Anda di halaman 1dari 21

Makalah

MORFOLOGI DAN ANATOMI PADA DAUN SERTA BATANG BAYAM


BERDURI (Amaranthus spinosus)
(Disusun untuk memenuhi tugas Struktur Perkembangan Tumbuhan I dengan
Dosen pengampuh Prof. Dr. Novri Kandowangko, M. P)

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Muh. Kirad Timbola (432422042)
2. Dhea Ananda Pratiwi Tahaku (432422039)
3. Khalifah Nurfitrah (432422037)
4. Apriliyanti Mohulaingo (432422043)
5. Rawiyanti Ibrahim (432422041)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Dengan ini Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Struktur
Perkembangan Tumbuhan I dengan judul “MORFOLOGI DAN ANATOMI PADA
DAUN SERTA BATANG BAYAM BERDURI (Amaranthus spinosus)”. Penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Gorontalo, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur Anatomi Batang ........................................................................... 3
2.2 Perkembangan Struktur Primer dan Sekunder pada Batang ...................... 4
2.3 Tipe-Tipe Batang ....................................................................................... 6
2.4 Pola Percabangan Pada Batang .................................................................. 6
2.5 Bentuk Spesialisasi Pada Batang yang Berhubungan ................................ 7
2.6 Struktur Anantomi Daun ............................................................................ 9
2.7 Perkembangan Daun yang Tumbuh di Lingkungan Khusus...................... 11
2.8 Struktur Morfologi Daun............................................................................ 13
2.9 Fungsi Daun ............................................................................................... 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
3.2 Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayam berduri adalah jenis tanaman bayam yang memiliki duri pada daun-
daunnya. Nama ilmiah dari bayam berduri adalah Amaranthus spinosus. Bayam
berduri biasanya tumbuh sebagai tanaman tahunan atau tanaman dua tahunan.
Tanaman ini dapat mencapai tinggi sekitar 30 hingga 60 sentimeter (Grubben, 2004).
Bayam berduri adalah jenis tanaman bayam yang memiliki duri atau bulu halus di
daunnya. Bayam berduri biasanya termasuk dalam spesies Amaranthus spinosus.
Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga tinggi sekitar 1 hingga 1,5 meter. Daunnya
berbentuk segitiga dengan tepi yang bergerigi dan memiliki duri-duri kecil yang tajam
(Grubben, 2004).
Bayam berduri umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, dan sering
dianggap sebagai gulma yang mengganggu tanaman pertanian. Namun, di beberapa
negara, bayam yang dikonsumsi juga dikonsumsi sebagai sayuran hijau yang
bermanfaat bagi Kesehatan (Grubben, 2004).
Bayam berduri memiliki daun hijau gelap yang memiliki tepi bergerigi dan berduri.
Duri-duri tersebut tumbuh di sepanjang tepi daun dan dapat membuat daun bayam
berduri terasa kasar dan berbahaya untuk disentuh. Karena itu, bayam berduri biasanya
membutuhkan perlakuan khusus saat panen dan pengolahan agar duri-duri tersebut
dapat dihilangkan (Grubben, 2004).
Bayam berduri umumnya digunakan sebagai sayuran hijau yang dimasak atau
dikonsumsi mentah dalam salad. Meskipun memiliki duri, bayam berduri tetap populer
karena kandungan nutrisi yang tinggi, termasuk vitamin A, vitamin C, zat besi, dan
serat (Grubben, 2004).
Bayam berduri secara umum mengacu pada jenis tanaman bayam yang memiliki
duri pada daun-daunnya. Tanaman ini termasuk dalam spesies Spinacia oleracea dan
dapat tumbuh sebagai tanaman tahunan atau tanaman dua tahunan (Grubben, 2004).

1
Ciri khas bayam berduri adalah adanya duri yang tumbuh di sepanjang tepi daun.
Duri-duri ini memberikan tekstur kasar pada daun bayam dan membuatnya berbeda
dari jenis bayam lain yang memiliki daun yang lebih halus. Duri-duri tersebut dapat
mencakup bagian atas maupun bawah daun, tergantung pada variasi bayam berduri
tertentu (Grubben, 2004).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur anatomi batang?
2. Bagaimana perkembangan struktur primer dan sekunder pada batang?
3. Bagaimana tipe-tipe batang?
4. Bagaimana pola percabangan pada batang?
5. Bagaimana bentuk spesialisasi pada batang yang berhubungan?
6. Bagaimana struktur anatomi batang?
7. Bagaimana perkembangan daun yang tumbuh dilingkungan khusus?
8. Bagaimana berbagai bentuk morfologi daun?
9. Apa fungsi daun?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui struktur anatomi batang
2. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan struktur primer dan sekunder pada
batang
3. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe batang
4. Mahasiswa dapat mengetahui pola percabangan pada batang
5. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk spesialisasi pada batang yang
berhubungan
6. Mahasiswa dapat mengetahui struktur anatomi daun
7. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan daun yang tumbuh dilingkungan
khusus
8. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai bentuk morfologi daun
9. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi daun

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Anatomi Batang
Struktur anatomi batang pada daun bayam berduri dapat bervariasi tergantung pada
spesies dan kondisi lingkungan. Namun, ada beberapa struktur anatomi umum yang
mungkin ditemukan pada batang daun bayam berduri:
a. Epidermis
Lapisan luar batang daun yang terdiri dari sel-sel epidermis yang tipis.
Epidermis berfungsi melindungi jaringan di bawahnya dan mengurangi penguapan
air (Aven, 2013).
b. Kutikula
Lapisan lilin yang melapisi epidermis batang daun. Kutikula membantu
mencegah kehilangan air melalui penguapan (Aven, 2013).
c. Jaringan pengangkut
Batang daun bayam berduri memiliki dua jenis jaringan pengangkut utama,
yaitu:
1). Xilem: Jaringan pembuluh yang mengangkut air dan mineral dari akar ke daun
(Aven, 2013).
2). Floem: Jaringan pembuluh yang mengangkut nutrisi dan zat organik hasil
fotosintesis dari daun ke bagian lain tanaman (Aven, 2013).
d. Kambium
Jaringan meristem yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan lateral batang
daun. Kambium menghasilkan jaringan baru di sekitar lingkaran batang daun
(Aven, 2013).
e. Medula
Jaringan dalam batang daun yang terletak di tengah-tengah batang. Medula
seringkali berisi sel-sel parenkim yang berperan dalam penyimpanan dan
transportasi (Aven, 2013).

3
f. Jaringan sklerenkim
Jaringan yang memberikan dukungan mekanis pada batang daun bayam
berduri. Pada daun bayam berduri, jaringan sklerenkim seringkali lebih
berkembang dan memberikan struktur yang kuat untuk melindungi
tanaman dari serangan (Aven, 2013).
2.2 Perkembangan Struktur Primer dan Sekunder pada Batang
Struktur primer pada batang bayam berduri mengacu pada susunan jaringan dasar
yang berkembang dari puncak ke pangkal batang. Batang bayam berduri terdiri dari
beberapa lapisan struktural yang berperan penting dalam pengangkutan air, nutrisi, dan
dukungan mekanis. Berikut adalah beberapa komponen utama dalam struktur primer
batang bayam berduri:
1) Epidermis, lapisan luar batang bayam berduri yang melindungi jaringan dalam
dan membantu mengurangi penguapan air. Epidermis umumnya terdiri dari sel-
sel yang rapat dan dilapisi oleh kutikula (Mauseth, 2016).
2) Korteks, lapisan sel-sel yang terletak di bawah epidermis. Korteks berfungsi
sebagai jaringan penyimpanan dan juga terlibat dalam pertukaran gas dan
transportasi nutrisi (Mauseth, 2016).
3) Kambium, merupakan jaringan meristem yang terletak di antara xilem dan
floem. Kambium bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder batang bayam
berduri, yang menghasilkan jaringan xilem tambahan di sebelah dalam dan
jaringan floem tambahan di sebelah luar (Mauseth, 2016).
4) Xilem, jaringan pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Xilem terdiri
dari serangkaian sel-sel mati yang disusun secara berlapis, membentuk
pembuluh-pembuluh pengangkut yang mengangkut air dan nutrisi ke seluruh
Tumbuhan (Mauseth, 2016).
5) Floem, jaringan pengangkut hasil fotosintesis dan molekul organik lainnya dari
daun ke bagian lain tumbuhan. Floem terdiri dari serangkaian sel-sel hidup
yang tersusun dalam bentuk tabung berongga (Mauseth, 2016).

4
Perkembangan struktur sekunder pada batang bayam berduri terjadi setelah struktur
primer terbentuk dan melibatkan aktivitas kambium yang menghasilkan jaringan
tambahan. Proses ini dapat menghasilkan pertumbuhan lingkar batang yang lebih besar
serta peningkatan kekuatan dan dukungan mekanis. Seiring perkembangan sekunder,
jaringan xilem tambahan terbentuk di sebelah dalam batang, sedangkan jaringan floem
tambahan terbentuk di sebelah luar. Perkembangan struktur sekunder pada batang
bayam berduri melibatkan pertumbuhan dan diferensiasi jaringan pada batang tersebut.
Berikut adalah penjelasan mengenai perkembangan struktur sekunder pada batang
bayam berduri:
1) Pembentukan Kambium Vaskular
Batang bayam berduri mengalami pembentukan kambium vaskular, yaitu
jaringan meristem lateral yang bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder.
Kambium ini terletak di antara xilem dan floem primer. Kambium menghasilkan
sel-sel baru yang membentuk jaringan sekunder, yaitu xilem sekunder di sisi dalam
dan floem sekunder di sisi luar batang (Mauseth, 2016).
2) Pembentukan Xilem Sekunder
Kambium vaskular pada batang bayam berduri menghasilkan xilem sekunder.
Xilem sekunder terbentuk dari sel-sel kambium yang berdiferensiasi menjadi
trakeid dan serat. Trakeid adalah sel-sel xilem yang berfungsi mengangkut air dan
mineral dari akar ke daun. Serat memiliki fungsi mekanis dan memberikan
kekuatan struktural pada batang (Mauseth, 2016).
3) Pembentukan Floem Sekunder
Selain menghasilkan xilem sekunder, kambium vaskular juga membentuk
floem sekunder. Floem sekunder terbentuk dari sel-sel kambium yang
berdiferensiasi menjadi sel-sel floem. Sel-sel floem membawa hasil fotosintesis
dari daun ke bagian-bagian tumbuhan yang membutuhkan energi (Mauseth, 2016).
4) Pembentukan Kulit Kayu
Selama perkembangan struktur sekunder, batang bayam berduri juga
mengalami pembentukan kulit kayu atau periderm. Periderm terdiri dari beberapa

5
lapisan, yaitu kulit terluar yang terdiri dari sel-sel mati yang melindungi batang,
lapisan gabus yang mengandung sel-sel berisi suberin yang memberikan
perlindungan tambahan, dan lapisan korteks yang merupakan jaringan parenkim
yang berperan dalam penyimpanan zat cadangan (Mauseth, 2016).
2.3 Tipe-Tipe Batang
Bayam berduri (Spinacia oleracea var. inermis) memiliki beberapa tipe batang yang
dapat diidentifikasi. Beberapa tipe batang bayam berduri yang umum meliputi:
1. Batang Tegak (Erect Stem), tipe ini memiliki batang utama yang tumbuh secara
vertikal dan tegak lurus ke atas. Batang ini umumnya lebih kuat dan lebih
pendek daripada tipe batang merambat (Subekti, 2015).
2. Batang Merambat (Climbing Stem), beberapa varietas bayam berduri memiliki
batang yang panjang dan cenderung merambat atau menjalar di sekitar struktur
penyangga seperti pagar, tiang, atau trellis. Tipe ini umumnya cocok untuk
kebun vertikal atau untuk memberikan perlindungan kepada tanaman lain di
kebun (Subekti, 2015).
3. Batang Membelit (Twining Stem), memiliki batang yang cenderung
membentuk lingkaran atau menggulung ke atas. Batang ini dapat melilit pada
tanaman atau membentuk simpul-simpul kecil (Subekti, 2015).
2.4 Pola Percabangan Pada Batang
Amaranthus spinosus, juga dikenal sebagai amaranthus berduri atau bayam duri,
adalah tumbuhan liar yang termasuk dalam keluarga Amaranthaceae. Batang pada
Amaranthus spinosus memiliki pola percabangan yang khas. Percabangan pada batang
Amaranthus spinosus adalah percabangan alternatif, yang berarti cabang-cabangnya
tumbuh secara bergantian di sepanjang batang utama. Pada setiap simpul batang,
terdapat satu daun dan satu ruas batang yang membentuk satu cabang baru. Setiap
cabang baru pada batang Amaranthus spinosus akan tumbuh secara vertikal ke atas
seiring dengan pertumbuhan tanaman. Pada beberapa titik, cabang-cabang tersebut
juga akan bercabang lagi, mengikuti pola percabangan alternatif yang sama seperti
pada batang utama. Pola percabangan pada Amaranthus spinosus dapat bervariasi

6
tergantung pada lingkungan pertumbuhan dan kondisi tanaman tersebut. Namun, pola
percabangan alternatif adalah pola yang umum terlihat pada banyak tumbuhan,
termasuk Amaranthus spinosus.
Batang Amaranthus spinosus memiliki percabangan yang cukup khas. Berikut
adalah pola percabangan yang umum terjadi pada batang Amaranthus spinosus:
1. Tipe percabangan alternatif, batang Amaranthus spinosus memiliki tipe
percabangan alternatif, di mana cabang-cabangnya tumbuh secara bergantian
di sepanjang batang utama. Artinya, cabang pertama tumbuh di satu sisi batang
utama, kemudian cabang kedua tumbuh di sisi sebaliknya, dan seterusnya. Pola
ini berlanjut sepanjang batang utama, menghasilkan serangkaian percabangan
yang teratur (Ami, 2020).
2. Cabang lateral, pada batang Amaranthus spinosus, terdapat cabang-cabang
lateral yang tumbuh dari daun-daun yang ada di sepanjang batang utama.
Cabang-cabang ini sering kali muncul di ketiak daun atau di bagian pangkal
daun (Ami, 2020).
3. Cabang pengelompokan, beberapa cabang pada batang Amaranthus spinosus
dapat tumbuh dalam kelompok yang terkonsentrasi di satu area. Hal ini dapat
menghasilkan penampilan yang lebih lebat dan bervolume pada bagian-bagian
tertentu dari batang (Ami, 2020).
4. Duri dan bulu, batang Amaranthus spinosus ditandai oleh duri-duri dan bulu-
bulu yang tumbuh di sepanjang batangnya. Duri-duri ini sering kali tumbuh di
sepanjang cabang-cabang dan pada persimpangan cabang dengan batang
utama. Bulu-bulu halus juga dapat ditemukan di sepanjang batang dan cabang-
cabangnya. Perlu diingat bahwa meskipun Amaranthus spinosus memiliki pola
percabangan yang umum, variasi dapat terjadi tergantung pada faktor
lingkungan dan pertumbuhan individu (Ami, 2020).
2.5 Bentuk Spesialisasi Pada Batang yang Berhubungan
Amaranthus spinosus, atau dikenal juga dengan sebutan bunga suji, adalah sejenis
tumbuhan liar yang termasuk dalam keluarga Amaranthaceae. Meskipun tidak ada

7
spesialisasi khusus yang dikaitkan langsung dengan batang Amaranthus spinosus,
terdapat beberapa bidang penelitian atau spesialisasi yang berkaitan dengan tumbuhan
ini secara umum. Berikut ini beberapa contoh spesialisasi atau bidang penelitian yang
dapat dikaitkan dengan batang Amaranthus spinosus:
1) Anatomi dan Morfologi Tumbuhan
Penelitian tentang struktur anatomi dan morfologi batang Amaranthus spinosus
Identifikasi dan deskripsi mikroskopis dari batang tumbuhan ini (Prabhu, 2012).
2) Biologi Tumbuhan
Studi tentang siklus hidup, pertumbuhan, dan perkembangan batang Amaranthus
spinosus (Prabhu, 2012).
3) Farmakologi Tumbuhan
Penelitian tentang sifat-sifat farmakologis dan kandungan senyawa aktif dalam
batang Amaranthus spinosus. Uji aktivitas biologis dari ekstrak batang dalam
pengobatan tradisional atau pengembangan obat-obatan modern (Prabhu, 2012).
4) Fisiologi Tumbuhan
Penelitian tentang fungsi fisiologis batang Amaranthus spinosus, seperti transportasi
air, fotosintesis, atau mekanisme adaptasi terhadap Lingkungan (Prabhu, 2012).
5) Ekologi Tumbuhan
Studi tentang peran dan interaksi batang Amaranthus spinosus dalam
ekosistemnya. Penelitian tentang persebaran geografis, pola pertumbuhan, dan
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi distribusi tumbuhan ini (Prabhu,
2012).
6) Manajemen Gulma
Penelitian tentang pengendalian populasi Amaranthus spinosus sebagai gulma
pada tanaman pertanian atau lingkungan terbuka.s Studi tentang metode
pengendalian gulma yang efektif dan berkelanjutan untuk tumbuhan ini (Prabhu,
2012).

8
2.6 Struktur Anantomi Daun
Struktur anatomi daun bayam berduri adalah sebagai berikut:
a. Epidermis
Daun bayam berduri memiliki dua lapisan epidermis, yaitu epidermis atas dan
epidermis bawah. Epidermis atas biasanya lebih tebal dan mengandung kutikula
yang melindungi daun dari kehilangan air berlebih. Dan daun bayam berduri juga
memiliki epidermis yang terdiri dari satu lapis sel yang tipis. Epidermis ini
melindungi jaringan di bawahnya dan membantu mengurangi penguapan air. Pada
batang bayam berduri, epidermis merupakan lapisan luar yang melindungi batang
dari kehilangan air, serangan mikroorganisme, dan kerusakan mekanis. Epidermis
pada batang bayam berduri biasanya terdiri dari beberapa lapisan sel yang rapat dan
padat (Taiz, 2010).
Di bagian luar epidermis, terdapat lapisan lilin yang disebut kutikula. Kutikula
ini membentuk lapisan pelindung yang membantu mengurangi penguapan air dari
batang dan melindungi dari infeksi penyakit. Sel-sel epidermis pada batang bayam
berduri dapat memiliki struktur yang khusus untuk melindungi tanaman dari
serangan dan kerusakan. Beberapa sel epidermis dapat mengandung trichome, yaitu
rambut-rambut halus atau duri kecil yang menonjol dari permukaan batang.
Trichome ini dapat berfungsi sebagai pertahanan untuk melindungi tanaman dari
serangan hama dan herbivora. Selain itu, pada beberapa jenis bayam berduri,
batang juga dapat memiliki jaringan kolenkim di bawah epidermis. Jaringan
kolenkim ini memberikan kekuatan tambahan pada batang dan membuatnya lebih
sulit untuk dimakan oleh hewan herbivora. Secara umum, epidermis pada batang
bayam berduri memiliki peran penting dalam melindungi tanaman dari berbagai
faktor lingkungan yang dapat merusaknya (Taiz, 2010).
b. Kutikula
Di atas epidermis terdapat lapisan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini
berfungsi sebagai lapisan pelindung yang mencegah kehilangan air melalui
penguapan. Batang bayam yang memiliki duri atau kartikula adalah adaptasi

9
tumbuhan untuk melindungi diri dari pemangsa atau hewan yang ingin memakan
daun atau bagian tumbuhan lainnya. Duri-duri pada batang bayam berfungsi
sebagai pertahanan alami untuk menjaga tumbuhan tetap aman. Duri pada batang
bayam atau tumbuhan lainnya biasanya terbentuk dari modifikasi daun atau bagian-
bagian lain tumbuhan yang menjadi kaku dan tajam. Kartikula atau duri ini dapat
berperan sebagai penghalang fisik bagi hewan yang ingin mencapai daun atau
bagian tumbuhan yang lezat (Taiz, 2010).
Selain melindungi diri dari pemangsa, duri juga bisa berfungsi sebagai
pertahanan terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti
kekeringan atau panas yang berlebihan. Dengan adanya duri, tumbuhan bayam bisa
mengurangi penguapan air melalui permukaan daun, sehingga dapat menghemat
air dalam masa kekeringan. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua
varietas bayam memiliki duri atau kartikula pada batangnya. Beberapa varietas
bayam dapat memiliki batang yang halus atau tanpa duri sama sekali. Hal ini
tergantung pada jenis atau varietas bayam yang sedang ditanam. Dengan adanya
kartikula, bayam dapat mengurangi kemungkinan dimakan oleh hewan herbivora
atau serangga yang mencari makanan. Duri-duri pada kartikula berfungsi sebagai
bentuk pertahanan untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman tersebut. Ketika
hewan atau serangga mencoba memakan bayam, mereka akan terhalang oleh duri-
duri tersebut (Taiz, 2010).
Selain sebagai pertahanan, kartikula juga dapat berperan dalam penyimpanan
air dan nutrisi. Beberapa tanaman, termasuk bayam, memiliki jaringan yang disebut
kartikula yang dapat menyimpan air di dalamnya. Ini membantu tanaman bertahan
dalam kondisi kekeringan atau ketidakstabilan pasokan air. Secara umum, kartikula
pada batang bayam adalah adaptasi alami yang membantu tanaman bertahan hidup
dan melindungi diri dari ancaman luar, seperti serangga dan hewan pemakan
Tumbuhan (Taiz, 2010).

10
c. Stoma
Stoma adalah pori-pori kecil yang terdapat pada permukaan daun. Stoma
berperan dalam pertukaran gas, memungkinkan masuknya karbon dioksida untuk
fotosintesis dan keluarnya oksigen. Stoma juga membantu dalam regulasi
penguapan air dari daun (Taiz, 2010).
d. Trichome
Daun bayam berduri memiliki trichome atau rambut-rambut halus yang
menutupi permukaan daun. Trichome ini berfungsi sebagai mekanisme
perlindungan terhadap serangga dan hewan pengerat (Taiz, 2010).
e. Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil terletak di antara epidermis atas dan bawah daun. Jaringan ini
mengandung sel-sel kloroplas yang berperan dalam proses fotosintesis (Taiz,
2010).
f. Pembuluh Daun
Daun bayam berduri memiliki pembuluh daun yang terdiri dari pembuluh
xylem dan pembuluh floem. Pembuluh xylem membawa air dan mineral dari akar
ke daun, sedangkan pembuluh floem mengangkut nutrisi hasil fotosintesis dari
daun ke bagian-bagian lain tanaman (Taiz, 2010).
g. Vena Daun
Vena daun adalah pembuluh-pembuluh besar yang terdapat di daun bayam
berduri. Vena daun ini berfungsi sebagai jalur transportasi yang membawa air,
nutrisi, dan produk fotosintesis ke dan dari daun (Taiz, 2010).
2.7 Perkembangan Daun yang Tumbuh di Lingkungan Khusus
Perkembangan daun bayam berduri dalam lingkungan khusus melibatkan sejumlah
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan karakteristik daun tersebut. Berikut
adalah penjelasan tentang perkembangan daun bayam berduri dalam lingkungan
khusus:

11
a. Cahaya
Pencahayaan yang cukup merupakan faktor penting dalam perkembangan daun
bayam berduri. Daun bayam membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk
melakukan fotosintesis dan menghasilkan makanan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Dalam kondisi cahaya yang kurang, daun bayam
berduri mungkin akan tumbuh lebih panjang dan tipis, dengan duri yang kurang
berkembang (Rosenfeld, 2018).
b. Suhu
Suhu juga berperan penting dalam perkembangan daun bayam berduri. Suhu
yang optimal untuk pertumbuhan daun bayam berduri berkisar antara 15-25 derajat
Celsius. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan daun bayam berduri (Rosenfeld, 2018).
c. Ketersediaan Air
Air adalah faktor penting lainnya yang mempengaruhi perkembangan daun
bayam berduri. Kekurangan air dapat menyebabkan daun bayam berduri mengering
dan menggugurkan daunnya, sementara kelebihan air dapat menyebabkan akar
busuk dan mempengaruhi perkembangan daun (Rosenfeld, 2018).
d. Kualitas Tanah
Tanah yang subur dan kaya akan nutrisi juga diperlukan untuk perkembangan
daun bayam berduri. Tanah yang baik akan memberikan nutrisi yang cukup, seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium, yang dibutuhkan oleh daun bayam berduri untuk
pertumbuhan yang sehat (Rosenfeld, 2018).
e. Perlindungan dari Hama dan Penyakit
Daun bayam berduri juga dapat dipengaruhi oleh serangan hama dan penyakit.
Infestasi serangga seperti ulat, kutu daun, atau tungau dapat merusak daun bayam
berduri, sementara penyakit seperti penyakit layu atau bercak daun dapat
menghambat perkembangannya (Rosenfeld, 2018).

12
2.8 Struktur Morfologi Daun
Struktur morfologi daun bayam berduri dapat bervariasi tergantung pada
spesiesnya. Namun, secara umum, penjelasan mengenai struktur morfologi daun
bayam berduri adalah:
a. Bentuk dan Ukuran
Daun bayam berduri biasanya memiliki bentuk elips atau bulat telur dengan
ujung meruncing. Ukuran daun bervariasi tergantung pada spesiesnya, tetapi
umumnya memiliki panjang sekitar 5-20 sentimeter (Fageria, 2011).
b. Daun dan Batang
Daun bayam berduri terhubung dengan batang melalui tangkai daun yang
panjang. Tangkai daun biasanya berduri atau berambut halus (Fageria, 2011).
c. Struktur Permukaan
Permukaan daun bayam berduri dapat halus atau berambut halus. Beberapa
spesies memiliki duri yang terletak di sepanjang tepi daun atau pada permukaan
bawahnya (Fageria, 2011).
d. Vena Daun
Daun bayam berduri memiliki vena yang berfungsi untuk transportasi air,
nutrisi, dan zat-zat lainnya. Vena utama terbesar disebut vena utama atau vena
primer, sedangkan vena yang lebih kecil disebut vena sekunder atau vena tertiary
(Fageria, 2011).
e. Struktur Pelindung
Duri adalah ciri khas daun bayam berduri. Duri dapat berukuran kecil dan
tajam, atau lebih besar dan berduri. Mereka berfungsi sebagai perlindungan
terhadap herbivora atau hewan-hewan lain yang dapat merusak tanaman (Fageria,
2011).
f. Warna
Daun bayam berduri umumnya memiliki warna hijau tua atau hijau keabu-
abuan. Warna ini disebabkan oleh pigmen klorofil yang berperan dalam fotosintesis
(Fageria, 2011).

13
2.9 Fungsi Daun
Daun bayam berduri (Amaranthus spinosus) memiliki beberapa fungsi di
Lingkungan, yaitu:
a. Pemulihan tanah
Daun bayam berduri dapat digunakan dalam restorasi lahan yang terdegradasi.
Tanaman ini memiliki sistem akar yang kuat dan dapat membantu dalam mengikat
tanah yang longsor atau erosi. Selain itu, daunnya yang lebat juga dapat melindungi
tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi evaporasi dan menjaga
kelembaban tanah (Chandra, 2018).
b. Pemberian bahan organic
Daun bayam berduri dapat dijadikan bahan organik yang baik untuk
memperbaiki kesuburan tanah. Ketika daun ini membusuk, mereka melepaskan
nutrisi penting ke dalam tanah, termasuk nitrogen, fosfor, dan kalium. Hal ini dapat
meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan memperbaiki struktur tanah
(Chandra, 2018).
c. Pemupukan hijau
Tanaman bayam berduri dapat digunakan sebagai tanaman pemupuk hijau.
Ketika tanaman ini ditanam dan kemudian diolah ke dalam tanah sebelum
berbunga, ia dapat meningkatkan kandungan nutrisi dan mikroorganisme di dalam
tanah. Daunnya yang subur juga dapat menarik serangga penyerbuk dan
menghasilkan nektar untuk hewan lain, meningkatkan keragaman hayati di sekitar
area tersebut (Chandra, 2018).
d. Pengendalian gulma
Meskipun bayam berduri dapat tumbuh sebagai gulma di beberapa area, ia juga
memiliki kemampuan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma lainnya. Daunnya
yang rimbun dan cepat tumbuh dapat menutupi area yang luas dan menghambat
cahaya matahari yang dibutuhkan oleh gulma untuk tumbuh. Dengan demikian,
tanaman bayam berduri dapat membantu mengendalikan pertumbuhan gulma yang
tidak diinginkan (Chandra, 2018).

14
e. Sumber pangan
Di beberapa budaya, daun bayam berduri juga dikonsumsi sebagai sayuran
hijau. Daunnya yang kaya akan vitamin dan mineral dapat memberikan manfaat
kesehatan bagi manusia (Chandra, 2018).

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Struktur anatomi batang pada
daun bayam berduri dapat bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan.
Namun, ada beberapa struktur anatomi umum yang mungkin ditemukan pada batang
daun bayam berduri yaitu, epidermis, kutikula, jaringan pengangkut, cambium,
medulla, jaringan sklerenkim. Struktur primer pada batang bayam berduri mengacu
pada susunan jaringan dasar yang berkembang dari puncak ke pangkal batang. Batang
bayam berduri terdiri dari beberapa lapisan struktural yang berperan penting dalam
pengangkutan air, nutrisi, dan dukungan mekanis serta memiliki beberapa komponen
utama dalam struktur primer yaitu epidermis, korteks, cambium, xylem dan floem.
Perkembangan struktur sekunder pada batang bayam berduri terjadi setelah struktur
primer terbentuk dan melibatkan aktivitas kambium yang menghasilkan jaringan
tambahan. Proses ini dapat menghasilkan pertumbuhan lingkar batang yang lebih besar
serta peningkatan kekuatan dan dukungan mekanis. Seiring perkembangan sekunder,
jaringan xilem tambahan terbentuk di sebelah dalam batang, sedangkan jaringan floem
tambahan terbentuk di sebelah luar. Bayam berduri (Amarnthus spinosus) memiliki
beberapa tipe batang yang dapat diidentifikasi. Beberapa tipe batang bayam berduri
yang umum meliputi batang tegak (erect stem), batang merambat (climbing stem),
batang membelit (twining stem). Pola percabangan pada Amaranthus spinosus dapat
bervariasi tergantung pada lingkungan pertumbuhan dan kondisi tanaman tersebut.
Beberapa contoh pola percabangan pada bayam berduri yaitu tipe percabangan
alternatif, cabang lateral, cabang pengelompokkan, duri dan bulu. Amaranthus
spinosus, atau dikenal juga dengan sebutan bunga suji, adalah sejenis tumbuhan liar
yang termasuk dalam keluarga Amaranthaceae. Meskipun tidak ada spesialisasi khusus
yang dikaitkan langsung dengan batang Amaranthus spinosus, terdapat beberapa
bidang penelitian atau spesialisasi yang berkaitan dengan tumbuhan ini secara umum.
Amaranthus spinosus atau bayam berduri tentu saja memiliki struktur anatomi daun

16
yang dimana terdiri dari epidermis, kutikula, stoma, trichome, jaringan mesofil,
pembuluh daun, vena daun. Perkembangan daun bayam berduri dalam lingkungan
khusus melibatkan sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan karakteristik
daun tersebut diantaranya cahaya, suhu, ketersediaan air, kualitas tanah, dan
perlindungan dari hama penyakit. Struktur morfologi daun bayam berduri dapat
bervariasi tergantung pada spesiesnya. Namun, secara umum morfologi daun bayam
berduri adalah bentuk dan ukuran yaitu berbentuk elips dan berukuran tergantung
spesiesnya namun biasanya berukuran 5-20 cm, daun dan batang dimana daun
terhubung dengan batang melalui tangkai yang panjang, struktur permukaan dapat
berupa halus atau berambut halus, vena daun yang berfungsi untuk transportasi air,
nutrisi, dan zat-zat lainnya, struktur pelindung berfungsi sebagai perlindungan terhadap
hewan-hewan yang dapat merusak tanaman, serta warna yang umumnya berwarna
hijau tua atau hijau keabu-abuan. Daun bayam berduri (Amaranthus spinosus) memiliki
beberapa fungsi di Lingkungan, yaitu pemulihan tanah, pemberian bahan organic,
pemupukan hijau, pengendalian gulma, serta menjadi sumber pangan
3.2 Saran
Mungkin akan lebih baik lagi jika terdapat saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi menyempurnakan makalah ini. Dan sebagai manusia biasa penulis
hanyabisa berharap makalah ini dapat digunakan atau dimanfaatkan
sebagaimana mestinya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ami, M. S., & Yuliana, A. I. (2020). Makanan Tradisional sebagai Media Pembelajaran
Struktur Tumbuhan. LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
Aven, P. H., Evert, R. F., & Eichhorn, S. E. (2013). Biology of Plants (8th ed.). W.H.
Freeman and Company.
Chandra, S., & Pandey, M. (2018). Amaranthus spinosus L. (Spiny Amaranth): A study
of its ethnomedicinal, phytochemical and pharmacological potential. Journal of
coastal life medicine, 6(9), 409-416.
Fageria, N. K. (2011). The Role of Macronutrients in Plant Growth and
Health. CRC Press.
Faiz, L., & Zeiger, E. (2010). Plant Physiology. Sinauer Associates.
Grubben, GJH & Denton, OA (2004). Sumber Daya Tumbuhan Afrika Tropis 2:
Sayuran. Yayasan PROTA, Wageningen; Backhuys, Leiden;
CTA, Wageningen.
Mauseth, J. D. (2016). Botany: An Introduction to Plant Biology (6th ed.). Jones &
Bartlett Learning.
Prabhu, R. K., Veerapur, V. P., Bansal, P., & Srinivasan, K. K. (2012). Antidiabetic
and antihyperlipidemic effect of Amaranthus spinosus in diabetic rats. Journal
of Pharmacy and Bioallied Sciences, 4(1), 71-75.
Rosenfeld, H. J., & Fellman, J. K. (2018). Effects of light on the accumulation of
nitrate, nitrite and vitamin C in spinach (Spinacia oleracea L.). Journal of Food
Composition and Analysis, 68, 52-57.
Subekti, N. (2015). Amaranthus spinosus (L.): Profil Tumbuhan, Fitokimia dan
Aktivitas Farmakologi. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 13(1), 18-25.

Anda mungkin juga menyukai