KELOMPOK 4
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Puji syukur kehadirat
Allah swt yang senantiasa melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik.
Pembahasan modul ini dimulai dari perkembangbiakan tumbuhan dan
hewan hingga teknologi perkembangbiakan pada hewan.Pembahasan yang
akan disampaikan pun disertai dengan gambar sehingga peserta didik
diharapkan dapat memahami dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan modul masih banyak
kekurangan, untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang
sifatnya membangun. Mudah-mudahan modul ini memberikan manfaat.
Makassar, 28 November 2021
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
STANDAR ISI........................................................................................................................4
Kompetensi Inti...................................................................................................................4
Kompetensi Dasar...............................................................................................................4
Indikator Pencapaian Kompetensi....................................................................................4
Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................5
PETA KONSEP......................................................................................................................6
PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN.................................................................7
A. Perkembangbiakan Vegetatif.....................................................................................7
1) Perkembangbiakan Vegetatif Alami......................................................................7
2) Perkembangbiakan Vegetatif Buatan....................................................................9
B. Perkembangbiakan Generatif...................................................................................11
C. Perkembangbiakan Pada Tumbuhan Paku............................................................12
D. Perkembangbiakan Pada Tumbuhan Lumat..........................................................14
E. Teknologi Perkembangbiakan Pada Tumbuhan....................................................28
PERKEMBANGBIAKAN PADA HEWAN.......................................................................29
A. Perkembangbiakan Aseksual....................................................................................29
B. Perkembangbiakan Seksual......................................................................................35
C. Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan...........................................................39
RANGKUMAN.....................................................................................................................41
LATIHAN SOAL..................................................................................................................43
GLOSARIUM.......................................................................................................................47
DAFTRA PUSTAKA............................................................................................................48
STANDAR ISI
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Perkembangbiakan
P
Penugasan
Tugas: “Mengamati Perkembangbiakkan Tumbuhan” Anda diminta untuk mengamati
perkembangbiakan tumbuhan melalui berbagai sumber, seperti petani, artikel, video, atau buku.
Tujuan
Peserta didik diharapkan mampu:
1. memahami cara perkembangbiakan suatu tumbuhan
2. memahami siklus hidup tumbuhan
Media
1. Hasil wawancara dengan petani, atau artikel, atau video atau buku.
2. Alat tulis
Langkah-langkah
1. Tentukan tumbuhan yang akan Anda amati pertumbuhannya. Misalnya: Pohon pisang
2. Carilah informasi terkait tumbuhan yang akan Anda amati pertumbuhannya.
3. Tuliskan hasil pengamatan Anda dalam tabel berikut.
Table 1 hasil pengamatan pertumbuhan pohon/tanaman
No Aspek Yang Diamati Catatan
1 Tempat hidup
2 Cara berkembang biak
3 Siklus hidup (ceritakan mulai bibit sampai mati)
4 Masa perkembang biak (jelaskan usia berapa tanaman ini
mulai dapat dikembangbiakan)
5 Kendala perkembangbiakan
6 Kesimpulan
A. Perkembangbiakan Vegetatif
10
Pernahkah kamu mengamati sebuah kentang? Perhatikan Gambar
atas! Jika kamu amati dengan saksama, pada permukaan kentang,
mungkin kamu akan dapat melihat mata tunas (kuncup). Pada
kondisi yang sesuai untuk pertumbuhannya dari mata tunas ini
akan terbentuk tunas dan menghasilkan tumbuhan baru. Kentang
merupakan salah satu contoh tumbuhan yang mengalami
penggembungan pada batang di dalam tanah dan berisi cadangan
makanan. Batang yang demikian disebut dengan umbi batang.
Umbi batang selain berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan juga berfungsi untuk perkembangbiakan. Tanaman ubi
jalar juga dapat berkembang biak dengan menggunakan umbi
batang.
Kuncup Adventif Daun
B. Perkembangbiakan Generatif
Perkembangbiakkan tumbuhan yang dilakukan secara generative ini
ditandai dengan terjadinya suatu tumbuhan baru yang disebabkan oleh proses
penyerbukan. Proses penyerbukan merupakan suatu kondisi dimana jatuhnya
serbuk sari yang ada di dalam tumbuhan jantan kepada kepala putik bunga yang
ada di dalam tumbuhan betina. Alat untuk melakukan perkembangbiakkan pada
tumbuhan ada di dalam bunganya. Jenis dan bentuk memiliki susunan yang
berbeda-beda satu sama lain. Secara umum bagian bunga tumbuhan meliputi
mahkota bunga, kelopak bunga, kepala sari, benang sari, kepala putik, tangkai
putik, bakal biji, dasar bunga dan tangkai bunga
Perbedaan perkembangbiakan generative dan perkembagan vegetative pada
tumbuhan
14
Reproduksi atau perkembangbiakan tumbuhan paku terjadi melalui proses seksual
(generatif) dan aseksual (vegetatif). Pergiliran atau siklus hidup tumbuhan paku terjadi
melalui proses metagenesis. Metagenesis merupakan perkembangbiakan yang terjadi
melalui tahap sporofit dan gametofit. Tahap sporofit adalah tahap pengeluaran spora
melalui sporangium kemudian spora tersebut akan berkembang menjadi tumbuhan muda
kemudian akan mengeluarkan sel sperma dan sel telur lalu terjadi perkawinan sehingga
menghasilkan tumbuhan paku baru. Tahap ini dinamakan tahap gametofit.
Proses metagenesis pada tumbuhan paku dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Jika kadar air pada sporangium (kotak spora) berkurang, sporangium akan robek
dan mengeluarkan spora yang ada di dalamnya kemudian spora akan tersebar dan akan
tumbuh menjadi protalium jika lingkungannya sesuai untuk tumbuh. Tahap ini dinamakan
tahap sporofit.
Protalium akan tumbuh dan berkembang kemudian menghasilkan anteridium dan
arkegonium. Anteridium akan menghasilkan sel sperma berflagel (berekor) dan
arkegonium akan menghasilkan sel ovum (sel telur). Kedua sel gamet ini bersifat haploid
(n) dan diperoleh melalui proses pembelahan sel mitosis dan meiosis. Sel sperma akan
bergerak menuju sel ovum kemudian membuahi sel ovum. Proses pembuahan ini
dinamakan fertilisasi.
Setelah terjadi fertilisasi, maka akan terbentuk zigot. Tahap ini dinamakan tahap
gametofit dimana dihasilkan dua gamet atau sel kelamin jantan (sel sperma) dan betina (sel
ovum). Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku baru lalu akan
membentuk sporangium dan mengeluarkan spora, lantas akan tumbuh menjadi protalium.
Proses itu dinamakan siklus hidup atau pergiliran keturunan. Siklus hidup tumbuhan paku
disebut dengan metagenesis.
Reproduksi aseksual pada tumbuhan paku dilakukan dengan rhizoma. Rhizoma
adalah batang yang tumbuh di dalam tanah. Rhizoma dapat tumbuh ke segala arah dan
membentuk koloni tumbuhan paku yang baru.
Proses Penyerbukan
Penyerbukan merupakan proses jatuhnya serbuk sari pada
permukaan putik yang terjadi pada bunga dari tumbuhan. Penyerbukan
juga biasa disebut dengan polinasi. Penyerbukan merupakan bagian
penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji. Hal ini dikarenakan
pada tumbuhan generative memiliki alat perkembangbiakan berupa
putik (betina) dan benang sari (jantan).
Ketika melakukan proses penyerbukan, ada macam-macam
penyerbukan yang dilakukan pada tumbuhan. Secara umum, klasifikasi
penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sarinya. Apakah
dari bunga itu sendiri atau dari bunga lain. Penyerbukan juga bisa
dilakukan lewat serbuk dari bunga tumbuhan lain yang sejenis. Selain
itu, macam-macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan
perantaranya. Ada yang melalui komponen abiotik seperti angin atau
air. Ada juga yang menggunakan perantara lewat makhluk hidup
lainnya seperti hewan atau bantuan manusia.
Penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh di
kepala putik dan juga berdasarkan macam perantaranya. Berdasarkan asal serbuk
sari, ada 4 yaitu:
18
4. Penyerbukan Bastar (Hybridogamy)
Penyerbukan bastar biasa disebut juga dengan hybridogamy, merupakan
jenis penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari bunga lain pada tumbuhan
lainnya yang berbeda jenis atau setidaknya mempunyai satu sifat beda.
Pada prosesnya, serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda
varietas. Penyerbukan bastar umumnya akan menghasilkan varietas maupun
spesies baru.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan bastar seperti mawar
merah dengan mawar putih, lili kuning dengan lili merah mudah, jambu batu
merah dan jambu batu putih, dan lain-lain.
Pada proses penyerbukan ini terjadi saat angin meniup serbuk sari
sehingga terlepas dari tangkainya sehingga ia dapat masuk ke dalam kepala
putik. Penyerbukan dengan bantuan angin umumnya terjadi pada bunga
dengan mahkota kecil dan warnanya tidak mencolok.
Selain itu, bunga pada penyerbukan ini biasanya tidak mempunyai kelenjar
madu (nektar), serbuk sarinya ringan, kepala putiknya besar, mempunyai
tangkai sari yang panjang, dan jumlah serbuk sarinya banyak.
Contoh tumbuhan yang melakukan penyerbukan dengan bantuan angin
antara lain adalah kelapa, rumput, jagung, padi, kelapa sawit, dan lain-lain.
Proses Pembuahan
Pembuahan (fertilisasi) adalah peristiwa peleburan sel kelamin jantan
(sperma) dengan sel kelamin betina/sel telur (ovum). Proses ini hanya dapat
terjadi di antara bunga yang sejenis. Pada tumbuhan biji, pembuahan terjadi di
dalam ruang Bakal biji. Bagaimanakah prosesnya? Proses pembuahan pada
tumbuhan biji adalah sebagia berikut:
1. Setelah penyerbukan, kepala putik menghasilkan cairan gula untuk
memberi makan serbuk sari yang melekat.
2. Mula-mula dinding serbuk sari mengembang, kemudian dinding luar
serbuk sari pecah. Sedangkan dinding sebelah dalam melengkuk ke dalam
menembus kepala putik, kemudian membentuk buluh serbuk sari atau
tabung serbuk sari. Tabung ini menghubungkan serbuk sari dengan bakal
biji. Tabung serbuk sari menuju ke inti sel telur di dalam bakal biji melalui
celah kecil yang disebut mikropil.
3. Selam perjalanan serbuka sari di dalam tabung sari menuju bakal biji,
terjadi beberapa perubahan. Inti sel serbuk sari membelah menjadi
dua,yakni inti vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif berfungsi untuk
mengatur pertumbuhan tabung serbuk sari sehingga mencapai mikrofil dan
setelah itu inti vegetatif mati. Sedangkan Inti generatif membelah
membelah lagi menjadi dua inti sperma. Dua inti sperma yang terbentuk
ini akan masuk ke ruang bakal biji melalui mikropil.
4. Di dalam ruang bakal biji/kandung lembaga pun terjadi proses untuk
membentuk sel telur (ovum). Sel induk megaspora mengalami pembelahan
meiosis menghasilkan satu sel megaspora dan tiga sel lainnya
berdegenerasi. Selanjutnya sel megaspora (kandung embrio muda)
mengalami pembelahan (mitosis) tiga kali yang menghasilkan 8 inti sel,
yang terdiri dari: 1 inti sel telur, 2 inti sinergid, 3 antipoda dan 2 inti
kandung lembaga primer (kemudian bersatu membentuk inti kandung
lembaga sekunder) yang bersifat diploid (2n). Inti sel di apait oleh 2 inti
sinergid dan letaknya dekat mikropil. Sedangkan 3 antipoda terletak pada
kutub yang berlawanan dengan mikropil. Dan inti kandung lembaga
primer terletak di tengah, di antara sel telur dan antipoda. Perhatikan
gambar berikut:
1. Anemokori
Anemokori adalah proses penyebaran biji yang dibantu dengan angin. Ciri
tumbuhan yang menggunakan proses penyebaran ini adalah tumbuhan yang
memiliki biji kecil, ringan, dan bersayap. Contohnya, biji bunga Dandelion.
Bijinya yang ringan dan kecil tidak terlalu dipengaruhi oleh gravitasi bumi.
Keberadaa sayap pada biji juga membantu biji mudah terbawa oleh angin. Arah
gerak bijinya pun mengikuti arah gerak angin
2. Hidrokori
Hidrokori adalah proses penyebaran biji yang dibantu oleh air. Umumnya,
ciri tumbuhan yang penyebarannya menggunakan cara ini, adalah tumbuhan
yang hidupnya di dekat daerah perairan. Misalnya, tumbuhan yang hidup di
air pantai, seperti pohon kelapa dan bakau.
Biji kelapa diselubungi oleh buah yang terdiri atas tempurung kelapa,
sabut kelapa, dan kulit kelapa. Walaupun berukuran besar, buah dan biji
kelapa dapat mengapung di air dan juga dapat mengikuti arus air. Kelapa juga
dapat mengapung di air dikarenakan sabut buah kelapa yang memiliki banyak
rongga udara. Nah, saat berada di air, sabut kelapa akan bekerja seperti
pelampung dan kelapa akan mengapung.
3. Zookori
Proses penyebaran biji dengan bantuan hewan ini dikenal dengan istilah
zookori. Penyebaran ini terbagi menjadi empat, yaitu:
Entomokori: penyebaran biji dengan perantara serangga, seperti
wijen dan tembakau
Kiropterokori: penyebaran biji dengan perantara kelelawar, seperti
jambu biji dan pepaya
Ornitokori: penyebaran biji dengan perantara burung, seperti
tumbuhan beringin dan benalu
Mammokori: penyebaran biji dengan perantara mamalia, seperti
hewan luwak yang membantu penyebaran biji kopi
4. Antropokori
Antropokori penyebaran biji yang menggunakan bantuan manusia.
Umumnya, proses penyebaran ini dilakukan secara sengaja ataupun tidak
sengaja. Nah, penyebaran yang dilakukan secara tidak sengaja oleh manusia,
umumnya, biji tumbuhan tersebut memiliki struktur yang mudah melekat pada
pakaian. Contohnya, rumput.
Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan
yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama.
Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan
sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002).
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena
berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat
dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat
(viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara
normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan
cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat
berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya
larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan
metabolik atau menghambat laju respirasi.
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama
kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya,
sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis
benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo,
2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke
dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya
dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih
mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media
yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya
penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari
air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi
pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai
fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik
tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya
perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai
yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga
mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat
disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan
energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses
perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju
respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih
(Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah
dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun
untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang
masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen
yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi
tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya
terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya,
lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo
(2002) pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4
golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang
memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana
cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat
berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang
baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme
penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih
dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang sangat dasar yang
terjadi pada tumbuhan. Pertumbuhan primer terjadi karena sel-sel pada jaringan
meristem melakukan pembelahan secara terus-menerus. Jaringan meristem
terdapat pada ujung akar dan ujung batang. Karena itu, pertumbuhan primer
mempengaruhi ukuran akar dan batang pada tumbuhan. Pertumbuhan primer
diantaranya adalah pembentukan lapisan epidermis, korteks, xilem primer, floem
primer juga empelur.
Titik pertumbuhan primer dibagi menjadi 3 bagian:
Hidroponik
Hidroponik adalah cara penanaman tumbuhan dengan menggunakan
larutan nutrisi dan mineral dalam air dan tanpa menggunakan tanah. Tanaman
darat khususnya sayuran seperti paprika, tomat, timun, terong, dan selada dapat
ditanam secara langsung dalam wadah yang berisi nutrisi atau dengan ditambah
medium yang tak larut dalam air, misalnya kerikil, arang, sekam, spons, serbuk
kayu, dan lain sebagainya. Ilmuwan menemukan bahwa tumbuhan menyerap
nutrisi yang penting dalam bentuk ion-ion yang terlarut dalam air.
Vertikultur
Hibridisasi
Untuk mendapatkan individu baru yang mempunyai sifat berbeda dengan
induknya, dengan demikian kita bisa menggunakan metode ini untuk
mengawinkan dua individu yang berbeda sifatnya, sehingga diharapkan
keturunannya akan memiliki sifat yang berbeda.
Itulah beberapa teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan utama yang
telah dikembangkan oleh manusia. Sebenarnya masih banyak lagi teknologi lain
yang lebih kompleks dan terbaru.
A. Perkembangbiakan Aseksual
Beberapa hewan dapat melakukan perkembangbiakan aseksual seperti
halnya tumbuhan. Apakah hewan juga menggunakan bagian tubuhnya untuk
berkembang biak? Bagian tubuh manakah yang digunakan untuk berkembang
biak? Agar kamu dapat mengetahui jawabannya, ayo pelajari dengan semangat
materi ini!
a. Membentuk Tunas
Terdapat hewan yang mampu berkembang biak aseksual dengan cara membentuk
tunas untuk menghasilkan keturunan. Contoh hewan yang melakukan
perkembangbiakan dengan cara ini antara lain hewan dari Filum Porifera dan
Coelenterata.
Contoh hewan dari Filum Coelenterata adalah ubur-ubur dan Hydra sp. Hewan
dari Filum Coelenterata yang dapat membentuk tunas, misalnya Hydra sp. dan
ubur-ubur dari jenis Obelia sp. dan Aurelia sp.
b. Fragmentasi
c. Partenogenesis
Partenogenesis secara alami dapat terjadi pada hewan lebah, semut, tawon, kutu
daun, dan kutu air. Pada lebah, ovum yang dibuahi akan tumbuh dan berkembang
menjadi lebah betina, sedangkan yang tidak dibuahi akan tumbuh menjadi lebah
jantan.
Lebah betina bersifat steril dan memiliki tugas sebagai pekerja dalam koloni
lebah. Lebah jantan bersifat fertil. Lebah jantan mampu menghasilkan sel kelamin
yang digunakan untuk membuahi sel telur yang dihasilkan oleh lebah ratu. Lebah
ratu adalah lebah yang menghasilkan telur-telur yang menjadi lebah betina dan
lebah jantan.
Selain lebah, kutu daun, dan kutu air juga dapat berkembang biak dengan cara
partenogenesis. Kutu daun betina dan kutu air betina dapat terus menerus bertelur.
Telur yang dihasilkan akan berkembang dan menetas menjadi kutu betina tanpa
didahului proses fertilisasi.
Tyler (2000) juga menyebutkan bahwa jika planaria akan digunakan untuk
eksperimen dengan waktu yang lama harus diberi makan satu atau dua kali
seminggu. Sekali seminggu sudah cukup untuk memelihara kultur planaria
tersebut. Dua kali seminggu hanya dibutuhkan jika ingin meningkatkan kualitas
stok. Planaria dapat diberi makan hati ayam segar atau hati sapi segar atau dapat
juga menggunakan kuning telur. Pakan pada wadah harus diambil setelah 2-3 jam
untuk mencegah terkontaminasinya air dari bakteri. Selain itu untuk melakukan
percobaan regenerasi, planaria harus dipuasakan selama seminggu. Hal ini akan
mengosongkan usus dari makanan dan akan mencegah kontaminasi bakteri
selama periode pemulihan. Planaria tidak boleh diberi pakan kembali hingga
regenerasi selesai.
Tipe regenerasi dimana bagian yang hilang dibentuk kembali dari sel-sel
yang belum terdiferensiasi disebut epimorfosis. Proses ini berkebalikan dengan
proses regenerasi yang lain yaitu morfalaksis dimana sel-sel yang telah
terdiferensiasi kembali dibentuk menjadi bentuk yang baru. Tipe regenerasi
planaria adalah epimorfosis, tetapi ada sedikit kontribusi proses morfasaksis
karena beberapa penelitian mengindikasikan bahwa proses morfalaksis mungkin
berperan penting dalam proses regenerasi planaria (Chandebois, 1984).
B. Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan seksual terjadi melalui proses perkawinan antara hewan
jantan dan hewan betina. Melalui proses ini akan terjadi proses fertilisasi, yaitu
proses peleburan inti sel sperma dan inti sel telur. Proses fertilisasi ini akan
menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan berkembang menjadi embrio (calon
anak) dan pada tahap selanjutnya embrio akan berkembang menjadi individu baru.
Proses fertilisasi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu fertilisasi internal dan
fertilisasi eksternal. Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan antara inti
sel telur dan inti sel sperma terjadi di dalam tubuh induk betina. Contoh hewan
yang melakukan fertilisasi secara internal antara lain: sapi, ayam, kura-kura, dan
buaya. Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan antara sel telur dan sel
sperma terjadi di luar tubuh induk betina. Fertilisasi dengan cara ini biasanya
terjadi pada hewan yang hidupnya di lingkungan perairan, misalnya ikan.
Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya, hewan yang
berkembang biak secara seksual dibagi menjadi tiga jenis, yaitu hewan vivipar,
ovipar, dan ovovivipar.
a. Hewan Vivipar
Hewan vivipar disebut juga hewan melahirkan. Hewan ini memiliki embrio
yang berkembang di dalam rahim induk betinanya dan akan dilahirkan pada saat
umurnya sudah mencukupi. Embrio akan memperoleh nutrisi dari induk melalui
perantara plasenta. Hewan yang baru dilahirkan memerlukan nutrisi. Sayangnya
karena pencernaan bayi hewan belum kuat, maka diperlukan makanan yang
mudah dicerna. Pada hewan mamalia, induk hewan tidak perlu mencari makanan
tambahan untuk anaknya. Tubuh mamalia dilengkapi dengan kelenjar mammae
yang dapat menghasilkan susu. Susu mengandung laktosa yang dapat dicerna oleh
perut bayi hewan dengan mudah untuk menghasilkan nutrisi dan energi yang
diperlukan.
b. Hewan Ovipar
Contoh hewan ovipar antara lain cicak, katak, ikan mujair, ayam, burung
elang, dan itik. Hewan ovipar disebut juga dengan hewan bertelur. Hewan ini
embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini akan dikeluarkan dari
dalam tubuh induk betina. Hewan tertentu, misalnya penyu, ikan mujair, dan
katak, menghasilkan puluhan hingga ratusan telur setiap kali bertelur. Tidak
semua telur yang dihasilkan oleh ikan mujair dan katak yang telah mengalami
pembuahan dapat menetas menjadi individu baru. Tidak semua telur penyu yang
menetas dapat bertahan hidup sampai dewasa, karena adanya predator, ombak,
dan arus laut yang mengancam kehidupan penyu yang baru saja menetas.
Meskipun dapat dihasilkan puluhan bahkan ratusan individu baru dalam sekali
perkembangbiakan, kita juga tetap harus menjaga kelestarian ikan, katak, dan
terutama penyu agar tetap lestari.
Pada telur ayam kampung atau telur bebek yang sering kamu jumpai, telah
terdapat embrio yang berada pada tahap awal perkembangan. Embrio dijaga agar
tetap berada di bagian atas kuning telur oleh ’tali’ yang berada di bagian samping
kuning telur yaitu kalaza. Kalaza berfungsi menjaga agar kuning telur tetap berada
di tempatnya. Kuning telur mengandung protein, lemak, ion fosfor, zat besi,
pigmen karoten, dan air. Kuning telur dan putih telur merupakan cadangan
makanan bagi embrio yang sedang tumbuh. Putih telur tersusun atas protein
albumin, air, beberapa ion, dan beberapa mineral. Putih telur juga berfungsi
sebagai pelindung embrio dari goncangan. Ruang udara menyediakan keperluan
oksigen untuk embrio. Bagian paling luar dari telur adalah cangkang yang
merupakan pelindung telur dari kerusakan baik dari goncangan maupun
perlindungan dari kuman penyakit. Pada cangkang telur terdapat pori yang
memungkinkan pertukaran gas-gas pernapasan.
Telur dapat menetas jika dierami. Ayam, itik, dan burung merpati
mengerami telur di bagian bawah tubuhnya di atas sarang. Penyu memiliki cara
unik untuk mengerami telurnya, yaitu dengan meletakkan telurnya di dalam tanah
daerah pantai.
Embrio pada telur dapat berkembang dengan baik jika berada pada suhu dan
kelembapan tertentu. Jika suhu kurang atau lebih rendah dari yang diperlukan oleh
telur maka embrio akan berhenti berkembang. Sebaliknya, jika suhu untuk
pengeraman terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian embrio atau
ketidaknormalan perkembangan embrio. Tiap telur memerlukan suhu yang
berbeda untuk dapat berkembang dan menetas menjadi individu baru. Embrio
telur ayam dapat berkembang dengan baik pada suhu 38,33°C–40,55°C, itik
37,78°C–39,45°C, puyuh 39,5°C, dan walet 32,22°C–35°C.
c. Ovovivipar
Hewan ovovivipar disebut juga hewan bertelur dan melahirkan. Embrio
hewan yang tergolong ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi
embrio tidak dikeluarkan dalam bentuk telur seperti pada hewan ovipar. Telur
tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah umur embrio cukup untuk
dilahirkan, telur akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya
dilahirkan. Contoh hewan ovovivipar antara lain kadal dan sebagian jenis ular.
Cacing merupakan hewan hermaprodit artinya dalam satu tubuh cacing
terdapat dua alat kelamin yaitu jantan dan betina. Meskipun memiliki dua alat
kelamin sekaligus, cacing tidak dapat melakukan perkembangbiakan secara
seksual sendiri. Pada perkembangbiakan seksual cacing tetap memerlukan cacing
yang lain.
Pada jenis hewan yang lain, hewan muda memiliki struktur dan fungsi organ
tubuh yang berbeda dengan hewan dewasa. Hewan muda tersebut kemudian
berkembang melalui tahap tertentu sehingga memiliki struktur dan fungsi organ
tubuh yang sama dengan hewan dewasa. Perkembangan hewan yang demikian
disebut dengan metamorfosis. Metamorfosis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
metamorfosis tidak sempurna dan metamorfosis sempurna. Pada hewan yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna, telur akan berkembang menjadi hewan
muda yang disebut nimfa. Nimfa merupakan hewan muda yang mirip dengan
hewan dewasa tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dari hewan dewasa.
Selanjutnya, nimfa berkembang menjadi hewan dewasa.
Pada hewan yang mengalami metamorfosis sempurna, telur akan
berkembang menjadi hewan muda yang disebut larva. Larva memiliki struktur
dan fungsi organ yang sangat berbeda dengan hewan dewasa. Pada hewan tertentu
misalnya kupu-kupu dan lalat, larva berkembang menjadi pupa. Selanjutnya pupa
berkembang menjadi hewan dewasa. Selama berkembang, struktur dan fungsi
organ tubuh mengalami banyak perubahan sehingga menjadi hewan dewasa.
Perhatikan Gambar di bawah ini!
43
4 Penyerbukan dapat terjadi secara terjadi secara alami dan buatan oleh
alami dan bisa dengan bantuan manusia dengan mengambil bagian
manusia dengan mempertemukan tanaman seperti mencangkok
benang sari ke kepala putik
5 Alat perkembangbiakan berupa Alat perkembangbiakan berasal dari
Bunga bagian tubuh tertentu
a. c.
b. d.
\
Gambar tersebut merupakan skema reproduksi…
a. generatif
b. vegetatif
c. vegetatif alami
d. metagenesis
6. Perhatikan ciri bunga berikut!
1. Kepala putik berperekat
2. Kepala sari menggantung
3. Serbuk sari ringan dan banyak
4. Mahkota bunga berwarna putih
Penyerbukan pada bunga yang memiliki ciri-ciri tersebut berlangsung secara
a. hidrogami
b. anemogami
c. antropogami
d. entomogami
7. Pada angiospermae terjadi pembuahan ganda dengan adanya peleburan antara inti
generative dengan sel telur dan inti generative dengan….
a. Sel antipoda
b. Inti sinergid
c. Inti kandung lembaga sekunder
d. Inti kandung lembaga primer
8. Perbedaan pembuahan tunggal dan pembuahan ganda adalah…..