan


Pada beberapa jenis hewan, telur akan berkembang menjadi hewan muda
yang memiliki struktur dan fungsi organ mirip dengan hewan dewasa (imago).
Selama berkembang menuju kedewasaan, hewan muda tidak mengalami banyak
perubahan pada struktur dan fungsi organ tubuh. Selama berkembang, hewan
muda hanya mengalami pertambahan ukuran sehingga menjadi lebih besar.
Perkembangan hewan tersebut disebut dengan perkembangan langsung.

Pada jenis hewan yang lain, hewan muda memiliki struktur dan fungsi organ
tubuh yang berbeda dengan hewan dewasa. Hewan muda tersebut kemudian
berkembang melalui tahap tertentu sehingga memiliki struktur dan fungsi organ
tubuh yang sama dengan hewan dewasa. Perkembangan hewan yang demikian
disebut dengan metamorfosis. Metamorfosis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
metamorfosis tidak sempurna dan metamorfosis sempurna. Pada hewan yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna, telur akan berkembang menjadi hewan
muda yang disebut nimfa. Nimfa merupakan hewan muda yang mirip dengan
hewan dewasa tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dari hewan dewasa.
Selanjutnya, nimfa berkembang menjadi hewan dewasa.
Pada hewan yang mengalami metamorfosis sempurna, telur akan
berkembang menjadi hewan muda yang disebut larva. Larva memiliki struktur
dan fungsi organ yang sangat berbeda dengan hewan dewasa. Pada hewan tertentu
misalnya kupu-kupu dan lalat, larva berkembang menjadi pupa. Selanjutnya pupa
berkembang menjadi hewan dewasa. Selama berkembang, struktur dan fungsi
organ tubuh mengalami banyak perubahan sehingga menjadi hewan dewasa.
Perhatikan Gambar di bawah ini!

Pada beberapa hewan, selama perkembangan hidup dari hewan muda


menjadi hewan dewasa terjadi perkembangbiakan secara seksual dan secara
aseksual. Selama perkembangan hidupnya, ubur-ubur dapat berkembang biak
secara seksual dan secara aseksual. Ubur-ubur seringkali dijumpai dalam bentuk
medusa dan berada pada tahap seksual yaitu dapat menghasilkan sel kelamin. Sel
kelamin dilepaskan ke air dan dapat mengalami fertilisasi. Zigot akan berkembang
menjadi larva. Jika berada pada tempat yang sesuai, larva akan tumbuh menjadi
polip yang disebut skifistoma. Saat dalam tahap polip, ubur-ubur dapat
berkembang biak secara aseksual melalui pembentukan tunas. Polip akan
berkembang dan menghasilkan strobila. Strobila akan terlepas dari induknya dan
berkembang menjadi medusa kecil yang disebut efira. Efira selanjutnya tumbuh
menjadi medusa dewasa.
Selain ubur-ubur, katak juga mengalami perkembangan hidup yang menarik
untuk dipelajari. Pernahkah kamu menjumpai puluhan bahkan ratusan kecebong
pada suatu kolam? Tahukah kamu darimana asal kecebong? Katak dewasa akan
menghasilkan ratusan telur. Telur kemudian menetas menjadi kecebong, kecebong
selanjutnya berkembang menjadi berudu yang memiliki kaki. Berudu berkembang
menjadi katak muda yang kemudian berkembang menjadi katak dewasa.

C. Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan


Kawin suntik atau dikenal dengan istilah inseminasi buatan (IB) adalah
proses memasukkan cairan sperma (semen) dari sapi jantan yang unggul ke dalam
saluran perkembangbiakan sapi betina dengan bantuan manusia. Inseminasi
buatan ini dilakukan dengan cara memasukkan sperma (semen) yang telah
dibekukan dengan menggunakan alat seperti suntikan. Inseminasi buatan memiliki
beberapa manfaat, antara lain efisiensi waktu, efisiensi biaya, dan juga
memperbaiki kualitas anakan sapi. Perbaikan kualitas misalnya sebagai penghasil
daging yang berkualitas (sapi potong). Sebagai contoh, untuk menghasilkan
anakan sapi dengan kualitas daging yang baik dan berjumlah banyak, diambil sel-
sel sperma dari sapi brahma dari India untuk diinseminasikan pada sapi betina
lokal.
RANGKUMAN

