Anda di halaman 1dari 33

Struktur Akar dan Fungsinya Budi Wahyono (2008: 30), menyebutkan salah satu bagian penting

tumbuhan adalah akar. Akar merupan bagian tumbuhan yang arah tumbuhnya ke dalam tanah. Oleh
karena itu, umumnya akar berada di dalam tanah. Akar biasanya berwarna keputih-putihan atau
kekuning-kuningan. Bentuk akar sebagian besar meruncing pada ujungnya. Bentuk runcing
memudahkan akar menembus tanah. Secara umum, akar memiliki beberapa bagian utama.
Bagianbagian tersebut adalah inti akar, rambut akar, dan tudung akar: (a). Inti Akar, (b). Rambut Akar,
(c). Tudung Akar. Budi Wahyono (2008: 31), akar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar
serabut relatif kecil, tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama. Akar semacam ini dimiliki
oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil). Misalnya kelapa, rumput, padi, jagung, dan tumbuhan hasil
mencangkok. Budi Wahyono (2008: 31) akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang
merupakan kelanjutan batang, sedangkan akarakar yang lain merupakan cabang dari akar utama.
Perbedaan antara akar utama dan akar cabang sangat nyata. Jenis akar ini dimiliki oleh tumbuhan
berkeping dua (dikotil). Misalnya, kedelai, mangga, jeruk, dan melinjo. Ada beberapa akar khusus yang
hanya terdapat pada tumbuhan tertentu, antara lain, akar isap, contohnya akar benalu; akar tunjang,
contohnya akar pandan; akar lekat, contohnya akar sirih; akar gantung, contohnya akar pohon beringin;
akar napas, contohnya akar pohon kayu api. Budi Wahyono (2008: 31), fungi akar pada tumbuhan dapat
diuraiakan sebagai berikut: (a). Menyerap air dan zat hara (mineral), (b). Menunjang berdirinya
tumbuhan, (c). Sebagai alat pernapasan, (d). Sebagai penyimpan makanan cadangan. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa akar merupakan bagian penting dari tumbuhan. Bagian-bagian akar meliputi
inti akar, rambut akar, dan tudung akar. Jenis-jenis akar tumbuhan berupa akar serabut dan akar
tunggang. Fungsi akar pada tumbuhan yaitu menyerap air dan zat hara (mineral), menunjang berdirinya
tumbuhan, sebagai alat pernapasan, sebagai penyimpan makanan cadangan.

Budi Wahyono, (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

1)        Pegenalan terhadap batang ( sifat, fungsi dan macam-macam batang )

Batang atau caulis merupakan bagian tumbuhan yang menyokong tubuh tumbuhan. Pada
umumnya bentuk batang adalah bulat/silinder atau bentuk lain dan selalu aktinomorf. Batang
mempunyai ruas-ruas dan buku-buku. Batang tumbuh ke atas menuju cahaya matahari
(fototrop/heliotrope). Selain itu batang umumnya mengalami pertumbuhan yang tak terbatas.
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
a.    Pada umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain,
akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua
bagian yang setangkup.
b.    Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku inilah
terdapat daun.
c.    Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
d.    Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
e.    Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-
kadang cabang atu ranting-ranting kecil.
f.    Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan
waktu batang masih muda.
Sebagai bagian tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk :
a.    Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun, bunga dan buah.
b.    Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian
tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-
bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
c.    Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-
hasil asimilasi dari atas ke bawah.
d.    Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada di antaranya yang jelas kelihatan
batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan
macam-macam batang:

a.    Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis).


Tumbuh-tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja
tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan
keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula),
seperti misalnya lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan semacam ini
akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun
akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-
cabang, dan mendukung bunga-bunganya.

b.    Tumbuhan yang jelas berbatang.


Yaitu tumbuhan yang jelas-jelas kelihatan batangnya seperti kita menjumpai pada umumnya
tumbuhan.

Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut:

1.    Batang basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam
(Amaranthus spinosus L.), krokot (Portulacaoleracea L.), pisang (Musaparadiciaca L.)

Gambar batang basah:


2. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar
terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores) dan semak-semak (frutices) pada
umumnya.
Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan
tanah, sedang semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-
cabang dekat permukaan tanah atau malahan dalam tanah. Contoh pohon: mangga (Mangifera
indica L.), semak: sidaguri (Sida rhombifolia L.).

Gambar batang berkayu:

2.      Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan
seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.) dan rumput (Gramineae) pada
umumnya.

Gambar batang rumput:

4. Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih
panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylisglobulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.)
dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae) lainnya.

Gambar batang mendong:

2)  Bagian Batang


1.    Meristem apikal
Meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Selalu menghasilakan sel-
sel untuk tumbuh memanjang.

Gambar.Bagian-bagian batang
  Nodus
Bagian batang tempat tumbuh daun dan tunas.
  Tunas
Bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah/ kuncup yang berada diatas permukaan tanah
/ media.
  Daun
Salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang umumnya berwarna hijau.

3)        Bentuk Batang


Tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di bagian
bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai
suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak.
Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal
sampai ke ujung boleh dikata tak ada perbedaan besarnya. Hanya pada beberapa golongan saja
yang pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada
bermacam-macam palma (Palmae).

Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang pada
penampang melintangnya. Dan dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat
dibedakan bermacam-macam bentuk batang antara lain:
a.    Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.).
b.    Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada kemungkinan:
  Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
  Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah
c.    Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula. Batang
yang bersifat demikian dinamakan:
  Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya
pada Jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.),
  Kladodia (Cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya
sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).

Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-


macam. Kita dapat membedakan permukaan batang yang:
a. Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.),
b. Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya
iler (Coleus scutellarioides Benth.),
c. Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada
Cereus peruvianus (L.) Haw.
d. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya
terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.) dan markisah
(Passiflora quadrangularis L.).

Selain dari itu permukaan batang dapat pula :

e. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.),


f. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp),
g. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.) dan kelapa
(Cocos nucifera L.),
h. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya: nangka (Artocarpus integra
Merr.), keluwih (Artocarpus comunis Forst.),
i. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv.),
j. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat
pada jambu biji (Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendron L.)

4)  Arah tumbuh batang

Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah cahaya,


meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan
bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya:
a.    Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L.),
b.    Menggantung (dependens, pendulus), ini tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-tumbuhan
yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya Zebrina pendula Schnitzl., atau
tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek
(Orchidaceae) tertentu.
c.    Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang
sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),
d.   Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar,
misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.).
e.    Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian
lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea L).
f.     Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu membengkok
kembali ke bawah, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
g.    Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang.
Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang
menggunakan alat-alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjang ini, misalnya dengan:
  Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
  Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
  Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
  Daun pembelit atau sulur daun, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),
  Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.),
  Duri, misalnya mawar (Rosa sp), bugenvil (Bougainvillea spectabilis Willd.),
  Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl.),
  Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.).

h.    Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti batang
yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya
sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang yang:
  Membelit ke kiri (Sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan
arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan demikian: jika kita mengikuti jalannya batang
yang membelit itu, penunjang akan selalu di sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri
misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L.),
  Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis). Jika arah belitan sama dengan arah gerakan jarum
jam, atau jika kita mengikuti arah belitan, penunjang akan selalu di sebelah kanan kita. Batang
tumbuhan yang membelit ke kanan tidak banyak ditemukan, contoh: gadung (Dioscorea hispida
Dennst.).

5)  Percabangan pada batang


Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan
dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea mays
L.). Umumnya batang memperlihatkan percabangan, entah banyak entah sedikit.

Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan 3 macam cara percabangan, yaitu:
1.    Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar
dan lebih panjang (Lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya misalnya pohon
cemara (Casuarina equisetifolia L.),
2.    Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan
selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat
pertumbuhan dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras zapota L.),
3.    Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap kali menjadi
dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis Clarke).
Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya disebut dahan
(ramus), sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-
cabang dapat dibedakan seperti di bawah ini:
a.            Geragih (flagellum, stolo),
yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar
tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya
masing-masing dapat terpisah merupakan suatutumbuhan baru. Cabang yang demikian ini
dibedakan lagi dalam dua macam:
 Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centellaasiatica Urb.) dan arbe
(Fragraria vesca L.),
 Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus L.), kentang (Solanum tuberosum L.).
b.   Wiwilan atau tunas air (virga singularis),
yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal
dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan
pohon coklat (Theobroma cacao L.),
c. Sirung panjang (virga),
yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas
yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh
sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul (steril),
d.   Sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas- ruas
yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang
dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang subur
(fertil).

Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan batang
pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang  menjadi
berlainan.
Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut:
a.            Tegak (fastigiatus),
yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada
pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang
pokoknya, misalnya wiwilan pada kopi (Coffea sp.),
b.            Condong ke atas (patens),
jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 450, misalnya pada pohon
cemara (Casuarina equisetifolia L.),
c.            Mendatar (horizontalis),
jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut sebesar kurang lebih 900C, misalnya pada
pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn.),
d.            Terkulai (declinatus),
jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya
kopi robusta (Coffea robusta Lindl.),
e.            Bergantung (pendulus),
cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah, misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix.

Mengenai soal batang, selain yang telah diuraikan di muka, ada bermacam-macam tumbuhan
yang mempunyai pangkal batang di dalam tanah, yang dapat merupakan suatu alat untuk
menahan kala yang buruk. Tumbuhan yang mempunyai batang yang demikian itu, dalam musim
buruk, misalnya di daerah panas dalam musim kering (di daerah iklim sedang dalam musim
dingin), bagian yang di atas tanah seringkali mati, tetapi bagian yang dalam tanah tetap hidup,
dan jika musim baik telah tiba, akan bertunas menghasilkan tumbuhan yang baru. Pangkal
batang dalam tanah yang berguna untuk mengarungi kala yang buruk itu disebut caudex, terdapat
misalnya pada valerian (Valeriana officinalis L.), klembak (Rheum officinale B.).
Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang menjadi alat untuk mempertahankan
kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat diketahui bahwa batang tumbuhan
mempunyai umur yang terbatas. Karena kalau batang mati, biasanya tumbuhannya pun mati,
maka tumbuhan seringkali dibeda-bedakan menurut panjang atau pendek umurnya, yaitu dalam:

1.Tumbuhan annual (annuus),


yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling
banyak dapat mencapai umur setahun. Dalam golongan ini termasuk bermacam-macam tanaman
yang di dunia pertanian terkenal sebagai tanaman palawija, missal jagung (Zea mays L.), kedele
(Soja max Piper), kacang tanah (Arachis hypogaea L.), dll. Untuk menunjukkan sifat ini, dalam
buku-buku pelajaran dicantumkan tandadibelakang nama tumbuhannya.

2.Tumbuhan biennial (dua tahun) (biennis),


yaitu tumbuhan yang untuk  hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru)
memerluikan waktu dua tahun. Sifat ini sering di tunjukkan dengan tanda , misalnya biet
(Beta vulgaris L.), digitalis (Digitalis purpurea L.).

3.Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras,


yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga bmati, bahkan ada yang
yang dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohon-pohon dan semak-
semak, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Saturnus, sedang untuk tanda terna (herba) yang
berumur panjang, sifat ini ditunjukkan denan tanda planet Jupiter, yaitu tanda X. Terna yang
berumur panjang biasanya mempuyai bagian di bawah tanah yang selalu hidup, walaupun
bagiannya yang di atas tanah yang selalu hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah
mati, misalnya: empon-empon (Zingiberaceae).

6)  Modifikasi batang

Batang yang bentuknya berubah disebut batang yang telah mengalani modifikasi. Batang dapat
terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun
cadangan makanan dan untuk fotosintesis.
Pada batang, buku adalah tempat melekatnya daun pada batang, dan batang diantara 2 daun
berurutan disebut ruas. Kuncup yang terletak pada ujung batang disebut kuncup terminal.
Bersama kuncup aksilar, kuncup terminal akan menentukan bentuk dari percabangan.
Beberapa modifikasi batang antara lain:

a. Stolon / Geragih
Stolon adalah batang horizontal panjang yang menjalar di atas atau dalam tanah maupun air.
Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan membentuk akar. Setelah beberapa waktu tanaman
ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya lalu membengkok ke atas membentuk individu
baru. Cabang yang demikian itu dibedakan menjadi :
1. Cabang yang Merayap di Atas Tanah
Misalnya pada daun kaki kuda ( Centella asiatica ) dan arbei ( Fragraria
vesca ).
2. Cabang yang Merayap di Bawah Tanah
Misalnya teki ( Cyperus rotundus )
3. Cabang yang Merayap di Bawah Air
Dapat dijumpai misalnya pada eceng gondok ( Eichornia crassipes )

b. Rhizoma / Rimpang
Rimpang adalah batang di bawah tanah yang tumbuh horisontal dan biasanya bercabang,
berbuku, beruas, daun yang melekat pada buku berbentuk sisik yang tipis seperti selaput dan
warnanya tidak hijau. Rimpang . Rimpang merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan
cadangan, contohnya antara lain pada tanaman tasbih(Canna edulis Ker), kerut (Maranta
arundina L) dan iris
Rimpang merupakan organ modifikasi batang bukan akar dengan ciri sebagai berikut:
1. berdaun, tetapi daun melekat pada buku, telah menjelma menjadi sisik-sisik yang tipis seperti
selaput dan tidak hijau.
2. Mempunyai kuncup-kuncup
3. Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, kadang ke atas dan muncul ke tanah

c. Umbi Batang
Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti
menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Umbi batang merupakan salah satu bentuk
modifikasi batang yang berguna untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi batang merupakan
pembengkakan batang yang di dalamnya terdapat jaringan yang digunakan untuk menyimpan zat
cadangan makanan. Ciri dari umbi batang adalah :
1. Berada di bawah permukaan tanah
2. Terdapat tunas
3. Batang menebal namun tidak tertutup daun sisik
4. Buku pada kuncup tiap ketiak tetap tampak .
Contoh dari umbi batang adalah Kentang ( Solanum tuberosum ). Pada pangkal batang kentang
diatas tanah, tumbuh sejumlah geragih yang memasuki tanah dan menjadi panjang. Di saat
kegiatan meristem apeks di ujung geragih terhenti sehinnga tidak bertambah panjang. Sebagian
tumbuh menjadi umbi kentang. Perbanyakan vegetative dapat dilakukan dengan menanam
sebagian batang dengan tunas ketiaknya.

d.Umbi Lapis
Umbi ini terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis seperti selaput. Penutup yang
dinamakan tunika, berperan sebagai pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanik terhadap
umbi. Sisik berdaging tersusun sebagai lapisan continue dan konsentris sehingga berstruktur
padat. Umbi lapis jika ditinjau asalnya adalah penjelmaan batang beserta daunnya. Dinamakan
umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis yaitu yang terdiri dari daun-daun
yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging, merupakan bagian umbi yang menyimpan zat
cadangan, sedang batangnya hanya bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu. Contoh
pada bawang merah ( Allium cepa ).
e. Kormus
Terdiri dari batang pendek dan gemuk yang berorientasi vertical dalam tanah dan diselubungi
sisik ( daun ) kering. Kormus dapat menghasilkan anak kormus yang disebut kormel yang
merupakan tunas yang berkembang di ketiak daun pada kormus induk. Seringkali kormel
terdapat di ujung sumbu batang yang tergolong geragih . Pada kormus dapat dibedakan ruas dan
buku. Sebagian besar kormus terdiri dari parenkim yang berisi cadangan makanan. Pada kormus
yang dewasa, dasar daun kering bertahan pada buku-buku dan menyelubungi serta
menutupi kormus. Tutup atau tunika ini melindungi kormus terhadap luka dan kekeringan. Di
setiap buku kormus terdapat kuncup ( tunas ) ketiak. Contoh tanaman yang berkormus aalah
Gladiolus gandavensis.

f. Umbi Sisik
Umbi ini tidak memiliki penutup kering. Sisik terpisah dan tidak sama tingginya serta semua
melekat pada papan basal. Pada umumnya umbi sisik ini mudah rusak dan perlu dirawat agar
tetap lembab, sebab akan luka jika kekeringan. Pada waktu panen tampak bahwa pada umbi
terdapat priordium akar. Akar ini tidak akan mengalami pemanjangan sebelum ditanam
pada lingkungan yang sesuai. Contoh tumbhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman bunga lili
( Lilium longiflorum ).

g. Umbi Semu
Umbi semu atau pseudobulbus sering ditemukan pada tanaman anggrek epifit. Pseudobulbus ini
digunakan untuk menyimpan air.
DAFTAR PUSTAKA

  www.neatorama.com

  Tjitrosoepomo, G 1992. Morfologi Tumbuhan. Gadjah mada University Press. (hal 242-253).

  Pudjoarinto A. 1986. Sitematika tumbuhan. Laboratorium taksonomi tumbuhan. Fakultas Biologi


UGM Yogykarta. (hal 45-53)

  Sumardi I. & Pudjoarinto A. 1992. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Fakultas Biologi
UGM Yogykarta.

  Poppy K. Devi dan Sri Anggraeni, Ilmu Pengetahuan Alam 4, Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hlm. 38

  Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono, Ilmu Pengetahuan Alam 4, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hlm. 29
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

2.1.Pengertian Daun

Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun. Daun tumbuh di ujung batang atau dahan
tanaman yang muda. Pada umumnya daun berwarna hijau, namun ada juga yang berwarna
merah, kuning, coklat, atau pun campur. Daun  merupakan  suatu  bagian  tumbuhan  yang
penting dan pada  umumnya  tiap  tumbuhan  mempunyai  sejumlah  besar daun. Daun
merupakan organ tanaman yang mempunyai fungsi untuk membuat makanan. Di daun juga
terdapat alat pernafasan pada tumbuhan yaitu stomata.

2.2.Fungsi daun

1.      Daun Sebagai Pembuatan Makanan (fotosintesis)


Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Tahukah kamu fungsi dapur? Di dalam daun
terjadi proses pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan
untuk kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih disimpan. Pada tumbuhan dikotil, terjadinya
fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis
terjadi pada jaringan spons.
2.      Daun Sebagi Pernapasan
Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata pertukaran gas
terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke udara. Proses inilah
yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada di bawah pohon pada siang hari.
3.      Daun Sebagai Penguapan
Tidak semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak
dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati. Sebagian air yang tidak
digunakan dibuang melalui mulut daun dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air
dikeluarkan melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.
4.      Daun Sebagai Tempat Menyimpan Bahan Makanan
5.      Daun sebagai Tempat Terjadinya Transpirasi.
6.      Daun sebagai Tempat Terjadinya Gutasi.
7.      Daun sebagai Alat Perkembangbiakkan Vegetatif , misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas
daun).

2.3.Struktur Jaringan Luar Daun

a.      Secara morfologi, daun yang lengkap mempunyai bagian upih daun (pelepah daun), tulang
daun, tangkai daun (petioles), dan helaian daun (lamina). Daun lengkap dapat dijumpai pada
pohon pisang dan rumput-rumputan.
1.      Helaian daun ( lamina ),
2.      Tangkai daun,
3.      Tangkai daun ( petiolus ), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal tangkai
daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
4.      Pelepah atau upih daun ( folius ), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta
membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas. Daun yang
berupih umumnya hanya didapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan  yang berbiji
tunggal (monocotyledoneae), contohnya suku rumput (Gramineae).

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Ir Tjitrosoepomo, Gembong 2005 Morfologi tumbuhan, Yogyakarta: gadja mada university
prese.
Drs. Ma’rup dan Rifal, Ahmad S. pd. Ebelajar efektif Biologi umum.  SMP kelas VIII, PT
INTIMEDIA Jakarta

PENGERTIAN BUNGA
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh

dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan

bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan

lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.

Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada

bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang

membawa biji. Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan

(mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan

penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.

Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan

pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas,

juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga terdiri atas bagian yang steril

dan bagian yang fertil (reproduktif). Bagian steril meliputi sejumlah helai daun kelopak (sepal),

kumpulannya disebut kaliks, dan sejumlah helai daun mahkota (petal), kumpulannya disebut

korola. Kaliks dan korola, bersama-sama disebut perhiasan bunga (periant). Jika periant tidak

terbagi menjadi kaliks dan korola, setiap helaiannya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah

benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpel (megasporofil). Keseluruhan

stamen disebut andresium dan keseluruhan karpel disebut ginesium.

2.2 BUNGA DAN BAGIAN-BAGIAN

  1. Kelopak bunga (calyx)


      Kelopak bunga terdiri atas beberapa daun kelopak, kecil, kaku, kasar, berjumlah 3, 4, atau 5

helai. Pada umumnya, kelopak bunga berwarna hijau. Adapula yang berwarna merah seperti

pada bunga mentega (Nerium olander) dan kembang merak (Caesalpinia pulcherrima). Ketika

bunga masih kuncup, kelopak bunga menempel pada mahkota bunga dan setelah bunga mekar,

kelopak bunga menempel pada dasar bunga.Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi bunga

pada waktu masih kuncup dan bersama-sama dengan mahkota bunga berfungsi pula sebagai alat

perhiasan bunga untuk menarik perhatian serangga dan hewan lain agar dapat membantu proses

penyerbukan .Jika kelopak bunga dan mahkota bunga  sulit dibedakan dengan jelas, maka

keduanya disebut dengan tanda bunga (perigonium), misalnya pada bunga bakung, bunga

gladiol, dan bunga kelapa.

2. Tajuk/mahkota bunga (corolla)

Mahkota bunga atau tajuk bunga tersusun dari bagian serupa daun yang mengeliligi alat

perkembangbiakan. Dapat dikatakan pula mahkota berfungsi sebagai alat perhiasan bunga. Pada

umumnya, mahkota bunga berwarna-warni dan tersusun teratur sehingga tampak indah. Pada

jenis tumbuhan tertentu mempunyai aroma yang khas serta mempunyai kelenjar madu (nektar).

Dengan adanya kelengkapan tersebut, mahkota bunga berfungsi untuk menarik perhatian

serangga dan hewan lain agar dapat membantu proses penyerbukan. Pada waktu bunga masih

kuncup, bersama-samadengan kelopak bunga, mahkota bunga berfungsi untuk melindungi putik

dan benang sari. Kelopak bunga terdapat pada lingkaran terluar bunga, sedangkan mahkota

bunga terdapat pada lingkaran di sebelah dalamnya.

3. Benang sari (stamen)

Merupakan bagian fertil pada bunga yang terdiri dari kepala sari (anthera), berisi serbuk

sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung kepala sari. Benang sari merupakan alat
kelamin jantan pada bunga.Benang sari, apabila kita teliti,  kita akan melihat di tengah-tengah

daun mahkota terdapat benang yang sangat halus yang disebut dengan benang atau tangkai sari.

Benang sari di setiap jenis bunga memiliki jumlah dan bentuk yang berbeda, namun satu jenis

bunga selalu memiliki jumlah yang sama, seperti bunga pohon kacang polong dan buncis

memiliki sepuluh benang sari yang agak panjang, buah cherry dan strawberi memiliki dua puluh

benang sari yang berukuran sedang dan bunga apiun memiliki yang agak banyak dan pendek.      

Struktur benang sari yaitu setiap benang sari memiliki tangkai sari yang di puncaknya

terdapat gumpalan kecil yang berwarna kuning yang disebut sebagai kepala sari, tangkai sari

yang biasanya berbentuk vertikal bekerja untuk mengantarkan makanan ke kepala sari, oleh

karna itu di bagian dalamnya terdapat jaringan atau lorong semacam pipa sebagai saluran

makanan.

Secara umum benang sari termasuk sel pembiakan, oleh karena itu benang sari memiliki

peranan yang sangat penting dalam proses reproduksi. Benang sari merupakan gumpalan kecil

yang memiliki empat lubang yang penuh dengan serbuk yang sangat halus yang disebut dengan

serbuk sari (pollen). serbuk ini sangat serupa dengan sprema hewan yang bekerja seperti sperma

sebagaimana yang akan disebutkan nanti.    

Serbuk sari sangatlah halus oleh karena itu dengan mata telanjang tidak mungkin kita

dapat melihat berbagai macam bagiannya, akan tetapi dengan menggunakan mikroskop kita bisa

melihat seluruh bagiannya dan dapat menyingkap proses kerja serbuk sari yang sangat

menakjubkan itu. Serbuk sari banyak megandung zat gula, lemak, protein dan karbohidrat, dan

tepat di tengahnya terdapat dua sel yang mana ukuran yang satu lebih besar dari sel yang satunya

lagi –serbuk sari masak menjelang penyerbukan intinya membelah menjadi 2 macam sel, yang
disebut dengan generatif dan vegetatif- dimana tugas dua sel ini dalam proses penyerbukan akan

dijelaskan nanti.

Pada macam jenis tumbuhan serbuk sari memiliki bentuk yang berbeda, terkadang ia

berbentuk seperti piramid, segi tiga, bulat atau seperti telur tergantung pada jenis pohonnya.

Selain itu galur atau kerutan yang berada di dataran serbuk saripun juga berbeda, setiap jenis

tumbuhan memiliki bentuk dan kerakteristiknya tersendiri. Hal ini merupakan salah satu dari

keajaiban penciptaan –Allah- yang mana membuktikan kepada kita semua bahwa tidak ada satu

makhlukpun baik kecil maupun besar yang luput dari lingkaran keserasian dan keberaturan.

Kebanyakan Angiospermae memiliki kepala sari yang tetrasporangiat, dengan dua ruang

sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Pada

sejumiah tumbuhan yang anteranya matang, namun sebelum antera memecah (membuka dengan

sendiri) batas antara pasangan lokulus di setiap cuping rusak sehingga antera tetrasporangiat

hanya menunjukkan dua lokulus.

Dinding antera terdiri dan beberapa lapisan sel yang merupakan turunan sel parietal

primer, kecuali epidermis yang dalam perkembangannya hanya membelah dalam bidang

aritiklinal. Dua lapisan yang penting adalah endotesium, tepat di bawah epidermis, dan tapetum,

yang berbatasan dengan lokulus antera. Sel di antara kedua lapisan itu sering memipih karena

tertekan, lalu rusak. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama di dinding radial dan

tangensial dalam. Pengerutan diferensial yang terjadi padanya ketika antera mengering saat

matang, memudahkan terjadinya retakan atau celah pada antera untuk membebaskan serbuk sari.

Secara umum, benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun

oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel.

Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata Kepala sari
mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan di bagian

terdalam terdapat lokulus (ruang sari) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding

kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda.

Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding sebagai berikut.

1) Epidermis,

Lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Epidermis menjadi memipih dan

membentuk papila pada kepala sari yang masak dan berfungsi sebagai pelindung epidermis.

2) Endotesium,

Lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis

3) Lapisan tengah,

Lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau

lebih tergantung jenis tumbuhannya.

4) Tapetum

 Dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk

serbuk sari tetrad.

Benang sari terdiri atas dua bagian :

1.    Kepala sari

2.   Tangkai sari dan kepala sari berfungsi sebagai tempat pembentukan spermatozoid yang

dihasilkan oleh serbuk sari. Pada umumnya,sewaktu masih muda,didalam kepala sari terdapat

empat ruang serbuk sari. Akan tetapi, setelah dewasa, setiap dua ruang serbuk sari menyatu

sehingga didalam kepala sari yang sudah masak hanya terdapat dua ruang serbuk sari. Didalam

ruang inilah serbuk sari terbentuk dengan jumlah yang sangat banyak.
Sesuai dengan jenis tumbuhan dan tingkat perkembangannya,bentuk serbuk sari

bermacam-macam ada yang oval, bulat, atau bersudut. Demikian pula dengan sifatnya, ada yang

permukaanya kasar, berduri, halus, ringan, kering, tetapi adapula yang basah dan lengket .

4. Putik (pistillum)

Putik adalah alat kelamin betina karena dalam perkembangannya dapat menghasilkan sel

kalamin betina yang disebut sel telur(ovum).Putik terdiri atas tiga bagian,yaitu kepala

putik,tangkai putik,dan bakal buah yang didalamnya terdapat satu bakal biji atau lebih

bergantung pada jenis tumbuhannya.Didalam satu bakal biji terdapat kandung lembaga dengan

beberapa inti yang salah satunya merupakan inti seltelur sebagai sel kelamin betina.Jika sel telur

telah dibuahi oleh sel sperma ,maka bakal biji berubah menjadi biji dan siap tumbuh menjadi biji

dan siap tumbuh menjadi individu baru. 

Putik (gynoecium), persis di pusat bunga di tengah lingkaran lembaran daun-daun

mahkota terdapat sesuatu yang menjulang ke atas yang disebut dengan putik. Putik termaksud

organ bunga yang bekerja untuk pembiakan yang terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan

bakal buah:

     a. Kepala putik (stigma)

             Kepala putik terletak persis di ujung tangkai putik, ia diselimuti dengan bulu-bulu halus

yang mengeluarkan bahan makanan dan zat perekat. Kepala putik bekerja menarik, merekatkan

dan menjaga serbuk sari dan membantunya menjalani proses penyerbukan. Kepala putik

berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penyerbukan. Diatas kepala putik terdapat banyak

bulu-bulu yang sangat halus dan berlendir sehingga dapat membantu menangkap serbuk sari.

Bentuk kepala putik bermacam-macam, ada yang berupa bulatan kecil oval seperti benang dan

adapula yang seperti bulu ayam.


b. Tangkai putik (stylus )

 Tangkai penghubung antara kepala putik dan bakal buah. Tangkai putik memiliki rancangan

sedemikian rupa sehingga mudah memindahkan dan menyalurkan serbuk dari kepala putik

menuju bakal buah, selain itu ia juga mengandung zat-zat yang melebihi kapasitasnya yang akan

dikonsumsi oleh serbuk sari guna membantu dan mempertahankan pertumbuhannya. Tangkai

putik ada yang berbentuk tabung atau saluran yang berongga, ada yang panjang, dan adapula

yang pendak.

c. Bakal buah (pistil/ovarium)

            Bakal buah merupakan bagian putik terbawah, menggelembung, dan melekat diatas dasar

bunga. Letak bakal buah didasar bunga ada yang menumpang, tenggelam, atau setengah

tenggelam. Di bawah tangkai putik yang menyambung ke bagian pangkal bunga terdapat sesuatu

yang juga menarik yang dinamakan dengan bakal buah yang merupakan bagain inti dari putik, di

dalamnya terdapat biji-biji (zygote) yang sangat kecil  –yang tersimpan dalam kantung kecil-

yang di namakan dengan bakal biji (kantung embrio) dan dengan perantara pusar yang sangat

halus akan menyambungkannya pada bakal biji. Bakal buah berdasarkan jenis pohonnya

memiliki bentuk yang berbeda-beda dan iapun memiliki rancangan yang sangat teliti dan penuh

dengan keserasian sehingga setiap satu jenis tumbuhan memiliki bentuk yang khusus dan sama,

secara umum ia memiliki kemiripan dengan sperma hewan dan memiliki fungsi yang sama

dalam proses pembiakan. Pada sebagian tumbuhan di dalam bakal biji terdapat satu lubang,

dalam keadaan demikian bakal biji dikatakan memiliki satu pintu. Di sebagain bunga tumbuhan

yang lain bakal biji dapat memiliki beberapa pintu seperti pada bunga pohon jeruk bakal biji

memiliki 5 hingga 12 pintu.

   d. Kelenjar nektar atau nektarium,


nektar berasa manis yang ditemukan pada bunga yang diserbuk oleh serangga biasanya

dihasilkan oleh kelenjar nektar. Kelenjar itu bisa ditemukan disumbu bunga atau dibagian bunga

yang lain.

5. Tangkai bunga (pedicellus)

            Bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya sering kali terdapat daun-daun

peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun. Berwarna hijau, yang seakan-akan

merupakan peralihan dari daun biasa kehiasan bunga.

6. Dasar bunga (receptaculum)

              Ujung tangkai yang sering kali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga

daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat

rapat satu sama lain.

      DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta : Gadjah  Mada


UNIVERSITY Press
Ashari, S. 2002. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Jakarta : PT RINEKA CIPTA
Ashari, S. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-buahan Komersial. Malang : Bayumedia publishing
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas X. Bandung : GRAFINDO Media Pratama.

 
Daun yang tidak lengkap adalah daun yang tidak mempunyai satu atau dua bagian dari bagian-
bagian tersebut. Contohnya daun mangga dan daun nangka. Ada beberapa macam daun yang
tidak lengkap, yaitu :
a.       Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun bertangkai
b.      Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun duduk.berupih.
c.       Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Bunga (flos)


Seperti yang kita ketahui bahwa akar, batang, daun merupakan bagian pokok tubuh

tumbuhan. Bagian-bagian tersebut secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan.

Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan

dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat tersebut dinamakan alat perkembangbiakan

(organum reproductivum), yang dibedakan menjadi dua golongan: yang bersifat vegetatif dan

generatif. Alat termasuk pada golongan alat perkembangbiakan generatif adalah bunga. Bunga

adalah penjelmaan dari suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna, dan susunannya

disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Jumlah bunga dan tata letaknya pada suatu

tumbuhan

  Bunga ada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat dan kembang merak (caesalpinia

pulcherrimas wartz)

  Bunga di ketiak daun (flos lateralis), misalnya pada kembang sepatu (hibicus rosa-sinensis) dan

kembang telang (clitoriaternatea L).

1.    Bunga majemuk

Bunga majemuk dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di

ketiaknya. Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat di bedakan dari bagian-bagian berikut:

1)   Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu:

a.    Ibu tangkai bunga (pedunculus comunis atau rachis), yaitu bagian yang biasanya merupakan

terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangakai ini dapat

bercabang, dan cabang-cabanagnya bercabang lagi, dapat pula tidak bercabang.

b.    Tangkai bunga (pedicellus), yaitucabang ibu tanngkai yang  mendukung bunganya.
c.    Dasar bunga (receptacullum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga

lainnya.

2)   Bagian-bagian yang bersifat seperti daun

a.    Daun daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul

cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.

b.    Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga.

c.    Selundang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi

seluruh bunga majemuk sebelum tumbuh. Contohnya bunga kelapa (cocosnucifera L).

d.   Daun–daun pembalut (bractea involucralis), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun

dalam saurtu lingkaran. Contohnya bunga matahari (halliantus annuus L).

e.    Kelopak tambahan (eoicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun

dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak.

f.     Daun-daun kelopak (sepaele)

g.    Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)

h.    Daun-daun tenda bunga (tepaele)

i.      Benang-benang sari (stamina)

j.      Daun-daun buah (carpella)

Sifat sifat bunga majemuk dapat di bedakan menjadi tiga golongan yaitu :

       Bunga majemuk berbatas (inflorencia racemosa), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya

dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang

dapat bercabang lagi atau tidak, dengan mempunyai susunan ‘’acropetal’’ (semakin muda

semakin dakat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar
berturut-turut dari bawah ke atas. Bunga majemuk tak berbatas terdapat misalnya pada: kembang

merak (caesalpinia pulcherrima swartz), mangga (mangipera indica L).

       Bunga majemuk berbatas(inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu

tangkainya selalu di tutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan tangkai

terbatas.

       Bunga majemuk campuran (inflorecentia mixta),yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan

baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun bunga majemuk tak berbatas.

2.    Bagian-bagian bunga

Pada umumnya bunga mempunyai bagian-bagian berikut:

a.    Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, seringkali

terdapat daun-daun paralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau,  yang

seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke bunga.

b.    Dasar bunga (reseptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dangan ruas-ruas

yang amat pendek, sehinggga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-

bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain.

c.    Hiasan bunga (periantium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih

tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Bagian-bagian

hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:

      Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupaka lingkaran luar, biasanya berwarna

hijau dan sewaktu bunga masih kuncup merupakanselubungnya, yang melindungi kuncup tadi

terhadap pengaruh-pengaruh luar.


      Tajuk bunga atau mahkoya bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada

lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya tidak

berwarna hijau lagi.

d.   Alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya merupakan metamorfosis daun

yang menghasilkan serbuk sari.

e.    Alat-alat kelamin betina (gynaecium), atau disebut juga putik.

3.    Kelamin bunga

Bunga biasanya mempunyai dua kelamin. Karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat

kemudian di hasilkan alat-alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru. Berdasarkan alat-

alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga. Dapat dibedakan:

      Bunga banci atau berkelamin dua (hermaproditus), yaitu bunga yang terdapat benang sari (alat

kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina).

      Bunga berkelamin tunggal (unisexsualis).

Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam tiga macam yaitu:

      Bunga jantan (flos masculus),

      Bunga betina (flos femineus)

      Bunga mandul atau tidak berkelamin.

B.       Buah (Fructus)

Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan.

Maka buah akan tumbuh menjadi buah. Dan bakal biji yang terdapat di dalam buah akan tumbuh

menjadi biji. Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan
tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri. Buah pada

tumbuhan umumnya dapat di bedakan dalam dua golongan, yaitu:

a.    Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-

bagian lain pada bunga itu, malahan menjadi  bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik

perhatian, dan serinng kali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dapat di makan.

b.    Buah sungguh atau buah telanjang, yang terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga

lainnya yang masih tinggal ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.

1.    Penggolongan buah semu

Buah semu dapat di bedakan dalam:

a.    Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah pada

buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunnga yang ikut membentuk buah. Misalnya:

       Tangkai bunga pada jambu monyet

       Kelopak bunga pada buah cipllukan

b.    Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas

satu sama lain dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah.

c.    Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari

luartampak seperti satu buah saja. Misalnya bah nangka (artocarpus integra merr) yang terjadi

dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging.

2.    Penggolongan buah sungguh (sejati)

Sama halnya dengan buah semu, buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih dahulu

dalam 3 golongan, yaitu:

a.    Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja.

Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih. Dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah
dengan satu atau banyak ruangan. Buah sejati tunggal dapat di bedakan lagi dalam dua golongan,

yaitu:

      Buah sejati tunggal yang kering, yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan

mengayu seperti kulit yang kering, misalnya: buah  kacang tanah, padi dll.

      Buah sejati tunggal yang berdaging, ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging.

Dinding buah (pericarpium) seringkali dengan jelas dapat di bedakan dalam tiga lapisan, yaitu:

 luar (exocarpium), merupaka lapisan tipis, tetapi seringkali kuat atau jaju seperti kulit, dengan

permukaan yang licin.

 Kulit tengah (mesocarpium), biasanya tebal berdaging atau serabut. Jika lapisan ini dapatdi

makan, maka lapisan inilah yangdinamakan  daging buah. Misalnya pada buah mangga

(mangifera indica).

 Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya, seringkali

cukup tebal dan keras. Misalnya:

      Buah mangga, mempunyai satu ruang dengan satu biji

      Buah pepaya, yang terjadi dari beberapa daun buah  dengan satu ruang dan banyak biji.

      Buah durian, yang terjadi atas beberapa daun buah.mempunyai beberapa ruang dalam tiap

ruangnya terdapat beberapa biji.

b.    Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu

sama lain. Masing-masing bakal buah menjadi satu buah. Misalnya pada cempaka (michelia

champaca L)

c.    Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masiing-masing

bunganya mendukung satu bakall bua, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul sehingga

seluruhnya tampak seperti satu buah saja.misalnya pada pandan (pandanus tectorus sol).
C.      Biji (semen)

Setelah terjadi penyerbukan yanng diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi

buah dan bakal niji tumbuh menjadi biji. Pada biji umumnya dapat di bedakan bagian-bagian

berikut:

a.    Kulit biji (spermodermis)

b.    Tali pusar (funiculus)

c.    Inti biji atau isi biji (nucleus seminis)

Pada biji dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji. Tetapi di

pergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya.

1.    Kulit biji (Spermodermis)

Seperti telah dikemukakan, kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Oleh

sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan.

Yaitu:

a.    Lapisan kulit luar (testa), lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis,

ada yang kaku seperti kulit,ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan

pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam.

b.    Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, seringkali di manakan kulit ari.

2.    Tali pusar (funiculus)

Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni. Merupakan

tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji lepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji

hanya tampak bekasnya yang di kenal sebagai tali pusar biji


3.    Inti biji (nucleus seminalis)

Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam klitnya, oleh sebab

itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.

Inti biji terdiri atas :

a.    Lembaga (Embryo), merupaan calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh menjadi

tumbuhan baru.setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji

telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu:

      Akar lembaga atau calon akar (radicula),yang biasanya kemudian akan tumbuh terus merupakan

akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong dalam dicotyledonae)

      Daun lembaga (cotyledo), yang merupakan daun pertama suatau tumbuhan. Daun lembaga dapat

mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

      Batang lembaga (cauliculus), yang sering kali dapat di bedakan dalam dua bagian, yaitu:

 Ruas batang diatas daun lembaga(internodium epicotylum)

 Ruaas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum)

b.    Putih lembaga (albumen)

Putih lembaga adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat

cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih lembaga, misalnya pada biji

tumbuhan berbuah polong (leguminosae). Melihat asalnya  jaringan yang menjadi tempat

penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam:

      Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel

yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu

inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringanpenimbun makanan ini.


      Putih lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian biji luar kandung

lembaga, entah dari nuselus entah dari selaput bakal biji.   

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Akar, Batang dan Daun adalah bagian tubuh tumbuhan yang paling penting. Ketiga bagian

tubuh tumbuhan tersebut secara langsung maupun tidak lanngsung berguna untuk menegakkan

kehidupan tumbuhan . untuk  mempertahankan hidupnya tumbuhan membutuhkan tumbuhan

baru, dengan demikian tumbuhan memerlukan alat selain akar, batang dan daun , yaitu bunga,

biji dan  buah.

B.       Saran

Sebaiknya para pembaca jangan puas terhadap makalah ini saja, pembaca juga harus

menambah ilmu pengetahuannya lagi tentang materi ini dengan mencari lagi buku-buku bacaan

lainnya atau dari internet, dan kita sebagai manusia harus mensyukuri dan menjaga kelestarian

dari berbagai makhluk hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Citrosupomo, Gembong;  Morfologi Tumbuhan. Cet. Ke 13, gajah mada Universitypress, 2001
Dhatoek, yhana. (2012). Makalah Morfologi Tumbuhan. (Online). Tersedia :

http://yhanadhatoekblogger.blogspot.com/2012/09/makalah-morfologi-tumbuhan.html

Miiyani. (2012). Morfologi Tumbuhan Tentang Bunga. (Online). Tersedia:

http://miiyanni.blogspot.com/2013/05/morfologi-tumbuhan-tentang-bunga_24.html

Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah mada University Press. Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai