Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI TUMBUHAN
TPB18116 / 1 SKS
AKAR DAN MODIFIKASINYA

Dosen Pengampu:
Ita, S. Pd., M. Pd.

Asisten Dosen:
Rahma Salsabila
Rusdianur

Oleh:
Kasmiyah
190101110290

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
BANJARMASIN
SEPTEMBER 2020
PRAKTIKUM I
AKAR DAN MODIFIKASINYA

Tujuan : Mengetahui berbagai akar dan modifikasinya


Hari Tanggal : Selasa, 22 September 2020
Tempat : Banjarmasin
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Baki atau Nampan
b. Alat tulis
c. Pisau atau silet
2. Bahan :
a. Rumput teki (Cyperus rotundus)
b. Sirih (Piper betie L.)
c. Wortel (Daucus corota L.)
d. Bengkuang (Pachyrrhizuz erosus Urb.)
e. Singkong (Manihot utilllisima Burm. F.)
f. Benalu (Loranthus sp.)
g. Laos (Alpinia galanga)
h. Eceng gondok (Echhornia crassipes)
B. CARA KERJA
1. Mengamati bagian-bagian akar: leher akar, ujung akar, batang akar,
cabang akar, serabut akar, rambut-rambut akar, tudung akar
2. Mengamati tipe perakaran; serabut atau tunggang
3. Mengamati bentuk-bentuk dari modifikasi akar: akar udara, akar
penghisap, akar pelekat, akar pembelit, akar nafas, akar tunjang, akar
lutut, akar banir
4. Menggambar hasil pengamatan dan member keterangan
C. TEORI DASAR
AKAR DAN MODIFIKASINYA
Akar atau yang disebut dengan radix merupakan struktur pokok
tumbuhan yang paling penting. Tanpa akar, tumbuhan tidak akan dapat
hidup. Pada awal pertumbuhan, yang dimulai dari perkecambahan biji,
struktur yang pertama tumbuh adalah akar, disertai tumbuhnya daun
pertama. Demikian pula saat tumbuh berkembang biak secara vegetatif, baik
dengan stek batang maupun stek daun, okulasi ataupun mencangkok,
struktur pertama yang tumbuh adalah akar. Tumbuhnya akar menandakan
bahwa tumbuhan siap melakukan pertumbuhan dan perkembangan menjadi
satu individu baru.
Akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut: 1) Merupakan bagian
tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah dengan arah tumbuh ke
pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara
dan cahaya; 2) Tidak berbuku-buku (nodus), jadi juga tidak beruas
(internodus) dan tidak mendukung daun atau sisik-sisik maupun bagian-
bagian lainnya; 3) Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau
kekuning-kuningan; 4) Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya
pertumbuhannya masih kalah jika dibanding dengan batang; 5) Bentuknya
seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah. Fungsi
akar bagi tumbuhan adalah untuk: 1) Memperkuat berdirinya tumbuhan; 2)
Menyerap air dan unsur hara yang terkandung dalam air yang ada dalam
tanah; 3) Mengangkut air dan unsur hara ke batang dan daun serta 4)
kadang-kadang sebagai tempat untuk menimbun makanan, dalam bentuk
umbi akar. Pada akar umumnya dapat dibeda-bedakan bagian-bagian
berikut:
1. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang
bersambunagan dengan pangkal batang,
2. Ujung akar (apex radicius), bagian akar yang paling muda, terdiri atas
jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan,
3. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar
dan ujungnya,
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak
langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar
pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.
5. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan
berbentuk serabut.
6. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian
akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar
akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu
dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut
akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih
banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap,
7. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung,
terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang
masih muda dan lemah.
Sewaktu tumbuhan masih kecil, yaitu dalam bentuk lembaga di
dalam biji, calon akar itu sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula).
Pada perkembangan lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah sampai
menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan
perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan
dua macam sistem perakaran:
a. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar
pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang
(radius primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada
tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae)
b. Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang
kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.
Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli
dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu
dinamakan akar serabut (radix adventicia).
Bila ditinjau dari perkecambahan dan bentuk akar pokoknya, akar
tunggang dapat dibedakan menjadi akar tunggang yang tidak
bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada cabang-cabang,
biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus
berbentuk serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian sering kali
berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat
makanan cadangan lalu mempunyai bentuk yang istimewa, misalnya :
1) berbentuk sebagai tombak ( fusiformis), pangkalnya besar
meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai akar
percabangan, biasanya menjadi tempat penimbunan makanan,
misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.), wortel (Daucus carota I.).
Berdasarkan bentuknya akar ini dinamakan pula akar tombak atau
akar pena. 2) berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar
membulat, akar akar serambut sebagai cabang hanya pada ujung yang
sempit meruncing, seperti terdapat pada bengkuwang (Pachyrrhizus
erosos Urb.) dan biet (Beta vulgaris L.). Menurut bentuknya
dinamakan akar gasing. 3) berbentuk benang (filiformis), jika akar
tunggang kecil panjang seperti akar serambut saja dan juga sedikit
sekali bercabang, misalnya pada kratok (Phaseolus lunatus L.).
Kemudian akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar
tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah,
bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi,
sehingga dapat member kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan
juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan
zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar yang demikian
terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji.
Pada struktur ini akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya
mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih
sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Karena bukan
berasal dari calon akar, tetapi merupakan akar liar yang bentuknya
seperti serabut, maka disebut akar serabut (radix adventicia), yang
terdapat pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae).
Akar serabut dapat berbentuk seperti benang, akar yang menyusun
akar serabut berstruktur kecil-kecil seperti akar padi (Oryza sativa L.).
Ada juga akar yang kaku keras dan cukup besar seperti tambang.
Contoh akar tambang dapat ditemukan pada akar kelapa (Cocos
nucifera L.). Selain itu, ada juga akar serabut dengan cabang hampir
sebesar lengan, masing-masing tidak banyak memperlihatkan
percabangan, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius).
Pola percabangan akar bermacam-macam dan arsitekturnya berubah
sewaktu perkembangan berlangsung, biasanya disesuaikan dengan
gen dan keadaan lingkungan yang khas. Sehingga memunculkan akar-
akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus, antara lain :
1. Akar udara atau akar gantung (radix aereus)
Akar ini keluar dari bagian tumbuhan yang ada di atas tanah,
menggantung diudara dan tumbuh ke arah tanah. Selama masih
menggantung akar ini menyerap air dan gas dari udara, dan sering
kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara
yang disebut velamen. Misalnya pada beringin (Ficus benjamina).
2. Akar tunjang
Akar tambahan pada bagian batang di atas permukaan tanah atau
rawa yang tumbuh membentuk lengkungan ke bawah masuk ke
dalam tanah. Pada perkembangan selanjutnya, akar lengkung ini
bisa menebal. Akar melengkung yang baru bisa tumbuh pada
lengkungan sebelumnya. Lengkungan berlaku sebagai egrang
yang menunjang tegaknya batang tumbuhan. Akar ini terbentuk
karena kurangnya kadar oksigen di dalam tanah atau rawa,
sehingga akar ini juga berperan dalam pengambilan oksigen dari
udara. Misalnya pada bakau (Rhizophora conjugata) dan pandan
(Pandanus tectorius).
3. Akar Pelekat (radix adligans) Akar- akar yang keluar dari buku-
buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel
pada penunjangnya tanpa menyerap makanan. Misalnya pada
sirih (Piper betle).
4. Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium) Akar- akar
yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit atau
hemiparasit. Akar ini berguna untuk menyerap air dan zat
makanan dari inangnya (bersifat parasit). Misalnya pada benalu
(Loranthus) dan Raflessia. Pada keadaan ini akar hisap masuk
sampai jaringan xylem dan floem tumbuhan inang. Bisa juga
bersifat hemiparasit, misalnya pada pasilan (berhijau daun). Di
sini akar hisap dimasukkan sampai jaringan xilem tumbuhan
inangnya, jadi hanya mengambil air dan garam- garam mineral.
5. Akar Gasing (napiformis) Pangkal akarnya besar membulat
dengan ujung sedikit meruncing, cabang akarnya hanya sedikit di
ujung akar. Misalnya pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus).
6. Akar Tombak (fusiformis) Akar yang berpangkal besar
meruncing ke ujung (bentuk kerucut) dengan akar lateral
berjumlah sedikit atau tak ada. Biasanya menjadi
tempat penimbunan makanan, misalnya wortel (Daucus carota).
7. Akar banir atau akar penyangga (Buttress roots) di sini bagian
akar besar yang ada dekat pangkal sumbu pangkal di permukaan
tanah (yang dangkal) mengalami pertumbuhan radial yang kurang
teratur dan mengakibatkan timbulnya bagian akar tersebut ke atas
tanah serta membangub struktur seperti bingkai atau papan. Jadi
pada batang terjadi bingkai sebagai kelanjutan penebalan dari
akar. Bingkai serupa ini berguna dalam stabilisasi mekanik
batang. Contoh : pada pohon kenari (Canarium commune), pohon
angsana (Pterocarpus indicus)
8. Akar tiang. Seringkali akar tambahan tumbuh pada cabang datar
jauh di atas tanah. Akar seperti iyu tumbuh ke bawah dan masuk
tanah. Di dalam tanah akar itu bercabang- cabang sementara akar
yang menghubungkan cabang dengan tanah dapat mengalami
penebalan sekunder dan berupa tiang yang turut menyokong
tanaman seperi pada beringin (Ficus benyamina).
9. Akar cekik. Beberapa jenis Ficus seperti F. bengalensis memulai
hidupnya sebagai empifit di atas cabang yang tinggi pada
inangnya. Akar-akar yang di hasilkannya tumbuh bersama ke
bawah dan membesar sehingga mendesak batang tanaman inang
yang di taraf lanjut di “Cekik”nya.
10. Akar pasak. Terdapat pada Avicannia sp. dan Sonneratia sp.,
keduanya pohon bakau-bakau. Dari akar horizontal dekat
permukaan tanah, tumbuh cababg-cabang berarah vertical ke atas
(geotropi negtif) dan muncul di atas permukaan tanah. Karena
akar pasak itu mungkin muncul di atas permkaan karena
kandungan oksigen tanah rawa itu kurang, maka akar seperti itu
dinamakan pneumatofor.
11. Akar Lutut yaitu akar tumbuhan dikatakan bagian akar yang
tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi masuk kedalam
tanah sehingga membentuk gambaran seperti lutut kaki dan
berguna untuk kepentingan pernapasan, misalnya pohon tanjang
(Bruguiera parvifoia W.et A).
Akar memiliki modifikasi diantaranya:
a. Akar tunjang
Akar yang tumbuh dari nodus batang, berfungsi sebagai
penyokong tambahan.
b. Akar banir atau papan
Akar yang tumbuh dari pangkal batang. Pertumbuhan sekunder
berlangsung secara asimetris terbentuk struktur serupa
papan.contoh. pada Canarium, Delonix regia, Pterocarpus
indicus
c. Akar fotosintesis
Akar ini juga berupa akar udara dan mengandung klorofil. Akar
seperti ini terdapat pada Taeniophyllum, suatu anggerik epifit
yang tak brdaun sehingga sehingga akar yang berklorofil adalah
satu-satunya alat untuk fotosintesis. Pada Philodendron akar
adventif yang di gunakan sebagai alat pemanjat, dapat pula
berklorofil.
d. Akar pelekat
Melekatkan tumbuhan yang merambat ke atas sandaran tanpa
menyerap makanan dari padanya seperti pada sirih (Piper betle,
Piperaceae)
e. Akar penyimpan cadangan makanan.
Umbi akar seperti pada akar ketela pohon (Manihot utilissima)
yang penuh dengan pati.
f. Akar kontraktil
Adalah akar pada tumbuhan berumbi yang berkontraksi seperti
pada (Manihot utilissima). Pengerutan seperti itu terjadi terutama
dalam korteks dan dapat mengakibatkan pemendekan akar hingga
30-40%, sehingga umbi tertarik ke tempat lebih dalam di tanah.
g. Akar simbiotik, yaitu bintil akar tempat penambat nitrogen bebas
dari udara seperti Rhizobium berasosiasi dengan akar. Asosiasi itu
biasanya itu biasanya simbiotik: tanaman penerima senyawa
bernitrogen dan bekteri memperoleh sumber energi biasanya gula.
Bakteri mengakibatkan inang membelah-belah sehingga
membentuk bintik akar. Bintil akar serupa terdapat pada beberapa
suku lain seperti Casuarinaceae.
h. Akar penghisap (haustorium), yaitu akar-akar yang terdapat pada
tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk
menyerap air maupun zat makanan dari inangnya. Contoh benalu
i. Akar yang bervelamen: velamen adalah jaringan terluar pada
akar beberapa anggerik epifit yang terdiri dari sel2 mati seperti
pada vanda . meskitpun demikian sel velamen tidak rebah atau
rusak karena diperkuat oleh dinding yang tebal.
j. Duri akar, akar yang berubah menjadi duri terdapat misalnya pada
Mauritus armata (Palmae)
k. Akar nafas (pneumatofor),
Terdapat pada tumbuhan yang tumbuhan di habitat berlumpur,
contohnya Avicennia, Bruguriera. Tumbuh di atas permukaan
tanah. Memfasilitasi kebutuhan oksigen untuk akar yang ada di
bawahnya
D. HASIL PENGAMATAN
a. Rumput teki (Cyperus rotundus)
1) Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan:
a. Leher akar
b. Batang akar
c. Ujung akar
d. Cabang akar

2) Literatur
Keterangan:

a a. Leher akar
b. Ujung akar
c. Cabang akar
b

Sumber: Khoirul, 2019


b. Sirih (Piper betle L.)
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Leher akar
b. Batang Akar
c. Ujung akar

2) Literatur
Keterangan:
b
a. Leher akar

a b. Batang Akar
c. Ujung akar

Sumber: Toemon, 2020


c. Wortel (Daucus corota L.)
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Leher akar
b. Batang akar
c. Serabut akar

2) Literatur

Keterangan:
a
a. Leher akar
b. Serabut akar
.
b

Sumber: Ediyanti, 2020


d. Bengkuang (Pachyrrhizuz erosus Urb.)
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal
b. Serabut akar

2) Literatur

Keterangan:
a. Serabut akar.
a

Sumber: Setyorini, 2014


e. Singkong (Manihot utilllisima Burm. F.)
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Leher akar
b. Batang akar
c. Serabut akar

2) Literatur

Keterangan:
a
a. Leher akar
b. Batang akar
b c. Serabut akar

Sumber: Rahmalia. 2020


f. Benalu (Loranthus sp.)
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Akar utama

2) Literatur

Keterangan:
a a. Akar utama

Sumber: Kompasiana, 2018


g. Laos (Alpinia galanga)
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Leher akar
b. Cabang akar
c. Ujung akar

2) Literatur

Keterangan:
a. Cabang akar
a
b. Ujung akar

Sumber: Jabar, 2019


h. Eceng gondok (Echhornia crassipes)
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Leher akar
b. Rambut akar
c. Ujung akar
d. Tudung akar

2) Literatur

Keterangan:
(Sumber: a
a. Leher akar
b. Rambut akar
b c. Tudung akar

Sumber: Nur, 2020


Tabel Hasil Pengamatan

No Nama Tumbuhan Tipe Perakaran Modifikasi Akar Fungsi Akar

1 Tanaman rumput teki Serabut - Menyerap air dan unsur hara di dalam tanah
(Cyperus rotundus)

2 Tanaman sirih Serabut Akar pelekat Melekatkan diri pada penunjangnya dan menyerap air
(Piper betle L.) serta unsur hara

3 Wortel Tunggang Akar tombak dan Menyerap air serta unsur hara
(Daucus corota L.) umbi

4 Bengkuang Tunggang Gasing dan umbi Menyerap air dan unsur hara di dalam tanah dan
(Pachyrrhizuz erosus akar menyimpan cadangan makanan
Urb.)

5 Singkong Serabut Umbi akar Menyerap air dan unsur hara serta menyimpan
(Manihot utilllisima cadangan makanan
Burm. F.)

6 Benalu Tunggang Akar penggerek Menyerap air dan unsur hara pada inangnya
(Loranthus sp.)

7. Laos Serabut Akar rimpang Menyerap air dan unsur hara di dalam tanah serta
(Alpinia galanga) menyimpan cadangan makanan

8. Eceng gondok Serabut Akar jangkar Menjaga keseimbangan di permukaan air serta
(Echhornia crassipe) menyerap air dan unsur hara
E. ANALISIS DATA
1. Tanaman rumput teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceace
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus
Sumber : Steenis (2003)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, akar dari rumput
teki (Cyperus rotundus L) termasuk akar serabut yaitu akar yang memiliki
akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian
disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama,
dan semuanya keluar dari pangkal akar. Akar ini mempunyai percabangan
yang bertujuan untuk memperluas bidang bidang penyerapan serta untuk

memperkuat berdirinya batang. Untuk tanaman rumput teki tidak memiliki


modifikasi akar tersebut.
Akar rumput teki tersebut merupakan tipe akar serabut. Hal ini
sesuai dengan pernyataan rosanti (2013) bahwa tipe akar serabut jika akar
lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul
oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar
dari pangkal batang. Bentuk akarnya adalah benang atau filiformis karena
akar yang menyusun akar-akar serabut kecil seperti benang.
Pada akar rumput teki memiliki fungsi yaitu menyerap air dan
unsur hara di dalam tanah. Rumput teki merupakan akar serabut karena
akar bukan berasal dari calon akar yang asli dan bentuknya seperti serabut.
Dan akar rumput teki tidak mempunyai modifikasi akar.
2. Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Sumber : Tjitrosoepomo (1993)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, akar dari tanaman
Sirih (Piper betle L.) termasuk akar serabut yaitu akar yang memiliki akar
lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian di
susul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan
semuanya keluar dari pangkal akar. Pada tanaman sirih memiliki bagian-
bagian seperti leher akar, batang akar dan ujung akar. Sirih memiliki
modifikasi akar yaitu akar pelekat.
Menurut Tjitrosoepomo (2016), bahwa akar sirih tersebut memiliki
modifikasi akar yaitu akar pelekat. Dikatakan sirih adalah akar pelekat
karena akar-akar tersebut keluar dari buku batang tumbuhan memanjat dan
berguna untuk menempel pada penunjangnya saja. Selain sirih, tamanan
tersebut memiliki akar pelekat yaitu lada (Piper ningrum L.).
Fungsi akar sirih adalah Melekatkan diri pada penunjangnya dan
menyerap air serta unsur hara. Modifikasi akar sirih adalah akar pelekat
(radix adligans). Akar dari sirih adalah akar serabut. Bentuk akarnya
sendiri adalah akar benang karena akar-akar penyusunnya yang kecil.
3. Wortel (Daucus corota L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota L.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamtan yang dilakukan, akar pada wortel
(Daucus corota L.) termasuk tipe akar tunggang yang tidak bercabang.
Berbentuk seperti tombak atau Fusiformis karena pangkalnya yang besar
dan meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan
yang biasanya menjadi tempan penimbunan makanan. Modifikasi pada
akar wortel disebut dengan akar tombak dan umbi.
Menurut Tjitrosoepomo (2016), bahwa wortel merupakan
modifikasi akar adalah akar tombak dan umbi karena pangkalnya besar
meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan.
Tipe akar pada wortel adalah akar tunggang. Selain wortel terdapat contoh
yang memiliki akar yang berbentuk seperti tombak yaitu lobak (Raphanus
sativus L.).
Fungsi dar akar wortel adalah untuk menyerap air serta unsur hara.
Akar tunggang yang bercabang mempunyai bentuk antara lain seperti
tombak, gasing dan benang. Pada akar yang berbentuk seperti tombak
pangkal akar besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar
sebagai percabangan.
4. Bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnolliopsida
Ordo : Fabeles
Famili : Fabeceae
Genus : Pachyrhizus
Spesies : Pachyrrhizus erosus Urb
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamtan yang dilakukan, akar pada bengkuang
(Pachyrrhizus erosus Urb.) merupakan akar tunggang yang tidak bercabang.
Berbentuk gasing (napiformis), yaitu memiliki pangkal akar yang besar dan
membulat, cabang tersebut berupa akar-akar serabut yang terdapat pada
ujung yang sempit meruncing. Bengkuang tersebut merupakan umbi akar.
Menurut Tjitrosoepomo (2016), bahwa bengkuang merupakan akar
tunggang yang tidak bercabang serta berbentuk gasing. Dinamakan akar
gasing karena pangkal akarnya besar membulat, akar-akar serabut sebagai
cabang ganya pada ujung yang sempit dan meruncing. Selain bengkuang,
yang memiliki akar tunggang yang berbentuk gasing adalah biet (Beta
vulgaris L.)
Fungsi dari akar bengkuang adalah sebagai menyimpan cadangan
makanan dan menyerap air dan unsur hara di dalam tanah. Modifikasi pada
akar bengkuang adalah umbi akar dan berbentuk gasing. Serta tipe akar
pada bengkuang adalah akar tunggang.
5. Singkong (Manihot utillisima Burm. F.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utillisima Burm. F.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil hasil pengamtan yang dilakukan, akar pada
singkong (Manihot utillisima Burm. F.) merupakan akar serabut. Karena
bukan berasal dari calon akar, tetapi merupakan akar liar yang bentuknya
seperti serabut, maka disebut akar serabut (radix adventicia), yang terdapat
pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae). Modifikasi pada akar
singkong adalah umbi akar.
Pada tumbuhan singkong tersebut memiliki modifikasi akar yaitu
umbi akar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tjitrosoepomo (2016) bahwa
singkong memiliki modifikasi akar yaitu umbi akar karena merupakan
penjelmaan akar, dan karena akar tidak pernah mempunyai daun. Umbi
akar tidak mungkin di jadikan alat perkembangbiakan seperti umbi batang
Fungsi dari akar singkong adalah untuk menyimpan cadangan
makanan serta menyerap air dan unsur hara. Yaitu akar yang memiliki akar
lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian
disusul oleh sejumlah akar yang mempunyai ukuran besar hampir sama,
dan semuanya keluar dari pangkal akar. Bagian-bagian dari akar singkong
adalah leher akar, batang akar, dan serabut akar.
6. Benalu (Loranthus sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Santalales
Famili : Loranthaceae
Genus : Loranthus
Spesies : Loranthus sp.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil hasil pengamtan yang dilakukan, akar pada
benalu (Loranthus sp.) merupakan akar tunggang dan tumbuhan yang
memiliki akar penggerek atau akar pengisap (houstorium). Akar penggerek
ini menembus kulit batang inangnya sampai ke bagian yang berkayu.
Akar penggerek ini dapat hanya berupa akar-akar pendek yang melekat pada
tuan rumahnya. Akar penghisap pada tumbuhan benalu ini nampak pipih
menggembol dan melekat pada cabang inangnya.
Menurut Tjitrosoepomo (2016), pada benalu tersebut memiliki akar
penggerek atau akar pengisap (houstorium), yaitu akar-akar yang terdapat
pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air
maupun zat makanan dari inangnya seperti benalu. Contoh akar penggerek
selain benalu adalah endak-endak cacing (Cuscutha Australia R. Br.).
Fungsi pada akar benalu adalah Menyerap air dan unsur hara pada
inangnya. Akar penggerek ini menembus kulit batang inangnya sampai ke
bagian yang berkayu. Tetapi akar penggerek ini juga dapat hanya berupa
akar-akar pendek yang melekat pada tuan rumahnya, tetapi juga menghisap
air dan zat-zat makanan. Akar penghisap pada tumbuhan benalu ini nampak
pipih menggembol dan melekat pada cabang inangnya.
7. Laos (Alpinia galanga)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galanga
Sumber : Steenis (2003)
Berdasarkan hasil hasil pengamtan yang dilakukan, akar pada laos
(Alpinia galanga) merupakan akar serabut. Karena bukan berasal dari
calon akar, tetapi merupakan akar liar yang bentuknya seperti serabut,
maka disebut akar serabut (radix adventicia). Modifikasi pada akar laos
adalah akar rimpang.
Pada akar laos tersebut memiliki modifikasi akar yaitu akar
rimpang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tjitrosoepomo (2016) bahwa
modifikasi akar pada laos adalah akar rimpang. Rimpang sebenarnya
adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-
cabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang
muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru.
Fungsi akar laos adalah menyerap air dan unsur hara di dalam tanah
serta menyimpan cadangan makanan. Akarnya merupakan modifikasi dari
batang yaitu akar rimpang. Rimpang laos ini sebenarnya adalah perubahan
bentuk atau hasil modifikasi dari batang berserta daun yang terdapat di
dalam tanah. bercabang-cabang, tumbuh mendatar, dan dari segi ujungnya
dapat tumbuh tunas yang baru yang muncul di atas tanah, dan dapat
merupakan suatu tumbuhan baru.
8. Eceng gondok (Echornia sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichhornia
Spesies : Echornia sp.
Sumber : Steenis (2003)
Berdasarkan hasil hasil pengamtan yang dilakukan, akar pada eceng
gondok (Echornia sp.) merupakan akar serabut. . Karena bukan berasal dari
calon akar, tetapi merupakan akar liar yang bentuknya seperti serabut
Modifikasi akar pada eceng gondok adalah akar jangkar. Fungsi akar eceng
gondok adalah menjaga keseimbangan dipermukaan air serta menyerap air
dan unsur hara.
Pada akar eceng gondok tersebut memiliki tipe akar yaitu akar
serabut. Hal ini sesuai dengan pernyataan rosanti (2013) bahwa tipe akar
pada eceng gondok adalah akar serabut. Karena akar lembaga dalam
perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar
yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.
Eceng gondok tersebut memiliki modifikasi akar yaitu akar jangkar.
Kemudian tipe akar pada eceng gondok adalah akar serabut. Serta fungsi
dari akar tersebut adalah adalah menjaga keseimbangan dipermukaan air
dan menyerap air dan unsur hara.
F. KESIMPULAN
1. Akar pada rumput teki adalah tipe akar serabut, modifikasi pada akar
tersebut tidak diketahui atau tidak ada, dan fungsi akar adalah menyerap
air serta unsur hara di dalam tanah. Akar pada sirih adalah tipe akar
serabut, modifikasi pada akar tersebut akar pelekat, dan fungsi akar adalah
meletakkan diri pada penunjangnya dan menyerap air serta unsur hara.
Akar pada wortel adalah tipe akar tunggang, modifikasi pada akar tersebut
akar tombak dan umbi, dan fungsi akar adalah menyerap air serta unsur
hara serta menyimpan cadangan makanan. Akar pada bengkuang adalah
tipe akar tunggang, modifikasi pada akar tersebut berbentuk gasing dan
umbi akar, dan fungsi akar adalah menyerap air serta unsur hara di dalam
tanah serta menyimpan cadangan makanan. Akar pada singkong adalah
tipe akar serabut, modifikasi pada akar tersebut umbi akar, dan fungsi akar
adalah menyerap air serta unsur hara serta menyimpan cadangan makanan.
Akar pada benalu adalah tipe akar tunggang, modifikasi pada akar tersebut
akar penggerek atau akar penghisap, dan fungsi akar adalah menyerap air
serta unsur hara pada inangnya. Akar pada laos adalah tipe akar serabut,
modifikasi pada akar tersebut akar rimpang, dan fungsi akar adalah
menyerap air serta unsur hara di dalam tanah serta menyimpan cadangan
makanan. Akar pada eceng gondok adalah tipe akar serabut, modifikasi
pada akar tersebut akar jangkar, dan fungsi akar adalah menjaga
keseimbangan di permukaan air serta menyerap air serta unsur hara.
G. DAFTAR PUSTAKA
Al Jabar, Sunda, “Gambar laos”, www.asgar.or.id, dalam google.com, 2019.

Croquist. A, An Intergratred System of Classification of Flowering Plants.


New York, Columbus University Press., 1981.

Ediyati, Asri, “Gambar wortel”, www.haibunda.com, dalam google.com, 2020.

Khoirul M, Afif, “Gambar rumput teki”, www.intisari.grid.id, dalam


google.com, 2019.

Kompasiana, “Gambar benalu”, www.kompasiana.com, dalam google.com,


2018.

Nur, Julian, “Gambar eceng gondok”, www.learneasy.com, dalam google.com,


2020.

Rahmalia, Iveta, “Gambar singkong”, www.bobo.grid.id, dalam google.com,


2020.

Rosanti, Dewi, Morfologi Tumbuhan, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013.

Setyorini, Tantri, “Gambar bengkoang”, www.m.merdeka.com, dalam


google.com, 2014.

Tjitrosoepomo, Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Penerbit


Gadjah Mada University Press, 2016.

Toemon, Sylvana, “Gambar sirih”, www.bobo.grid.id, dalam google.com,


2020.
H. LAMPIRAN
1. Jelaskan apa perbedaan dari akar napas dan akar udara!
Jawab:
Perbedaan akar napas dan akar udara adalah terdapat pada tumbuhan yang
tumbuhan di habitat berlumpur, contohnya Avicennia, Bruguriera,
Tumbuh di atas permukaan tanah Memfasilitasi kebutuhan oksigen untuk
akar yang ada di bawahnya. Sedangkan akar udara adalah Akar ini keluar
dari bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, menggantung diudara dan
tumbuh ke arah tanah. Selama masih menggantung akar ini menyerap air
dan gas dari udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk
menimbun air atau udara yang disebut velamen.

2. Sebutkan masing-masing 3 tumbuhan yang memiliki akar serabut dan akar


tunggang!
Jawab:
Akar tunggang:
a. Bengkuang (Pachyrrhizuz erosus Urb.)
b. Wortel (Daucus corota L.)
c. Benalu (Echhornia crassipes)
Akar serabut:
a. Singkong (Manihot utillisima Burm F.)
b. Eceng gondok (Echhornia crassipes)
c. Laos (Alpinia galanga)

Anda mungkin juga menyukai