Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

MORFOLOGI TUMBUHAN

(Identifikasi Tumbuhan dengan Bentuk Bangun Daun yang Bagian Terlebarnya


berada di Bawah Tengah-Tengah Helaian Daun Bertoreh)

KELOMPOK : 1 (SATU) A

ANGGOTA : 1. EMILYA (A1J121005)

2. WA SURIANA (A1J121031)

3. YUANITA LESTARI (A1J121033)

4. UMI YUNIATI (A1J121115)

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022

i
KATA PENGANTAR

‫الرحِ يم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan lapangan Morfologi
Tumbuhan dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan dan untuk
mengikuti ujian praktikum Morfologi Tumbuhan.
Penyusunan laporan ini tetunya terdapat berbagai kesulitan dan hambatan
dalam proses praktikum lapangan yang telah dilalui, namun atas dorongan dan
upaya yang keras terutama adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada kepala Laboratorium Jurusan
Pendidikan Biologi Dra. Asmawati Munir.,M.Si sekaligus sebagai dosen
penanggung jawab mata kuliah dan praktikum Dra. Asmawati Munir, M.Si.
kepada koordinator asisten atas nama Komang Aditia dan Tim Asisten
Morfologi Tumbuhan T.A 2022 yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan kegiatan praktikum serta sampai penyusunan laporan lapangan ini.
Laporan lapangan ini secara pribadi dianggap masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu, kami selaku praktikan mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca, demi perbaikan praktikum serta
penyusunan laporan lapangan ini di masa mendatang. Demikian, penulis
mengucapkan banyak terima kasih, Wabillhitaufik Walhidayah,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kendari, 07 Juni 2022

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3

A. Kajian Teori ..................................................................................... 3


BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................... 5

A. Waktu dan Tempat Praktikum .......................................................... 5


B. Objek Pengamatan ............................................................................ 5
C. Defenisi Operasional ........................................................................ 5
D. Insttrumen Praktikum dann Prosedur Pengumpulan Data .................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 8

A. Hasil Pengamatan ............................................................................. 8


B. Pembahasan ...................................................................................... 14
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 17

A. Kesimpulan ...................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 18

LAMPIRAN ............................................................................................... 19

iii
iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

3.1. Lokasi Praktikum ............................................................................ 5

4.1. Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) ........................................................ 8

4.2. Daun Sembung Rambat (Mikania michranta) ................................... 9

4.3. Daun Wewehan (Monochoria hastata) ............................................. 10

4.4. Daun Enceng Gondok (Sagittaria saggitifolia) ................................. 11

4.5. Daun Pegagan (Centella asiacita) ..................................................... 12

4.6. Daun Tempuyung (Sonchus asper) .................................................. 13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

3.1. Tabel Alat .......................................................................................... 6

3.2. Tabel Bahan ....................................................................................... 6

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan cabang ilmu biologi yang
mempelajari tentang bentuk dan susunan bentuk luar dari berbagai macam
tumbuhan. Morfologi tumbuhan mempelajari tentang morfologi akar,
morfologi batang, morfologi daun, metamorfosis akar, batang dan daun,
morfologi bunga, morfologi buah dan morfologi biji. Morfologi tumbuhan
adalah syarat dan bekal mempelajari taksonomi tumbuhan (Gani, dkk.
2020: 146).
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang manfaatnya
sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Setiap
tumbuhan memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-
beda tentunya, salah satunya adalah daun. Daun merupakan suatu bagian
tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun. Alat ini hanya teradapat pada batang saja dan tidak
terdapat pada bagian lain (Susilo, 2015: 140).
Bentuk umum daun dapat ditentukan berdasarkan letak bagian
terlebarnya, perbadingan dengan lebar dengan panjang helaian dan
pertemuan antara helaian dengan panjang helaian dengan tangkai, ujung
dan tepi. Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan
daun, ketebalan helaian daun, permukaan daun, warna daun, dan pangkal
daun. Bagian terlebar daun dapat dibedakan menjadi beberapa macam
yaitu bagian yang terlebar berada dibagain tengah daun, bagian yang
terlebag berada disebelah bawah tengah daun, bagian terlebar dibagian
atas tengah helaian daun, dan tidak ada bagian terlebar (Silalahi, 2015:
36).
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlah praktikum
lapangan dengan judul Bentuk Bangun Daun Yang Bagian Terlebarnya
Berada Dibawah Tengah-Tengah Helaian Daun Bertoreh dikawasan

1
Kebun Raya Kendari Desa Nanga-Nanga Kecamatan Poasia, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan laporan praktikum lapangan ini
adalah apa saja jenis tumbuhan dengan bentuk bangun daun yang bagian
terlebarnya berada dibawah tengah-tengah helaian daun bertoreh yang
ditemukan dikawasan Kebun Raya Kendari, Desa Nanga-Nanga
Kecamatan Poasia, Kota Kendari yang dijadikan spesimen?
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum lapangnan ini yaitu untuk mengetahui jenis
jenis tumbuhan dengan bentuk bangun daun yang bagian terlebarnya
berada dibawah tengah-tengah helaian daun bertoreh yang ditemukan
dikawasan kebun Raya Kendari, Desa Nanga-Nanga Kecamatan Poasia,
Kota Kendari yang dijadikan spesimen.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a) Praktikum lapangan ini dapat menambah informasi tentang jenis
jenis tumbuhan dengan bentuk bangun daun yang bagian terlebarnya
berada dibawah tengah-tengah helaian daun bertoreh.
b) Memberikan tambahan reverensi materi Morfologi Tumbuhan
utamanya mengetahui mafam macam morfologi bentuk daun.
2. Manfaat Praktis
a) Praktikum lapangan ini dapat membantu masyarakat disekitar Kebun
Raya, Kendari untuk mengetahui jenis tumbuhan dengan bentuk
bangun daun yang bagian terlebarnya berada dibawah tengah-tengah
helaian daun bertoreh.
b) Sebagai bahan pustaka

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Daun merupakan salah satu organisme tumbuhan yang tumbuh dari
batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui proses
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting dari tumbuuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotref
obligat, ia harus memasak kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia (Latifa, 2015: 673).
Bentuk bangun daun adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukkan bentuk daun sehingga dikrnal dengan istilah bentuk bentuk
seperti segitiga, lonjong, bulat, dan lain lain. Beragamnya bentuk daun
maka untuk menyederhanakannya salah satu bagian yang penting diamati
adalah posisi bagian helaian daun yang terlebar. Berdasarkan letak bagain
daun yang terlebar daun dibedakan menjadi empat macam yaitu bagian
yang terlebar berada dibagain tengah daun, bagian yang terlebag berada
disebelah bawah tengah daun, bagian terlebar dibagian atas tengah helaian
daun, dan tidak ada bagian terlebar (Silalahi, 2015: 35).
Kemungkinan bangun daun yang ditemui pada daun yang bagia
terlebarnya dibawah tengan-tengah helaian daun yang bertoreh adalah
bangun jantung (cordatus), bangun ginjal (renniformis), bangun anak
panah (sagitarus), dan bertelinga (auricalatus). Bangun jantung berbentuk
seperti bangun bulat telur, tetapi pangkalnya berlekuk. Contoh daun
dengan bangun jantung dapat ditemukan pada daun waru atau Hibiscus
teliaces (Tjitrosoepomo, 2016: 26).
Daun daun pada pepohohonan sangat diperlukan utamanya pohon
pohon berdaun lebar. Hal ini dikarenakan sel sel daun berfugsi menangkap
karbondioksida dan timbal untuk kemudian diolah dalam proses
fotosintesi. Proses fotosintesis mampu mengubah karbondioksida (CO2)
yang dikeluarkan melalui proses pernapasan menjadi oksigen (O2) yang

3
dibutuhkan paru-paru. Disamping pohon pohon yang menyerap polutan
biasanya bentuk bangun daun yang unik dapat dijadikan tanaman hias
(Karida, 2013: 37).

4
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada hari sabtu 11 Juni 2022 yang
bertempat di Kebun Raya Kendari, Desa Nanga-Nanga Kecamatan Poasia,
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Gambar 3.1. Lokasi Praktikum

B. Objek Pengamatan
Objek pengamatan pada praktikum ini adalah semua jenis
tumbuhan daun dengan bentuk bangun daun yang bagian terlebarnya
berada dibawah tengah-tengah helaian daun bertoreh.
C. Defenisi Operasional
Bentuk bangun daun yang dapat dijumpai pada daun yamg bagian
terlebarnya berada dibawah tengah tengah helaian daun bertoreh yaitu
bangun jantung, bangun ginjal, bangun anak panah, bangun tombak, dan
bertelinga.

5
D. Instrumen Praktikum dan Prosedue Pengumpulan Data
1. Instrumen Praktikum
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada
Tabel 3.1

Tabel 3.1 Daftar Alat

No Alat Jumlah Kegunaan


1. Alat tulis Menandai spesimen yang telah
didapatkan dan menulis deskripsi
pengamatan.
2. Botol semprot 1 Untuk memasukkan alkohol dan
menyemprotkan pada sampel atau
spesimen.
3. Buku panduan 1 Sebagai litelatur untuk
mengidentifikasi spesimen yeng
telah didapatkan
5. Gunting 1 Untuk menggunting selotip
4. Kamera 1 Mendokumentasikan gambar dari
spesimen yanga talah ditemukan
6. Papan akrililk 1 Untuk mengetahui ukuran daun yang
ditemukan
9. Plastik sampel 3 Untuk menyimpan spesimen yang
ditemukan.
7. Sasak 1 Untuk menjepit bahan spesimen agar
tertutup rapat dan tidak kusut.
8. Selotip 1 Untuk menempelkan spesimen di
koran
10. Spidol 1 Ubtuk menuliskan inisial penemu
spesimen di atas papan akrilik.

b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat
pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Daftar Bahan
No Bahan Jumlah Kegunaan
1. Alkohol 70% 1 Menyemprot spesimen agar tahan
lama

6
2. Prosedur Kerja Pengumpulan Data
Praktikum lapangan ini menggunakan eksplorasi, yakni dengan
menjelajahi lokasi praktikum sambil mengumpulkan sampel. Prosedur
pengumpulan data dalam praktikum ini yaitu:
a) Menyiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan.
b) Mengambil jenis daun yang akan dijadikan spesimen.
c) Mendokumentasikan daun yang telah diambil
d) Mengidentifikasi sampel yang telah diambil dengan berpedoman
pada buku yang telah dibawa.
e) Membersihkan daun yang telah diambil untuk dijadikan herbarium.
f) Memasukkan spesimen tersebut kedalam koran dengan
menggunakan selotip herbarium.
g) Menyemprotkan alkohol kedatas koran yang berisi spesimen tadi
h) Membuat herbarium.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)
a. Gambar

Keterangan :

1 1. Bangun
jantung
(Cordatis)

Gambar 4.1. Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)


b. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus
(Riastuti, dkk. 2021: 70)
c. Deskripsi
Tanaman waru (Hibiscus tiliaceus) masih sejenis dengann
tanaman kembang sepatu. Akar waru tidak begitu panjang sehingga
tidak masuk jauh kedalam tanah. Tanaman waru juga dapat hidup
dipantai, mempunyaiu bentuk daun yang khas yakni menyerupai
jantung. Ujung daun meruncing, tepi daun rata, pangkal daun
berlekuk permukaan atas daun mengkilat dan permukaan bawah
daun berambut halus, pertulangan daun menjari dan daging daun
perkamen (Syahdi, dkk. 2019: 648).

8
2. Sembung Rambat (Mikania michranta)
a. Gambar

Keterangan:

1 1. Bangun
jantung
(Cordatis)

Gambar 4.2. Sembung Rambat (Mikania michranta)


b. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Mikania
Spesies : Mikania michranta

(Inawati, 2014: 21)


c. Deskripsi
Bentuk rangka bunga ini adalah berada dibawah ketiak
daun, dan ada juga berada diantara tangkai atau batang daun.
Bunganya memiliki warna putih keungu-unguan dengan panjang 4-5
cm dan bermahkota 5 lobed (belahan), serta dikelilingi oleh bunga-
bunga kecil bersinar yang muncul secara bersamaan (Inawati, 2014:
21).

9
3. Daun wawehan (Monochoria hastata)
a. Gambar

Keterangan:

1. Bangun
1 tombak
(hastatus)

Gambar 4.3. Daun Wewehan (Monochoria hastata)

b. Klaifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Liliales
Familia : Pontaderiaceae
Genus : Monochoria
Spesies : Monochoria hastata
(Riastuti, dkk. 2020: 95)
c. Deskripsi
Daun wewehan (Monochoria hastata) adalah sejenis
tumbuhan air yang sejenis dengan gulma. Habitat wewehan adalah
pada daerah daerah yang becek seperti rawa dan sawah. Namun
wewewhan juga dapat ditemukan di area area seperti selokan,
lumpur dan tanah basag serta tumbuh subur diparairan terbuka.
Bentuk bangun daun yang ada pada daun wewehan adalah bagun
daun tombak. Bangun daun tombak memiliki bentuk yang hampir
sama dengan bangun anak panah, tetapi bagian pangkal daun di
kanan kiri tangkai mendatar. Bentuk ini tterdapat pada daun
wewehan (Tjitrosoepomo, 2016: 27).

10
4. Daun Enceng Gondok (Sagittaria saggitifolia)
a. Gambar

Keterangan:

1. Bangun anak
1 panah
(sagittatus)

Gambar 4.4. Daun Enceng Gondok (Sagittaria saggitifolia)

b. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Familia : Alismataceace
Genus : Sagittaria
Spesies : Sagittaria saggitifolia
(Inawati, 2014: 26)
c. Deskripsi
Enceng gondok (Sagittaria saggitifolia) merupakan
tumbuhan yang hidupnya sangat bergantung pada lahlan berair.
Ujung daun runcing serta tepi daun rata atau tidak bertoreh. Bangun
daun pada tanaman ini adalah anak panah. Daun anak panah adalah
daun yang tidak seberapa lebar, ujung tajam, pangkal dengan
lekukan yang lancip pula. Demikian juga bagian pangal daun
dikanan kiri lekukannya (Tjitrosoepomo, 2016: 27).

11
5. Daun Pegagan (Centella asiacita)
a. Gambar

Keteragan:

1. Daun ginjal
1 atau kerinjal
(reniformis)

Gambar 4.5. Daun Pegagan (Centella asiacita)


b. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotylodonae
Ordo : Apiales
Familia : Madaacayaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiacita
(Inawati, 2014: 67)
c. Deskripsi
Pegagan (Centella asiacita) merupakan herba atanpa
batang, berumur panjang mempunyai akar rimpang yang pendek
serta geragih dan merayap. Tangkai daun berbentuk seperti
pelepah, agak panjang, berukuran 5-15 cm tergantung dari tempat
kesuburann tumbuhnya. Daun berwarna hijau terdiri dari 2-10
helaian daun tersusun dalam satu roset akar, berbentuk bangun
ginjal atau bangun kipas dengan tepi bergherigi atau beringgit
permukaan daun punggungnya licin, tulang daun berpusat
dipangkal dan tersebar diujung (Inawati, 2014: 67)

12
6. Daun Tempuyung (Sonchus asper)
a. Gambar

Keterangan:

1 1. Bangun
berelinga
(auriculatus)

Gambar 4.6. Daun Tempuyung (Sonchus asper)


b. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Familia : Compositae
Genus : Sonchus
Spesies : Sonchus asper
(Riastuti, dkk. 2021: 105)
c. Deskripsi
Tempuyung (Sonchus asper) adalah herba yang biasa
digunakan termasuk tanaman obat yang berkhasiat. Bentuk bangun
daun temputung ialah berlinga, tepi daun yang bergerigi, dan
teksturnya tipis serta halus. Batangnya tegak dan bundar. Bangun
daun bertelinga adalah bentukbangun daun yang hampir mirip
dengan bangun tombak, tetapi pangkal daun dikanan kiri tangkai
membulat. Tempuyung dapat hidup bebas liar ditempat terbuka yang
terkena sinar matahari atau sedikit terlindung dan pada tanah yang
agak lembab (Tjitrosoepomo, 2016: 28).

13
B. Pembahasan
Indonesia memiliki potensi keindahan alam dan kekayaan budaya
yang bernilai tinggi dalam pasar industri ekowisata. Potensi alam tersebut
dapat berupa sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, keanekaragaman
flora dan fauna, serta gejala alam dengan keindahan pemandangan yang
masih alami. Untuk kebudayaan, Indonesia memiliki isitem religi,
kesenian, pengetahuan, organisasi sosial dan sebagainya. Bentuk
pelestarian tersebut dapat berupa Kebun Raya, seperti Kebun Raya
Kendariyang difungsikan sebagai kawasan lidung untuk menjaga kawasan
dari penambangan liar yang dilakukan warga.
Daun merupakan suautu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tubuh tumbuhan, bagian batang tempat duduknya atau melekatnyadaun
dinamakna buku buku (nodus) batang, dan tempat diatas diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun(axilla).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan zat warna hijau yang disebut
dengan klorofil, oleh karena itu daun berwarna hijau dan menyebabkan
tumbuhan atau daerah daerah yang ditempati tumbuh tumbuhan nampak
hijau pula (Tjiitrosoepemo, 2916: 7).
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengenalkan spesies
tumbuhan adalah dengan menunjukkan morfologi (ciri/ tampakan luar)
daun tumbuhan tersebut baik secara secara keseluruhan maupun bagian
perbagian. Morfologi tumbuhan ini mneyangkut ukuran dan bentuk
(bangun) daun, bentuk bagian daun (ujung, pangkal, tepi) pertulangan,
permukaan, dagimh, ,lrtak daun pada tangkai, dan atau letak tangkai pada
ranting (daun tunggal, daun majemuk). Dari pengenalan morfologi daun
tersebut seingga kita dapat mnegnal kebaragaman spesies tumbuhan yang
ada (Syahdi, dkk. 2019: 64).
Bentuk bangun daun yang dapat ditemukan pada tumbuhan yang
bagian terlebarnya berada dibawah tengah tengah helaian daun yang

14
bertoreh adalah bentuk bangun jantung. Bentuk bangun daun ginjal,
bangun daun anak panah, dan bertelinga. Bangun jantung berbentuk
sebagai bangun bulat telur, tetapi pangkalnya berlekuk, contoh bangun
dengan bangun jantung adalah daun Waru (Hibiscus tiliaceus) (Silalahi,
2015: 40).
Tumbuhan waru (Hibiscus tiliaceus) merupakan salah satu jenis
tanaman yang termasuk suku Malvaceae dengan marga Hibiscus. Daun
pohon waru termasuk dalam jenis daun tunggal dengan tangkai dan bentuk
layaknya jantung. Daun tanamn ini memiliki tulang menjari, berwwarna
hijau, yang dibagian bawahnya terdapat rambut berwarna abu-abu.
Tanaman waru memiliki kembang yang berwarna kuning (Rustini, 2015:
46).
Tumbuhan sembung rambat (Mikania michranta) termasuk dalam
famili Asteraceae. Tanaman ini merupakan gulma invansif yang sulit
dikendalikan. Mikania michranta tumbuh merambat menutupi inangnya
dan berkompetensi untuk mendapatkan nutrisi tanah, cahya matahri dan
air. Tumbuhan ini mempunyai bunga berwarna putih-keunguan dan
memiliki harum yang kuat, umumnya ditemukan dihutan sekunder, tanah
terlatar, pinggir jalan, jurang dan dapat mencegah erosi.sembung rambat
memiliki akar tunggang primer atau akar lembaga yang terus membesar
dan memanjang. Batang berwarna hijau muda, berambut, tumbuh
menjalar, memiliki banyak cabang dan panjang batang bisa mencapai 3-6
m (Inawati, 2014: 22).
Tumbuhan wewehan (Monochoria hastata) rimpang (batang semu)
berukuran pendek, bagian seperti batang yang terlihat panjang adalah
perpanjangan dari pelepah dan tangkai daun. Akar tanaman ini termasuk
jenis akar serabut, warna akarnya putih dan mudah dicabut. Bentuk daun
pada tamanan ini adalah berbentuk tomba. Habitat tumbuh wewehan seprti
rawa dan sawah. Bila sawah mengering maka tumbuhan ini kan mat dan
akan tmbuh kembali jika musim basah (Riastuti, dkk. 2020: 95)

15
Tumbuhan enceng gondok (Sagittaria saggitifolia) adalah tanaman
yang hidupnya bergantung pada lahan berair. Daunnya berbentuk anak
panah, pertulangan daun melengkung, daging daun seperti kertas
permukaan atas dan bawah daun kasab, sera termasuk aun tunggal.
Bangun daun anak panah memiliki bentuk yang hampir sama dengan
bngun tombak yang membedaka yaitu bangun tombak memiliki bentuk
pangkal daun yang cenderung rata (Syahdi, 2019: 645).
Tumbuhan pegagan (Centella asiacita) memiliki daun yang
berwarna hujau tua, permukaan daunnya bagian atas halus, dan bagian
bawah terdapat rambut rambut berwarna putih yang merupakan modiikasi
dari jaringan epidermis yaitu trikoma daun. Bentuk daun pegagan atau
helaian daun berbentuk ginjal lebar dan bundar dengan garis tengah 1-7
cm. Daun pegagan termasuk daun tunggal dan tersusun dalam roset yang
terdiri atas 2-10 daun, kadang agak berambut. Tepi daun pegagan memiliki
lekukan atau beringgit, sampai begerigi terutama ke arah pangkal daun
(Susetyarini, 2020: 3).
Tumbuhan tempuyung (Sonchus asper) merupakan tumbuhan
anggota famlia Asteraceae. Tumbuha ini mampu tumbuh pada tempat
dengan ketinggian 50-2.400 m dpl dan banyak dijumpai disekitar
persawahan, tepi jalan, dan tebing. Tempuyung merupakan tumbuhn terna
semusim, tinggi dapat mencapai 1,5 m dengan batang persegi brwarna
hijau-keputihan. Daun tunggal, letak daun pangkal berkumpul dalam sutu
roset akar berbentuk bangun daun telinga yang seolah olah memeluk
batang. Perbungaan berupa bunga majemuk bongkol (cawan), warna
kuning (Subositi, dkk. 2019: 57).

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat simpulkan
bahwa bentuk bangun daun yang bagian terlebarnya berada I baah tengah-
tengah helaian daun yang bertoreh yaitu bangun jantung seperti bentuk
bangun daun waru (Hibiscus tiliaceus), bentuk bangun daun tombak
seperti pada daun wewehan (Monochoria hastata), bangun daun anak
panah seperti pada daun enceng gondok (Sagittaria saggitifolia), bentuk
bangun daun ginjal seperti pada daun pegagan (Centella asiacita), dan
bentuk bangun daun bertelinga seperti pada daun tempuyung (Sonchus
asper).
B. Saran
Saran yang dapat diberikan mengenai praktikum ini adalah
praktikan memperbnyk literatur tentang morfologi daun sepeti macam
macm pertulangan daun, letak bagian terlebar pada suatu daun, dan lain
sebagainya guna mempermudah kita untuk mengidentifikasi
keanekaragaman tumbuhan berdasarkan jenis perbedaan morfologi daun.

17
DAFTAR PUSTAKA

Gani, A.R.F., Widya, A. 2020. Kecenderungan literasi Informasi Mahasiswa Baru


Pada Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan. Jurnal Pelita Pendidikan. Vol
8 (2): 145-150

Inawati. 2014. Pengujian Antioksida Ekstrak Daun Sembung Rambat (Mikania


cordata) Dengan Metode PPDH. Ekologia. Vol 14 (1): 21-36

Karida, N., Martutu, T. 2013. Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran Udara


Dijalan Protokol Kota Semarang. Biosantika. Vol 5(1): 37-42

Latifa, R. 2015. Karakter Morfologi Daun Beberapa Jenis Pohon Pengetahuan


Hutan Kota Malang. Jurnal Pendidikan Biologi. FKIP Malang: 673

Riastuti, R.D., Yuli, F. 2020. Morfologi Tumbuhan Berbasis Lingkungan.


Ahlimedia Press. Malang

Rustini, N.L., Komang, A., Dewi, A.A.I.P. 2015. Uji Toksisitas Daun Waru
(Hibuscus tiliaceus. L) Terhadap Larva Artemia salina Leach Serta
Identifikasi Golongan Senyawanya. Jurnal Kimia. Vol 9 (1): 47-52

Silalahi, M. 2014. Bahan Ajar Taksonomi Tumbuhan.Universitas Kristen


Indonesia. Jakarta

Subositi, D., Rohmat, M. 2019. Kenekaragaman Genetik Tempuyung Berdasarkan


Marka ISSR. Majalah Ilmiah Biologi Biosfera. Vol 36 (2): 57-62

Susetyarini, R., Roimil, L., Poncojari, W., Endrik, N. 2020. Atlas Morfologi Dan
Anatomi Pegagan. Universitas Muhamadiah Malang. Malang

Susilo, D.E. 2015. Identifikasi Nilai Konstan Bentuk Daun Untuk Pengukuran
Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar Pada Tanaman Kultural di
Tanah Gambut. Anterior Jurnal. Vol 14 (2): 139-146

Syahdi, N., Soendsoto, M.A., Zaini, M. 2015. Moefologi Daun Spesies Tumbuhan
Yang Hidup Dihalaman FKIP Universitas Lambung Kurat,
Banjarmasin. Prossiding Seminar Nasional Lingkungan Bahan Basah.
Vol 4 (3): 643-649

Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta

18
LAMPIRAN

19
20

Anda mungkin juga menyukai