FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021/2022
LAPORAN PRATIKUM
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur batang tumbuhan.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk batang
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi permukaan batang
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi arah tumbuh batang
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi percabangan pada batang
6. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tipe dan modifikasi batang
7. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem perakaran tumbuhan (tunggang dan serabut)
dan bagian-bagiannya.
8. Mahasiswa dapat mengidentifikasi akar tumbuhan berdasarkan percabangannya
9. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk adaptasi sistem perakaran
B. Bentuk Batang
Pada tumbuhan dikotil memiliki bagian pangkal besar dan ke ujung semakin kecil.
Seperti pada batang Durian (Durio zibethinus) dan Manggis(Garcinia mangostana).
Tumbuhan monokotil memiliki bagian pangal sampai keujung hampir /relatif sama besar.
Bentuk batang seperti pada batang Jagung (Zea mays), kelapa (Cocos nucifera), pinang
(Areca catechu). Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :
1. Bulat (teres), seperti pada: Bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera)
2. Bersegi (angularis). Batang bersegi dibedakan lagi menjadi:
a. Segi tiga (triangularis), misalnya pada Teki (Cyperus rotundus)
b. Segi empat (quadrangularis), misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
3. Pipih, biasanya menyerupai daun. Bentuk batang seperti ini dibedakan menjadi:
a. Filokladia sangat pipih. Misalnya pada Jakang
b. Kladodia, masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan. Misalnya Kaktus
(Opuntia sp.)
C. Permukaan Batang
Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi seluruh
permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan menjadi :
1. Licin (leavis), misalnya pada Jagung (Zea mays)
2. Berusuk (costatus) permukaan ada rigi-rigi yang membujur, misalnya pada Iler
3. Beralur (sulcatus), terdapat alur-alur, misalnya pada Cereus peruvianus
4. Bersayap (alutus), pada batang yang bersegi, sudut-sudut terdapat pelebaran yang
tipis, misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
5. Berambut (pilosus), misalnya pada Tembakau (Nicotiana tabacum)
6. Berduri (spinosus), misalnya pada Mawar (Rosa sp.), jeruk nipis (Citrus x aurantium)
7. Memperlihatkan berkas daun, misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
8. Memperlihatkan berkas daun penumpu, misalnya pada Nangka (Artocarpus
heterophylla)
9. Memperlihatkan banyak lenti sel, misalnya pada Sengon (Paraserianthes falcataria
L.Nielsen)
10. Memperlihatkan lepasnya kerak, misalnya pada Jambu biji (Psidium guajava)
2. Modifikasi Sub-aerial
a. Batang pelari (runner): ketika batang tumbuh dan menyebar di permukaan tanah.
Akar berkembang pada sisi bawah dan daun muncuk dari sisi atas. Seperti pada
Cynodon dactylon dan Oxalis.
b. Stolon: batang bercabang-cabang kecil dan berkumpul serta tumbuh ke semua arah.
Kadang-kadang tumbuh ke arah permukaan ke luar dari dalam tanah. Seperti pada
Fragaria (strawberry liar), Jasmine Peppermint.
c. Sucker: batang utama yang tumbuh secara horizontal di atas tanah dan cabangcabang
tumbuh sama besarnya dari nodus diatas tanah. Seperti Mint, Pineapple,
Chrysanthemum.
d. Offset : cabang lateral dengan ruas yang pendek dan dari setiap nodus muncul roset
daun dan dasar untuk munculnya akar. Seperti terlihat pada Pistia, Eichhornea.
G. Sistem Perakaran
Akar adalah organ tanaman vascular yang menjangkar di tanah, menyerap mineral dan
air, dan seringkali menyimpan karbohidrat dan cadangan lainnya. Akar primer, yang
berasal dari embrio benih, adalah akar pertama (dan organ pertama) yang muncul dari
benih yang berkecambah. Segera setelah perkecambahan, akan terbentuk akar lateral
yang sangat meningkatkan kemampuan sistem akar untuk menjangkar tanaman dan untuk
memperoleh sumber daya seperti air dan mineral dari tanah. Tanaman tinggi tegak
dengan massa pucuk yang besar umumnya memiliki sistem akar tunggang, terdiri dari
satu akar vertikal utama, taproot, yang biasanya berkembang membentuk dari akar primer
dan yang membantu mencegah tanaman terjatuh. Dalam sistem akar tunggang, peran
penyerapan terutama dilakukan ole akar lateral. Sebuah akar tunggang memungkinkan
tanaman menjadi lebih tinggi, sehingga memberikan akses ke kondisi cahaya yang lebih
menguntungkan dan, dalam beberapa kasus, memberikan keuntungan bagi serbuk sari
dan penyebaran benih. Akar tunggang juga dapat dikhususkan untuk penyimpanan
makanan. Tanaman kecil akan lebih efisien dengan sistem akar berserat/serabut, dimana
lapisan tebal dari akar ramping menyebar di bawah permukaan tanah. Pada tumbuhan
yang memiliki sistem akar serabut, termasuk kebanyakan monokotil, akar primer.
Struktur dasar tanaman mati lebih awal dan tidak membentuk akar tunggang. Sebaliknya,
banyak akar kecil muncul dari batang. Akar tersebut dikatakan adventif (dari bahasa
Latin adventicus, extraneous), istilah yang menggambarkan organ tumbuhan yang
tumbuh dari sumber yang tidak biasa, seperti akar
yang muncul dari batang atau daun. Setiap akar membentuk akar lateralnya sendiri, yang
pada gilirannya membentuk akar lateralnya sendiri. Karena alas akar ini menahan lapisan
tanah atas pada tempatnya, tanaman seperti rumput yang memiliki sistem akar berserat
yang rapat sangat baik dalam mencegah erosi tanah. Pada kebanyakan tumbuhan,
penyerapan air dan mineral terjadi terutama di dekat ujung akar yang memanjang, di
mana sejumlah besar rambut akar, penjuluran sel epidermis akar yang tipis seperti jari,
muncul dan meningkatkan luas permukaan akar secara besar-besaran. Kebanyakan sistem
akar tanaman terestrial juga membentuk asosiasi mikoriza, interaksi simbiosis dengan
jamur tanah yang meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap mineral.
Berikut ini merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar, yaitu:
- Akar umumnya tidak bewarna hijau dan berada di dalam tanah dan bersifat:
(+) geotropic, (–) phototropic, and (+) hydrotropic.
- Tidak memiliki mata tunas.
- Tidak memiliki nodus dan internodus.
- Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat uniselluler.
A. Struktur Batang
Jeruk Nipis adalah Tumbuhan berupa perdu dengan batang berkayu ulet dan keras. Pada
permukaan batang jeruk nipis terdapat duri dengan panjang kurang lebih 1-4 cm. Batang
berwarna coklat, berbentuk silindris, percabangan dikotom
Arah tumbuh batang jeruk nipis yang kami amati mengangguk (nutans) dimana
batang tumbuh jeruk nipis tegak lurus ke atas, tetapi membengkok kembali ke bawah.
D. Percabangan Batang
batang jeruk nipis memiliki sifat sirung pendek, yaitu cabang-cabang kecil dengan
ruas ruas pendek sering mendukung bunga dan buah.
Jadi menurut hasil pengamatan terhadap akar jeruk nipis termasuk kedalam sistem
percabangan akar tunggang bercabang karena akarnya berbentuk krucut panjang yang
dimana cabangnya memiliki cabang lagi dan bentuk adaptasi akarnya yaitu akar
tunjang.
VI. PEMBAHASAN
Batang merupakan organ tumbuhan yang berasal dari koleoptil. Sifat umum
batang seperti:
1. Biasanya berbentuk silinder atau bersegi
2. Mempunyai ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan pada buku ini terdapat daun
3. Tumbuh biasanya ke atas menuju arah cahaya disebut juga dengan fototropisme
4. Memiliki banyak percabangan (kelas dikotil)
5. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali saat muda dan tanaman yang berumur
pendek/ semusim
Fungsi batang :
1. Mendukung bagian tanaman yang ada dipermukaan tanah seperti daun, bunga, buah,
biji, dan daun.
2. Memperluas bidang asimilasi melalui percabangan
3. Sebagai wadah transportasi air dan unsur hara serta hasil asimilasi
4. Tempat penimbunan zat makanan
5. Kadang-kadang bisa sebagai alat perkembang biakan
A. Struktur Batang
Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi:
1. Tumbuhan tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak batang
sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan-akan keluar dari bagian atas
akar. Contoh: lobak (Raphanus sativus), sawi
2. Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang mempunyai batang
sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian atas permukaan
tanah.
Pada tumbuhan dikotil memiliki bagian pangkal besar dan ke ujung semakin kecil.
Seperti pada batang Durian (Durio zibethinus) dan Manggis (Garcinia mangostana).
Tumbuhan monokotil memiliki bagian pangal sampai keujung hampir /relatif sama besar.
Bentuk batang seperti pada batang Jagung (Zea mays), kelapa (Cocos nucifera), pinang
(Areca catechu).
Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis)
Sebenarnya tidak ada tumbuhan yang tidak berbatang, hanya saja ada beberapa tumbuhan
yang jika dilihat dari jauh seperti tidak memiliki batang . Hal ini disebabkan oleh batang
yang terlalu pendek, sehingga daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain, seperti lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea
L.).
Tumbuhan yang berbatang
Dapat disimpulkan bahwa tanaman jeruk nipis termasuk tumbuhan berbatang karena
terlihat jelas batangnya serta merupakan batang berkayu.
B. Bentuk Batang
Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :
1. Bulat (teres). Seperti pada: Bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera)
2. Bersegi (angularis). Batang bersegi dibedakan lagi menjadi:
- Segi tiga (triangularis). Misalnya pada Teki (Cyperus rotundus)
- Segi empat (quadrangularis). Misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
3. Pipih, biasanya menyerupai daun. Bentuk batang seperti ini disebdakan menjadi:
- Filokladia sangat pipih. Misalnya pada Jakang
- Kladodia, masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan.
- Misalnya Kaktus (Opuntia sp.)
Menurut pengamatan terhadap bentuk batang jeruk nipis sendiri termasuk ke dalam
bentuk bulat(teres).
C. Permukaan Batang
Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi seluruh
permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan menjadi:
1. Licin (leavis), misalnya pada Jagung (Zea mays)
2. Berusuk (costatus) permukaan ada rigi-rigi yang membujur, misalnya pada Iler
3. Beralur (sulcatus), terdapat alur-alur, misalnya pada Cereus peruvianus
4. Bersayap (alutus), pada batang yang bersegi, sudut-sudut terdapat pelebaran yang
tipis, misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
5. Berambut (pilosus), misalnya pada Tembakau (Nicotiana tabacum)
6. Berduri (spinosus), misalnya pada Mawar (Rosa sp.), jeruk nipis (Citrus x
aurantium)
7. Memperlihatkan berkas daun, misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
8. Memperlihatkan berkas daun penumpu, misalnya pada Nangka (Artocarpus
heterophylla)
9. Memperlihatkan banyak lenti sel, misalnya pada Sengon (Paraserianthes falcataria
L.Nielsen)
10. Memperlihatkan lepasnya kerak, misalnya pada Jambu biji (Psidium guajava)
Menurut hasil pengamatan terhadap permukaan badang pada jeruk nipis yaitu merupakan
tumbuhan berupa perdu dengan batang berkayu ulet dan keras. Pada permukaan batang
jeruk nipis terdapat duri dengan panjang kurang lebih 1-4 cm. Batang berwarna coklat,
berbentuk silindris, percabangan dikotom.
D. Arah Tumbuh Batang
Arah tumbuh batang merupakan posisi arah pertumbuhan batang terhadap permukaan
tanah. Berdasarkan arah tumbuh batang tumbuhan dibedakan menjadi:
1. Tegak lurus (erectus), misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
2. Mengantung (dependens), yang tumbuh di lereng, sebagai epifit, misalnya pada
Anggrek (Dendrobium sp.)
3. Berbaring (humifusus) terletak dipermukaan tanah ujung saja yang ke atas, misalnya
pada Semangka
4. Menjalar/ merayap (respen), batang diatas permukaan tanah , setiap buku keluar akar,
misalnya pada Ubi jalar (Ipomoea batatas); Kacang tanah (Arachis hypogea)
5. Mengangguk (nutan), batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya membekok
lagi kebawah, misalnya pada Bunga matahari (Helianthus annuus)
6. Memanjat (scandens). Pelekatan batang dibantu oleh:
a. Akar lekat, misalnya pada Sirih (Piper betle)
b. Akar pembeli, misalnya pada Vanili
c. Cabang pembelit, misalnya pada Anggur
d. Daun pembelit, misalnya pada Kembang sungsang
e. Tangkai pembelit, misalnya pada Kapri (Pisum sativum)
f. Duri daun, misalnya pada Rotan (Calamus sp.)
g. Kait, misalnya pada Gambir (Uncaria gambir)
h. Membelit (volubillis), batang sendiri naik dengan melilit tiang panjat, dengan arah
lilitan : membelit kekiri, berlawanan dengan arah jarum jam, misalnya pada kembang
telang dan membelit kekanan searah dengan jarum jam. Misalnya pada Gadung
(Dioscorea hispida).
Menurut hasil pengamatan terhadap arah tubuh batang pada tanaman jeruk nipis maka
arah tumbuh batang jeruk nipis yang kami amati mengangguk (nutans) dimana batang
tumbuh jeruk nipis tegak lurus ke atas, tetapi membengkok kembali ke bawah.
7. Percabangan Batang
Percabangan batang pada beberapa jenis batang yaitu monopodial, simpodial dan
dichotomy. jeruk nipis masuk kedalam jenis batang monopodial, yaitu pokok batang
selalu tampak jelas lebih besar dan panjang dari cabang-cabangnya. Cabang batang
memiliki beberapa sifat, ada geragih, wiwilan, sirung panjang dan sirung pendek. Dan
batang jeruk nipis memiliki sifat sirung pendek, yaitu cabang -cabang kecil dengan
ruas-ruas pendek sering mendukung bunga dan buah.
Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dan akar serabu. Akar
tunggang dibedakan menjadi akar tunggang tidak bercabang dan akar tunggung yang
bercabang sedangkang akar serabut dibedakan menjadi :
1. Tanaman akar serabut kecil-kecil berbentuk benang (padi)
2. Tanaman akar serabut agak besar dan kaku (kelapa)
3. Tanaman akar serabut agak besar dan tidak banyak cabang
Berdasarkan cara hidup, pada berbagai jenis tumbuhan, maka akar mempunyai sifat
dan tugas khusus sebagai akar udara/gantung, akar penggerek/pengisap, akar pelekat,
akar pembelit, akar napas, akar tunjang, akar lutut, dan akar banir.
Jadi menurut hasil pengamatan terhadap akar jeruk nipis termasuk kedalam sistem
percabangan akar tunggang bercabang karena akarnya berbentuk krucut panjang yang
dimana cabangnya memiliki cabang lagi dan bentuk adaptasi akarnya yaitu akar
tunjang.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman
jeruk nipis khususnya pada batang dan akarnya. Pada morfologi batan, struktur batang
pada tanaman jeruk nipis yang termasuk dalam tumbuhan berbatang yang terlihat jelas
batangnya dan berkayu. Pada bentuk batang jeruk nipis sendiri termasuk ke dalam
bentuk bulat(teres) serta memiliki permukaan batang pada jeruk nipis yaitu merupakan
tumbuhan berupa perdu dengan batang berkayu ulet dan keras. Pada permukaan batang
jeruk nipis terdapat duri dengan panjang kurang lebih 1-4 cm. Batang berwarna coklat,
berbentuk silindris, percabangan dikotom dan arah tumbuh batang pada tanaman jeruk
nipis maka arah tumbuh batang jeruk nipis yang kami amati mengangguk (nutans)
dimana batang tumbuh jeruk nipis tegak lurus ke atas, tetapi membengkok kembali ke
bawah. Selain itu memiliki percabangan batang jeruk nipis masuk kedalam jenis batang
monopodial, yaitu pokok batang selalu tampak jelas lebih besar dan panjang dari cabang-
cabangnya. Cabang batang memiliki beberapa sifat, ada geragih, wiwilan, sirung panjang
dan sirung pendek dan batang jeruk nipis memiliki sifat sirung pendek, yaitu cabang
-cabang kecil dengan ruas-ruas pendek sering mendukung bunga dan buah dan memiliki
tipe dan modifikasi batang jeruk nipis termasuk ke dalam modifikasi batang yang berada
di atas permukaan tanah (Aerial stems/Epiterranean stem). Termasuk tipe batang tegak
karena saat diteliti jeruk nipis memiliki batang yang kuat dan tegak lurus dengan
permukaan tanah. Dan batang Jeruk nipis memiliki modifikasi khusus yang terkadang
membuatnya tidak tampak seperti batang sejati yaitu duri dari batang menjadi tunas
aksiler. Selanjutnya pada morfologi akar tanaman jeruk nipis memiliki akar tunggang.
Serta memiliki bagian-bagian akar berupa rambut akar, ujung akar, tudung akar, dan
batang akar. Cara adaptasi akarnya yaitu akar tunjang.
DAFTAR PUSTAKA
Reece, J. B. et al. (2014) Campbell Biology. Tenth edit. Glenview, United States of America:
Pearson Education.
Tjitrosoepomo, G. (2020) Morfologi Tumbuhan. 20th edn. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah
Mada University Press.
Reece, J. B. et al. (2014) Campbell Biology. Tenth edit. Glenview, United States of America:
Pearson Education.
Tjitrosoepomo, G. (2020) Morfologi Tumbuhan. 20th edn. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah
Mada University Press.
Silalahi, M. (2018). Diktat Morfologi Tumbuhan.