 Perkembangbiakan tumbuhan dengan menggunakan bagian tumbuhan disebut


perkembangbiakan secara vegetatif. Sedangkan terjadinya suatu tumbuhan baru
yang disebabkan oleh proses penyerbukan disebut perkembangbiakan generatif
 Perkembangbiakan vegetatif terbagi menjadi dua, yaitu vegetatif alami dan vegetatif
buatan. Tumbuhan yang dapat berkembang biak dengan bagian tubuhnya tanpa
bantuan manusia inilah yang disebut dengan perkembangbiakan vegetatif alami.
Sedangkan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan tanaman yang melibatkan
campur tangan manusia.
 Terdapat berbagai macam cara perkembangbiakan vegetatif alami, yaitu:
a. Rhizoma
b. Stolon
c. Umbi lapis
d. Umbi batang
e. Kuncup Adventif Daun
 Terdapat berbagai macam cara perkembangbiakan vegetatif buatan/dengan bantuan
manusia, yaitu:
a. Cangkok
b. Merunduk
c. Setek
 Perbedaan perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif pada
tumbuhan, yaitu
No. Perkembangbiakan generatif Perkembangbiakan vegetatif
1 Perkembangbiakannya terjadi perkembangbiakannya
melalui proses penyerbukan / terjadi tanpa melalui proses
pembuahan penyerbukan / pembuahan
2 Hanya dialami oleh tumbuhan Dialami oleh tumbuhan berbiji dan
berbiji yang memiliki kelamin tidak berbiji
jantan dan betina
3 Tumbuhan baru berasal dari Tumbuhan baru yang terbentuk dari
bunga yang mengalami pertumbuhan ataupun perkembangan
penyerbukan kemudian dari bagian tubuh tertentu dari induk
menghasilkan biji tanaman

43
4 Penyerbukan dapat terjadi secara terjadi secara alami dan buatan oleh
alami dan bisa dengan bantuan manusia dengan mengambil bagian
manusia dengan mempertemukan tanaman seperti mencangkok
benang sari ke kepala putik
5 Alat perkembangbiakan berupa Alat perkembangbiakan berasal dari
Bunga bagian tubuh tertentu

 Teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan, yaitu:


a. Hidroponik
b. Vertikultur
c. Kultur jaringan Tumbuhan
d. Hibridasi
 Perkembangbiakan pada hewan dibagi menjadi perkembangbiakan aseksual (tanpa
peleburan sel kelamin jantan dan betina) dan perkembangbiakan seksual (melibatkan
organ kelamin jantan dan betina).
 Perkembangbiakan aseksual pada hewan diantaranya:
a. Membentuk tunas
b. Fragmentasi
c. Partenogenesis
 Berdasarkan cara perkembangbiakan dan kelahiran embrionya, hewan yang
berkembangbiak secara seksual dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Vivipar, yaitu hewan yang melahirkan
b. Ovipar, yaitu hewan yang bertelur
c. Ovovivipar, yaitu hewan yang bertelur dan melahirkan
 Teknologi perkembangbiakan pada hewan dapat dilakukan dengan kawin suntik atau
dikenal dengan istilah inseminasi buatan (IB). Inseminasi buatan adalah proses
memasukkan cairan sperma (semen) dari sapi jantan yang unggul ke dalam saluran
perkembangbiakan sapi betina dengan bantuan manusia.
LATIHAN SOAL

1. Berikut ini yang termasuk perkembangan vegetatif alami adalah ...

a. c.

b. d.

2. Perhatikan gambar berikut!

Jenis perkembangbiakan vegetatif alami pada tanaman yang diatas disebut...


a.umbi batang
b. tunas
c.stolon
d. umbi lapis
3. Perhatikan gambar berikut !

Gambar diatas merupakan salah satu cara perkembangbiakan ...


a. Vegetatif alami
b. Vegetatif buatan
c. Penyerbukan
d. Polinasi
4. Perhatikan gambar berikut !

Gambar di atas merupakan contoh penyerbukan adalah…


a. Sendiri
b. Tetangga
c. Silang
d. Bastar
5. Perhatikan gambar berikut!

\
Gambar tersebut merupakan skema reproduksi…
a. generatif
b. vegetatif
c. vegetatif alami
d. metagenesis
6. Perhatikan ciri bunga berikut!
1. Kepala putik berperekat
2. Kepala sari menggantung
3. Serbuk sari ringan dan banyak
4. Mahkota bunga berwarna putih
Penyerbukan pada bunga yang memiliki ciri-ciri tersebut berlangsung secara
a. hidrogami
b. anemogami
c. antropogami
d. entomogami
7. Pada angiospermae terjadi pembuahan ganda dengan adanya peleburan antara inti
generative dengan sel telur dan inti generative dengan….
a. Sel antipoda
b. Inti sinergid
c. Inti kandung lembaga sekunder
d. Inti kandung lembaga primer
8. Perbedaan pembuahan tunggal dan pembuahan ganda adalah…..

Pembuahan tunggal Pembuahan ganda


A Ovum tidak dilengkapi bulu getar Ovum dilengkapi bulu getar
Fertilisasi melalui tahapan Ferthapan-tahapan tilisasi tidak
B
melalui
Embrio yang terjadi selalu hasil dari Embrio yang terjadi bukan hasil
peleburan ovum dan spermatozoid peleburan ovum dan
C
spermatozoid
Spermatozoid tidak dilengkapi bulu Spermatozoid dilengkapi bulu
D
getar getar
9. Anggi melakukan pengamatan terhadap tumbuhan yang ia temukan di lingkungan
rumahnya. Dalam pengamatan tersebut, Anggi diharuskan mengetahui jenis
penyerbukan yang dilakukan masing-masing tumbuhan tersebut. Beberapa
tumbuhan yang ia temukan yaitu bunga jagung dan bunga hydrilla. Bunga jagung
memiliki serbuk sari yang banyak sedangkan bunga hydrilla dapat hidup di air
tawar. Pernyataan yang benar berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Anggi
adalah …
a. Jenis penyerbukan bunga hydrilla adalah anemogami, sedangkan bunga jagung
adalah hidrogami.
b. Bunga hydrilla dan bunga jagung memiliki jenis penyerbukan yang sama yaitu
hidrogami.
c. Jenis penyerbukan bunga hydrilla adalah hidrogami, sedangkan bunga jagung
adalah anemogami.
d. Bunga hydrilla dan bunga jagung memiliki jenis penyerbukan yang sama yaitu
anemogami.
10. Anak ayam tumbuh di dalam telur selama 21 hari sebelum menetas. Cadangan
makanan anak ayam sebelum menetas adalah ....
a. makanan dari induk betina
b. kuning telur yang ada pada telur
c. putih telur yang mengandung protein albumin
d. kuning telur dan putih telur yang terdapat di dalam telur
GLOSARIUM

Aseksual : Reproduksi yang dapat menghasilkan keturunan dari induk


tunggal tanpa adanya rekombinasi genetika
Cocopeat : Media tanam yang dibuat dari sabut kelapa
Endosperma : Jaringan yang mengandung persediaan makanan
Epikotil : Bagian batang emrio atau kecambah
Generatif : Perkembangbiakkan secara kawin
Hidroponik : salah satu metode dalam budidaya menanam dengan
memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah
Hipokotil : Bagian bakal batang pada kecambah
Individu : Satuan makhluk hidup
Interaksi : Berhubungan
Koleoptil : Daun pertama pada bibit tumbuhan berkeping satu
Koleoriza : Selubung yang melindungi radikula pada biji rumput-rumputan
Mikrosporangia : Bunga yang terdiri dari empat kotak sari
Morfologi : Bentuk fisik
Ovipar : Perkembangbiakkan hewan dengan cara bertelur
Ovovivipar : Perkembangbiakkan hewan dengan cara bertelur dan beranak
Penyerbukkan : Peristiwa menempelnya serbuk sari pada kepala putik
Polybag : Kantong plastik
Radikula : Akar yang pertama keluar dari embrio
Reproduksi : Perkembangbiakkan Makhluk Hidup
Reptilia : kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki sisik
yang menutupi tubuhnya.
Satelit : Benda yang berputar mengelilingi suatu planet
Seksual : Proses reproduksi yang melibatkan perpaduan sel jantan dan
betina.
Stolon : Batang beruas panjang yang tumbuh horizontal di atas tanah
Tentakel : Tangan-tangan pendek pada hewan (misalnya cumi-cumi)
Vegetatif : Perkembangbiakkan secara tak kawin
Vivipar : Perkembangbiakkan hewan dengan cara beranak
DAFTRA PUSTAKA

Zubaidah, S., Susriyati,M., Lia, Y.2018.Buku siswa Ilmu Pengetahuan alam


edisi revisi 2018 kelas 9. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Suharyanto, 2019.Perkembangbiakan Tumbuhan - Generatif dan Vegetatif -
DosenBiologi.com diakses pada tanggal 03 oktober 2021
Setiawan.2014.Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan : Alami vs Buatan &
Contoh (gurupendidikan.co.id) diakses pada tanggal 03 oktober 2021
Mono.2015.Perbedaan perkembangbiakan vegetatif dan generatif pada tumbuhan
- Pak Mono diakses pada tanggal 03 oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai