Anda di halaman 1dari 17

BATANG

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi Tumbuhan

Disusun oleh:

Kelompok 2

1. Aufa Zulfia (23031120047)


2. Fingki Femita (23031120058)
3. Pinkan Efrilianti (23031120063)
4. Rahma Oktafiana (23031120068)

Kelas: Biologi 3/C

Dosen pengampu: Fairuzzabadi Amrullah, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur sama-sama kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat serta karunianya kepada kita semua dan masih
memberikan kita kesehatan jasmani maupun rohani sehingga kita dalam
keadaan sehat wal’afiat. Oleh karena itu penyusunan makalah ini pun dapat
terselesaikan dan juga semoga kita semua selalu berada dalam lindungan-nya.
Kemudian sholawat beriring salam tidak lupa pula kita sanjung sajikan
kepangkuan nabi besar kita Muhammad Saw. yang mana oleh beliau telah
bersusah payah berjuang membawa kita umatnya dari alam kegelapan ke alam
yang terang benderang dan dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan sebagai mana yang sedang kita rasakan pada saat sekarang ini.
Dan dialah satu-satu nya suri tauladan yang sangat baik sehingga patut kita
contoh dan kita tiru agar kita semua selamat di dunia dan akhirat kelak.
Terimakasih yang setinggi-tingginya dan yang sebesar-besarnya
penyusun ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini terutama sekali kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini. Sekaligus membimbing
penyusun dalam proses pembuatannya. Sehingga penyusunan atau pembuatan
makalah ini pun dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas mengenai “Batang”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan atau dari yang diharapkan, baik dalam bentuknya,
materi pembahasannya maupun penyusunannya. Oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, Februari 2024


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Batang
B. Sifat-sifat Batang
C. Fungsi Batang
D. Jenis-jenis Batang
E. Bentuk Batang
F. Arah Tumbuh Batang
G. Percabangan Pada Batang

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batang mempunyai nama ilmiah caulis. Struktur ini
merupakan struktur pokok tumbuhan yang tidak kalah penting dari
daun. Batang berfungsi memperkokoh berdirinya tumbuhan, selain
fungsi lainnya sebagai jalur transportasi air dan unsur hara
tumbuhan, dari akar ke daun. Sifat-sifat umum batang yang dapat
dikatakan sebagai karakteristik, antara lain adalah tumbuh selalu ke
atas daun dan menjauhi pusat bumi. Istilah ini dikenal sebagai fototrofi
positif dan geotrofi negatif. Selain itu, batang biasanya berwarna
coklat. Batang memiliki bentuk yang beragam, walaupun pada
umumnya berbentuk bulat (Rosanti, 2011).
Pada batang terdapat buku-buku yang dikenal dengan nama
ilmiah nodus. Pada buku inilah daun melekat. Jarak antara dua buku
dinamakan ruas. Ruas dikenal dengan nama ilmiah internodus. Pada
tumbuhan monokotil, biasanya buku-buku batang terlihat dengan
jelas, seperti pada batang tebu, jagung, dan rumput-rumputan.
Sedangkan pada tumbuhan dikotil, buku-buku batang kadang-kadang
tidak terlihat, tetapi hanya berupa tonjolan-tonjolan, tempat tangkai
daun melekat, sehingga bila tangkai daun lepas, akan meninggalkan
bekas pada batang. Batang merupakan organ tumbuhan yang tak
kalah penting dengan akar dan daun. Kedudukan batang bagi
tumbuhan dapat disamakan denga rangka pada manusia dan hewan.
Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh tumbuhan.
Batang mempunyai fungsi utama sebagai jalur transportasi
air dan zat-zat hara dari akar ke daun dan sebaliknya. Selain itu,
batang mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah,
yaitu daun, bunga, dan buah. Melalui percabangannya, batang
dapat memperluas bidang asimilaasi. Pada beberapa tumbuhan, batang
berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
Pada umumnya batang tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan
yang umurnya pendek. Misalnya rumput dan waktu batang masih
muda. Batang selalu bertambah panjang ujungnya. Pertumbuhan
batang ditandai dengan adanya percabangan. Karena batang memiliki
struktur yang cukup kompleks, dalam mengamati batang suatu
tumbuhan, ada beberapa hal penting yang menjadi fokus pengamatan,
misalnya bentuk,cabang-cabang,arah tumbuhan dan sebagainya
(Rosanti, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat-sifat batang?
2. Apa saja fungsi batang?
3. Apa saja jenis-jenis batang?
4. Apa saja bentuk batang?
5. Bagaimana arah tumbuh batang?
6. Bagaimana percabangan pada batang?
C. Tujuan
1. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui apa saja sifat-sifat
batang.
2. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui apa saja fungsi
batang.
3. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui apa saja jenis-
jenis batang.
4. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami
bentuk batang.
5. Agar penulis dan pembaca dapat memahami bagaimana arah
tumbuh batang.
6. Agar penulis dan pembaca dapat memahami bagaimana
percabangan pada batang.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Batang
Menurut Loveles, 1991 berpendapat bahwa, batang merupakan
bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, mengingat tempat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Batang juga merupakan salah satu dari
organ dasar tumbuhan berpembuluh. Batang adalah sumbu tumbuhan,
tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh. Daun dan akar
dianggap sebagai perkembangan lanjutan dari batang untuk
menjalankan fungsi yang lebih khusus.
Batang merupakan salah satu bagian dari tubuh tumbuhan.
Selain sebagai tempat pelekatan daun, bunga dan buah, batang
juga berfungsi sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat mineral
yang terlarut di dalamnya. Pada beberapa tumbuhan, batang
digunakan sebagai tempat menyimpan makanan cadangan.
(Kusdianti, 2006)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa batang
merupakan bagian tumbuhan yang sangat penting dan juga organ dasar
tumbuhan yang berperan sebagai sumbu tumbuhan dan tempat semua
organ lain bertumpu dan tumbuh.
B. Sifat-sifat Batang
Menurut Tampake (2002), pada umumnya batang mempunyai
sifat sebagai berikut :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf
artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua
bagian yang setangkup.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-
buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
3. Tumbuhnya biasanya keatas menuju cahaya atau matahari.
4. Selalu bertambah panjang diujungnya. Oleh sebab itu, sering
dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak
terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan
tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting
yang kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang
umumnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih
muda
C. Fungsi Batang
1. bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu :
bunga, daun,dan buah.
2. Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan
menempatkan bagian-bagiantumbuhan di dalam ruang
sedemikian rupa sehingga dari segi kepentingan tumbuhan
bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling
menguntungkan.
3. Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari
bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari
atas ke bawah.
4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
5. Sebagai organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan
lintasan zat makanan hasilfotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
6. Sebagai organ pembentuk dan penyangga daun.
7. Sebagai tempat penyimpanan makanan.
8. Sebagai alat perkembangbiakan vegetative.
D. Jenis-Jenis Batang
Batang dari sebagian besar tumbuhan terletak di atas tanah,
namun ada pula batang yang terdapat di dalam tanah, bahkan ada
tumbuhan yang tampak tidak berbatang (planta acaulis) walaupun
sesungguhnya berbatang hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-
olah tidak berbatang Jenis-jenis batang dikelompokkan berdasarkan:
1. Struktur batang
Berdasarkan strukturnya batang dibedakan menjadi:
a. Tumbuhan tidak jelas berbatang (planta acaulis)
merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai batang
sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan-akan
keluar dari bagian atas akar seperti pada tumbuhan sawi
(Brassica juncea).
b. Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang
mempunyaj batang sesungguhnya, Cabang dan daun
keluar dari batang di bagian atas permukaan tanah.
Tumbuhan berbatang jelas ini dibedakan menjadi:
1) Batang berkayu (lignosus) keras dan kuat.
Seperti pada tumbuhan mangga (Mangifera
indica), advokat (Persea americana), kesambi
(Schleichera oleosa), jati putih (Gmelina
arborea), karet (Hevea brasiliensis), kapuk
(Ceiba pentandra) dan nangka (Artocarpus
heterophyllus).
2) Batang rumput (calmus) tidak keras, punya ruas-
ruas yang nyata dan sering berongga. Seperti
pada tanaman padi (Oriza sativa), rumput raja
(Megathyrsus maximus).
3) Batang mendong (calamus) merupakan batang
yang mirip seperti rumput tetapi ruas-ruasnya
pada batang lebih panjang. Seperti pada rumput
teki (Cyperus rotundus).
4) Batang basah (herbaceus) memiliki ciri utama
lunak, berair dan pendek. Karena sifatnya lunak
maka tidak keras dan mudah untuk dipotong.
Seperti pada tumbuhan bayam (Amaranthus
hybridus), bayam berduri (Amaranthus
spinosus), kastoyan/ekor kucing (Amaranthus
caudatus), jengger ayam (Celosia argentea var,
cristata), kangkung (Ipomoea aquatica), selada
air (Nasturtium officinale), pacar air (Impatiens
balsamina), sawi (Brassica juncea), dan talas
(Colocasia esculenta).
2. Bentuk penampang melintang
Berdasarkan bentuk penampang melintang batang
dibedakan menjadi:
a. Bulat (teres) seperti pada: bambu (Bambusa sp.), kelapa
(Cocos nucifera).
b. Bersegi (angularis). Batang bersegi dibedakan lagi
menjadi:
1) Segitiga (triangularis), misalnya pada batang
rumput teki (Cyperus rotundus).
2) Segi empat (quadrangularis), misalnya pada
batang markisa (Passiflora edulis).
c. Pipih, biasanya menyerupai daun. Bentuk batang seperti
ini disebabkan menjadi:
1) Filokladia sangat pipih. Dijumpai pada jakang
(Mueehlenbeckia platycada).
2) Kladodia, masih tumbuh terus dan mengadakan
percabangan Seperti pada tumbuhan kaktus
(Opuntia sp.).
3. Permukaan batang
Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang
yang menutupi seluruh permukaan batang. Berdasarkan
permukaannya batang dibedakan menjadi beberapa jenis, di
antaranya:
d. Licin (leavis), misalnya pada jagung (Zea mays)
e. Berusuk (costatas), artinya jika pada permukaan dari
batang terdapat rigi-rigi yang membujur. Batang jenis
ini dapat dijumpai pada miana atau iler (Coleus
atropurpureus).
f. Beralur (sulcatus), artinya pada permukaan batang
terdapat alur- alur. Jenis batang ini dijumpai pada
tanaman kaktus (Cereus peruvianus).
g. Bersayap (alatus), artinya pada permukaan batang
terdapat segi ata terbentuknya sudut-sudut terdapat
pelebaran yang tipis, misalny pada batang umbi uwi
(Diascorea alata L.).
h. Berambut (pilosus), misalnya pada tembakau
(Nicotiana tabacum) rumput bandotan (Ageratum
conyzoides), dan labu wulut (Cucurbita moschata).
i. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp.),
jeruk nipis (Citrus x aurantium), kaktus berduri
(Opuntia), euphorbia (Euphorbia), bunga kertas
(Bougainvillea), lantana (Lantana camara) dan agave
(Agave tequilana).
j. Memperlihatkan berkas daun, misalnya pada pepaya
(Carica papaya).
k. Memperlihatkan berkas daun penumpu, misalnya pada
nangka (Artocarpus heterophylla).
l. Memperlihatkan banyak lenti sel, misalnya pada sengon
(Paraserianthes falcataria L.Nielsen).
m. Memperlihatkan lepasnya kerak, misalnya pada jambu
biji (Psidium guajava)
E. Bentuk Batang
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting
dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan.
Batang disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Jika kita
membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada di antaranya yang jelas
kelihatan batangnya dan ada pula yang tampaknya tidak berbatang
(Rosianti, 2011). Tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae) pada
umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar
dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang
sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat
mempunyai percabangan atau tidak.
Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya
mempunyai batang yang dari pangkal sampai ujung boleh dikatakan
tak ada perbedaan besarnya. Hanya pada beberapa golongan saja yang
pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama,
seperti terlihat pada bermacam-macam palma (Palmae) (Rosianti,
2011). Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang
dimaksud ialah bentuk pada penampang melintangnya, dan dilihat dari
sudut bentuk penampang melintangnya ini.
Menurut Tjirosoepomo (2009), dapat dibedakan bermacam-
macam bentuk batang, di antaranya:
1. Batang bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa
(Cocos nucifera L.) dan pinang (Areca catechu L.), dan tebu
(Saccharum officinarum L.).
2. Batang bersegi (angularis), pada bentuk batang bersegi ini ada
2 bentuk batang yaitu batang segitiga (triangularis) seperti
pada batang rumput teki (Cyperus rotundus) dan segi empat
(quadrangularis) seperti pada batang markisa (Passiflora
quadrangularis), iler (Coleus scutellurioides Benthy.).
3. Batang pipih atau biasanya melebar menyerupai daun dan
mengambil fungsi daun, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia
platyciuda Meissn.) yang dinamakan filokladia dan pada kaktus
(Opuntia vulgaris Mill) yang dinamakan kladodia.
F. Arah tumbuh batang
Menurut Rosianti (2011), Arah tumbuh batang merupakan
posisi arah pertumbuhan batang terhadap permukaan tanah.
Berdasarkan arah tumbuhnya batang pada tumbuhan dibedakan
menjadi:
1. Tegak lurus (erectus), misalnya pada pepaya (Carica papaya).
2. Mengantung (dependens), merupakan batang yang tumbuh di
tempat tinggi kemudian jatuh kebawah dan sebagai epifit
misalnya pada anggrek (Dendrobium sp.)
3. Berbaring (humifusus), merupakan batang yang terletak di
permukaan tanah dan ujungnya saja yang ke atas, misalnya
pada semangka (Citrullus lanatus).
4. Menjalar/merayap (respen), merupakan batang yang berada di
atas permukaan tanah, dan dari setiap buku keluar akar,
misalnya pada ubi jalar (Ipomoea batatas); kacang tanah
(Arachis hypogea).
5. Mengangguk (nutan), merupakan batang yang arah tumbuhnya
tegak lurus ke atas tetapi ujungnya membengkok lagi ke bawah,
misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus).
6. Memanjat (scandens), untuk arah tumbuh ini dibutuhkan
pelekatan batang yang dibantu oleh akar lekat, akar pembelit,
cabang pembelit, daun pembelit, tangkai pembelit, duri daun,
dan kait.
7. Membelit (volubillis), merupakan batang yang sendiri naik
dengan melilit tiang panjat, arah lilitannya selalu membelit ke
kiri, berlawanan dengan arah jarum jam. Arah tumbuh batang
ini dapat dijumpai pada kembang telang (Clitoria ternatea).
sedangkan yang membelit ke kanan searah dengan jarum jam,
misalnya pada gadung (Dioscorea hispida).
G. Percabangan Pada Batang
Pertumbuhan batang dapat dilihat dari percabangannya.
Kebanyakan tumbuhan melakukan percabangan, walaupun sedikit.
Batang yang tidak melakukan percabangan kebanyakan dari golongan
tumbuhan Monocotyledoneae, misalnya jagung (Zea mays), bambu
(Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum), kelapa (Cocos
nucifera), dan sebagainya.
1. Cara Percabangan
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya
dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu secara
monopodial, simpodial, dan menggarpu. Cara menentukan
percabangan pada batang adalah dengan melihat posisi batang
pokok terhadap cabang- cabangnya.
Percabangan secara monopodial, jika batang pokok
selalu tampak jelas. Ini disebabkan karena batang pokok lebih
besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada
cabang-cabangnya, misalnya cemara (Casuarina equisetifolia),
kapuk (Ceiba pentandra), durian (Durio zibethinus), pinus
(Pinus merkusii), dan sebagainya. Sketsa dan contoh
percabangan monopodial dapat dilihat pada Gambar 6.28 dan
Gambar 6.29 di halaman 70.
Pada percabangan simpodial, batang pokok sukar
ditentukan. Hal ini disebabkan oleh batang pokok
menghentikan pertumbuhannya, sehingga pertumbuhan cabang
lebih dominan. Dengan kata lain pertumbuhan batang pokok
kalah cepat dibandingkan dengan pertumbuhan cabang,
sehingga batang pokok hanya terlihat di bagian bawah saja,
karena pada bagian atas tumbuhan sudah merupakan cabang-
cabang.
Percabangan simpodial dapat ditemukan pada sawo
manila (Achras zapota). bugenvil (Bougenvillea spectabilis),
jeruk (Citrus sp.) dan sebagainya, Sketsa per cabangan
simpodial dan contoh tumbuhan dengan percabangan simpodial
dapat dilihat pada Gambar 6.30.
Sedangkan percabangan menggarpu atau dikotom,
memiliki cara percabangan di mana setiap kali bercabang akan
terbagi menjadi dua cabang yang sama besaman Sketsa
percabangan secara menggarpu dapat dilihat pada Gambar
6.31, sedangkan contoh tumbuhan dengan percabangan
menggarpu dapat dilihat pada Gambar 6.32
2. Jenis-jenis Percabangan
Cabang-cabang pada batang yang besar dinamakan
dahan. Biasanya dahan akan bercabang lagi menjadi ranting.
Cabang yang besar pada suatu tumbuhan dapat bermacam-
macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan
seperti di bawah ini:
a. Geragih (flagellum, stolon).
Geragih adalah cabang-cabang kecil panjang
tumbuh merayap, dan dari huko bukunya ke atas keluar
tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada
buku-buku ini beserta akar-akarnya masing-masing
dapat terpisah merupakan suatu tumbuhan baru.
Geragih dibedakan lagi menjadi geragih yang merayap
tanah dan geragih yang merayap di dalam tanah.
Geragih yang merayap di atas tanah dapat
ditemukan pada dan kaki kuda (Centella asiatica),
stroberi (Fragraria vesca), dan sebagainya. Sedangkan
geragih yang merayap di dalam tanah dapat ditemukan
pada jenis-jenis teki (Cyperus rotundus) dan alang-
alang (Imperata cilindrica). Gambar dan sketsa gerah
dapa dilihat pada Gambar 6.33, dan 6.34.
b. Wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang
yang biasanya tumbuk cepat dengan ruas ruas yang
panjang, dan seringkali berasal dari kuncup ya tidur
ataupun kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada
kopi (Coffea sp.) da pohon coklat (Theobroma cacao).
Contoh tunas air dapat dilihat pada Gambar 6.35
c. Sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang
biasanya merupakan pendukung daun-daun, dan
mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada
cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan
bunga, oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang
mandul (steril).

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kusdiandi. 2006. “Perkembangan Tumbuhan”, Pendidikan Biologi,
1(1):3
Rosanti, Dewi. 2011. “Morfologi Tumbuhan”. Jakarta: Erlangga.
Tampake, Heldering. 2002. “Pendugaan Parameter Genetik dan
Kolerasi Antar Sifat-Sifat Morfologi Kelapa (Cocos nuficera L.)”
Jumal Liftri. 8(3):97-109.
Tjitroseepomo, Gembong. 2000. “Morfologi“. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Loveless, A.R. 1991. “Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk
Daerah Tropik”. Jakarta: Grmedia Pustaka Utama.
Rosanti, Dewi. 2013. “Morfologi Tumbuhan”. Jakarta: Erlangga.
Liunokas, Angreni, B. dan Agsen Hosanty S. Billik. 2021.
“Karakteristik Morfologi Tumbuhan”. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai