Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

“MORFOLOGI AKAR DAN BATANG PADA JERUK NIPIS “

NI PUTU DILA HERLIANA MAHARANI PUTRI


2109481020096
KELAS 1 B
SI FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021/2022
LAPORAN PRATIKUM
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur batang tumbuhan.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk batang
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi permukaan batang
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi arah tumbuh batang
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi percabangan pada batang
6. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tipe dan modifikasi batang
7. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem perakaran tumbuhan (tunggang dan serabut)
dan bagian-bagiannya.
8. Mahasiswa dapat mengidentifikasi akar tumbuhan berdasarkan percabangannya
9. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk adaptasi sistem perakaran

II. TEORI DASAR


Batang merupakan organ tumbuhan tempat melekatnya daun dan tunas. Fungsi utamanya
adalah untuk memanjangkan dan mengarahkan pucuk melalui pemaksimalan fotosintesis
oleh daun. Fungsi lain dari batang adalah untuk meningkatkan struktur reproduksi,
sehingga memfasilitasi penyebaran serbuk sari dan buah. Batang hijau juga dapat
melakukan fotosintesis dalam jumlah terbatas. Setiap batang terdiri dari sistem
nodes/nodus yaitu titik di mana daun menempel, dan internodes/internodus yaitu segmen
batang di antara simpul. Sebagian besar pertumbuhan tunas muda terkonsentrasi di dekat
ujung tunas yang sedang tumbuh atau tunas apical (apical bud). Tunas apikal bukan satu-
satunya jenis tunas yang ditemukan pada tunas. Di sudut atas (axil) yang dibentuk oleh
setiap daun dan batang adalah tunas ketiak (axillary bud), yang berpotensi membentuk
cabang lateral atau, dalam beberapa kasus, duri atau bunga. Beberapa tumbuhan memiliki
batang dengan fungsi alternatif, seperti penyimpanan makanan atau reproduksi aseksual.
Banyak dari batang yang dimodifikasi ini, termasuk rimpang, stolon, dan umbi-umbian,
sering disalahartikan sebagai akar.

Sifat umum dari batang adalah:


 Biasanya berbentuk silinder atau bersegi
 Mempunyai ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan pada buku ini terdapat daun
 Tumbuh biasanya ke atas menuju arah cahaya (fototrop atau heliotrope)
 Memiliki ujung yang selalu memanjang
 Memiliki banyak percabangan (kelas dikotil)
 Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali saat muda dan tanaman yang berumur
pendek
A. Struktur Batang Bumbuhan
Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi :
1. Tumbuhan tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai batang
sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakanakan keluar dari bagian atas akar.
Contoh: lobak (Raphanus sativus), sawi
2. Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang mempunyai batang
sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian atas permukaan tanah.
Tumbuhan berbatang jelas dapat dibedakan menjadi :
a. Batang basah (herbaceus) lunak dan berair. Contoh Bayam (Amaranthus
sp.)
b. Batang berkayu (lignosus) keras dan kuat. Contoh Durian (Durio
zibethinus)
c. Batang rumput (calmus) tidak keras, punya ruas-ruas yang nyata, sering
berongga. Contoh: padi (Oriza sativa)
d. Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi ruas-ruasnya
lebih panjang. Contoh: rumput teki (Cyperus rotundus)

B. Bentuk Batang
Pada tumbuhan dikotil memiliki bagian pangkal besar dan ke ujung semakin kecil.
Seperti pada batang Durian (Durio zibethinus) dan Manggis(Garcinia mangostana).
Tumbuhan monokotil memiliki bagian pangal sampai keujung hampir /relatif sama besar.
Bentuk batang seperti pada batang Jagung (Zea mays), kelapa (Cocos nucifera), pinang
(Areca catechu). Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :
1. Bulat (teres), seperti pada: Bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera)
2. Bersegi (angularis). Batang bersegi dibedakan lagi menjadi:
a. Segi tiga (triangularis), misalnya pada Teki (Cyperus rotundus)
b. Segi empat (quadrangularis), misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
3. Pipih, biasanya menyerupai daun. Bentuk batang seperti ini dibedakan menjadi:
a. Filokladia sangat pipih. Misalnya pada Jakang
b. Kladodia, masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan. Misalnya Kaktus
(Opuntia sp.)

C. Permukaan Batang
Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi seluruh
permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan menjadi :
1. Licin (leavis), misalnya pada Jagung (Zea mays)
2. Berusuk (costatus) permukaan ada rigi-rigi yang membujur, misalnya pada Iler
3. Beralur (sulcatus), terdapat alur-alur, misalnya pada Cereus peruvianus
4. Bersayap (alutus), pada batang yang bersegi, sudut-sudut terdapat pelebaran yang
tipis, misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
5. Berambut (pilosus), misalnya pada Tembakau (Nicotiana tabacum)
6. Berduri (spinosus), misalnya pada Mawar (Rosa sp.), jeruk nipis (Citrus x aurantium)
7. Memperlihatkan berkas daun, misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
8. Memperlihatkan berkas daun penumpu, misalnya pada Nangka (Artocarpus
heterophylla)
9. Memperlihatkan banyak lenti sel, misalnya pada Sengon (Paraserianthes falcataria
L.Nielsen)
10. Memperlihatkan lepasnya kerak, misalnya pada Jambu biji (Psidium guajava)

D. Arah Tumbuh Batang


Arah tumbuh batang merupakan posisi arah pertumbuhan batang terhadap permukaan
tanah. Berdasarkan arah tumbuh batang tumbuhan dibedakan menjadi:
1. Tegak lurus (erectus), misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
2. Mengantung (dependens), yang tumbuh di lereng, sebagai epifit, misalnya pada
Anggrek (Dendrobium sp.)
3. Berbaring (humifusus) terletak dipermukaan tanah ujung saja yang ke atas, misalnya
pada Semangka
4. Menjalar/ merayap(respen), batang diatas permukaan tanah , setiap buku keluar akar,
misalnya pada Ubi jalar (Ipomoea batatas); Kacang tanah (Arachis hypogea)
5. Mengangguk (nutan), batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya membekok
lagi kebawah, misalnya pada Bunga matahari (Helianthus annuus)
6. Memanjat (scandens). Pelekatan batang dibantu oleh:
a. Akar lekat, misalnya pada Sirih (Piper betle)
b. Akar pembeli, misalnya pada Vanili
c. Cabang pembelit, misalnya pada Anggur
d. Daun pembelit, misalnya pada Kembang sungsang
e. Tangkai pembelit, misalnya pada Kapri (Pisum sativum)
f. Duri daun, misalnya pada Rotan (Calamus sp.)
g. Kait, misalnya pada Gambir (Uncaria gambir)
h. Membelit (volubillis), batang sendiri naik dengan melilit tiang panjat, dengan arah
lilitan : membelit kekiri, berlawanan dengan arah jarum jam, misalnya pada
Kembang telang dan membelit kekanan searah dengan jarum jam. Misalnya pada
Gadung (Dioscorea hispida)

E. Percabangan Pada Batang


Cabang pada batang dapat berupa dahan dann ranting. Dahan merupakan cabang yang
keluar langsung dari batang utama, sedangkan ranting merupakan cabang-cabang kecil.
Percabangan pada batang dapat dibedakan menjadi :
1. Monopodial, batang pokok selalu tampak jelas,lebih besar dan panjang dari
cabangcabangnya, misalnya pada Cemara (Casuarina sp.)
2. Simpodial, batang pokok sulit ditentukan, dalam pertumbuhan dan perkembangan
kadang-kadang lebih cepat dan lamabat dari cabangnya, misalnya pada Sawo manila
3. Menggarpu/dichotom, pada batang yang setiap batangnya tumbuh cabang menjadi
dua yang sama besar, misalnya pada Cabai (Capsicum annuum), paku andam.
Cabang batang memiliki beberapa sifat-sifat cabang, yaitu :
1. Geragih (flagelum, stolon), cabang-cabang kecil yang tumbuh merayap, dari
bukubukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar. Ada 2 golongan :
a. Merayap di atas tanah, misalnya pada Kaki kuda (Centella asiatica)
b. Merayap dalam tanah, misalnya pada Kentang (Solanum tuberosum)
2. Wiwilan/tunas air, cabang tumbuh cepat dengan ruas-ruas pajang dan sering berasal
dari tunas-tunas dormance, misalnya pada Kopi (Coffee sp.) dan Kakao (Theobroma
cacao)
3. Sirung panjang, cabang-cabang pendukung daun dan mempunyai ruas-ruas yang
cukup panjang dan tidak menghasilkan bunga (cabang steril)/ mandul.
4. Sirung pendek, cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas pendek sering mendukung
bunga dan buah (cabang fertil/subur).

F. Tipe dan Modifikasi Batang


Batang dapat berada di atas permukaan tanah (aerial), sub-aerial, dan dibawah permukaan
tanah.
1. Batang yang berada di atas permukaan tanah (Aerial stems/Epiterranean stem) :
a. Batang yang tereduksi menjadi lempengan (disc) seperti terdapat pada Radish
(Raphanus sativus), Carrot (Daucus carota), Turnip.
b. Batang tegak. Merupakan batang yang kuat dan tegal lurus dengan permukaan tanah
seperti terdapat pada maize (Zea mays), wheat (Triticum aestivum), mango
(Mangifera indica).
c. Batang yang lemah atau lembut. Batang ini tipis, lunak dan lemah serta membutuhkan
penopang. Batang seperti ini dapat tumbuh ke atas atau merayap.
d. Merayap (Creepers): batang yang merayap pada permukaan tanah dan akar muncul
dari nodus seperti terdapat pada rumput dan stroberri, dan Oxalis.
e. Memanjat (Traliers): batang yang merayap di atas permukaan tanah tetapi tidak
menghasilkan akar dari nodus. Batang seperti ini dibedakan menjadi 2 yaitu:
- Prostrate atau procumbent: batang ini secara total berada di atas permukaan
tanah seperti pada Evolvulus, Tribulus.
- Decumbent: batang yang pada bagian ujung tegak seperti terdapat pada
Portulaca, Linderbergia.
f. Lianas (stem climber). Merupakan batang tahunan yang memanjat banyak ditemukan
pada hutan hujan tropis. Batang ini memanjat kebatang pohon lain mengelilingi
batang sehingga dapat mencapai matahari Hiptage, Bauhinia vahlii.
g. Climbers: tanaman yang memiliki batang panjang yang lemah dan memiliki organ
yang melekarkannya sehingga dapat memanjat. Batang seperti ini dibedakan
menjadi :
h. Akar pemanjat (rootlet climbers): menghasilkan akar pada nodus yang membantu
untuk memanjat seperti terdapat pada tanaman Tecoma, Pothos, Piper betal.
i. Kait pemanjat (hook climbers); seperti pada Bougainvillea, Duranta dan Carrisa,
mereka memiliki duri yang merupakan modifikasi dari tunas aksiler yang membantu
untuk memanjat. Pada tanaman Bignonia, ujung terminal dari daun berubah menjadi
kait (hook).
j. Sulur pemanjat (tendril climbers): tendril merupakan struktur yang menyerupai sulur
yang membantu untuk memanjat. Tendril dapat merupakan modifikasi dari berbagai
organ
k. Twiners : bagian batang yang mengikat tanpa organ khusus dapat melekat seperti
pada Cuscuta, Dolichos

2. Modifikasi Sub-aerial
a. Batang pelari (runner): ketika batang tumbuh dan menyebar di permukaan tanah.
Akar berkembang pada sisi bawah dan daun muncuk dari sisi atas. Seperti pada
Cynodon dactylon dan Oxalis.
b. Stolon: batang bercabang-cabang kecil dan berkumpul serta tumbuh ke semua arah.
Kadang-kadang tumbuh ke arah permukaan ke luar dari dalam tanah. Seperti pada
Fragaria (strawberry liar), Jasmine Peppermint.
c. Sucker: batang utama yang tumbuh secara horizontal di atas tanah dan cabangcabang
tumbuh sama besarnya dari nodus diatas tanah. Seperti Mint, Pineapple,
Chrysanthemum.
d. Offset : cabang lateral dengan ruas yang pendek dan dari setiap nodus muncul roset
daun dan dasar untuk munculnya akar. Seperti terlihat pada Pistia, Eichhornea.

3. Batang di bawah Permukaan Tanah


a. Umbi (tuber): merupakan ujung batang yang berada di bawah permukaan tanah yang
membesar. Pada umbi seperti ini biasanya ditemukan mata tunas yang merupakan
tunas aksiler yang ditutup dengan sisik daun. Seperti terdapat pada tanaman Potato,
Helianthus tuberosus
b. Rhizome: merupakan batang berdaging dan tumbuhnya horizontal dibawah
c. permukaan tanah. Nodus kecil dan internodus ditemukan yang ditutup dengan
sisiksisik daun. Ditemukan seperti pada Zingiberaceae, Jahe/Ginger (Zingiber
d. officinale), kunyit/Turmeric (Curcuma domestica), gayong/Canna (Canna hybrida),
Teratai/Water lily, pisang/Banana (Musa paradisiaca).
e. Corm: merupakan batang yang terkondensasi yang tumbuhnya vertikal di bawah
permukaan tanah. Batang seperti ini memiliki nodus dan internodus sperikal seperti
terdapat pada: Colocasia, Alocasia, Zaminkand, Saffron, Gladiolus, Colchicum
f. Umbi lapis (bulb); merupakan batang yang teresuksi dan memiliki lempeng dan
dikelilingi oleh sisik-sisik daun. Baberapa akar terkadang muncul dari batangbatang
seperti ini. Cadangan makanan disimpan dalam daun yang berdagingseperti terdapat
pada Onion, Garlic.

Batang dapat menunjukan beberapa modifikasi khusus yang terkadang membuatnya


tidak tampak seperti batang sejati, diantaranya :
a. Phylloclade: merupakan batang bewarna hijau, berbentuk pipih dan sukulen, dengan
daun yang temodifikasi menjadi duri. Batang seperti ini umumnya ditemukan
Opuntia, Casuarina, Euphorbia, Cactus.
b. Duri (Thorn) merupakan modifikasi dari batang dari tunas aksiler seperti terdapat
pada tanaman Bougainvillea, Duranta, Carissa., sedangkan pada Alhagi modifikasi
dari tempat munciunya bunga, sedangkan duri pada Duranta merupakan tempat
munculnya daun.
c. Cladode merupakan Phylloclade yang biasanya memiliki satu atau dua internodus
yang pajang dan sukulen disebut cladode. Cladode ditemukan Asparagus, Ruscus.
d. Sulur batang (Stem tendrill) merupakan batang yang tidak memiliki daun,
membentuk spiral dan digunakan untuk memanjat. Sulur seperti ini merupakan
modifikasi dari tunas aksiler seperti terdapat Passiflora, atau modifikasai dari tunas
ujung seperti terdapat pada Vitis.
e. Bulbils merupakan batang yang terkondensasi, tunas ketiak yang berdaging disebut
bulbils. Batang seperti ini berfungsi sebagi organ reproduksi vegetatif seperti terdapat
pada Dioscorea, Globba, Agave, Oxalis.

G. Sistem Perakaran
Akar adalah organ tanaman vascular yang menjangkar di tanah, menyerap mineral dan
air, dan seringkali menyimpan karbohidrat dan cadangan lainnya. Akar primer, yang
berasal dari embrio benih, adalah akar pertama (dan organ pertama) yang muncul dari
benih yang berkecambah. Segera setelah perkecambahan, akan terbentuk akar lateral
yang sangat meningkatkan kemampuan sistem akar untuk menjangkar tanaman dan untuk
memperoleh sumber daya seperti air dan mineral dari tanah. Tanaman tinggi tegak
dengan massa pucuk yang besar umumnya memiliki sistem akar tunggang, terdiri dari
satu akar vertikal utama, taproot, yang biasanya berkembang membentuk dari akar primer
dan yang membantu mencegah tanaman terjatuh. Dalam sistem akar tunggang, peran
penyerapan terutama dilakukan ole akar lateral. Sebuah akar tunggang memungkinkan
tanaman menjadi lebih tinggi, sehingga memberikan akses ke kondisi cahaya yang lebih
menguntungkan dan, dalam beberapa kasus, memberikan keuntungan bagi serbuk sari
dan penyebaran benih. Akar tunggang juga dapat dikhususkan untuk penyimpanan
makanan. Tanaman kecil akan lebih efisien dengan sistem akar berserat/serabut, dimana
lapisan tebal dari akar ramping menyebar di bawah permukaan tanah. Pada tumbuhan
yang memiliki sistem akar serabut, termasuk kebanyakan monokotil, akar primer.
Struktur dasar tanaman mati lebih awal dan tidak membentuk akar tunggang. Sebaliknya,
banyak akar kecil muncul dari batang. Akar tersebut dikatakan adventif (dari bahasa
Latin adventicus, extraneous), istilah yang menggambarkan organ tumbuhan yang
tumbuh dari sumber yang tidak biasa, seperti akar
yang muncul dari batang atau daun. Setiap akar membentuk akar lateralnya sendiri, yang
pada gilirannya membentuk akar lateralnya sendiri. Karena alas akar ini menahan lapisan
tanah atas pada tempatnya, tanaman seperti rumput yang memiliki sistem akar berserat
yang rapat sangat baik dalam mencegah erosi tanah. Pada kebanyakan tumbuhan,
penyerapan air dan mineral terjadi terutama di dekat ujung akar yang memanjang, di
mana sejumlah besar rambut akar, penjuluran sel epidermis akar yang tipis seperti jari,
muncul dan meningkatkan luas permukaan akar secara besar-besaran. Kebanyakan sistem
akar tanaman terestrial juga membentuk asosiasi mikoriza, interaksi simbiosis dengan
jamur tanah yang meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap mineral.
Berikut ini merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar, yaitu:
- Akar umumnya tidak bewarna hijau dan berada di dalam tanah dan bersifat:
(+) geotropic, (–) phototropic, and (+) hydrotropic.
- Tidak memiliki mata tunas.
- Tidak memiliki nodus dan internodus.
- Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat uniselluler.

Secara morfologi bagian akar dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu:


1. Leher akar atau pangkal akar (collum) yaitu bagian akar yang bersambungan dengan
pangkal batang.
2. Ujung akar (apex radices) yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri atas
jaringanjaringan yang masih dapa mengadakan pertumbuhan
3. Batang akar (corpus radices) yaitu bagian akar yang terdapat antara leher akar dan
ujungnya
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis) yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung
bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan
masingmasing dapat mengadakan percabangan lagi.
5. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk
serabus
6. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis) yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya
seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu akar.
Dengan adanya rambut-rambut aakr ini bidang penyerapan akar menjadi amat
diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dihisap.
7. Tudung akar (calyotra) yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas
jaringan yang begruna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.

H. Sistem Percabangan Akar


Kedua sistem perakaran mengalami percabangan untuk memperluas penyerapan
unsur hara dan memperkuat berdirinya batang. Pada tanaman dikotil, akar tunggang akan
terbentuk bila tanaman diperbanyak secara generatif, tetapi tidak bila diperbanyak secara
vegetatif (stek dan cangkok).

Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan menjadi :


1. Akar tunggang tidak bercabang. Cabang hanya berupa serabut akar yang sangat halus.
Dapat dianggap tidak merupakan cabang karena berfungsi sebagai penyerap air dan
unsur hara. Akar tunggang tersebut berfungsi sebagai tempan penimbun zat cadangan
makanan. Akar tunggang tidak bercabang dibedakan menjadi :
a. Berbentuk tombak , pangkal besar meruncing ke ujung, seperti terlihat pada
wortel (Daucus carota).
b. Berbentuk gasing pangkal besar membulat, seperti pada benkuang.
c. Berbentuk benang, akar tunggang seperti akar serabut, seperti pada kratok.

2. Akar tunggung yang bercabang


Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh ke bawah, bercabangcabang
banyak dan cabangnya bercabang lagi, sehingga memperluas daerah perakaran yang
dapat menyerap air dan unsur hara.

Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar serabut dibedakan menjadi :


1. Tanaman akar tersusun dari akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, Contoh: padi
(Oryza sativa)
2. Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar dan kaku, contoh: kelapa (Cocos
nucifera)
3. Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar, masing-masing tidak banyak
cabang, contoh: pandan buah merah (Pandanus conoideus)

I. Bentuk adaptasi sistem akar


Berdasarkan cara hidup, pada berbagai jenis tumbuhan, maka akar mempunyai sifat
dan tugas khusus sebagai berikut :
1. Akar udara/gantung (radix aereus), tumbuh ke arah tanah. Keluar dari bagian di atas
tanah. Punya vilamen untuk menyimpan air dan udara. Contoh : Anggrek
kalajengking (Arachnis flosaeris). Setelah mencapai tanah akar berfungsi menyerap
dan unsur hara dari tanah, bagian yang ada diatas tanah berubah menjadi batang.
Contoh: Beringin (Ficus benjamina)
2. Akar penggerek/pengisap (haustorium), ada pada tumbuhan yang hidup sebagai
parasit, untuk menggambil air dan hara dari tanaman inang. Contoh: Benalu
(Loranthus sp.)
3. Akar pelekat (radix adligans), keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat,
untuk menempel pada tiang panjat Lada (Piper nigrum).
4. Akar pembelit (cirrhus radicalis), juga untuk memajat, tetapi dengan memeluk tiang
panjatnya. Contoh: Vanili (Vanilli paniflolia)
5. Akar napas (pneumatophora), cabang-cabang akar tumbuh tegak lurus ke atas,
sehingga muncul dari permukaan tanah.akar ini banyak mempunyai celah untuk
masuknya udara. Contoh: Kayu api (Sonneratia sp.)
6. Akar tunjang, akar yang tumbuh dari bagian bawah batang menuju segala arah &
seolaholah menopang batang agar tidak mudah rebah. Contoh: Pandan (Pandanus
conoideus)
7. Akar lutut, bagian akar yang tumbuh keatas, kemudian membengkok lagi ke dalam
tanah. Contoh: Pohon tanjang
8. Akar banir, berbentuk seperti papan-papan yang disusun miring untuk memperkuat
batangnya. Contoh; Sukun (Arhtocarpus sp.) dan kenari (Canarium ovatum).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
- Alat tulis
- Kamera
B. Bahan
- Contoh batang sebagai sampel praktikum
- Contoh akar sebagai sampel praktikum
IV. PROSEDUR
1. Sebelum praktikum mahasiwa mencari sebuah batang tanaman
2. Tanaman yang telah diperoleh, difoto atau digambar, lalu diberikan keterangan
mengenai struktur batang tumbuhan, bentuk batang, permukaan batang, arah
tumbuh batang, percabangan pada batang, tipe batang dan modifikasi batang.
3. Tanaman yang telah diperoleh, difoto atau digambar, lalu diberikan keterangan
mengenai sistem perakaran, sistem percabangan akar, dan bentuk adaptasi sistem
akar.
V. HASIL PENGAMATAN

A. Struktur Batang

Tanaman jeruk nipis termasuk tumbuhan berbatang.


B. Bentuk Batang
Bentuk batang Jeruk Nipis sendiri termasuk ke dalam bentuk bulat(teres)

C. Permukaan Batang dan Arah Tumbuh

Jeruk Nipis adalah Tumbuhan berupa perdu dengan batang berkayu ulet dan keras. Pada
permukaan batang jeruk nipis terdapat duri dengan panjang kurang lebih 1-4 cm. Batang
berwarna coklat, berbentuk silindris, percabangan dikotom
Arah tumbuh batang jeruk nipis yang kami amati mengangguk (nutans) dimana
batang tumbuh jeruk nipis tegak lurus ke atas, tetapi membengkok kembali ke bawah.

D. Percabangan Batang

batang jeruk nipis memiliki sifat sirung pendek, yaitu cabang-cabang kecil dengan
ruas ruas pendek sering mendukung bunga dan buah.

E. Tipe Modifikasi Batang


Tipe dan modifikasi batang Jeruk Nipis termasuk ke dalam modifikasi batang yang
berada di atas permukaan tanah (Aerial stems/Epiterranean stem). Termasuk tipe
batang tegak karena saat diteliti Jeruk Nipis memiliki batang yang kuat dan tegak
lurus dengan permukaan tanah dan batang Jeruk nipis memiliki modifikasi khusus
yang terkadang membuatnya tidak tampak seperti batang sejati yaitu Duri dari batang
menjadi tunas aksiler.

F. Akar Tunggang dan Bagian Akar

Dilihat dari morfologinya, Tanaman jeruk nipis memiliki akar tunggang.

G. Sistem Percabangan Akar dan Bentuk Adaptasi Akar

Jadi menurut hasil pengamatan terhadap akar jeruk nipis termasuk kedalam sistem
percabangan akar tunggang bercabang karena akarnya berbentuk krucut panjang yang
dimana cabangnya memiliki cabang lagi dan bentuk adaptasi akarnya yaitu akar
tunjang.

VI. PEMBAHASAN
Batang merupakan organ tumbuhan yang berasal dari koleoptil. Sifat umum
batang seperti:
1. Biasanya berbentuk silinder atau bersegi
2. Mempunyai ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan pada buku ini terdapat daun
3. Tumbuh biasanya ke atas menuju arah cahaya disebut juga dengan fototropisme
4. Memiliki banyak percabangan (kelas dikotil)
5. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali saat muda dan tanaman yang berumur
pendek/ semusim
Fungsi batang :
1. Mendukung bagian tanaman yang ada dipermukaan tanah seperti daun, bunga, buah,
biji, dan daun.
2. Memperluas bidang asimilasi melalui percabangan
3. Sebagai wadah transportasi air dan unsur hara serta hasil asimilasi
4. Tempat penimbunan zat makanan
5. Kadang-kadang bisa sebagai alat perkembang biakan

A. Struktur Batang
Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi:
1. Tumbuhan tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak batang
sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan-akan keluar dari bagian atas
akar. Contoh: lobak (Raphanus sativus), sawi
2. Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang mempunyai batang
sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian atas permukaan
tanah.

Tumbuhan berbatang jelas dibedakan :


1. Batang basah (herbaceus) lunak dan berair. Contoh Bayam (Amaranthus sp.)
2. Batang berkayu (lignosus) keras dan kuat. Contoh Durian (Durio zibethinus)
3. Batang rumput (calmus) tidak keras, punya ruas-ruas yang nyata, sering berongga.
Contoh: padi (Oriza sativa)
4. Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi ruas-ruasnya lebih
panjang. Contoh: rumput teki (Cyperus rotundus)

Pada tumbuhan dikotil memiliki bagian pangkal besar dan ke ujung semakin kecil.
Seperti pada batang Durian (Durio zibethinus) dan Manggis (Garcinia mangostana).
Tumbuhan monokotil memiliki bagian pangal sampai keujung hampir /relatif sama besar.
Bentuk batang seperti pada batang Jagung (Zea mays), kelapa (Cocos nucifera), pinang
(Areca catechu).
 Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis)
Sebenarnya tidak ada tumbuhan yang tidak berbatang, hanya saja ada beberapa tumbuhan
yang jika dilihat dari jauh seperti tidak memiliki batang . Hal ini disebabkan oleh batang
yang terlalu pendek, sehingga daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain, seperti lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea
L.).
 Tumbuhan yang berbatang

Tumbuhan yang terlihat jelas batangnya, dapat dibedakan menjadi:


Batang basah (herbaceus), adalah suatu batang tumbuhan yang lemah dan juga berair
- Batang berkayu (lignosus), jenis batang yang berkayu keras dan juga kuat,
baik berbentuk pohon atau semak.
- Batang rumput (calmus), batang yang tidak keras dan juga tampak beruas-
ruas.
- Batang mendong (calamus), suatu batang yang mirip seperti rumput, tetapi
ruasnya lebih panjang.

Dapat disimpulkan bahwa tanaman jeruk nipis termasuk tumbuhan berbatang karena
terlihat jelas batangnya serta merupakan batang berkayu.

B. Bentuk Batang
Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :
1. Bulat (teres). Seperti pada: Bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera)
2. Bersegi (angularis). Batang bersegi dibedakan lagi menjadi:
- Segi tiga (triangularis). Misalnya pada Teki (Cyperus rotundus)
- Segi empat (quadrangularis). Misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
3. Pipih, biasanya menyerupai daun. Bentuk batang seperti ini disebdakan menjadi:
- Filokladia sangat pipih. Misalnya pada Jakang
- Kladodia, masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan.
- Misalnya Kaktus (Opuntia sp.)
Menurut pengamatan terhadap bentuk batang jeruk nipis sendiri termasuk ke dalam
bentuk bulat(teres).
C. Permukaan Batang
Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi seluruh
permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan menjadi:
1. Licin (leavis), misalnya pada Jagung (Zea mays)
2. Berusuk (costatus) permukaan ada rigi-rigi yang membujur, misalnya pada Iler
3. Beralur (sulcatus), terdapat alur-alur, misalnya pada Cereus peruvianus
4. Bersayap (alutus), pada batang yang bersegi, sudut-sudut terdapat pelebaran yang
tipis, misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
5. Berambut (pilosus), misalnya pada Tembakau (Nicotiana tabacum)
6. Berduri (spinosus), misalnya pada Mawar (Rosa sp.), jeruk nipis (Citrus x
aurantium)
7. Memperlihatkan berkas daun, misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
8. Memperlihatkan berkas daun penumpu, misalnya pada Nangka (Artocarpus
heterophylla)
9. Memperlihatkan banyak lenti sel, misalnya pada Sengon (Paraserianthes falcataria
L.Nielsen)
10. Memperlihatkan lepasnya kerak, misalnya pada Jambu biji (Psidium guajava)
Menurut hasil pengamatan terhadap permukaan badang pada jeruk nipis yaitu merupakan
tumbuhan berupa perdu dengan batang berkayu ulet dan keras. Pada permukaan batang
jeruk nipis terdapat duri dengan panjang kurang lebih 1-4 cm. Batang berwarna coklat,
berbentuk silindris, percabangan dikotom.
D. Arah Tumbuh Batang
Arah tumbuh batang merupakan posisi arah pertumbuhan batang terhadap permukaan
tanah. Berdasarkan arah tumbuh batang tumbuhan dibedakan menjadi:
1. Tegak lurus (erectus), misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
2. Mengantung (dependens), yang tumbuh di lereng, sebagai epifit, misalnya pada
Anggrek (Dendrobium sp.)
3. Berbaring (humifusus) terletak dipermukaan tanah ujung saja yang ke atas, misalnya
pada Semangka
4. Menjalar/ merayap (respen), batang diatas permukaan tanah , setiap buku keluar akar,
misalnya pada Ubi jalar (Ipomoea batatas); Kacang tanah (Arachis hypogea)
5. Mengangguk (nutan), batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya membekok
lagi kebawah, misalnya pada Bunga matahari (Helianthus annuus)
6. Memanjat (scandens). Pelekatan batang dibantu oleh:
a. Akar lekat, misalnya pada Sirih (Piper betle)
b. Akar pembeli, misalnya pada Vanili
c. Cabang pembelit, misalnya pada Anggur
d. Daun pembelit, misalnya pada Kembang sungsang
e. Tangkai pembelit, misalnya pada Kapri (Pisum sativum)
f. Duri daun, misalnya pada Rotan (Calamus sp.)
g. Kait, misalnya pada Gambir (Uncaria gambir)
h. Membelit (volubillis), batang sendiri naik dengan melilit tiang panjat, dengan arah
lilitan : membelit kekiri, berlawanan dengan arah jarum jam, misalnya pada kembang
telang dan membelit kekanan searah dengan jarum jam. Misalnya pada Gadung
(Dioscorea hispida).
Menurut hasil pengamatan terhadap arah tubuh batang pada tanaman jeruk nipis maka
arah tumbuh batang jeruk nipis yang kami amati mengangguk (nutans) dimana batang
tumbuh jeruk nipis tegak lurus ke atas, tetapi membengkok kembali ke bawah.

7. Percabangan Batang
Percabangan batang pada beberapa jenis batang yaitu monopodial, simpodial dan
dichotomy. jeruk nipis masuk kedalam jenis batang monopodial, yaitu pokok batang
selalu tampak jelas lebih besar dan panjang dari cabang-cabangnya. Cabang batang
memiliki beberapa sifat, ada geragih, wiwilan, sirung panjang dan sirung pendek. Dan
batang jeruk nipis memiliki sifat sirung pendek, yaitu cabang -cabang kecil dengan
ruas-ruas pendek sering mendukung bunga dan buah.

8. Tipe Modifikasi Batang


Batang dapat menunjukan beberapa modifikasi khusus yang terkadang membuatnya
tidak tampak seperti batang sejati, diantaranya :
Tipe dan modifikasi batang Jeruk Nipis termasuk ke dalam modifikasi batang yang
berada di atas permukaan tanah (Aerial stems/Epiterranean stem). Termasuk tipe
batang tegak karena saat diteliti Jeruk Nipis memiliki batang yang kuat dan tegak
lurus dengan permukaan tanah. Dan batang Jeruk nipis memiliki modifikasi khusus
yang terkadang membuatnya tidak tampak seperti batang sejati yaitu Duri dari batang
menjadi tunas aksiler.

9. Akar Tunggang dan Bagian Akar


Akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-
cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar
lembaga itu disebut akar tunggang (radix primaria). Akar serabut, jika akar lembaga
dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudiann disusul oleh sejumlah akar
yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar ini
bukan berasal dari calon akar asli jadi dinamakan akar liar, dan berbentuk serabut jadi
dinamakan akar serabut (radix adventicia)
Menurut hasil pengamatan terhadap akar jeru nipis dapat dilihat dari morfologinya,
tanaman jeruk nipis memiliki akar tunggang. Serta memiliki bagian-bagian akar
berupa rambut akar, ujung akar, tudung akar, dan batang akar.
10. Sistem Percabangan Akar dan Cara Adaptasi Akar

Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dan akar serabu. Akar
tunggang dibedakan menjadi akar tunggang tidak bercabang dan akar tunggung yang
bercabang sedangkang akar serabut dibedakan menjadi :
1. Tanaman akar serabut kecil-kecil berbentuk benang (padi)
2. Tanaman akar serabut agak besar dan kaku (kelapa)
3. Tanaman akar serabut agak besar dan tidak banyak cabang
Berdasarkan cara hidup, pada berbagai jenis tumbuhan, maka akar mempunyai sifat
dan tugas khusus sebagai akar udara/gantung, akar penggerek/pengisap, akar pelekat,
akar pembelit, akar napas, akar tunjang, akar lutut, dan akar banir.
Jadi menurut hasil pengamatan terhadap akar jeruk nipis termasuk kedalam sistem
percabangan akar tunggang bercabang karena akarnya berbentuk krucut panjang yang
dimana cabangnya memiliki cabang lagi dan bentuk adaptasi akarnya yaitu akar
tunjang.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman
jeruk nipis khususnya pada batang dan akarnya. Pada morfologi batan, struktur batang
pada tanaman jeruk nipis yang termasuk dalam tumbuhan berbatang yang terlihat jelas
batangnya dan berkayu. Pada bentuk batang jeruk nipis sendiri termasuk ke dalam
bentuk bulat(teres) serta memiliki permukaan batang pada jeruk nipis yaitu merupakan
tumbuhan berupa perdu dengan batang berkayu ulet dan keras. Pada permukaan batang
jeruk nipis terdapat duri dengan panjang kurang lebih 1-4 cm. Batang berwarna coklat,
berbentuk silindris, percabangan dikotom dan arah tumbuh batang pada tanaman jeruk
nipis maka arah tumbuh batang jeruk nipis yang kami amati mengangguk (nutans)
dimana batang tumbuh jeruk nipis tegak lurus ke atas, tetapi membengkok kembali ke
bawah. Selain itu memiliki percabangan batang jeruk nipis masuk kedalam jenis batang
monopodial, yaitu pokok batang selalu tampak jelas lebih besar dan panjang dari cabang-
cabangnya. Cabang batang memiliki beberapa sifat, ada geragih, wiwilan, sirung panjang
dan sirung pendek dan batang jeruk nipis memiliki sifat sirung pendek, yaitu cabang
-cabang kecil dengan ruas-ruas pendek sering mendukung bunga dan buah dan memiliki
tipe dan modifikasi batang jeruk nipis termasuk ke dalam modifikasi batang yang berada
di atas permukaan tanah (Aerial stems/Epiterranean stem). Termasuk tipe batang tegak
karena saat diteliti jeruk nipis memiliki batang yang kuat dan tegak lurus dengan
permukaan tanah. Dan batang Jeruk nipis memiliki modifikasi khusus yang terkadang
membuatnya tidak tampak seperti batang sejati yaitu duri dari batang menjadi tunas
aksiler. Selanjutnya pada morfologi akar tanaman jeruk nipis memiliki akar tunggang.
Serta memiliki bagian-bagian akar berupa rambut akar, ujung akar, tudung akar, dan
batang akar. Cara adaptasi akarnya yaitu akar tunjang.
DAFTAR PUSTAKA
Reece, J. B. et al. (2014) Campbell Biology. Tenth edit. Glenview, United States of America:
Pearson Education.
Tjitrosoepomo, G. (2020) Morfologi Tumbuhan. 20th edn. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah
Mada University Press.
Reece, J. B. et al. (2014) Campbell Biology. Tenth edit. Glenview, United States of America:
Pearson Education.
Tjitrosoepomo, G. (2020) Morfologi Tumbuhan. 20th edn. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah
Mada University Press.
Silalahi, M. (2018). Diktat Morfologi Tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai