Anda di halaman 1dari 130

LAPORAN MORFOLOGI TUMBUHAN

MATERI : AKAR

Oleh :

Nico Nata Anggara

2030801058

Dosen Pengampu :

Ike Apriani,M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSTITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyampaikan terima kasih pada pihak
yang membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini dan
terima kasih banyak kepada.

1. Dr. Munir, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi


2. Muhammad Lufika Tondi, M.Sc selaku Kepala Prodi Biologi
3. Ike Apriani M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Morfologi
Tumbuhan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis
4. Bapak dan Ibu dosen program studi Biologi yang telah membekali
ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis
5. Seluruh pihak yang telah memberi bantuan, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki
kekurangan ataupun kekeliruan yang ada.

Waalaikumsallam Wr, Wb.

Palembang, 24 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 2
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 2
B. Tujuan Praktikum ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
A. Wortel (Daucus Carota L.) ........................................................................................ 3
B. Alang-alang (Imperata Cylindrica) ............................................................................ 4
C. Bayam Berduri (Amaranthus Spinosus) ..................................................................... 4
D. Kangkung (Ipomea Aquatica) .................................................................................... 4
BAB III METODE PRAKTIKUM ...................................................................... 5
A. Waktu dan Tempat ..................................................................................................... 6
B. Alat dan Bahan ........................................................................................................... 6
C. Cara Kerja .................................................................................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 7
A. Daucus carota L ......................................................................................................... 7
B. Imperata Cylindrica ................................................................................................... 7
C. Amaranthus Spinosus ............................................................................................... 10
D. Ipomea Aquatica ...................................................................................................... 11
BAB V PENUTUPAN ......................................................................................... 13
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
B. Saran ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Morfologi Wortel (Daucus Carota L.) ....................................................8

Gambar 2. Morfologi Alang-alang (Imperata Cylindrical (L)..................................9

Gambar 3. Morfologi Bayam berduri (Amaranthus Spinosus) ................................10

Gambar 4. Morfologi Kangkung (Ipomea Aquatica)...............................................12

iii
ABSTRAK
Akar merupakan salah satu organ fital yang dimiliki tumbuhan. Akar berfungsi
memperkuat tubuh tumbuhan, menyerap air dan mengangkut air dan zat-zat
makanan yang sudah diserap dan dibawa ketempat-tempat pada tubuh atau
tempat penyimpanan cadangan makanan. Tanaman Wortel (Daucus carota L.)
berasal dari Asia Timur dan Tengah yang memiliki iklim sub-tropis, Dari hasil
pengamatan diketahui bahwa akar pada wortel merupakan akar tunggang yang
sedikit memiliki cabang dan mempunyai bentuk yang berbentuk tombak. Alang-
alang (Imperata cylindrica) adalah rumput berdaun tajam yang tumbuh di lahan
pertanian, mempunyai sistem perakaran yaitu akar serabut dan memiliki sifat
batang berkayu, arah tumbuh batang tegak. Bayam duri (Amaranthus spinosus)
adalah spesies tanaman berbunga dari genus amaranthus termasuk ke dalam suku
Amaranthaceae dan memiliki perakaran tunggang. Kangkung (Ipomea Aquatica)
merupakan jenis tanaman sayuran yang memiliki akar, batang, daun bunga, buah
dan biji. Kangkung memiliki perakaran tunggang dengan banyak akar samping
atau bercabang-cabang.

Key Word : Akar, Alang-alang, Wortel, Bayam, Kangkung.

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari strukturorgan baik
mengenal akar, daun, batang, bunga, buah maupun bijinya.Pada dasarnya
tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok yaitu akar (Radix ),batang (Caulis), dan
daun (Folium) sedangkan bagian-bagian lain padatumbuhan hanyalah
penjelmaaan salah satu diantara ketiga bagian pokokatau mungkin kombinasi
bagian-bagian pokok tersebut. Boleh jadi bagiantumbuhan yang kita beri nama
tersendiri tersebut adalah bakal bagian pokok tersebut.

Akar adalah salah satu organ fital yang dimiliki tumbuhan. Akar berfungsi
memperkuat tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara yang terkandung di
dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap dan dibawa
ketempat-tempat pada tubuh tumbuhanyang memerlukan dan kadang-kadang
sebagai tempat untuk penimbunan atau tempat penyimpanan cadangan makanan.

Umumnya, akar tanaman terdiri dari dua jenis yaitu akar serabut dan akar
tunggang. Akar serabut umumnya terdapat pada tanaman berkeping satu
(monokotil). Akar ini hanya merupakan akar-akar yang tersebar dari dasar batang
akar. Meskipun demikian, ada pula tumbuhan dikotil yang memiliki akar serabut
dengan catatan tumbuhan tersebut dikembangbiakan dengan cara cangkok atau
stek. Sedangkan akar tunggang di tandai dengan adanya akar utama (tab root)
yang umumnya lebih dalam masuk kedalam tanah serta lebih memiliki cabang-
cabang akar lateral. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi
umumnya adalah menyimpan cadangan makanan.

Akar tumbuh sering mengalami modifikasi dengan bentuk yang beragam


napas, akar naik keatas tanah, khususnya ke atas air seperti pada tanaman genera
mangrove (Avicennia soneratia), akar gantung adalah akar yang sepenuhnya
berada diatas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit anggrek dan
beringin. Akar banir adalah akar yang banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropis.
Sedangkan akar penghisap banyak terdapat pada tumbuhan parasit seperti benalu.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut yaitu :
1. Memberi pengalaman kepada praktikan dalam melakukan pengamatan
terhadap bermacam tipe dan bentuk akar
2. Memberi pengetahuan kepada praktikan untuk mendeskripsikan bermacam
tipe dan bentuk akar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Menurut Weier, Stoeking dan Barbour (1974) Root berasal dari kata Rot
bahasa Anglosaxon (Inggris). Root is the descending axis of a plant, artinya akar
adalah poros tanaman yang arah geraknya ke bawah (Agustina. 2004). Secara
umum, tanaman tingkat tinggi mempunyai empat bagian penting akar, yaitu akar
utama atau akar primer, akar lateral atau akar sekunder atau akar cabang, rambut
atau bulu akar, dan tudung akar (Hidayat, 1995).

Tiga fungsi utama akar bagi tanaman adalah alat pertautan tanaman ke
tanah, alat penyalur larutan nutrisi dari tempat sarapan ke organ lain tanaman.
Fungsi tambahannya adalah tempat aktivitas metabolik, misalnya: respirasi,
tempat penyimpanan bahan cadangan makanan, misalnya kabohidrat, tempat
penghasil fitohormon, misalnya sitokinin (Agustina. 2004). Akar bagi tumbuhan
mempunyai tugas untuk Memperkuat berdirinya tumbuhan, Untuk menyerap air
dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah, Mengangkut
air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang
memerlukan, Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan
(Hidayat, 1995).

Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian


akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar
yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan
rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang
penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat
makanan yang dapat dihisap. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang
letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung
akar yang masih muda dan lemah (Tjitrosoepomo, 2005).

A. Wortel (Daucus Carota L.)


Tanaman Wortel (Daucus carota L.) berasal dari Asia Timur dan Tengah
yang memiliki iklim sub-tropis. Tanaman Wortel berbentuk semak (perdu) yang
tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30 cm-100 cm.

Tanaman Wortel memiliki umbi berwarna jingga kemerahan berbentuk


lonjong yang sering dimakan sebagai sumber gizi terutama vitamin A. Warna

3
jingga kemerahan pada umbi Wortel ini menandakan bahwa itu kaya akan
senyawa karoten dan flavonoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.

B. Alang-alang (Imperata Cylindrica)


Alang-alang (Imperata cylindrica) adalah rumput berdaun tajam yang
tumbuh di lahan pertanian, dan di tepi jalan. Bagi petani alang-alang sangat
merugikan karena dapat menurunkan hasil akibat dari persaingan dengan tanaman
budidaya dalam menyerap nitrisi. Alang-alang sangat sulit untuk di kendalikan
karena berkembang biaknya sangat cepat dan mudah. Bunga yang mengandung
biji matang berbulu dan ringan sehingga mudah menyebar kearea lainnya dan
berkembang biak menjadi tumbuhan pengganggu.

Akar tanaman alang alang adalah akar berbentuk rimpang yang menjalar,
dan berbuku buku. Akarnya keras meskipun berbentuk rimpang. Akar alang alang
dapat digunakan obat. Seperti demam dan memudahkan kencing.

C. Bayam Berduri (Amaranthus Spinosus)


Bayam duri (Amaranthus spinosus) adalah spesies tanaman berbunga dari
genus amaranthus termasuk ke dalam suku Amaranthaceae.

Akar tanaman bayam duri sama seperti akar tanaman bayam pada
umumnya, yaitu memiliki sistem perakaran tunggang. Batang tanaman bayam duri
ini kecil berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang tumbuh tegak bisa mencapai
satu meter dan percabangannya monopodial. Batangnya berwarna merah
kecoklatan. Yang menjadi ciri khas pada tanaman ini adalah adanya duri yang
terdapat pada pangkal batang tanaman ini.

Memiliki daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur


memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai
3,2 cm. Bunga terdapat di axilaar batang. Merupakan bunga berkelamin tunggal,
yang berwarna hijau. Setiap bunga memiliki 5 mahkota. panjangnya 1,5-2,5 mm.
Kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantannya. Sedangkan bunga
betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang. Bunga ini termasuk
bunga inflorencia. Buahnya berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang 1,5
mm. Bijinya berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara 0,8 – 1 mm.

D. Kangkung (Ipomea Aquatica)


Tanaman kangkung merupakan jenis tanaman sayuran yang memiliki akar,
batang, daun bunga, buah dan biji. Kangkung memiliki perakaran tunggang
dengan banyak akar samping. Akar tunggang tumbuh dari batangnya yang
berongga dan berbuku-buku. Daun kangkung berbentuk daun tunggal dengan
ujung runcing maupun tumpul mirip dengan bentuk jantung hati, warnanya hijau

4
kelam atau berwarna hijau keputih-putihan dengan semburat ungu dibagian
tengah. Bunganya berbentuk seperti terompet berwarna putih ada juga yang putih
keungu-unguan. Buah kangkung berbentuk seperti telur dalam bentuk mini
warnanya cokelat kehitaman, tiap-tiap buah terdapat atau memiliki tiga butir biji.
Umumnya banyak dimanfaatkan sebagai bibit tanaman. Jenis dari kangkung ini
terdiri dari dua jenis yaitu kangkung air dan kangkung darat. Namun jenis
tanaman yang paling umum dibudidayakan oleh masyarakat yaitu tanaman
kangkung darat atau yang biasanya dikenal baik dengan sebutan kangkung cabut
(Purwono 2008).

5
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24April 2021 pukul 14.30 WIB
(Online)

B. Alat dan Bahan


Alat :
1. Kamera
2. Karton Putih
Bahan :
1. Wortel
2. Alang-alang
3. Bayam
4. Kangkung

C. Cara Kerja
1. Mengamati bahan yang telah di tentukan
2. Menentukan bagian dan macam-macam bentuk akar dari bahan yang
ditentukan
3. Mendeskripsikan dari bagian dan macam-macam bentuk akar tersebut
4. Mendokumentasikan bahan tersebut

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Daucus carota L
Daucus carota L atau yang dikenal dengan wortel. Merupakan tanaman
umbi umbian. Tanaman ini tergolong berkeping satu (monokotil). Tanaman ini di
klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan Dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Daucus

Spesies : Daucus Carota L.

7
Pangkal akar (Colllu radies)

Batang akar (Carpus radicalis)

Cabang akar (Akar lareralis)


Akar tunggal
(Radix primer)
Serabut akar (Fibrilla radicalis)

Ujung akar (Arex radicalis)

Tudung akar (Caliptra)

Gambar 1. Morfologi Wortel (Daucus Carota L.)


Tanaman Wortel (Daucus carota L.) adalah tanaman yang berasal dari Asia
Timur dan Tengah yang memiliki iklim sub-tropis. Tanaman Wortel berbentuk
semak (perdu) yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30 cm-100 cm.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa akar pada wortel merupakan sistem
perakaran yaitu Akar tunggang (Radix primoria) Sifat akar yaitu
akar berbentuk bulat memanjang merupakan akar tunggang yang bercabang,
tempat penimbunan makanan, pangkalnya besar meruncing keujung dengan
serabut-serabut akar sebagai percabangan biasanya menjadi tempat penimbunan
makanan dan bentuknya berbentuk seperti tombak .

B. Imperata Cylindrica
Alang-alang atau ilalang adalah tanaman berjenis rumput-rumputan yang
berumur panjang. Tanaman ini tergolong berkeping satu (monokotil). Nama
ilmiah dari alang-alang ialah Imperata Cylindrica. Berikut ini klasifikasi
tumbuhan alang-alang:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

8
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)

Super Divisi : Spermathopyta (Tumbuhan Berbiji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Kelas : Liliopsida (tumbuhan Berkeping Biji Tunggal)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Imperata

Spesies : Imperata Cylindrical (L)

Batang
Rhizome

Gambar 2. Morfologi Alang-alang (Imperata Cylindrical (L)


Alang-alang (Imperata cylindrica) mempunyai sistem perakaran yaitu akar
serabut (Radix adventicia). Alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki sifat
batang berkayu, arah tumbuh batang tegak.

Alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki susunan daun yaitu daun


majemuk, bangun daunnya pita (ligulatus), tidak memiliki daun yang lengkap
kerena hanya memiliki upih daun (vagina) dan helaian daun (lamina), memiliki
sisi daun yang tajam.

Alang-alang memiliki ciri fisik yaitu, daun yang masih muda berwarna
hijau, sedangkan daun yang lebih tua berwarna orange-coklat dan hingga

9
membentuk tanda tipis dan padat, bunga alang-alang berwarna putih berbentuk
seperti bulu.

C. Amaranthus Spinosus
Amaranthus Spinosus atau yang sering kita sebut bayam merupakan salah
satu tanaman hijau yang termasuk dalam tanaman berkeping dua (dikotil). Dan
memiliki akar tunggang dengan sedikit akar serabut diatasnya. Adapun klasifaksi
dari tumbuhan bayam ini adalah:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)

Super Divisi : Embryophyta (Tumbuhan darat)

Divisi : Tracheaphyta (Tumbuhan berpembuluh)

Kelas : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Sub Kelas : Caryophyliade

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus spp

Pangkal Akar
(collum radicis)

Batang Akar
(carpus radicalis)
Rambut akar (pillus
radicalis)

Tudung akar
(caliptra)

Gambar 3. Morfologi Bayam berduri (Amaranthus Spinosus)

10
Bayam duri (Amaranthus spinosus) memiliki sistem perakaran tunggang.
Bayam duri (Amaranthus spinosus) memiliki sifat batang berkayu, bentuk batang
bulat, sfat permukaan batang licin,arah tumbuh batang tegak, percabangan
monopodial

Bayam duri (Amaranthus spinosus) susunan daunnya daun tunggal (folium


simplek), bentuk helaian daunnya bundar (orbicularis), ujung daun tumpul
(obtutus), pangkal daunruncung (acutus), bentuk tulang daun daun penninervis,
dan tepi daun berombak (rapandus).

Ciri-ciri tanaman bayam duri (Amaranthus Spinosus) memiliki daun yang


berbentuk oval dengan panjang antara 1,5 cm-6,0 cm dan lebarnya berkisaran
antara 1,5 cm-3,2 cm yang berwarna kehijauan,batang bayam duri ini berukuran
yang kecil dan bagian batangnya bulat,lunak, dan berair.

D. Ipomea Aquatica
Tanaman kangkung merupakan tanaman yang memiliki nama latin Ipomea
Aquatic Forsk. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dengan
cabang-cabangnya banyak menyebar ke berbagai arah. Kangkung sendiri
merupakan salah satu tanaman yang waktu tumbuhnya tergolong lama.

Berikut akan dijabarkan lebih detail mengenai klasifikasi dari tanaman kangkung
itu sendiri :

Kingdom (Kerajaan) : Plantae

Sub Kingdom : Viridiplantae

Infra Kingdom : Streptophyta

Super Divisi : Embryophyta

Division (Divisi) : Tracheophyta

Sub Divisi : Spermatophytina

Class (Kelas) : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea L

Spesies : Ipomoea Aquatica Forsk (Kangkung Air)

11
Spesies : Ipomea Reptans Poir (Kangkung Darat)

Pangkal akar (collum radicis)

Cabang akar Akar tunggang (


(Radix Lateralis) Radix Primaris)

Ujung akar (Caliptra)

Gambar 4. Morfologi Kangkung (Ipomen Aquatica)

Kangkung (Ipomea Aquatic) merupakan tanaman dengan habitus herba yang


tumbuh merambat di lahan yang basah atau tergenang air. Tanaman ini dapat
tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-
buku, banyak mengandung air (herbaceous) dan batangnya berongga. Batang
tanaman ini tumbuh merambat atau menjalar dengan percabangan yang banyak.

Kangkung merupakan salah satu anggota famili Convolvulaceae. Menurut


Pracaya (2009) tanaman kangkung dapat digolongkan sebagai tanaman sayur.
Kangkung terdiri atas 3 jenis yaitu kangkung air (Ipomoea aquatica F.), kangkung
darat (Ipomoea reptans P.), dan kangkung hutan (Ipomoea crassiculatus R.).

Jenis kangkung yang umumnya dibudiyakan terdiri dari dua macam yaitu
kangkung darat dan kangkung air. Bagian dari tanaman kangkung yang paling
banyak dimanfaatkanialah batang muda dandaun-daunya. Daun dan batang
kangkung merupakan sumber vitamin A yang sangat baik.

12
BAB V

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Setiap tumbuhan memiliki morfologi akar, batang, daun, sertabentuk
modifikasi yang berbeda-beda antara satu tumbuhan dengantumbuhan yang lain.
Perbedaan morfologi tersebut mungkin disebabkan oleh jenis tumbuhan itu. Jenis
tumbuhan ada terbagi dua yaitu monokotil dan dikotil. Tumbuhan monokotil pada
umumnya mempunyai batang yang dari pangkal sampai keujung tidak ada
perbedaan besarnya dan memiliki sistem perakaran yaitu akar serabut, Sedangkan
tumbuhan dikotil pada umumnya mempunyai batang yang dibagian bawahnya
lebih besar dan keujung semakin mengecil dan memiliki sistem perakaran yaitu
akar tunggang.

Menurut sistemnya, perakaran dibagi menjadi dua yaitu akar tunggang dan
akar serabut. Akar tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil. Contoh dari akar
tunggang adalah kangkung dan wortel sedangkan akar serabut terdapat pada
tumbuhan monokotil. Contoh dari akar serabut adalah Alang-alang

Adapun fungsi dari akar adalah untuk menyerap air dan garam-garam yang
terlarutccccsebagai nutrisi, tempat untuk menyimpan zat makanan cadangan
misalnya pada umbi-umbian, sebagai alat reproduksi (perkembangbiakan), dan
sebagai tempat cadangan makanan.

B. Saran
Pengetahuan tentang akar harus tetap dipelajari lebih detail lagi karna akar
merupakansalah satu organ penting bagi tumbuhan. Selain itu akar juga
merupakan organ yang sangat berperan secara vital terhadap asupan makanan bagi
tumbuhan

13
DAFTAR PUSTAKA

Hidajat, Estiti B.1994.Morfologi Tumbuhan. Institute


Teknologi.Bandung.Bandung

Hidayat.1995.Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung

Eka, 2011.Struktur Pertumbuhan Pada akar. Journal Penelitian Tentang


Tumbuhan. 4 (2):142-146

Tjitro soepomo,Gembong.2005.Morfologi tumbuhan.Yogyakarta:Gadjah mada


university.

Muhlisah, 2007. Macam-macam akar. Biologi Penerbit Erlangga. Jakarta.

Setiaji, 2009. Struktur Anatomi Tumbuhan. Bina Akasara. Jakarta.

14
LAPORAN MORFOLOGI TUMBUHAN
MATERI : BATANG

Oleh :
Nama : Nico Nata Anggara
Nim : 2030801058

Dosen Pengampuh : Ike Apriani, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS


SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyampaikan terima kasih pada pihak
yang membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini dan
terima kasih banyak kepada.

1. Dr. Munir, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi


2. Muhammad Lufika Tondi, M.Sc selaku Kepala Prodi Biologi
3. Ike Apriani M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Morfologi
Tumbuhan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis
4. Bapak dan Ibu dosen program studi Biologi yang telah membekali
ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis
5. Seluruh pihak yang telah memberi bantuan, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki
kekurangan ataupun kekeliruan yang ada.

Waalaikumsallam Wr, Wb.

Palembang, 24 April 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………
B. Tujuan Pratikum………………………………………….

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PRATIKUM


A. Waktu dan Tempat……………………………………….
B. Alat dan Bahan……………………………………………
C. Cara Kerja…………………………………………………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan……………………………………………….
B. Saran……………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mangga (Mangifera indica L) .................................................................7


Gambar 2. Kangkung air (Ipomoea aquatica) ..........................................................9
Gambar 3. rumput teki (Cyperus rotondus L.) .........................................................10
Gambar 4. jukut pendul (Kyllinga monocephala L.)................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Batang (caulis) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan mengingat

tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu

tubuh tumbuhan (Gembong, 2005).

Umumnya batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai

bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi

menjadi dua bagian yang setangkup. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari

(bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu mengadakan percabangan, dan selama hidupnya

tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. Struktur

pada tumbuhan batang ini merupakan struktur pokok tumbuhan yang tidak kalah penting dari

daun. Sifat-sifat umum batang yang dapat dikatakan sebagai karakteristik, antara lain adalah

tumbuh selalu ke atas daun dan menjauhi pusat bumi. Istilah ini dikenal sebagai fototrofi positif

dan geotrofi negatif. Selain itu, batang biasanya berwarna coklat. Batang ini memiliki bentuk

yang beragam, walaupun pada umumnya berbentuk bulat ( Azidin, 1986).

Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya, batang berperan untuk

mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, selain itu juga sebagai alat transportasi yaitu jalan

pengangkutan air dan zat makanan dari akar ke daun dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari

daun ke bagian lain, baik ada yang di bawah maupun di atas tanah (Savitri, 2008).

Pada bagian tubuh tumbuhan, batang batang mempunyai beberapa tugas yaitu untuk

(Gembong, 2002) :

1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah. Yaitu : daun, bunga dan buah.

4
2. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi,dan menempatkan bagian-bagian

tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-

bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.

3. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah keatas dan jalan pengangkutan hasil-

hasil asimilasi dari atas ke bawah.

4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

Pada batang terdapat buku-buku yang dikenal dengan nama ilmiah nodus. Pada buku

inilah daun melekat. Jarak antara dua buku dinamakan ruas. Ruas dikenal dengan nama ilmiah

internodus. Pada tumbuhan monokotil, biasanya buku-buku batang terlihat dengan jelas,

sedangkan pada tumbuhan dikotil, buku-buku batang kadang-kadang tidak terlihat, tetapi hanya

berupa tonjolan-tonjolan, tempat tangkai daun melekat. Sehingga bila tangkai daun lepas, akan

meninggalkan bekas pada batang. Batang sendiri merupakan organ tumbuhan yang tak kalah

penting dengan akar dan daun. Sehingga pertumbuhan pada batang selalu bertambah panjang

ujungnya, karena pertumbuhan batang ditandai dengan adanya percabangan. Batang sendiri

memiliki struktur yang cukup kompleks, dalam mengamati batang suatu tumbuhan, ada

beberapa hal penting yang menjadi fokus pengamatan, misalnya bentuk, cabang-cabang, arah

tumbuhan dan sebagainya (Rosanti, 2011).

B. Tujuan Praktikum

praktikum ini adalah untuk mengamati dan mengetahui berbagai bentuk jenis batang

dan struktur batang dari masing-masing tanaman.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting. Dan mengingat tempat

serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh

tumbuhan (Tjirosoepomo 2009).

1. Sifat-sifat Batang

macam-macam jenis tumbuhan, maka dapat dibedakan menjadi (Tjitrosoepomo, 1985):

a. Umumnya berbentuk panjang b, tetapi selalu bersifat aktinomorf.

b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku

inilah terdapat daun.

c. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari: (bersifat fototrop atau heliotrop).

d. Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang

mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.

e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali

kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.

f. Umunya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.

2. Jenis Batang

Menurut (Kamajaya, 2000), apabila kita memperhatikan, maka tumbuhan dibedakan

menjadi tumbuhan yang tidak berbatang dan tumbuhan yang berbatang jelas. Pada tumbuhan

yang berbatang jelas dapt dibedakan atas :

a. Batang basah (herbaceous).

b. Batang berkayu (lignosus).

c. Batang rumput (calmus).

d. Batang mendong (calamus).

3. Bentuk Batang

Menurut (Kamajaya, 2000), jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang
6
dimaksud ialah bentuk batang pada penampang melintangnya. Dan dilihat dari sudut bentuk

penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang antara lain:

a. Bulat (teres).

b. Bersegi (angularis).

c. Pipih.

4. Macam-macam bentuk batang

Menurut (Tjitrosoepomo, 2005), dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga

memperlihatkan sifat yang bermacam-macam. Kita dapat membedakan permukaan batang yang:

a. Licin (laevis). f. Berduri(spinosus).

b. Berusuk (costatus). g. Memperlihatkan bekas-bekas daun.

c. Beralur (sulcatus). h. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu.

d. Bersayap (alatus). i. Memperlihatkan banyak lentisel.

e. Berambut (pilosus). j. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak.

5. Arah Tumbuh Batang

Menurut (Purnomo, 2002), walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya

tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat

memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya:

a. Tegak lurus (erectus)

b. Menggantung (dependens, pendulus).

c. Berbaring (humifusus).

d. Menjalar atau merayap (repens).

e. Serong ke atas atau condong (ascendens).

f. Mengangguk (nutans).

g. Membelit (volubilis).

6. Bentuk percabangan pada Batang

Bentuk percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan 3 macam cara

7
percabangan, yaitu:

a. Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih

besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.

b. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan

selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat

pertumbuhan dibandingkan dengan cabangnya.

c. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap kali

menjadi dua cabang yang sama besarnya.

Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan

batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini, maka bentuk percabangan tumbuh

cabang menjadi berlainan (Tjitrosoepomo,2005).

7. Arah tumbuh cabang

Menurut (Purnomo, 2002), umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti

berikut:

a. Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah

tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir

sejajar dengan batang pokoknya.

b. Condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih

450.

c. Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut sebesar kurang

lebih 900C.

d. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu

melengkung ke bawah.

e. Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah.

8. Umur batang pada tumbuhan

8
Menurut (Tjitrosoepomo, 2005), dalam membicarakan perihal pangkal batang yang

menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat

diketahui bahwa batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena kalau batang mati,

biasanya tumbuhannya pun mati, maka tumbuhan seringkali dibeda-bedakan menurut panjang

atau pendek umurnya, yaitu dalam:

a. Tumbuhan annual (annuus), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari

satu tahun sudah mati atau paling banyak dapat mencapai umur setahun.

b. Tumbuhan biennial (dua tahun) (biennis), yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, mulai

tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru) memerluikan waktu dua tahun.

c. Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun-

tahun belum juga mati, bahkan ada yang yang dapat mencapai umur sampai ratusan tahun

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24April 2021 pukul 14.30 WIB (Online)
B. Alat dan Bahan
Alat :
1. Kamera
Bahan :
1. Mangga
2. Kangkung Air
3. Rumput Teki
4. Jukut Pendul

C. Cara Kerja
1. Mengamati bahan yang telah di tentukan
2. Menentukan bagian dan macam-macam bentuk batang dari bahan yang ditentukan
3. Mendeskripsikan dari bagian dan macam-macam bentuk batang tersebut
4. Mendokumentasikan bahan tersebut

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mangifera indica L.

Mangga (Mangifera indica L.) merupakan tanaman buah tahunan (perennial plants)
berupa pohon berbatang keras yang tergolong ke dalam famili Anacardiaceae. Dalam Bahasa
botani, mangga disebut Mangifera indica L. yang berarti tanaman mangga berasal dari India
(Rohmaningtyas, 2010).

Tanaman mangga (Mangifera indica L.) termasuk dalam tumbuhan berbiji


(Spermatophyta) dengan biji tertutup (Angiospermae) dan berkeping dua (Dicotyledoneae).
Tanaman mangga (Mangifera indica L.) dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica L.

(Anonim, 2008).
Tegak
lurus
(erectus)

Batang
berkayu

11
Menurut Tjitrosoepomo (2009), batang mangga (Mangifera indica L.) termasuk batang
berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas
kayu, yang terdapat pada pohon – pohon (arbores). Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar,
batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah.

Menurut Tjitrosoepomo (2009), morfologi batang berbentuk bulat (teres). Tekstur kulit
pohon mangga (Mangifera indica L.) tebal dan kasar, dan jika kulit ini terluka akan
mengeluarkan getah. Warna kulit batang pohon mangga (Mangifera indica L.) ini adalah coklat
muda hingga coklat kehitaman. Pohon mangga (Mangifera indica L.) juga mempunyai cabang
dan ranting yang ditumbuhi banyak daun.

Menurut Tjitrosoepomo (2009), permukaan batang mangga (Mangifera indica L.) yaitu
beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur – alur yang jelas. Arah tumbuh batangnya
tegak lurus (erectus). Cara percabangan batang mangga (Mangifera indica L.) ialah cara
percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan yang batang setiap kali menjadi
dua cabang yang sama besarnya. Sifat cabang batangnya sirung pendek (virgula atau virgula
sucrescens), yaitu cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang selain daun
biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Dan arah tumbuh cabangnya condong ke atas
(patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 45°.

Menurut Tjitrosoepomo (2009), mangga (Mangifera indica L.) adalah tumbuhan


menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun – tahun belum
juga mati, bahkan ada yang dapat mencapai umur sampai ratusan tahun.

12
B. Ipomoea Aquatica

Kangkung air (Ipomoea aquatica) adalah tumbuhan akuatik yang sering digunakan
orang sebagi sayuran. Kangkung termasuk dalam keluarga kangkung – kangkungan (famili
Convolvulaceae). Berikut ini adalah klasifikasi kangkung air dalam taksonomi tumbuhan.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Convolvulales

Famili : convolvulacae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea aquatic

Arah
batang
menjalar
atau
merayap
(repens)

Permukaa
n batang
licin
(costatus)

Menurut Tjitrosoepomo (2009), batang kangkung (Ipomoea aquatic) termasuk batang


basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair. Kangkung air (Ipomoea aquatic) bisa
tumbuh di daerah basah seperti parit, kolam atau genangan sawah. Ciri – cirinya yaitu
batangnya semakin besar, berwarna hijau gelap, daunnya lebih besar serta sedikit keras, lebih
lama layu bila dimasak serta mempunyai bunga yang berwarna putih kemerahan.
13
Menurut Tjitrosoepomo (2009), bentuk batang kangkung air (Ipomoea aquatic)
berbentuk bulat (teres) dan berlubang, berbuku – buku, banyak mengandung air (herbaceous)
dari buku – bukunya mudah sekali keluar akar. Permukaan batang kangkung air (Ipomoea
aquatic), yaitu licin (costatus).

Menurut Tjitrosoepomo (2009), arah tumbuh batang kangkung air (Ipomoea aquatic)
ialah menjalar atau merayap (repens), batang berbaring, tetapi dari buku – bukunya keluar akar
– akar. Cara percabangan pada batang kangkung air (Ipomoea aquatic) adalah percabangan
monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang
(lebih cepat pertumbuhannya).

Menurut Tjitrosoepomo (2009), sifat cabang batang kangkung air (Ipomoea aquatic)
ialah sirung pendek pendek (virgula atau virgula sucrescens), yaitu cabang – cabang kecil
dengan ruas – ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan
buah. Kangkung air (Ipomoea aquatic) termasuk dalam tumbuhan annual (annuus), yaitu
tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling
banyak dapat mencapai umur setahun.

14
C. Cyperus rotundus L.

Berdasarkan system taksonomi pada makhluk hidup, rumput teki (Cyperus rotondus L.)
dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Poales

Famili : Cyperaceae
Arah
Genus : Cyperus L. tumbuh
batang tegak
Spesies : Cyperus rotundus L.
lurus
(erectus)

Permuka
an
batang
licin
(laevis)

Menurut Tjitrosoepomo (2009), batang rumput teki (Cyperus rotondus L.) termasuk
batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas – ruas yang nyata dan
seringkali berongga. Adapun morfologi batang pada rumput teki (Cyperus rotondus L.) adalah
15
memiliki bentuk batang yang bersegi bangun segitiga (triangularis) dan sifat permukan yang
licin (laevis).

Menurut Tjitrosoepomo (2009), arah tumbuh batang rumput teki (Cyperus rotondus L.)
adalah tegak lurus (erectus), yaitu batang tumbuh arahnya lurus ke atas. Percabangan batang
rumput teki (Cyperus rotondus L.) adalah monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak
jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya). Dan arah tumbuh
cabang pada rumput teki (Cyperus rotondus L.) adalah tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut
antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja
sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hamper sejajar dengan batang pokonya.

Menurut Tjitrosoepomo (2009), rumput teki (Cyperus rotondus L.) adalah tumbuhan
menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun – tahun belum
juga mati, bahkan ada yang dapat mencapai umur ratusan tahun.

16
D. Kyllinga Monocephala L.

Berdasarkan system taksonomi pada makhluk hidup, jukut pendul (Kyllinga


monocephala L.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae
Arah tumbuh
Genus : Kyllinga batang tegak
lurus (erectus)
Spesies : Kyllinga monocephala L.

Permukaan
batang licin
(laevis)

Menurut Tjitrosoepomo (2009), batang jukut pendul (Kyllinga monocephala L.)


termasuk batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas – ruas yang
lebih panjang. Adapun morfologi batang jukut pendul (Kyllinga monocephala L.) adalah
memiliki bentuk batang yang bersegi bangun segitiga (triangularis) dan sifat permukan yang
licin (laevis).
17
Menurut Tjitrosoepomo (2009), arah tumbuh batang jukut pendul (Kyllinga
monocephala L.) adalah tegak lurus (erectus), yaitu batang tumbuh arahnya lurus ke atas.
Percabangan batang jukut pendul (Kyllinga monocephala L.) adalah monopodial, yaitu jika
batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya). Dan arah tumbuh cabang pada jukut pendul (Kyllinga monocephala L.)
adalah tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah
tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hamper
sejajar dengan batang pokonya.

Menurut Tjitrosoepomo (2009), jukut pendul (Kyllinga monocephala L.) adalah


tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun –
tahun belum juga mati, bahkan ada yang dapat mencapai umur ratusan tahun.

18
BAB V
PENUTUPAN
Kesimpulan

1. Batang (Caulis) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting yang berada di atas

permukaan tanah, batang ini disebut juga sumbu tumbuhan.

2. Bentuk batang bermacam sesuai dengan fungsinya masing-masing. Begitu pula dengan

anatomi batang juga berbeda-beda pada setiap tumbuhan Batang mempunyai macam-macam

morfologi yang berbeda-beda, yaitu dari bentuk, arah dan permukaan.

3. Batang umumnya memiliki ciri-ciri mempunyai buku dan ruas tersusun atas lapisan-lapisan

jaringan. Dan fungsi pada batang yakni sebagai penghubung dalam pengangkutan air dan

unsur hara dari akar menuju daun dan pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh

tubuh.

Saran

Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum hendaknya praktikan untuk memahami

materi yang dipraktikkan agar pada saat praktikum kita tidak menemui masalah yang bisa

menghambat kegiatan praktikum tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, S. 1997. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Bineka Cipta.

Anonim. 2008. Tim Bina Karya Tani Pedoman Bertanam Mangga. Yrama Widya.

Rohmaningtyas, D. 2010. Perbanyakan tanaman mangga dengan teknik okulasi di kebun benih
tanaman pangan dan hortikultura Tejomantri Wonorejo Polokarto Sukoharjo. Skripsi.
Univeristas Sebelas Maret. Surakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.

Idel, Antoni. 2001. Buku pintar biologi. Gita media: Surabaya.

20
LAPORAN MORFOLOGI TUMBUHAN
MATERI : DAUN

Oleh :
Nama : Nico Nata Anggara
Nim : 2030801058

Dosen Pengampuh : Ike Apriani, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyampaikan terima kasih pada pihak
yang membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini dan
terima kasih banyak kepada.

1. Dr. Munir, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi


2. Muhammad Lufika Tondi, M.Sc selaku Kepala Prodi Biologi
3. Ike Apriani M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Morfologi
Tumbuhan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis
4. Bapak dan Ibu dosen program studi Biologi yang telah membekali
ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis
5. Seluruh pihak yang telah memberi bantuan, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki
kekurangan ataupun kekeliruan yang ada.

Waalaikumsallam Wr, Wb.

Palembang, 24 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pandan wangi (pandanus amaryllifolius)............................................................. 3
B. Keladi (Caladium bicolor) ..................................................................................... 3
C. Pepaya (Carica papaya L) ...................................................................................... 3
D. Mawar (Rosa sp)...................................................................................................... 3
E. Belimbing manis (Averrhoa carambola) .............Error! Bookmark not defined.
F. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)...........................Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PRAKTIKUM ...................................................................... 5
A. Waktu dan Tempat ..................................................................................................... 5
B. Alat dan Bahan ........................................................................................................... 5
C. Cara Kerja .................................................................................................................. 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 6
A. pandanus amaryllifolius ......................................................................................... 6
B. Caladium bicolor ..................................................................................................... 7
C. Carica papaya L ...................................................................................................... 8
D. Rosa sp .....................................................................Error! Bookmark not defined.
E. Averrhoa carambola .............................................................................................. 11
F. Citrus aurantifolia ................................................................................................. 13
BAB V PENUTUPAN ......................................................................................... 15
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 15
B. Saran ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pandan wangi (pandanus amaryllifolius)................................................7

Gambar 2.Keladi (Caladium bicolor) .......................................................................8

Gambar 3.Pepaya (Carica papaya L)........................................................................9

Gambar 4.Mawar (Rosa sp) .....................................................................................11

Gambar 5.Belimbing manis (Averrhoa carambola) ................................................12

Gambar 6. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) .............................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjalankan proses
fisiologi dan biokimia untuk memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagi organisme
lainnya termasuk manusia. Daun tumbuhan dapat dibedakan menurut bentuk, ukuran dan
beragam sifat lainnya. Berdasarkan kejadiannya, daun dibedakan atas daun tunggal dan daun
majemuk. Daun tunggal adalah setiap tangkai daun hanya terdiri dari satu helaian daun,
sedangkan daun majemuk apabila lebih dari satu helaian daun.
Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun
sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan yang berfungsi menyalurkan hara
atau produk fotosintetis. Helai daun sendiri tersusun dari jaringan dasar epidermis, jaringan
gantiang, jaringan bunga karang dan jaringan pembuluh. Permukaan epidermis seringkali
terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus) untuk melindungi daun dari serangga
pemangsa, spora jamur ataupun tetesan air hujan.
Setiap jenis tumbuhan akan terlihat bahwa diantaranya ada yang hanya memiliki satu
helaian saja pada tangkai daunnya yang disebut daun tunggal (folium simplex) dan ada pula
tumbuhan yang tangkainya bercabang-cabang dan pada setiap cabang tangkai terdapat helaian
daun, sehingga pada satu tangkai memiliki helaian daun lebih dari satu yaitu daun majemuk
(folium compositum). Daun tunggal yaitu dimana pada tangkai daun (petiolus) hanya terdapat
satu helaian daun (lamina) saja. Karena banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya bentuk
daun, baik daun tunggal maupun daun majemuk, maka perlu mempelajari bagaimana sajakah
bentuk dan pembagianya.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai daun dan Bentuk
Modifikasinya.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Memberi pengalaman kepada praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap bermacam


tipe daun tunggal dan daun majemuk.
2. Memberi pengetahuan kepada praktikan untuk mendeskripsikan bermacam tipe daun
tunggal dan daun majemuk.
3. Mengenal susunan daun majemuk dan bermacam-macam duduk daun.
1
BAB II

PEMBAHASAN

Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan karena merupakan apparatus
yang berperan dalam berbagai proses fisiologi dan biokimia bagi kelangsungan hidup
tumbuhan. Struktur daun dikelompokkan menjadi struktur luar dan struktur dalam. Struktur
luar (morfologi) daun dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk, helaian daun, bentuk ujung
daun, tepi daun dan susunan tulang daun. Struktur anatomi daun tersusun atas tiga sistem
jaringan, yakni jaringan dermal (epidermis), jaringan dasar (parenkima) dan jaringan
pembuluh (vaskular) (Moekti, 2009).
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung
didaun.Fungsi daun antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap Co2
dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta untuk
respirasi.Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat
daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan skulen atau xerofit
juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpanan air (Purnomo, 2010).
Daun tunggal adalah daun yang setiap tangkai daunnya memiliki satu helaian daun.
Bagian dari batang tempat duduk daun disebut nodus dan sudut atas antara daun dan batang
disebut ketiak daun. Daun tunggal mempunyai karakteristik yaitu didalam daun terdapat
bagian penting yang terdapat pada batang daun selalu mempunyai bentuk tipis, melebar dan
berwarna hijau karena mengandung klofil yang melalui proses fotosintesis dan daunpun
mempunyai umur yang terbatas ( Trisnawati, 2012).
Daun majemuk adalah tangkainya bercabang-cabang dan baru pada cabang tangkai ini
terdapat helaian daunnya sehingga disini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian
daun (Gembong, 2006).

Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian yaitu upih daun atau pelepah daun
(Vagina), tangkai daun (Petiolus), dan helaian daun (Lamina). Daun lengkap dapat kita
jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musaparadisca),pohon
pinang (Areca cathechu), dan bambu (Bambusa Sp.) tumbuhan yang mempunyaidaun yang
tidak lengkap tidak begitu banyak jenisnya kebanyakan tumbuhan kehilangan satu atau dua
bagian dari tiga bagian tersebut, daun yang demikian disebut daun tidak lengkap
(Tjitrosoepomo, 2013).
2
Modifikasi daun sangat bervariasi pada group tanaman yang berbeda, beberapa tanaman
primitif daunya merupakan perluasan secara lateral dari tumbuh dimana epidermis batang dan
pada beberapa tanaman paku-pakuan dan tanaman berbiji kemungkinan merupakan sistem
cabang dengan komponen yang bergabung sebagian besar daun tanaman dikotil dan
monokotil pasti phyllase yaituberupa petiole yang pipih dan meluas dan disokong dengan
petiole (Heddy, 2010).

A. Pandanus Amaryllifolius

Pandanus amaryllifolius (Roxb.) atau yang dikenal juga sebagai pandan wangi
merupakan tumbuhan tropis yang banyak digunakan untuk memberi aroma pada pengolahan
makanan maupun minuman. Pandan wangi merupakan salah satu jenis pandan yang memiliki
daun tidak berduri dan banyak dibudidayakan di pekarangan rumah khususnya bagi
masyarakat di Asia Tenggara (de Guzman and Siemonsma, 1999).

B. Caladium Bicolor

Caladium bicolor merupakan herba tahunan, daun berukuran besar, berbentuk hati,
ditopang oleh pelepah yang panjangnya 30 cm atau lebih, warnanya beragam ada yang putih
kehijauan dengan tulang daun hijau, ada yang hijau di tepid an merah menyala di tengahnya,
ada yang hijau di tepid an tengahnya pink dibayangi putih, dan lain-lain. Tjitrosoepomo
berpendapat bahwa tanaman herba tahunan adalah tanaman yang dapat mencapai umur
bertahun-tahun belum juga mati (Tjitrosoepomo, 2005).

C. Carica Papaya L

Tanaman papaya (Carica Papaya L) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika
Tengah. Papaya dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis. Tanaman papaya
oleh para pedagang Spanyol disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia. Negara penghasil
papaya antara lain Costa Rica, Republik Dominika, Puerto Riko, dan lain-lain (Warisno,
2003).

D. Rosa sp

Tanaman mawar (Rosa sp.) berbentuk semak dan tergolong tanaman yang mempunyai
umur panjang atau tahunan. Memiliki struktur batang berkayu, bercabang banyak,
menghasilkan bunga secara terus menerus. Selama siklus hidupnya tanaman mawar (Rosa sp.)

3
terus tumbuh seolah – olah tidak terbatas dan masa produksinya berulang – ulang (Rukmana,
1995).

E. Averrhoa Carambola

Belimbing manis (Averrhoa carambola) merupakan tanaman berbentuk pohon dengan


tinggi mencapai 12 m. Percabangan banyak yang arahnya agak mendatar sehingga pohon ini
tampak menjadi rindang. Berbunga sepanjang tahun sehingga buahnya tidak mengenal musim
(Wijayakusuma dan Dalimartha, 2000).

F. Citrus aurantifolia

Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle dikenal di pulau Sumatra dengan nama
Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel
(Jawa), di pulau Kalimantan dikenal dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan
nama lemo ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman
puhat em nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese
(Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera) sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit,
kapulungan, lemo (Bali), dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan
delomakii (Rote).

4
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24 April 2021 pukul 13.30 WIB (Online)

B. Alat dan Bahan


• Alat :
1. Kamera
• Bahan :
1. Pandan
2. Keladi
3. Pepaya
4. Mawar
5. belimbing Manis

C. Cara Kerja
1. Mengamati bahan yang telah di tentukan
2. Menentukan bagian dan macam-macam bentuk akar dari bahan yang ditentukan
3. Mendeskripsikan dari bagian dan macam-macam bentuk akar tersebut
4. Mendokumentasikan bahan tersebut

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pandanus Amaryllifolius

Pandanus amaryllifolius (Roxb.) atau yang dikenal juga sebagai pandan wangi
merupakan tumbuhan tropis yang banyak digunakan untuk memberi aroma pada pengolahan
makanan maupun minuman. Pandan wangi merupakan salah satu jenis pandan yang memiliki
daun tidak berduri dan banyak dibudidayakan di pekarangan rumah khususnya bagi
masyarakat di Asia Tenggara (de Guzman and Siemonsma, 1999).

Sistematika taksonomi pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) adalah sebagai


berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb. (Tjitrosoepomo dalam Sukandar dkk, 2010).

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) adalah jenis tumbuhan monokotil dari
famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan
komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara – negara Asia Tenggara
lainnya. Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi – tepi selokan
yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunggang yang menopang tumbuhan ini bila
telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang
rapat, panjangnya dapat mencapai 60 cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang
bergerigi (Van Wyk, 2005).

6
a
.

c.
b.

Gambar 1. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) a.) Daun, b.) Tepi Daun, c.)
Ujung Daun

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) memiliki tata letak daun yang
tersebar. Daun pandan merupakan jenis daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki
tangkai dan hanya memiliki pelepah dan helain daun saja. Daun pandan berbentuk
memanjang dengan pangkal daunnya rata dan ujung yang runcing. Tepi daun pada pandan
bergerigi dan urat daun yang sejajar, teksturnya seperti kertas dan memiliki warna daun yang
hijau (Tjitrosoepomo, 2018).

B. Caladium Bicolor

Menurut Tjitrosoepomo (2004), Caladium bicolor (keladi hias) merupakan genus dari
family Araceae. Klasifikasi lengkap dari Caladium berdasarkan system klasifikasi tumbuhan
adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Arales

Famili : Araceae

Genus : Caladium
7
Spesies : Caladium bicolor

a.

c.

d.

e. b.

f.
Gambar 2. Keladi (Caladium bicolor) a.) Tangkai, b.) Pelepah, c.) Helaian Daun, d.) Tulang
Daun, e.) Tepi Daun, f.) Ujung Daun

Caladium bicolor merupakan herba tahunan, daun berukuran besar, berbentuk hati,
ditopang oleh pelepah yang panjangnya 30 cm atau lebih, warnanya beragam ada yang putih
kehijauan dengan tulang daun hijau, ada yang hijau di tepid an merah menyala di tengahnya,
ada yang hijau di tepid an tengahnya pink dibayangi putih, dan lain-lain. Tjitrosoepomo
berpendapat bahwa tanaman herba tahunan adalah tanaman yang dapat mencapai umur
bertahun-tahun belum juga mati (Tjitrosoepomo, 2005).

Daun Caladium bicolor merupakan daun tunggal yang membentuk roset akar. Bentuk
perisai persegi dengan garis tengah 15 – 30 cm, permukaan daun licin dan pertulangan daun
menjari. Mengenai daun tunggal dan roset akar, Gembong Tjitrosoepomo, berpendapat bahwa
daun tunggal adalah daun yang pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja.
Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah,
jadi roset itu amat dekat dengan akar (Tjitrosoepomo, 2005).

C. Carica Papaya L

Tanaman papaya (Carica Papaya L) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika
Tengah. Papaya dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis. Tanaman papaya
oleh para pedagang Spanyol disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia. Negara penghasil

8
papaya antara lain Costa Rica, Republik Dominika, Puerto Riko, dan lain-lain (Warisno,
2003).

Papaya merupakan tanaman dari suku Caricaceae dengan Marga Carica. Marga ini
memiliki kurang lebih 40 spesies, tetapi yang dapat dikonsumsi hanya tujuh spesies,
diantaranya Carica Papaya L. Tanaman papaya berdasarkan struktur klasifikasi Cronquist
(1981) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica Papaya L

a.

b.

Gambar 3. Papaya (Carica Papaya L). a.) Tangkai Daun, b.) Helaian Daun

Daun (folium) merupakan tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan
mempunyai sejumlah besar daun. Tyas (2008) mengatakan bahwa daun papaya merupakan
daun tunggal, berukuran besar, menjari, bergerigi dan juga mempunyai bagian-bagian tangkai
daun dan helain daun (lamina). Daun papaya mempunyai bangun bulat atau bundar, ujung
daun yang lancip, tangkai daun panjang dan berongga. Permukaan daun licin sedikit
9
mengkilat. Dilihat dari susunan tulang daunnya, daun papaya termasuk daun-daun yang
bertulang menjari.

D. Rosa sp.

Tanaman mawar (Rosa sp.) berbentuk semak dan tergolong tanaman yang mempunyai
umur panjang atau tahunan. Memiliki struktur batang berkayu, bercabang banyak,
menghasilkan bunga secara terus menerus. Selama siklus hidupnya tanaman mawar (Rosa sp.)
terus tumbuh seolah – olah tidak terbatas dan masa produksinya berulang – ulang (Rukmana,
1995). Bunga mawar (Rosa sp.) memiliki malai yang berbentuk sederhana hingga seperti
karangan bunga. Helain mahkota bunganya ada yang selapis dan ada yang bersusun. Semua
jenis bunga mawar (Rosa sp.) yang ada berduri melengkung ke bawah dan tajam
(Rismunandar, 1992). Bungan mawar (Rosa sp.) termasuk bunga yang sempurna yang dapat
membentuk biji dan mudah untuk memperoleh tanaman hibrida baru. Warna bunga mawar
(Rosa sp.) bervariasi dari putih, merah, merah muda, kuning dan lain – lain.

Menurut Tjitrosoepomo (1996), morfologi tanaman mawar (Rosa sp.) adalah sebagai
berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathopyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Rosa

Spesies : Rosa sp.

10
a.

b.

c.

Gambar 4. Mawar (Rosa sp.) a.) Anak Daun , b.) Tangkai Anak Daun , c.) Ibu Tangkai
Daun

Daun Rosa sp. Bertipe daun majemuk menyirip (imparipinnatus). Dikatakan daun
majemuk menyirip gasal karena diujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri dan
biasanya anak daun tersebut lebih besar dari pada yang lain. Jumlah anak daunnya pada satu
ibu tangkai daun biasanya 5 atau 7 anak daun. Bagian – bagian daun majemuk yang dimiliki
oleh daun mawar antara lain ibu tangkai daun, tangkai anak daun, dan anak daun serta
dilengkapi dengan daun penumpu pada pangkal ibu tangkai daunnya (C. C. G. J. Van Steenis,
2003).

E. Averrhoa Carambola

Belimbing manis (Averrhoa carambola) merupakan tanaman berbentuk pohon dengan


tinggi mencapai 12 m. Percabangan banyak yang arahnya agak mendatar sehingga pohon ini
tampak menjadi rindang. Berbunga sepanjang tahun sehingga buahnya tidak mengenal musim
(Wijayakusuma dan Dalimartha, 2000).

Dalam sistematika tumbuhan, tanaman belimbing manis dapat diklasifikasikan sebagai


berikut :

Kingdom : Plantae
11
Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Oxalidales

Famili : Oxalidaceae

Genus : Averrhoa

Spesies : Averrhoa carambola (Rukmana, 2006).

a.

b.

c.

Gambar 5. Belimbing Manis (Averrhoa carambola) a.) Ibu Tangkai Daun, b.) Tangkai
Anak Daun, c.) Anak Daun

Tanaman belimbing manis (Averrhoa carambola) memiliki struktur daun majemuk


menyirip gasal dengan jumlah anak daun bervariasi. Anak daun dapat tersusun secara
berhadapan maupun berseling pada sumbu utama daun (rachis). Menurut Tjitrosoepomo
(2007), daun majemuk menyirip gasal tidak harus berjumlah ganjil, akan tetapi istilah gasal di
sini dilihat dari jumlah daun yang terdapat pada ujung sumbu utama, yaitu satu daun. Anak
daun belimbing manis memiliki bentuk yang bermacam – macam (Woodson et al. 1980).
Bentuk anak daun pertama (serta rasio panjang dan lebar helai daun) dari belimbing manis, di
antaranya : bundar telur (3:2), bundar telur melebar (6:5), lonjong (3:2), lonjong melebar
(6:5), rhombic (3:2), trullate (3:2), lanceovate (3:2), dan jorong (3:2). Bentuk anak daun yang
lain, di antaranya : bundar telur, bundar telur melebar, lonjong, lonjong melebar, lanceovate,
lanset (3:1), segitiga (2:1), delta (1:1), dan jantung. Bentuk anak daun segitaga, delta, dan
12
jantung sering dijumpai pada dua pasang daun paling akhir dari urutan anak daun. Bentuk
daun yang paling mendominasi adalah bundar telur dan lonjong. Hal ini didukung oleh
penelitian Dasgupta et al. (2013) yang menyatakan bahwa bentuk daun ialah bundar telur
hingga bundar telur- jorong. Bentuk pangkal daun didominasi oleh bentuk oblique (asimetri),
hal ini didukung oleh penelitian Priadi dan Cahyani (2011). Tekstur helaian anak daun
tanaman belimbing manis yaitu mesophytic atau tidak terlalu tebal juga tidak terlalu tipis
(Simpson, 2006).

Berdasarkan pengamatan, jumlah anak daun yang sering dijumpai adalah 9 helai. Hal
ini berbeda dengan pendapat Paull dan Duarte (2012) yang menyatakan bahwa pada
umumnya jumlah anak daun belimbing manis berjumlah 3 hingga 6 helai. Daun muda
tanaman belimbing manis (Averrhoa carambola) memiliki warna merah hati hingga coklat
kehijuan. Daun tanaman belimbing manis (Averrhoa carambola) yang telah dewasa berwarna
hijau tua. Perbedaan warna daun ini dipengaruhi oleh pigmen dominan pada daun tersebut
Sumenda et al. (2011). Daun yang berwarna hijau gelap lebih banyak menyerap cahaya
matahari dibanding daun yang berwarna hijau terang (Sugito, 2012).

F. Citrus aurantiifolia

Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle dikenal di pulau Sumatra dengan nama
Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel
(Jawa), di pulau Kalimantan dikenal dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan
nama lemo ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman
puhat em nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese
(Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera) sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit,
kapulungan, lemo (Bali), dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan
delomakii (Rote).

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantiifolia

13
c

Gambar 6. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) a.) Tepi Daun , b.) Tangkai Anak Daun, c.)
Ujung Daun, d). Pangkal Daun

Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis
tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m.
Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna
tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul,
dan tepi beringgit. Panjang daunnya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan
tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang
dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan
diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan.
Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm.
dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah
mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm
berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar
tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai
tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.

14
BAB V

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Kebanyakan daun pada tumbuhan merupakan daun yang tidak lengkap, daun yang
lengkap (memiliki vagina,petiolus, dan lamina) hanya dimiliki tumbuhan tertentu.
2. Dikatakan daun lengkap jika pada daun terdapat pelepah (vagina), tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina), ditemukan pada daun talas (Colocasia
esculenta).
3. Berdasarkan praktikum ini dapat dikesimpulkan bahwa daun memiliki bagian-
bagiannya seperti upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petioles), dan
helaian daun (lamina). Setiap daun dari berbagai macam tanaman memilki
karakteristik masing-masing. Karakteristik itu meliputi jenis daun, bangun daun
(Circumscriptio) pangkal daun (Basis folii), ujung daun (Apex folii), tepi daun (Margo
folii), daging daun (Intervenium) pertulangan daun (Nervatio), permukaan daun serta
warna daun.
4. Ada dua jenis daun berdasarkan pada jumlah helaian daun yaitu daun tunggal dan
majemuk.

B. Saran
Pengetahuan tentang daun harus tetap dipelajari lebih detail lagi karna Daun adalah
organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjalankan proses fisiologi dan biokimia
untuk memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagi organisme lainnya termasuk
manusia

15
DAFTAR PUSTAKA
Gembong, 2006. Morfologi tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.

Heddy, 2010. Penuntun Praktikum Botani. FAPERTA UIN Suska Riau. Pekan Baru.

Moekti, 2009. Daun dan Alat Tambahan. UM Press. Malang.

Purnomo, 2010.Daun Majemuk dan Duduk Daun.Zanzacm.Blogspot. Com.

Trisnawati, 2012. Daun tunggal dan duduk daun. UN Press. Malang.

Tjitrosoepomo, 2013. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada. Yogyakarta.

Cronquist, A. 1981. An Integrated Sistem of Clasification of Flowering Plants. Colombia


University Press. New York.

Dasgupta P, Chakraborty P, Bala NN. 2013. Averrhoa carambola: an update review. IJPRR.
2(7):54-63.

DE Guzman CC and Siemonsma JS (eds.) 1999. Spices. Plant Resources of Southeast Asia
13. Leiden : Backhuijs.

Gembong, Tjitrosoepomo. 1996. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Paull RE, Duarte O. 2012. Tropical Fruit. Vol 2. Ed 2. London (GB): CAB International.

Priadi D, Cahyani Y. 2011. Keanekaragaman varietas belimbing manis (Averrhoa carambola)


di Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan Hewan Cibinong. Berk Penel Hayati
5A:7377.

Rismunandar. 1992. Budidaya Bunga Potong. Jakarta: Penebar Swadaya. 163 hal.

Rukmana, R. 2006. Belimbing Manis. CV Aneka Ilmu. Semarang

Rukmana, Rahmat. 1995. Mawar. Yogyakarta: Kanisius.

Simpson MG. 2006. Plant Systematics. Canada (US): Elsevier Academic Pr.

Sugito Y. 2012. Ekologi Tanaman. Malang (ID): UB Pr.

16
Sumenda L, Rampe HL, Mantiri FR. 2011. Analisis kandungan klorofil daun belimbing
(Averrhoa carambola) pada tingkat perkembangan daun yang berbeda. Bioslogos
1(1):20-24.

Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta. 477 p.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada. University Press. Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi tumbuhan. Yogyakarta : UGM press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2018. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press.

Tyas, WS. 2008. Evaluasi Keragaman Pepaya (Carica papaya L.) di enam lokasi di Boyolali.
Skripsi Strata I. Institut Pertanian Bogor.

Van Wyk, Ben – Erik. 2005. Food Plants of the World. Portland, Oregon : Timber Press, Inc.
ISBN 0-88192-743-0.

Warisno. 2003. Budidaya papaya: Kanisius. Yogyakarta.

Wijayakusuma, H., Dalimartha, S. 2000. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah


Tinggi. Cetakan VI. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Hal. 13, 42-43.

Woodson RE, Schery RW, Lourteig A. 1980. Flora of Panama. Annals Missouri Bot Gard.
67(4).823-850.

17
LAPORAN MORFOLOGI TUMBUHAN
MATERI : BUNGA

Oleh :
Nama : Nico Nata Anggara
Nim : 2030801058

Dosen Pengampuh : Ike Apriani, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG

2021
ABSTRAK

Flos atau bunga merupakan organ tumbuhan yang penting, dalam


keberlangsungan hidup, melanjutkan kehidupan tumbuhan atau
bisa di sebut sebagai organ reproduksi tumbuhan berbiji karena
pada bunga atau flos terdapat alat reproduksi tumbuhan berupa
benang sari dan yang lain nya dan dari bagian ini juga akan
menghasilkan putik yang kemudian berkembang menjadi buah
dandi dalam buah terdapat biji yang akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Karena itu di sebut juga alat reproduksi pada
tumbuhan. Di alam banyak sekali kita temui warna, bentuk dan
aroma bunga, namun secara garis besar, bunga di klasifikasikan
menjadi dua kelompok, yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk.
Pada praktikum morfologi tumbuhan kali ini, akan mengamati
bunga atau flos, mendeskripsikan bagian-bagian nya, dan
mengelompok kan suatu flos atau bunga tersebut ke dalam
klasifikasi nya masing-masing, apakah termasuk ke dalam
kelompok bunga tunggal atau bunga majemuk. Spesimen yang di
gunakan berupa 4 spesies flos dari 6 tumbuhan yang berbeda,
menggunakan kamera dan alat tulis untuk membantu proses
pengamatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat
penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat
penting untuk perkembangan mahluk hidup. Setiap tumbuhan memiliki akar,
batang dan daun. Masing-masing memiliki fungsi utama dalam pertumbuhan
sebuah tumbuhan. Selain memiliki ketiganya, tumbuhan juga memiliki bunga
(Sri mulyani, )
Bunga adalah bagian tanaman yang mengandung struktur alat
perbanyakan generatif. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga
tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya
mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai
mendukung banyak bunga. Pada umumnya bunga memiliki 4 organ utama,
yaitu: kelopak (kaliks), mahkota (corola), benang sari (andresium) dan putik
(gynesium). Benang sari terdiri dari tangkai sari (filament), putik (stigma),
tangkai putik (style), dan bakal buah (ovary) (Nugroho,2006).
Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, bunga dapat digolongkan
kedalam :bunga lengkap, yaitu bunga yang memiliki keempat organ bunga
(kelopak, mahkota, benang sari dan putik); dan bunga tak lengkap, yaitu
bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih organ bunga tersebut Kita
tidak akan mengetahui secara jelas atau detail tentang bagian masing –
masing bunga, jika tidak melakukan penelitian. Maka dari itu, pada praktikum
kali ini, akan dibahas sedikit banyak tentang morfologi bunga tunggal (Planta
uniflora) dan bunga majemuk (Planta multiflora) (Nugroho,2006).

B. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pratikum hari ini adalah :
1. Untuk melihat morfologi bunga tunggal
2. Untuk melihat tipe bunga majemuk
3. Untuk melihat morfologi bunga famili papilionaceae
4. Untuk melihat morfologi bunga famili orchidaceae
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bunga
Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu
tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-
organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui
pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji
merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk
penyebaran individu-individu spesies secara luas. Selepas persenyawaan,
sebagian dari bunga itu akan berkembang menjadi buah yang meBunga terdiri
atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian
dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga
(pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam
dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga
melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam
organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama
membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah
kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang
terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga.
Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam
perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar
disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam
di sebut karpel yang membentuk ginesiumngandung biji-biji (Nugroho,2006).
Menurut Nugroho (2006) Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas
tangkai bunga (pedicel), dasar bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota
(corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga
majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung (bract),
daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga .
Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi
tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga banyak
(planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga
terminal bila letaknya di ujung cabang atau ujung batang; dan bunga aksiler
apabila bunga terletak di ketiak daun. Bagian bunga seperti daun kelopak dan
daun mahkota berada pada susunan tertentu ketika masih kuncup. Hal ini
disebut estivasi, contohnya estivasi valvate, valvate induplicate, valvate
reduplicate, imbricate, ascending imbricate, descending imbricate, convolute,
plicate, open dan quincuncia.
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga
itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga –
bunga tadi terdapat dalam ketiak – ketiak daun dan sebagian pada ujung batang
atau cabang – cabang. Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat
membedakan (Tjitrosoepomo, 1989):
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat
kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz).
2. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya pada
kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.), kembang telang (Clitoria ternatea
L.) (Nugroho,2006).

B. Bunga Majemuk
Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas dan
bunga majemuk tidak terbatas. Contoh bunga majemuk terbatas adalah
monochasium yang terdiri atas monochasium tunggal, sekrup, dan bercabang
seling; dichasium yang terdiri atas dichasium tunggal dan dichasium majemuk;
pleiochasium; bunga kipas dan bunga sabit (Campbell,2002 ).
Bunga majemuk tidak terbatas dibedakan menjadi bunga majemuk
dengan ibu tangkai tidak bercabang dan bunga majemuk dengan ibu tangkai
bercabang. Contoh yang pertama adalah bunga bulir, tongkol, untai, tandan,
cawan, payung, bongkol, dan bunga periuk. Contoh yang kedua adalah bunga
malai, thyrse, malai rata, bulir majemuk, tongkol majemuk dan payung
majemuk (Campbell,2002).
Tipe lain bunga majemuk adalah bunga karangan semu, cyathium,
berkas, tukal, dan lembing. Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, bunga
dibedakan menjadi bunga lengkap, bunga tidak lengkap, bunga sempurna
(biseksual/hermaprodit) dan bunga tidak sempurna (uniseksual). Bunga
uniseksual terdiri atas bunga jantan dan bunga betina. Berdasarkan pada
kelamin bunga yang terdapat dalam suatu tumbuhan maka tumbuhan
dibedakan menjadi tumbuhan berumah satu (monoecious), tumbuhan berumah
dua (diecious) dan polygamous (Campbell,2002).

C. Bunga campuran
Bunga campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang
memperlihatkan baik sifat – sifat bunga majemuk terbatas maupun sifat buga
majemuk tak terbatas. Suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara
sifat- sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas. Bunga
joharmisalnya, ibu tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai.
Namun cabang – cabangnya bersifat seperti malai rata (Campbel, 2002).

D. Organ Bunga
Bunga terdiri atas aksis (sumbu), dan pada sumbu inilah muncul organ
bunga. Bagian sumbu yang mempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai
bunga yang disebut pedisel. Ujung distal dari pedisel membengkak dan meluas
disebut reseptakulum atau thalamus. Organ paling luar adalah sepala yang
secara bersama menyusun kaliks (kelopak bunga) yang biasanya berwarna
hijau, dan di temukan paling bawah, tetap di atas reseptakulum (Campbell,
2002).

E. Stamen ( Benang Sari )


Epidermis filamen mempunyai kultikula dan pada spesies tertentu
mempunyai trikoma. Filamen terdiri atas parenkim dengan vakuola yang
berkembang baik dan ruang antar sel kecil. Sering kali, dalam cairan sel
terdapat pigmen, ukuran dan bentuk luar stamen Angiospermae sangat besar.
Antera umumnya berisi 4 kantong sari (mikrosporagia) yang berpasangan
dalam 2 labus. Kedua labus terpisah oleh suatu jaringan steril yang disebut
konektivun (Hidayat, 1994).
F. Karpela
Menurut teori telamen, tumbuhan pembuluh yang paling primitive
seluruhnya dibangun dari sistem telomen. Telomen adalah bagian paling akhir
dari sumbu yang bercabang-cabang dikotomi yang menyangga sporangium
(disebut telom streril). Karpaler seperti stamen, berkembang dari telomen fertil,
yaitu telomen yang membawa sporangium berlekatan membentuk organ seperti
daun yang membawa ovulum pada bagian tepinya. Ada beberapa teori tentang
asal usul plasenta dan karpela, teori genofil ovarium terdiri atas daun steril dan
cabang pembawa ovulum yang biasanya epifil daun (Hidayat, 1994).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24April 2021 pukul 14.30 WIB (Online)
B. Alat dan Bahan
Alat :
1. Kamera

Bahan :
1. Kembang Sepatu
2. Bunga Melati
3. Bunga Matahari
4. Bunga Soka
5. Putri Malu
6. Bunga Mangga

C. Cara Kerja
1. Mengamati bahan yang telah di tentukan
2. Menentukan bagian dan macam-macam bentuk bunga dari bahan yang ditentukan
3. Mendeskripsikan dari bagian dan macam-macam bentuk bunga tersebut
4. Mendokumentasikan bahan tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hibiscus Rosa Sinensis Linn

Kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis Linn) adalah tanaman semak yang berasal dari
Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Kembang
sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis Linn) dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus Rosa Sinensis Linn

Kepala
Sari

Tangkai
Putik Tangkai
Sari

Kepala
Kelopak Putik Mahkota
Bunga
Bunga

Tangkai
Bunga
Gambar : Kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis Linn)

Sumber : Dokumen pribadi, 15 Mei 2021


Bunga ini termasuk dalam bunga lengkap dan bunga tunggal (planta uniflora). Menurut
Tjitrosoepomo (2009), disebut bunga tunggal (planta uniflora) karena dalam satu tangkai
tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja. Bunga tumbuh pada ketiak daun dan
menggantung, memiliki ukuran cukup besar. Pada bagian luar lingkaran kelopak bunganya
masih mempunyai daun – daun yang menyerupai kelopak yang disebut kelopak tambahan
(epicalyx). Bunga ini berbentuk terompet berdiameter sekitar 6 – 20 cm. Sedangkan, daun
mahkota berbentuk bulat telur terbalik yang berjumlah lima berwarna merah sedangkan pada
pangkalnya mahkotanya berwarna merah kehitaman.

Pada tangkai putik memiliki bentuk silinder panjang, dimana tangkai putik ini
dikelilingi oleh tangkai sari berbentuk oval serta bertaburan serbuk sari. Putik bunga ini
menjulur keluar serta ketika bunga bermekaran posisi hadap mekar kearah atas, samping dan
bawah. Putiknya berjumlah lima. Adapun warna bunga kembang sepatu (planta uniflora) sering
dijumpai yaitu berwarna merah, merah jambu, kuning, dan kuning bergaris bergaris merah.
Tanaman ini berkembang biak secara vegetatif dengan cara stek, pencangkokan, dan
penempelan.
Jasminum Sambac L.

Melati (Jasminum Sambac L.) adalah tanaman hias yang hidup menahun dan berupa
perdu. Tanaman melati (Jasminum Sambac L.) disukai karena bunganya yang indah dan
beraroma wangi, sehingga sering dimanfaatkan dalam industri parfum, kosmetik, pertamanan
dan bahkan famasi.

Tanaman ini cocok dibudidayakan di daerah yang cukup mendapatkan sinar matahari.
Dataran yang baik untuk pertumbuhan melati adalah 10 – 1600 meter di atas permukaan laut,
tetapi meskipun begitu, tiap varietas melati mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap
lingkungan. Berikut ini adalah klasifikasi melati (Jasminum Sambac L.) ialah :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Jasminum

Spesies : Jasminum Sambac L.

Mahkota
Bunga
Putik

Dasar
Bunga
Benang
Tangkai
Sari
Bunga Kelopak
Bunga

Gambar : Bunga Melati (Jasminum Sambac L.)

Sumber : Dokumen pribadi, 15 Mei 2021


Bunga melati (Jasminum Sambac L.) ini termasuk bunga majemuk berbatas dan
bentuknya seperti anak payung menggarpu (dichasium). Pada ujung ibu tangkai terdapat satu
bunga. Di bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing – masing mendukung
satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu
tangkainya. Susunan bunganya menyirip dan berhadapan.

Bunga melati (Jasminum Sambac L.) merupakan bunga majemuk yang mempunyai tipe
berbatas dengan bentuk berupa anak payung menggarpu yaitu bunga yang mempunyai ibu
tangkai yang pada ujungnya terdapat satu bunga (mekarnya lebih dahulu daripada bunga
lainnya) dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing – masing mendukung
satu bunga pada ujungnya. Mempunyai 2 benang sari (stamen) yang melekat pada mahkota
(corolla) dengan tangkai sari (filamentum) yang pendek dan kepala sari (anthera) besar dengan
dua ruang sari. Terdapat 1 tangkai putik yang sangat pendek. Mahkota (corolla) berbentuk
terompet dengan tajuk berwarna putih bening, memanjang dan berbentuk lanset.

Bunga melati (Jasminum Sambac L.) berbunga lengkap, bunga bertangkai putih tidak
sama, berbau harum berwarna putih, dalam anak payung terdapat bunga, di ujung atau diketiak
lebat. Taju berbentuk garis sempit, mahkotanya berbentuk terompet dengan bentuk memanjang
dan lanset dengan ujung runcing. Tangkai putik dalam bunga yang bertangkai pendek. Umunya
bunga berwarna putih.

Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (2009:136)


mengatakan bahwa salah satu contoh bunga majemuk berbatas yang mempunyai bentuk bunga
anak payung menggarpu adalah bunga melati.
Helianthus annus L.

Bunga matahari dalam Bahasa latin (Helianthus Annuus L.) merupakan salah satu jenis
bunga yang tumbuh mekar dalam satu tahun sekali (musiman). Bunga matahari (Helianthus
Annuus L.) ini merupakan tumbuhan bunga yang berasal dari Negara Meksiko, Negara Peru,
Negara Amerika Serikat, dan menyebar luas keseluruh dunia. Bunga matahari (Helianthus
Annuus L.) ini dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Famili : Astereceae

Genus : Helianthus

Spesies : Helianthus Annuus L.

Benang Sari

Mahkota
Bunga
Tangkai
Bunga

Putik

Gambar : Bunga matahari (Helianthus Annuus L.)


Sumber : Dokumen pribadi, 15 Mei 2021

Bunga matahari (Helianthus Annuus L.) ini merupakan bunga majemuk yang
mempunyai tipe tak berbatas dengan bentuk yang berupa cawan yaitu suatu bunga majemuk
yang ujung ibu tangkainya melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan dan
pada bagian – bagian inilah tersusun bunga yang lengkap.

Pada pangkal bunga majemuk yang demikian terdapat daun – daun pembalut (bractea
involucralis). Pada bunga cawan terdapat dua macam bunga yaitu bunga pita (flos ligulatus)
dengan mahkotanya berbentuk seperti pita yang merupakan bunga mandul yang terdapat
sepanjang tepi cawan oleh sebab itu dinamakan pula bunga pinggir. Serta bunga tabung yaitu
bunga – bunga yang terdapat di atas cawannya sendiri (flos disci), seringkali kecil dan
berbentuk tabung. Bunga inilah yang mempunyai kedua alat kelamin (benang sari dan putik)
dan dapat menghasilkan buah.

Bunga tersusun majemuk. Terdapat dua tipe bunga : bunga tepi atau bunga lidah yang
membawa satu kelopak besar berwarna kuning cerah dan steril, dan bunga tabung yang fertile
dan menggasilkan biji. Bunga tabung ini jumlahnya bisa mencapai 2000 kuntum dalam satu
tandan bunga. Penyerbukan terbuka (silang) dan dibantu oleh serangga. Pada hari yang cerah,
tandan bunga majemuk mengikuti pergerakan harian bunga matahari (Helianthus Annuus L.),
yang gejalanya disebut heliotropisme. Tumbuhan mendapat keuntungan 10% lebih fotosintesis
karena pergerakan ini.

Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (2009:133)


mengatakan bahwa salah satu contoh bunga majemuk tak terbatas yang mempunyai bentuk
bunga cawan adalah bunga matahari (Helianthus Annuus L.).
Ixora grandiflora L.

Tanaman soka (Ixora grandiflora L.) adalah tanaman hias yang banyak digemari karena
karakteristik morfologinya yang unik dan jenisnya bermacam – macam. Tanaman soka (Ixora
grandiflora L.) ada yang berasal dari Indonesia yaitu Ixora javanica atau soka Jawa, dan ada
yang berasal dari luar negeri seperti Tiongkok dan India. Berikut ini klasifikasi tumbuhan soka
sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Ixora

Spesies : Ixora grandiflora L.

Putik
Tangkai
Bunga

Mahkota Kelopak
bunga bunga
Benang Sari
Gambar : Bunga soka (Ixora grandiflora L.)

Sumber : Dokumen pribadi, 15 Mei 2021

Bunga soka (Ixora grandiflora L.) berbentuk malai rata (corymbus ramosus). Bentuk
bunga majemuk malai rata yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya mengadakan
percabangan, demikian pula seterusnya cabangnya, tetapi cabang – cabang tadi mempunyai
sifat sedemikian rupa sehingga seakan – akan semua pada bunga majemuk ini terdapat pada
satu bidang datar atau agak melengkung. Bunga ini dapat pula dikatakan sebagai bunga
majemuk campuran, karena seluruhnya merupakan suatu malai rata tetapi cabang – cabangnya
berupa anak payung yang menggarpu.

Bunga soka (Ixora grandiflora L.) mempunyai bagian – bagian antara lain tangkai daun
(pedicellus), duduk daun atau bertangkai pendek dan pada ujung tangkai dengan dua daun
pelindung, mahkota (corolla), putik (pistillum), dan benang sari (stamen), ibu tangkai bunga,
tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga yang berjumlah empat pada bagian bawahnya
serupa tabung, empat benang sari yang melekat pada mahkota dan satu putik di tengahnya.

Bunga soka (Ixora grandiflora L.) ini memiliki bunga berwarna cerah. Mulai dari merah
menyala (scarlet), kuning, jingga, merah muda, bahkan putih. Bunganya mekar bergerombol.
Setiap kuntumnya berukuran kecil dengan empat kelopak. Ketika mekar, bunga – bunga ini
memberi semburat warna cerah, di antara hijau daunnya. Bunga soka (Ixora grandiflora L.)
bisa tumbuh hingga ketinggian 80 cm.
Mimosa pudica
Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang

mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/layu dengan sendirinya saat

disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu

bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa

menit keadaannya akan pulih seperti semula. Berikut ini klasifikasi tanaman Putri Malu:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica, Linn

Mahkota
Bunga
Ibu Tangkai
Bunga

Tangkai
Bunga

Gambar : Bunga putri malu (Mimosa pudica linn)

Sumber : Dokumen Pribadi, 15 Mei 2021

Definisi, dan Nama Latin Tanaman Putri Malu (Mimosa Pudica Linn) Tanaman Putri malu

atau tanaman yang memiliki nama latin Mimosa Pudica Linn merupakan tanaman yang tumbuh liar
dan melimpah di negara Indonesia. tanaman putri malu juga memiliki sinonim nama latin yaitu

Mimosa Asperata Blanco. Karena habitat tanaman yang dapat tumbuh di berbagai tempat maka

terdapat nama-nama berbeda di masing-masing daerah tumbuh. Di daerah Minangkabau tanaman

ini disebut tanaman rebah bangun, di daerah Manado disebut sebagai tanaman daun kaget-kaget, di

daerah Jawa menyebut tanaman ini dengan nama kucingan (Syahid, 2009).

Putri malu termasuk tanaman berduri yang tergolong dalam tanaman berbiji tertutup

(angiospermae) (Inayati, 2015). Mimosa Pudica Linn berasal dari kata mimic yang memiliki arti

daun yang sensitif dan pudica yang bermakna malu, menyusut, dan mengundurkan diri (Abirami et

al ,2014). Tanaman putri malu juga termasuk spesies asli dari Ameriksa Serikat dan Amerika

Tengah, namun saat ini tanaman tersebut dikategorikan sebagai tanaman pantropikal (Namita et al.,

2012)
Mangifera indica L

Pedunculus

Rakhila

Bunga

Pediselus

Gambar : Bunga mangga (Mangifera indical L)


Sumber : Dokumen pribadi, 15 Mei 2021

Berikut ini klasifikasi tanaman mangga


Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas :
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera L
Spesies : Mangifera indica L
Pohon mangga mempunyai bunga berbentuk bulir ujungnya dengan panjang 1-1,5 cm,
ukuran bunga mangga sangat kecil dan berwarna putih, dengan mempunyai lima kelopak yang
panjangnya sekitar 5-10 mm, apabila kelopak bunga mangga rontok, buah mulai akan matang
setelah 3-6 bulan. Ukuran buah mangga mempunyai panjang sekitar 10-25 cm, diameter 7-12 cm.
Berat hingga 2,5 kg dengan warna buah yang masak antara warna kuning, jingga, atau merah
sedangkan pada waktu buah masih muda akan berwarna hijau. Tanaman mangga memiliki bunga
majemuk yang tumbuh dari tunas ujung serta terangkai dalam tandan dengan rangkaian bunga yang
berbentuk kerucut. Jumlah bunga tanaman mangga pada setiap tandan berkisar antara 1000 sampai
6000 kuntum yang memiliki ukuran kecil dengan diameter 6 sampai 8 mm.

Pada pengertian bunga jantan tanaman mangga berbentuk hemaprodit (bunga banci) dengan
rangkaian bunga proporsinya yang cukup banyak. Pada bagian mahkota dan kelopaknya berjumlah
lima lembar, serta pada bagian pangkal buah tidak memiliki tangkai akan tetapi pada bagian ujung
terdapat kepala putik
BAB V
PENUTUPAN

KESIMPULAN

1. Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi inidisebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
2. Ada tiga macam bentuk bunga majemuk yaitu
• Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa)
• Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa)
• Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
Bagian-bagian bunga :
a). Tangkai Bunga
b). Dasar Bunga
c). Hiasan Bunga
d). Alat-alat kelamin jantan.
e). Alat-alat kelamin betina
Diagram Bunga.Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatiakanhal-
hal sebagai berikut
3. Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatudiagram, kita
membedakan dua macam letak bunga
:c. Bungs pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)d. Bunga yang terdapat dalam keti
ak daun (flos axillaris)
4. Bagianbagian bunga kan kita buat diagram tadi tersusun dalam berapalingkaran.

SARAN
Morfologi Tumbuhan tepatnya BUNGA perlu di pelajari lebihseksama untuk lebih
memahimanya. Namun semoga dengan adanya makalah inidapat membantu para pembaca
atau pendengar untuk mengetahui tentang materi BUNGA.
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Hidayat, E. 1995. Biologi Sel. Bandung : ITB

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : PT. Kanisus

Nugroho, H. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan . Jakarta : Penebar Swadaya


LAPORAN MORFOLOGI TUMBUHAN
MATERI : BUAH

Oleh :

Nico Nata Anggara

2030801058

Dosen Pengampu :

Ike Apriani,M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSTITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyampaikan terima kasih pada pihak
yang membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini dan
terima kasih banyak kepada.

1. Dr. Munir, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi


2. Muhammad Lufika Tondi, M.Sc selaku Kepala Prodi Biologi
3. Ike Apriani M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Morfologi
Tumbuhan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis
4. Bapak dan Ibu dosen program studi Biologi yang telah membekali
ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis
5. Seluruh pihak yang telah memberi bantuan, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki
kekurangan ataupun kekeliruan yang ada.

Waalaikumsallam Wr, Wb.

Palembang, 6 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
A. Morfologi Tumbuhan ................................................................................................ 5
B. Morfologi Buah .......................................................................................................... 5
C. Penggolongan Buah.................................................................................................... 8
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 10
A. Waktu dan Tempat ................................................................................................... 10
B. Alat dan Bahan ......................................................................................................... 10
C. Cara Kerja ................................................................................................................ 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 11
A. pepaya (Carica papaya L.) ........................................................................................ 11
B. Srikaya (Annosa squamosa L.) .................................................................................. 13
C. nanas (Ananas comosus) .......................................................................................... 16
D.nangka (Artocarpus heterophyllus) ........................................................................... 18
BAB V PENUTUPAN ......................................................................................... 20
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 20
B. Saran ......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Morfologi Tumbuhan .............................................................................3


Gambar 2. Struktur Buah ........................................................................................5
Gambar 3. Jenis-Jenis Buah ....................................................................................8
Gambar 4. Pepaya .................................................................................................11
Gambar 5. Srikaya ..................................................................................................13
Gambar 6. Nanas ...................................................................................................16
Gambar 7. Nanas ...................................................................................................17
Gambar 8. Nangka ................................................................................................18
Gambar 9. Nangka ................................................................................................19

iii
ABSTRAK
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih
luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang
terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain.
Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut
buah sejati

Key Word : Morfologi tumbuhan, Struktur buah, Jenis buah.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Istilah Morfologi berasal dari kata Morphologi (Morphe: bentuk, logos: ilmu) berarti
ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar dari tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji
mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya (Evika, 2005).
Morfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari pemahaman tentang
sistematika tumbuhan. Banyak istilah yang kita jumpai dalam morfologi sebagai identitas
nama atau penunjuk utama dari suatu divisio, anak division, kelas, anak kelas, bangsa/ordo,
keluarga/famili, marga/genus, maupun penunjuk spesies/jenis tumbuhan (Evika, 2005).
Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar, batang, dan daun.
Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita. Selain
itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu
atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi,
seperti buah, bunga dan biji (Pratiwi, 2007).
Tumbuhan merupakan organisme autotrof atau organisme yang dapat membuat
makanannya sendiri. Tumbuhan sangat banyak jumlahnya di dunia ini. Tumbuhan yang
tersebar memiliki berbagai perbedaan satu sama lain. Ilmu yang mempelajari tumbuhan
disebut ilmu botani. Ilmu botani mencakup beberapa kajian salah satunya yaitu tentang
morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ
tumbuhan, baik bagian-bagian, bentuk maupun fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri
dari tiga organ dasar tumbuhan terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang
(caulis), dan daun (folium). (Tjitrosoepomo, 2003)
Dalam pandangan botani, buah adalah organ pada tumbuhan berbunga. Pada banyak
species tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut
beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat
untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa
organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah. Dalam batasan
tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat,
cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir) jagung,
'biji' bunga-matahari, 'biji' lada, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini,
buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk buah sejati (Ashari, 2004).

1
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan
dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan
bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih
luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang
terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain.
Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut
buah sejati. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan
baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan,
mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan
terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi (Ashari,
2004).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi
bagian-bagian buah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi Tumbuhan
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik
mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan terdiri
atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Tumbuhan
yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita (kormofita berasal
dari Bahasa Yunani yaitu, cormus berarti akar, batang dan daun; sedangkan phyta berarti
tumbuhan). Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan
(derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan
bentuk, sifat dan fungsi (Tjitrosoepomo, 2003).

Gambar 1. Morfologi Tumbuhan


Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan
dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar
sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang-seling. Pada
struktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda, baik dari segi fungsi, susunan
serta bagian-bagian dari tumbuhan tersebut (Setjo, 2004).
Akar tumbuhan menyerap air dan berbagai mineral seperti nitrogen, fosfor, besi,
kalsium dan kalium dari dalam tanah. Zat-zat ini sangat penting dalam proses pembuatan
makanan pada tumbuhan. Perjalanan dari akar menuju daun, tempat makanan dimasak, bisa
memakan waktu lama. Tumbuhan mempunyai jaringan vaskuler untuk mengalirkan air dan
sari makanan. Air yang mengandung larutan mineral masuk melalui rambut-rambut halus di
dekat ujung akar. Dari sini air mengalir melalui sel-sel sampai ke jaringan xylem yang

3
tersusun dari pembuluh-pembuluh yang didukung oleh serat tipis. Pembuluh ini mengalirkan
air ke atas sampai ke daun (Sambodo, 1996).
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur
hara serta untuk menompang tegaknya tumbuhan. Akar merupakan bagian pertama yang
tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian tumbuh tegak ke bawah dan
kemudian berkembang menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang yang kecil. Sistem
perakaran ini disebut sistem akar tungggang dan merupakan salah satu ciri kelas dikotil. Jika
cabang tumbuh lebih besar dengan akar utama atau akar utama berdegenerasi dan diganti
dengan akar-akar ramping yang keluar dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem
akar ini disebut sistem akar serabut dan merupakan salah satu ciri tumbuhan monokotil
(Tjitrosoepomo, 2003).
Makanan yang dimasak oleh daun melalui proses fotosintesis dialirkan ke seluruh
tumbuhan melalui sel-sel kecil berbentuk tabung. Sel ini disebut sel tapis karena pada
dindingnya terdapat lubang kecil menyerupai saringan. Lubang kecil ini didukung oleh oleh
sel lain membentuk jaringan floem. Floem dan xylem saling berdekatan, dan diantaranya
terdapat lapisan sel-sel yang disebut kambium. Setiap tahun jaringan veskuler yang
dihasilkan di pusat tumbuhan akan bertambah banyak. Lapisan disekelilingnya juga tumbuh
semakin banyak untuk melindungi dan mendukungnya (Sambodo 1996).
Akar adalah bagian pokok samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya
telah merupakan kormus. Sifat-sifat akar antara lain: (1) bagian tumbuhan yang biasanya
terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh kepusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop) meninggalkan udara dan cahaya, (2) tidak berbuku-buku, tidak beruas dan tidak
mendukung daun-daun atau sirik-sirik maupun bagian-bagian yang lainnya, (3) warna tidak
hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan, (4) tumbuh terus pada ujungnya
tetapi umumnya pertumbuhan masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan
tanah, (5) bentuk ujungnya sering kali merunjing sehingga lebih mudah untuk menembus
tanah (Setjo, 2004).
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Diujung titik
tumbuhnya batang dikelilingi oleh daun muda dan menjadi tunas terminal. Dibagian batang
yang lebih tua yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun yang melekat pada
batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang diantara dua buku yang
berurutan. Diketiak daun biasanya terdapat tunas ketiak. Bergantung pada tumbuhan ruas
dapat dibedakan beberapa macam bentuk tumbuha. Batang bisa memperlihatkan tumbuh
yang memanjang dengan buku dan ruas yang jelas. Sebaliknya batang juga dapat amat
4
pendek dan letak daunnya merapat membentuk roset. Taraf percabangan yang terjadi jika
tunas ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman bentuk (Gunawan, 1989).
Daun merupakan bagian vegetatif dari tumbuhan, dimana proses fotosintesis dapat
berlangsung. Daun pertama berkembang dari bagian embrio yang disebut plumule. Ada 3
(tiga) ciri daun yang penting, yaitu tipis melebar, berwarna hijau, dan duduk pada batang
dengan posisi menghadap sinar matahari. Sifat-sifat tersebut sesuai dengan fungsi daun
sebagai tempat untuk asimilasi, respirasi, transpirasi, dan gutasi (Tjitrosoepomo, 2003).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat
beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan daun utama biasanya mirip dengan
dalam batang. Ciri yang paling penting pada daun adalah bahwa pertumbuhan pada aspeknya
segera terhenti. Berdasarkan macamnya, dikenal adanya daun tunggal dan daun majemuk.
Perbedaan utama dari keduanya adalah pada katiak daun tunggal terdapat tunas, sedangkan
pada ketiak anak daun majemuk tidak ditemukan adanya tunas (Marimin 2012).

B. Morfologi Buah
Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama
buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan
merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik
sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala
putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain (Rosanti, 2011).

Gambar 2. Struktur Buah

5
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan
tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak
merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya: (Syaiful, 2011).
a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan
kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot)
b. Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang
ikut merupakan bagian buah.
c. Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada jagung,
yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita
lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang
sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah
manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya
terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah
yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus).Buah ini juga
dinamakan buah sejati atau buah sungguh (Syaiful, 2011).
Kecuali bakal buahnya sendiri seringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut
mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan seringkali merupakan bagian buah yang
paling menarik perhatian.Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang benar seringkali tidak
dikenal lagi.Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah
sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting. Buah yang demikian
dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius).Pada buah semu buah yang
sesungguhnya seringkali tidak kelihatan (tertutup), karena itu seringkali buah semu
dinamakan pula buah tertutup (fructus clausus).Perkecualian tetap ada, misalnya buah jambu
mete, buah yang sebenarnya (yang menghasilkan metenya) tetap kelihatan (Campbell, 2003).
Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan
terjadinya buah semu, misalnya (Mutmainah, 2014):
a. Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale L.),
tangkai bunga menjadi besar, tebal, berdaging dan merupakan bagian buah yang dapat
dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pada
ujung bagian yang membesar ini.
b. Dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus
glomerata Roxb.) dan sebangsanya. Dasar bunga yang berbentuk periuk itu juga
6
membesar dan membulat, tebal berdaging, menyelubungi sejumlah besar buah-buah
yang sesungguhnya, yang tidak tampak dari luar, karena terdapat dalam bahan yang
berbentuk seperti periuk tadi. Juga bagian ini seringkali dapat dimakan.
c. Dasar bunga pada bunga tunggal, misalnya pada arbe (Fragraria vesca L.) yang
kemudian menjadi berdaging tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan pula,
sedang buah yang sesungguhnya kecil, hampir tak kelihatan.
d. Kelopak bunga. Pada ciplukan (Physalis minima L.) pada pembentukan buah, kelopak
tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenarnya. Jadi buah yang
sebenarnya tadi tidak nampak sama sekali dari luar.
e. Tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk. Pada pohon nangka (Artocarpus
integra Merr.), misalnya: ibu tangkai bunga dan semua tenda bunga pada bunga
majemuk ini akhirnya tumbuh sedemikian rupa, sehingga seluruh perbungaan seakan-
akan hanya menjadi satu buah saja.).
Peristiwa penyerbukan yang telah terjadi kemudian diikuti pula oleh pembuahan,
maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah
akan tumbuh menjadi biji (Evika. 2005). Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh
menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang
disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk
lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux).Sementaraitu,
kelopakbunga(sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau
bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung
hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya
umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi (Hidayat, 1995).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam,
terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak,
mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk
buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut
buah semu (Kimball, 1999).
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga,
dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga
dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar,
eksokarp (exocarpium), atauepikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau
endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding
tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Kimball, 1999).
7
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan
pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada
penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan
partenokarpi (parthenocarpy). Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak
mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu tidak mengandung lembaga, jadi bijinya tak
dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan cara ini lazim kita dapati
pada pohon pisang (Musa paradisiacal L.) (Tjitrosoepomo. 2003)

C. Penggolongan Buah
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
(Tjitrosoepomo, 2003).
a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-
bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama buah ini, sedang buah yang
sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
b. Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada
bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang
berarti

Gambar 3. Jenis-Jenis Buah


1. Buah semu dapat dibedakan atas : (Tjitrosoepomo, 2003).
a. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah.
Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk
buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga
pada buah ciplukan.
b. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang
bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah,
tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh,

8
dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna),
misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)
c. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk,
tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah
nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.),
yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun
tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan
kulit buah semu ini
2. Buah sejati terdapat 3 golongan, yaitu : (Rifai, 1976).
a. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari
satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :
1) Buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dengan satu biji.
2) Buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa daun buah dengan satu
ruang dan banyak biji.
3) Buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas beberapa daun buah,
mempunyai beberapa ruang, dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.
b. Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas
satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada
cempaka (Michelia champaka Bail.).
c. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang
masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi
buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja, misalnya
pada pandan (Pandanus tectorius Sol.)

9
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2021 pukul 14.30 WIB (Online)

B. Alat dan Bahan


Alat :
1. Kamera
Bahan :
1. Pepaya
2. Srikaya
3. Nanas
4. Nangka
C. Cara Kerja
1. Mengamati bahan yang telah di tentukan
2. Menentukan bagian dan macam-macam bentuk buah dari bahan yang ditentukan
3. Mendeskripsikan dari bagian dan macam-macam bentuk buah tersebut
4. Mendokumentasikan bahan tersebut

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Carica papaya L
Buah pepaya (Carica papaya L.) merupakan jenis tanaman
monodioecious atau sering disebut juga dengan tanaman berumah
tunggal dan juga berumah dua yang memiliki tiga kelamin yaitu
kelamin jantan, betina, serta banci atau hermafrodit. Buah pepaya
(Carica papaya L.) dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyda

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Violales

Famili: Cacicaceae

Genus: Carica

Spesies: Carica Papaya L

Kulit
buah

11
Daging
Biji
buah
Gambar4: Buah pepaya (Carica papaya L)

Sumber: Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

Menurut Tjitrosoepomo (2009), mengatakan bahwa buah


pepaya (Carica papaya L.) merupakan buah sejati tunggal
berdaging yaitu buah yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah pepaya (Carica papaya L.) terjadi dari
beberapa daun buah dengan satu ruang dan bijinya berselaput.

Dalam pengelompokkan selanjutnya, buah pepaya (Carica


papaya L.) dikelompokkan sebagai buah buni, yaitu buah yang
dindingnya mempunyai 2 lapisan ialah lapisan luar yang tipis agak
menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam
yang tebal, lunak dan berair yang seringkali dapat dimakan.

Buah pepaya (Carica papaya L.) memiliki bentuk oval


bahkan hampir bundar, namun ada juga yang berbentuk lonjong
seperti belimbing. Buah pepaya (Carica papaya L.) memiliki
diameter sekitar 15 sampai 30 cm, umumnya papaya banyak
dikonsumsi sebagai buah segar.

Daging buah papaya jika sudah matang akan memiliki


warna kuning sampai merah tergantung dari jenis spesies, daging
buah tersebut dapat terbentuk dari karpela yang terus
mengembang. Pada bagian tengah buah terdapat rongga yang
memiliki banyak biji didalamnya dan memiliki warna hitam
terlapis oleh lender bernama pulp yang berfungsi untuk mencegah
kekeringan. Pada bagian kulit buah terasa sangat tipis namun
untuk daging buah cukup tebal.

12
Annona squamosa L.

Srikaya (Annosa squamosa L.) termasuk pohon buah – buahan kecil yang tumbuh di
tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung. Tumbuhan yang asalnya dari
Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3 – 5 tahun. Srikaya (Annosa squamosal L.)
sering ditanam di perkarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai
ketinggian 800 m dpl (Anonim, 2009b).

Menurut Irawati (2001), klasifikasi tanaman srikaya (Annosa squamosal L.) adalah
sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Annonales

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annosa squamosa L.

Tangkai
buah
Daging
buah

Kulit
Biji
buah

13
Gambar 5 : Srikaya (Annosa squamosa L.)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

14
Menurut Tjitrosoepomo (2009), mengatakan bahwa Srikaya (Annosa squamosa L.)
tergolong ke dalam buah sejati ganda, karena buah ini terjadi dari satu bunga dengan banyak
bakal buah yang masing – masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi
kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai. Selanjutnya, buah ini dikelompokkan lagi
sebagai buah buni ganda, dimana bakal buah berubah menjadi buah buni.

Buah srikaya (Annosa squamosa L.) berbentuk bola atau kerucut atau menyerupai
jantung, permukaan berbenjol – benjol, warna hijau berbintik (serbuk bunga) putih, penampang
5 – 10 cm, menggantung pada tangkai yang cukup tebal. Jika masak, anak buah akan
memisahkan diri satu dengan yang lain, berwarna hijau kebiruan. Daging buah berwarna putih
semikuning, berasa manis. Biji membujur di setiap karpel, halus, coklat tua hingga hitam,
panjang 1,3 – 1,6 cm. Biji masak berwarna hitam mengkilap (Syamsuhidayat, 1991).

15
Ananas comosus

Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah tanaman buah yang berupa semak. Tanaman
nanas (Ananas comosus) ini hidup di waktu tertentu saja, dan hanya satu musim yaitu musim
kering dalam setahun (perennial). Adapun klasifikasi tanaman nanas sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Bromeliales

Famili : Bromeliaceae

Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus

Daun
pelindung

Kulit
buah

Gambar6 : Nanas (Ananas comosus)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

16
Daging
buah Biji

Gambar7 : Nanas (Ananas comosus)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

Menurut Tjitrosoepomo (2009), mengatakan bahwa nanas (Ananas comosus)


merupakan sejati majemuk yang digolongkan lagi sebagai buah buni majemuk. Bakal buah
masing – masing bunga majemuk membentuk suatu buah buni. Dindingnya mempunyai dua
lapisan, yakni lapisan luar yang tipis agak memanjang atau kaku seperti kulit (belulang), dan
lapisan dalamnya yang tebal. Tangkai daun pada buah ini berukuran cukup panjang. Setelah
dilakukan pembelahan kearah membujur, tampak terlihat bagian dalam dari buah tersebut, yaitu
daging buah dan batas pemisah. Daging buahnya dapat dimakan. Pada buah nanas saat
pembentukan buah ikut pula mengambil bagian daun – daun pelindung dan daun – daun tenda
bunga, sehingga keseluruhannya nampak sebagai satu buah saja.

Nanas (Ananas comosus) merupakan majemuk yang terbentuk dari gabungan 100 – 200
kuntum bunga dan bentuknya bulat memanjang. Pada buah nanas terdapat mata buah nanas
yang merupakan bekas putik dari bunga nanas. Ukuran, bentuk, rasa, dan aroma buah nanas
tergantung jenis varietasnya. Pada umumnya buah nanas berwarna orange kekuningan ketika
sudah masak dan berwarna hijau ketika masih muda. Namun, daging buah nanas berwarna
kuning. Buah nanas ini dipanen sekitar 5 – 6 bulan setelah tanaman nanas ini berbunga. Dan di
bagian atas bunga terdapat mahkota bunga (Corolla) yang dapat digunakan untuk perbanyakan
tanaman.

17
Artocarpus heterophyllus

Tanaman nangka memiliki nama latin Artocarpus heterophyllus merupakan jenis


tanaman buah, namun seringkali nangka di masak dengan santan yang biasa dikenal dengan
sayur nangka. Nangka yang dijadikan sayur adalah nangka muda. Nangka merupakan tanaman
yang cukup mudah dijumpai di Indonesia. Adapun klasifikasi tanaman nanas sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Urticales

Famili : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus heterophyllus

Tangkai

Kulit
buah

Gambar8 : Nangka (Artocarpus heterophyllus)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021


18
Daging
buah

Biji

Gambar 9: Nangka (Artocarpus heterophyllus)

Sumber : Dokumen pribadi, 6 Juni 2021

Menurut Tjitrosoepomo (2009), mengatakan bahwa nangka


(Artocarpus heterophyllus) termasuk dalam buah semu majemuk
karena buah ini terjadi dari bunga majemuk, tetapi dari luar
tampak seperti satu buah saja. Hal ini disebabkan oleh ibu tangkai
bunga yang berdaging beserta daun – daun tenda bunga yang pada
ujungnya saling berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit
buah semu ini. Bila buah ini dibelah membujur akan tampak jelas
terlihat daun tenda bunga yang menyelimuti buah.

Nangka (Artocarpus heterophyllus) memiliki bentuk


gelendong memanjang. Pada sisi luar membentuk duri pendek
yang lunak. Daging buah yang sesungguhnya merupakan
perkembangan dari tenda bunga. Daging buah ini berwarna
kuning keemasan apabila telah masak, berbau harum manis,
berdaging, dan kadang – kadang berisi cairan (nectar) yang manis.
Namun ketika buah nangka masih muda, buahnya berwarna putih
dan coklat, biasanya dimanfaatkan untuk sayuran. Buah nangka
ini tumbuh pada batang dan juga percabangan. Di dalam buah
nangka, terdapat dami – dami yang sebetulnya itu adalah buah
nangka yang tidak diserbuki.
19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan morfologi tumbuhan
merupakan ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenai akar, daun,
batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya tumbuhan terbagi atas tiga organ pokok
yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Buah (Fructus) adalah organ pada
tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Pada
umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada
bunga. Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu : buah
semu atau buah tertutup dan buah sungguh atau buah sejati.

B. Saran
Saat praktikum berlangsung sebaiknya lebih banyak lagi tanaman yang diamati agar
para mahasiswa/i juga dapat lebih memahami atau mengerti tentang bagian-bagian yang
terdapat pada suatu tanaman. Karena kendala tanaman yang diamati masih kurang jumlahnya
Mahasiswa/i tidak bisa untuk lebih mengetahui bentuk dan bagian dari tanaman yang sedang
diamati. praktikan sebaiknya membaca dan memahami atau setidaknya mengetahui sedikit
tentang morfologi buah tumbuhan agar pada saat praktikum tidak terlihat bingung. Kita
sebagai mahasiswa/i harus mengenal bentuk dan bagian-bagian dari buah tumbuhan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Evika, Sandi Savitri. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UIN Press: Malang.
Pratiwi, D. 2007. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada
University Press: Yogyakarta.
Setjo, Susetyoadi. 2004. Morfologi Tumbuhan, Universitas Negeri Malang:
Malang.
Sambodo, J. 1996. Kehidupan Tumbuhan. PT. Gramedia: Jakarta.
Gunawan, Tabrani, Agus Setiawan dan Elizabeth A. Widjaja. 1989. Culm
Anatomy of Schizostachyum Collections Cultivated in Bogor Botanical
Garden. Floribunda. Jurnal Ilmiah, Vol.1, No.11, Hal.41-44.
Rosanti. 2011. Morfologi Tumbuhan. Erlangga: Jakarta.
Syaiful A.S., 2011. Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang Hijau
Terhadap Sistem Oleh Tanah dan Pemberioan Pupuk Organik. Jurnal
Agronomika. Vol.1, No.1.
Campbell. 2003. Biologi Jilid 2 lux ed. 5. Erlangga: Jakarta.
Mutmainah. 2014. Variasi Morfologi Buah Beberapa Kloni Kakao dari
Perkebunan Rakyat Kecamatan Sigi Biromaru dan Pulolo Sulawesi
Tengah. Jurnal Of Natural Science. Vol. 3. No. 3. Hal. 278-286.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung.
Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Erlangga: Jakarta.
Anonim, 2009b. Manfaat Buah Srikaya. www.tamanmundu.com. Diakses pada
22 Mei 2009.

Irawati. 2001. Tumbuhan langka Indonesia. Pusat Penelitian dan


Pengembangan Biologi. LIPI. Balai Penelitian Botani. Herbarium
Bogoriense. Bogor. Indonesia.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Syamsuhidayat, Sri Sugati, and Johnny Ria Hutapea. 1991. Inventaris
Tanaman Obat Indonesia (l). Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

21
LAPORAN MORFOLOGI TUMBUHAN

Materi : BIJI

Oleh :

Nama: Nico Nata Anggara

NIM: 2030801058

Dosen pengampuh : Ike Apriani M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya sehingga penulisan laporan pratikum Morpologi tumbuhan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan pratikum ini ditulis dari hasil pratikum yang telah dilaksanakan.
Proses penulisan laporan ini terlaksanakan dengan lancar. Laporan ini belum
sempurnah, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya
harapkan.

Wassalamualaikun wr.wb

Palembang, 12 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................

DAFTAR ISI ..................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................

A. Latar Belakang ......................................................


B. Tujuan Pratikum ....................................................

BAB II TIJAUAN PUSTAKA ..........................................

BAB III METODE PRATIKUM .......................................

A. Waktu dan Tempat .................................................


B. Alat dan Bahan .....................................................
C. Cara Kerja ............................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................

BAB V KESIMPULAN ...................................................

A. Kesimpulan ...........................................................
B. Saran ....................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................


ABSTRAK

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan


tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing –
masing bagian dari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Biji merupakan alat
perkembangbiakan utama bagi spermatophyte. Biji mengandung calon individu
baru (Lembaga). Semula, biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan
biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji tersebut tali pusar
(funiculus). Bagian biji sebagai tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji
(hilus). Jika biji sudah masak, biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas
dari tebuninya. Alat dan bahan yang digunakan adalah kamera, lembar kerja, niji
manga, biji jangung, biji timun dan kacang hijau.(Gembong, 2020)

Kata kunci : Spermatohyta, Biji, Lembaga, Placenta, funiculus


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan


tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing –
masing bagian dari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan.

Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu buah yang merupakan
alat reproduksi tumbuhan (organum reproductiuum) bagi tumbuhan. Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih bakal biji (Ovulum), yang masing-masing mengandung
sel telur, yang selanjutnya nanti akan berproses hingga membentuk buah. Jika kita
melihat buah berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantara tumbuhan
yang buahnya terbentuk dari bakal buah yang umumnya tidak terbungkus yang
disebut dengan buah sejati atau buah sungguh. Tetapi ada pula yang buahnya
seringkali tidak kelihatan (tertutup) karena itu dikatakan buah palsu atau buah
semu.
Bakal biji akan tumbuh dan berkembang menjadi biji. Di dalam bakal biji
terdapat zigot dan endosperm. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi
embrio. Pembuahan ganda menghasilkan zigot dan endosperm. Setelah terjadi
pembuahan ganda, bakal biji akan berkembang menjadi buah yang melindungi biji
(Arywina, 2006).
Pertumbuhan pada tumbuhan spermatophyta atau tumbuhan berbiji
diawali dari biji. Biji memiliki tiga bagian yaitu bagian inti biji (Nucleus seminis),
tali pusar (Foenikulus), dan kulit biji (Spermodermis). Pada inti bijiterdapat
lembaga (Embrio). Embrio memiliki tiga bagian penting yaitu akar lembaga atau
calon akar, daun lembaga (Kotiledon), dan pucuk lembaga (Plumula). Kulit biji
terdiri dari lapisan luar (Kesta) yang kuat dan lapisan dalam yang berupa selaput
tipis sehingga sering disebut kulit ari. Kulit biji berfungsi melindungi bagian
dalam biji sepertiembrio dan kotiledon (Setiowati, 2007).
Biji dapat mengalami masa tidak aktif akibat kandungan air dalam biji
yang rendah, yaitu sekitar 5 % -10 %. Dormansi pada biji dapat dilihat pada kulit
biji yang keras yang menghalangi penyerapan air dan oksigen. Pada kondisi
tertentu yang memungkinkan biji untuk tumbuh, bijiakan mengakhiri masa
dormansinya dan melalui perkecambahan (Furqonita, 2007).

B. Tujuan pratikum
1. Mengenal dan membedakan bagian – bagian biji
2. Mendeskripsikan morfologi biji
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Biji merupakan alat perkembangbiakan utama bagi spermatophyte. Biji


mengandung calon individu baru (Lembaga). Semula, biji duduk pada suatu
tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung
biji tersebut tali pusar (funiculus). Bagian biji sebagai tempat pelekatan tali pusar
dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak, biasanya tali pusarnya putus,
sehingga biji terlepas dari tebuninya. (Gembong, 2020)

Pada biji ada kalahnya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi
salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang
sempurna, ada yang hanya menyelubungi sebagaian biji saja. Salut biji ada yang :
1. Berdanging atau berair, dan seringkah dapat dimakan, misalnya pada biji durian
(durio zibethinus Murr), biji rambutan (Nephelium Lappaceum L.), dan lain – lain.
2. Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala
(Myristica fragrans Houtt). Salut biji pala dinamakan macis, yang seperti bijinya
sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak dan keperluan lainnya, antara lain
sebagai bahan obat. Pada umumnya, biji dapat dibagai menjadi beberapa bagian,
diantaranya spermatodermis, funiculus dan nucleus seminis. (Gembong, 2020)

Kulit biji (Spermodermis)

Seperti telah dikemukakan, kulit biji berasal dari selaput bakal biji
(integumentum), oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu:

a. Lapisan kulit terluar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang


bermacam – macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang
keras seperti kayu dan batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi
bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat memperlihat
warna dan gambaran yang berbeda – beda : merah, biru, pirang, kehijau –
hijauan, ada yang licin rata, ada pula yang mempunyai permukaan yang
keriput,
b. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, seringkah
dinamakan juga kulit ari. (Gembong, 2020)

Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai
jenis tumbuhan, maka pada kulit terluar biji itu masih dapat ditemukan bagian –
bagian lain, misalnya:

1. Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan yang


berupa sayap pada kulit luar biji. Biji yang bersayap kita dapati pada
spatodea (spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk).
2. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel – sel kulit luar biji yang berupa rambut
– rambut yang halus. Bulu – bulu ini mempunyai fungsi seperti sayap,
yaitu memudahkan beterbangannya biji oleh tiupan angina. Biji berambut
ini bisa kita dapati paad kapas (Gossypium), berduri (Calotropis gigantean
Dryand).
3. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal sari pertumbuhan tali pusar,
misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr), dan lain – lain.
4. Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali
pusar, melainkan tumbuhan dari bagian sekitar liang bakal biji
(micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu.
5. Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan bekas
perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai
warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas
kelihatan pada biji tumbuhan berbuah polong misalnya: kacang panjang
(Vigna sinensis Endl), kacang merah (Phaseolus vulgaris L), dan lain –
lain.
6. Liang biji (micropyle) ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh
serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini
seringkah tumbuh menjadi badan berwarna keputih – putihan, lunak, yang
disebut karunkula (caruncula), seperti jelas terlihat misalnya pada biji
jarak (Ricinus communis L). Jika badan yang berasal dari tepi liang ini
sampai merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium).
7. Bekas berkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan
integumen dengan nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis vinifera
L).
8. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya
kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk
(anatropus), dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan
misalnya pada biji jarak (Ricinus communis L). (Gembong, 2020)

Tali pusar (Funiculus)

Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni,


jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak biasanya biji terlepas dari tali
pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal
sebagai pusar biji (lihat perihal kulit biji). (Gembong, 2020)

Inti biji (Nucleus Seminis)

Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam
kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.

Inti biji terdiri atas:

a. Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru,


b. Putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa
permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari
makanan sendiri. (Gembong, 2020)
Lembaga (Embryo)

Lembaga adalah calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru, setelah biji memperoleh syarat – syarat yang diperlukan.
Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh
tumbuhan, yaitu :

a. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian akan
tumbuh terus merupakan akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong
dalam dycotyledoneae. Pada rumput (gramineae), akar lembaga dalam biji
diselubungi oleh suatu sarung yang dinamakan sarung kar lembaga
(coleorhiza).
b. Daun lembaga (cotyledo), yang merupakan daun pertama suatu
tumbuhan. Daun lembaga dapat mempunyai fungsi yang berbeda – beda
antara lain :
- Sebagai tempat penimbunan makanan,
- Sebagai alat untuk melakukan asimilasi,
- Sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga.
c. Batang lembaga (cauliculus), yang seringkah dapat dibedakan dalam dua
bagian, yaitu:
- Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum),
- Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotyium).
(Gembong, 2020)

Batang lembaga beserta calon – calon daun merupakan bagian lembaga


yang dinamakan pucuk lembaga (plumuld). Jika akar lembaga pada rumput
mempunyai suatu selubung, maka pada biji tumbuhan tersebut pucuk lembaganya
pun mempunyai suatu selubung yang disebut sarung pucuk lembaga
(coleoptilum). (Gembong, 2020)
Jumlah daun lemabaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam
mengadakan penggolongan tumbuhan biji:

a. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga


disebut tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae).
b. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga
disebut tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae).
c. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari dua daun
lembaga disebut tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). (Gembong,
2020)

Putih lembaga (Albumen)

Putih lembaga adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang
menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Melihat asalnya jaringan yang
menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi, kita dapat membedakan
putih lembaga dalam:

a. Putih lembaga dalam (endospermium),


b. Putih lembaga luar (perispermium).

Biji yang untuk sebagian besar terdiri atas putih lemabaga dalam, misalnya
biji jagung (Zea mays L) dan biji rumput (Gramineae) umumnya, sedangkan biji
yang untuk sebagian besar hanya terdiri atas putih lembaga luar ialah biji lada
(piper nigrum L). Ada pula biji yang cadangan makanannya tersimpan baik dalam
putih lembaga luar maupun dalam, jadi kedua – duanya ada pada biji tadi, seperti
misalnya pada biji pala (Myristica fragrans Houtt). (Gembong, 2020)

Kecambah (Plantula)
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup
dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah
(plantula). Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam:

a. Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), misalnya pada kacang hijau


(Phaseolus radiates L),
b. Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), misalnya pada biji kacang
kapri (Pisum sativum L). (Gembong, 2020)
BAB III

METODE PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat


Pratikum dilaksanakan pada hari/tanggal sabtu, 12 Juni 2021 secara
(online) di rumah masing-masing

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan adalah kamera dan lembar kerja, dan
bahannya adalah 4 spesies tanaman yang memiliki biji.

C. Cara kerja
Pertama, tentukan tanaman yang akan digunakan (mahasiswa bebas
memilih tanaman apa saja) sebanyak 4 spesies tanaman yang memiliki biji.
Tentukan jenis/spesiesnya kemudian cari literature mengenai klasifikasi
tumbuhan tersebut. Selanjutnya, ambil biji tanaman kemudian foto biji
tanaman tersebut pada lembar ms.word dan beri keterangan bagain –
bagian biji tersebut. Deskripsikan biji tersebut!. Terus bela biji tersebut,
kemudian ambil foto yang dapat menunjukan bagian – bagian biji dari
bagian terluar hingga bagain dalam. Pindahkan ke ms.word, kemudian
berikan keterangan dan dekripsikan. Terakhir,deskripsikan masing –
masing foto seperti pratikum sebelumnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mangifera sp

Mangifera sp yang dikenal dengan nama daerahnya manga. Berikut adalah


klasifikasi tanaman mangga:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Viridiplantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledon

Ordo : Spindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica.

gambar 1.1 biji mangga


Kulit biji

Poros embrio

radikula

kotiledon

Gambar 1.2.

Biji pada tanaman manga adalah berkeping dua (dicotyledon). Biji buah
manga berukuran besar, berstruktur keras dan sedikit besar, berwarna putih,
berbentuk gepeng memanjang tertutup edokarp yang tebal, mangayu dan berserat.

B. Zea mays

Zea mays biasanya dikenal dengan nama daerahnya tanaman jangung.


Menurut Tjitrosoepomo (1983), tanaman jangung diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Kelas : Monocotyledone

Ordo :Graminae

Famili : Graminaceae

Genus : Zea
Spesies : Zea mays L

Gambar 1.3 buah jangung

Kulit biji

endosperma

kotiledon
plumula

radikula

Gambar 1.4

Menurut kamil (1979), pada biji normal jagung terdapat bagian embrio,
kulit biji (seed coat), dan endosperm merupakan bagian terbesar kecuali pada
jarak pada waktu matang. Biji berkecambah relative lambat, karena proses
penyerapan air dan pencernaan baru dimulai sewaktu biji tersebut ditanam.

Biji jagung berkeping tungal (monokotil), berderet rapi pada tongkolnya. Pada
setiap tanaman jangung ada satu tongkol, kadang – kadang ada yang dua. Setiap
tongkol 10 – 14 deret biji jagung yang terdiri dari 200 – 400 butir biji jangung
(Suprapto & Marzuki, 2005).
C. Cucumis sativus L

Cucumis sativus L biasnya dikenal dengan nama daerah tanaman mentimun.


Menurut Sharma (2002), tanaman mentimun dapat klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Viridiplantae

Divisi : Tracheophyta

Sub divisi : Spermatofitina

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis L

Spesies : Cucumis sativus L

Gambar 1.5 buah timun


Tali pusar

Kulit biji

Inti biji

Gambar 1.6

Biji terletak didalam buah mentimun, berbentuk pipih dan banyak. Kulitnya
berwarna putih hingga putih kekuning – kuningan sampai coklat. Kulit buah
mentimun sangat tipis dan basah serta mempunyai warna yang beragam
tergantung varietasnya seperti hijau gelap, putih, putih kehijauan. (Manalu, 2013)

D. Vigna Radiata L

Tanaman salak (Salacca edulis) termasuk dalam suku palmae (Arecaceae)


yang tumbuh berumpun. Batang hampir tidk kelihatan karena tertutup pelepah
daun yang tersusun rapat dan berduri. Dari batang yang berduri itu tumbuh tunas
baru yang dapat menjadi anakan atau tunas bunga dalam jumlah yang banyak.
Tanaman salak dapat tumbuh bertahun tahun hingga ketinggian mencapi tinggi 7
meter, tetapi pada umumnya tidak lebih dari 4,5 meter. berikut sistematika atau
klasifikasi botani sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae


Kelas : monocotyledoneae

Ordo : lilifrirae

Genus : Salacca

Famili : Palmaceae

Spesies : Salacca edulis Reinw

Kulit biji

Isi biji

Gambar 1.7

Dalam satu buah salak mengandung 1-3 biji. Bijimya berwarna coklat

berbentuk persegi dan berkeping satu. Lembaganya tidak tahan dalam lingkungan

yang kering sehingga biji salak yang akan dikecambakan harus langsung di

bungkus plastik atau kertas lembab.


BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratikum diperoleh bahwa setiap tumbuhan, setiap buah


memiliki tipe buah dan biji yang berbeda – beda. Biji pada tumbuhan berbiji ada 2
macam, yaitu biji berkeping tunggal (monokotil) dan biji berbiji dua (dikotil).
Cara lain untuk mengetahui jenis biji dari suatu tumbuhan adalah dengan
mengamati bentuk akar, batang, atau bagian lain dari tumbuhan tersebut.

B. Saran

Bagi pratikan harus lebih telitih dalam mengamati suatu tumbuhan yang diamati
agar tidak terdapat kesalahan dalam membuat laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 2020. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University


Press:Yongyakarta.

Ashari, S. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial.


Bayumedia Publishing: Malang.

Campbell. 2003. Biologi Jilid 2 lux ed. 5. Erlangga: Jakarta.

Evika, Sandi Savitri. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UIN Press: Malang.

Gunawan, Tabrani, Agus Setiawan dan Elizabeth A. Widjaja. 1989. Culm


Anatomy of Schizostachyum Collections Cultivated in Bogor Botanical
Garden. Floribunda. Jurnal Ilmiah, Vol.1, No.11, Hal.41-44.

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung.

Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Erlangga: Jakarta.

Marimin. 2012. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Jurnal Ilmiah. Vol.7, No. 1.

Mutmainah. 2014. Variasi Morfologi Buah Beberapa Kloni Kakao dari


Perkebunan Rakyat Kecamatan Sigi Biromaru dan Pulolo Sulawesi
Tengah. Jurnal Of Natural Science. Vol. 3. No. 3. Hal. 278-286.

Pratiwi, D. 2007. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Rifai. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan. UM press: Malang.

Rosanti. 2011. Morfologi Tumbuhan. Erlangga: Jakarta.

Sambodo, J. 1996. Kehidupan Tumbuhan. PT. Gramedia: Jakarta.

Setjo, Susetyoadi. 2004. Morfologi Tumbuhan, Universitas Negeri Malang :


Malang.

Anda mungkin juga menyukai