Anda di halaman 1dari 19

MORFOLOGI BATANG

Batang merupakan organ tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar dan
daun. Kedudukan batang bagi tumbuhan dapat disamakan dengan rangka pada
manusia dan hewan. Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh tumbuhan.
Batang mempunyai fungsi utama sebagai jalur transportasi air dan zat-zat hara
dari akar ke daun dan sebaliknya. Selain itu, batang mendukung bagian-bagian
tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun, bunga dan buah. Melalui
percabangannya, batang berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat makanan
cadangan.
Umumnya batang mempunyai sifat antara lain berbentuk panjang, bulat
seperti silinder. Pada batang terdapat buku-buku (nodus), tempat duduknya daun.
Jarak antara buku disebut ruas (internodus). Batang biasanya tumbuh ke atas, menuju
cahaya (fototrofi positif) atau matahari (heliotrofi positif).
Pada umumnya batang tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya
pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda. Batang selalu bertambah
panjang di ujungnya. Pertumbuhan batang ditandai dengan adanya percabangan.
Karena batang memiliki struktur yang cukup kompleks, dalam mengamati
batang suatu tumbuhan, ada beberapa hal penting yang menjadi focus pengamatan,
misalnya bentuk, cabang-cabang, arah pertumbuhan dan sebagainya.
A. STRUKTUR BATANG
Bila memperhatikan tumbuhan, biasanya pertama kali dilihat adalah
batangnya. Dari batang baru dilihat bagaimana keadaan daun. Sebagian besar
tumbuhan memiliki batang yang jelas. Namun demikian, beberapa tumbuhan
tidak memiliki batang yang jelas.
Berdasarkan hal tersebuat, salah satu cara membedakan tumbuhan dapat
dilakukan melalui struktur batangnya. Oleh karena itu tumbuhan dibedakan

MORFOLOGI BATANG

Page 1

menjadi tumbuhan yang berbatang (planta caulis) dan tumbuhan tidak berbatang
(planta aacaulis). Terlepas dari pernyataan tersebuat, tumbuh-tumbuhan yang
dikatagorikan planta acaulis pada dasarnya memiliki batang, namun tidak tampak
jelas terlihat.
Batang akan terlihat dengan jelas pada saat berbunga. Bila tumbuhan
memasuki tahap pembungaan, dari tengah-tengah roset tempat berkumpulnya
daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang tersusun
jarang dan mendukung bunga-bunga.
Pada tumbuhan yang memiliki umbi batang atau rimpang, pelapah daun akan
tumbuh berimpitan saling melekat. Pelapah daun yang berdekatan ini terlihat
seperti batang. Struktur seperti ini disebuat dengan batang semu, misalnya pada
pisang (Musa paradisiaca) dan jenis-jenis Zingiberaceae.
B. SIFAT DAN TUGAS BATANG
Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain. Akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat
dengan jumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku inilah
terdapat daun.
c. Tumbuhnya biasa ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrop).
d. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa
batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas,
e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan,
kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil,
f. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Sebagian bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk :

MORFOLOGI BATANG

Page 2

a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah yaitu: daun,


bunga dan buah.
b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi
kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling
menguntungkan.
c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
C. JENIS-JENIS BATANG
Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada diantaranya yang jelas
kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab
itu kita membedakan :
a. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan yang
benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak
ada. Hal itu sdisebabkan karena batangnya amat pendek, sehingga semua
daunnya seakan-akan keluar dari bagian akarnya dan tersusun rapat satu sama
lain merupakan suatu roset (rosula), seperti misalnya lobak (Raphanus sativus
L.), sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan
batang dengan nyata pada waktu bebrbunga. Dari tengah-tengah roset daun
akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarangjarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya.

MORFOLOGI BATANG

Page 3

Gambar 1. Contoh tanaman tak berbatang


b. Tumbuhan yang jelas berbatang
Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut :
1. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang memiliki struktur yang lunak
dan berair. Pada beberapa jenis tumbuhan, kadang-kadangstruktur batang
terdiri dari rongga-rongga. Dengan struktur seperti ini, batang basah dapat
dipaathkan dengan mudah. Selain itu, batang basah tidak dapat tumbuh
tinggi. Misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L.), krokot
(Portulaca oleraceae L.), keladi (Caladium sp.), pacar air (Impatien
Balsamina L.), dan sebagainya.

Gambar 2. Beberapa contoh batang basah


2. Batang berkayu (ligosus), yaitu batang yang disusun oleh jaringan lignin.
Oleh karena itulah batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian
MORFOLOGI BATANG

Page 4

besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores) dan
semak-semak (frutices) pada umumnya.
Perbedaan semak dan pohon dapat dilihat dari tinggi, percabangan,
dan perkembangan kambiumnya. Pohon adalah tumbuhan yang tinggi
besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang
semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu,
pertumbuhan cabang dekat dengan permukaan tanah atau malahan dalam
tanah. Diameter batang tidak dapat membesar. Tingkat pertumbuhan
semak disebut tingkat tiang. Kadang-kadang semak dianggap sebagai
perawakan (habitus) tumbuhan. Contoh pohon : mangga (Mangifera
indica L.), semak : sidaguri (Sida rhombifolia L.), putri malu (Mimosa
pudica), dan sebagainya.

Gambar 3. Contoh tumbuhan semak sidaguri


3. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruasruas yang jelas dan berukuran pendek. Kebanyakan batang rumput
seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.) dan rumput
(Gramineae) pada umumnya.

MORFOLOGI BATANG

Page 5

Gambar 4. Beberapa contoh batang rumput


4. Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai
ruas-ruas yang lebih panjang dan biasanya hanya terdiri dari satu ruas saja,
misalnya pada mending (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus
grossus L.) dan tumbuahan sebangsa teki (Cyperaceae) lainnya.

Gambar 5. Contoh batang mending pada tumbuhan teki (Cyperaceae)

D. BENTUK DAN PERMUKAAAN BATANG


Bentuk batang pada umumnya bulat. Meskipun demikian, beberapa tumbuhan
memiliki bentuk batang yang tidak bulat. Bentuk batang menjadi kunci dalam
determinasi dan mengklarifikasi tumbuhan.
Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) pada umumnya mempunyai batang
yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung atas semakin mengecil, jadi

MORFOLOGI BATANG

Page 6

batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat
memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji
tunggal (Monocotyledonae) sebaliknya mempunyai batang yang pangkal sampai
ke ujung boleh dikata tak ada perbedaan besarnya. Hanya pada beberapa
golongan saja yang pangkalnya tampak membesar , tetapi selanjutnya ke atas
tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam palma (Palmae).
Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah
bentuk batang pada penampang melintangnya, dan dilihat dari sudut bentuk
penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang,
anatar lain :
a. Bulat (teres), jika penampang melintangnya menunjukkan bangun lingkaran.
Batang bulat dapat ditemukan pada kebanyakan tumbuhan. Misalnya bamboo
(Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.),

Gambar 6. Batang Bulat pada Bambusa sp.


b. Bersegi (angularis). Penampang melintang batang menunjukkan dalam hal ini
kemungkinan :
- Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus),
- Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah (Passiflora
quadrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides Benth.),

MORFOLOGI BATANG

Page 7

Gambar 7. Contoh batang bersegi pada markisah


c. Pipih, penampang melintang batang yang terlihat biasanya berbentuk elips
atau setengah lingkaran. Batang pipih biasanya selalu melebar menyerupai
daun dan mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian
dinamakan :
- Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuahan
-

yang terbatas, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.),


Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan
percabangan, misalnya sebagai kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).

Gambar 8. Contoh batang pipih pada jakang


Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat
yang bermacam-macam. Kita dapat membedakan permukaan batang yang:
a. Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.),

Gambar 9. Jagung (Zea mays L.)


b. Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur,
misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.),
c. Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas,
misalnya pada Cereus peruvianus (L.) Haw.

MORFOLOGI BATANG

Page 8

Gambar 10. Batang beralur pada Cereus peruvianus (L.) Haw


d. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudutsudutnya terdpat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscoreae alata
L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.).
Selain dari itu permukaan batang dapat pula:
a. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.),
b. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp.),
c. Memperlihatkan bekas-bekas daun. Misalnya pada papaya (Carica papaya L.)
dan kelapa (Cocos nucifera L.),

Gambar 11. Batang dengan bekas-bekas daun


d. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya: nangka (Artocarpus
integra Merr.), keluwih (Artocarpus communis Forst.),

MORFOLOGI BATANG

Page 9

Gambar 12. Batang dengan bekas-bekas daun penumpu


e. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada segon (Albuzia stipulate
Bolv.),
f. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati)
seperti terlihat pada jambu biji (Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih
(Melaleuca leucadendron L.).

Gambar 13. Batang dengan bagian kulit yang mati


E. ARAH TUMBUH BATANG
Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah
cahaya meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat
memperlihatkan variasi dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang
tumbuhnya:
a. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas. Batang tegak lurus
biasanya tidak bercabang, misalnya papaya (Carica papaya L.), kelapa
(Cocos nucifera) dan beberapa jenis cemara.

MORFOLOGI BATANG

Page 10

Gambar 14. Contoh Batang tegak lurus


b. Menggantung (dependens, pendulus), batang seperti ini hanya dimiliki oleh
tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang,
misalnya Zebrina pendula Schnitzl. atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas
pohon seperti epifit, misalnya jenis anggrek (Orchidacea) tertentu.

Gambar 15. Batang menggantung pada Zebrina pendula Schnitzl


c. Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya
ujungnya saja yang sedikit membelok ke atas, misalnya pada semangka
(Citrullus vulgaris Schrad.), kadang-kadang batang berbaring diberikan
penunjang dari kayu, kawat, atau besi agar bias tumbuh ke atas.

Batang 16. Batang berbaring pada Citrullus vulgaris Schrad.

MORFOLOGI BATANG

Page 11

d. Menjalar atau merayap (repens), batang menjalar hampir sama dengan batang
berbaring. Yang membedakan terletak dari buku-bukunya yang mengeluarkan
akar, sehingga dapat tumbuh menjadi tunas. Batang menjalar dapat ditemukan
pada kangkung (Ipomoea crassicaulis), ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.) dan
sebagainya.

Gambar 17. Batang menjalar pada Ipomoea batatas Poir


e. Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak
berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada kacang
tanah (Arachis hypogaea L.)
f. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu
membengkok kembali ke bawah, misalnya pada bunga matahari (Hellathus
annuus L.)
g. Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunaka
penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupuntumbuhan lain, dan
pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk
berpegangan pada penunjang ini, misalnya dengan :
- Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
- Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla pianifolia Andr.)
- Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis vinifera L.)
- Daun pembelit atau sulur daun, misalnya kembang sungsang (Glariosa
-

superba L.)
Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.)
Duri, misalnya mawar (Rosa sp.), bugenvil (Bougainvillea spectabilis
Willd.)

MORFOLOGI BATANG

Page 12

- Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl.)


- Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.).
h. Membelit (volubillis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan
penunjang seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan alatalat khusus, melainkan batangnya sendiri naik melilit penunjangnya. Menurut
arah melilitnya dibedakan lagi batang yang :
- Membelit kekiri (sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah belitan
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan
demikian: jika kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu,
penunjang selalu berada disebelah kiri kita. Batang yang membelit kekiri
-

misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L.)


Membelit kekanan (dextrosum volobilis). Jika arah belitan sama dengan
arah gerakan jarum jam., atau jika kita mengikuti arah belitan, penunjang
akan selalu disebelah kanan tidak bayak ditemukan contoh : gadung
(Dioscorea hispida Dennst).

F. PERCABANGAN PADA BATANG.


Pertumbuhan batang dapat dilihat dari percabangan. Kebanyakan tumbuhan
melakukan percabangan, walaupun sedikit. Batang suatu tumbuhan ada yang
bercabang atau tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan
yang berbiji tunggal (monocotyledoneae). Misalnya jagung (Zea mays L.)
Umumnya batang memperlihatkan percabangan, entah banyak entah sedikit.
Cara menentukan percabangan pada batang adalah dengan melihat posisi
batang pokok terhadap cabang-cabangnya. Cara percabangan ada macam-macam
biasanya dibedakan 3 macam cara percabangan yaitu :
1. Cara percabangan monopodial, yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena
lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabangcabangnya, misalnya pohon cemara (Cosiarina aquisetifolita L.)

MORFOLOGI BATANG

Page 13

Gambar 18. Percabangan Monopodial pada pohon cemara


2. Percabangan Simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam
perkembanagan selanjutnya, mungkin lalu menghentikan pertumbuhanya atau
kalah besar atau kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan
cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras zapota L.)

Gambar 19. Percabangan Simpodial pada Achras zapota L


3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang
setiap kali menjadi dua cabang yang saam besarnya. Misalnya pada andam
(Gleichenia linearis Clarke)

Gambar 20. Percabangan menggarpu pada andam (Gleichenia linearis Clarke)


MORFOLOGI BATANG

Page 14

Cabang yang besar dibiasakan langsung keluar dari batang pokok lazim nya
disebuat lahan (ramus) sedangkam cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting
(ramulus).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya, oleh
sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti dibawah ini :
a. Geragih (flagellum, stolo) yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh
merayap, dan dari buku-bukunya keatas keluar tunas baru dan kebawah
tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini berserta akar-akarnya masingmasing dapat terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang
demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam :
1. Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica
Urb.) dan arbe (Fragraria vesca L.)
2. Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus L.), kentang
(Solanun tuberosum L.) dan alang-alang (Imperatae cilindrica)
b. Wiwilan atas tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh
cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang
tidur atau kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan
pohon coklat (Theobroma cacoa L.)
c. Sirung panjang (virga) yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan
mendukung daun-daun dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada
cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu
sering disebut pula cabang yang mandul (steril).
d. Sirum pendek (virgula atau virgula sucrescens) yaitu cabang-cabang kecil
dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan
pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat
perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebuat pula cabang yang subur
(Fertil).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang
tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini,
maka arah tumbuh cabang menjadi berlainan.
MORFOLOGI BATANG

Page 15

Umunya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut :


a. Tegak (fastigiatus) yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil,
sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong
ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya,
misalnya kelor (Moringa oleiifera), wiwilan pada kopi (Coffea sp.).
b. Condong ke atas (patens) jika cabang dengan batang pokok membentuk
sudut-sudut kurang lebih 45, misalnya pada pohon cemara (Casuarinas
aquisetifolia L.)
c. Mendatar (horisontalis), jika batang dengan batang pokok membentuk
sudut sebesar kurang lebih 90C, misalnya pada pohon randu (Ceiba
pentandra Gaertn), ketapang (Terminalia cattapa).
d. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar atau serong,
tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea
robusta Lindil.)
e. Bergantung (pendulus) cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah
misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix sp., glondokan (Polyathia
longifolia).

G. UMUR BATANG
Batang tumbuhan dapat menunjukkan umur suatu tumbuhan. Hal ini
disebabkan oleh siklus hidup tumbuhan, mulai dari kecambah, fase vegetatif, fase
generatif, dan fase maturasi. Perkecambahan merupakan suatu fase awal
tumbuhan memulai hidupnya, yang ditandai dengan muculnya daun pertama dan
akar.
Sejak berkecambah, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan, dengan
bertambahnya jumlah daun, akar dan tegaknya batang. Fase ini dinamakan fase
vegetatif. Fase generatif dimulai sejak tumbuhan mulai berbunga, lalu terjadi
penyerbukan sampai akhirnya menghasilkan buah. Buah akan mengalami
kematangan. Pada saat itu tumbuhan sudah memasuki fase maturasi.

MORFOLOGI BATANG

Page 16

Setelah fase maturasi, beberapa tumbuhan tidak lagi produktif, tetapi ada
beberapa jenis yang melanjutkan siklus hidupnya sebanyak satu kali atau berkali
kali. Hal inilah yang dimaksud sebagai umur tumbuhan.
Ada bermacam-macam tumbuhan yang mempunyai pangkal batang dalam
tanah, yang dapat meruapakan suatu alat untuk menahan kala yang buruk.
Tumbuhan yang mempunyai batang yang demikian itu dalam musim buruk
misalnya didaerah panas dalam musim kering (didaerah iklim sedang dalam
musim dingin) , bagian yang diatas tanah seringkali mati tetapi bagian yang
didalam tanah tetap hidup dan jika musim baik telah tiba akan bertunas
menghasilkan tumbuhan yang baru. Pangkal batang dalam tanah yang berguna
untuk mengarungi kala yang buruk itu disebuat : caudex, terdapat misalnya pada
valerian (Valeriana officinalis L.) dan klembak (Rheum officinale B.).
Dalam membicarakan perihal pangkal batang menjadi alat untuk
mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat diketahui
bahwa batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karna kalau batangnya
mati, biasanya tumbuhannya pun mati, maka tumbuhannya sering kali dibedabedakan menurut panjang atau pendeknya umurnya yaitu dalam :
1. Tumbuhan annual (annuus), yaitu tumbuhan yang mengalami hanya satu
siklus hidup. Bila sudah berbuah, tumbuhan akan mati dengan kata lain
tumbuhan annual merupakan tumbuhan setahun atau tumbuhan berumur
pendek. Dalam golongan ini termaksud bermacam-macam tanaman yang
didunia pertanian terkenal sebagai tanaman palawija, misalnya jagung (Zea
mays L.) , kedele (soja max Piper), kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dll.
Untuk menunjukan sidat ini dalam buku-buku pelarajan dicantumkan tanda
dibelakang nama tumbuhannya.
2. Tumbuhan biennial (dua tahun) (biennis), yaitu tumbuhan yang untuk
hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru)
memerlukan waktu dua tahun. Sifat ini sering ditunjukan dengan tanda ,

MORFOLOGI BATANG

Page 17

misalkan biet (Beta vulgaris L.) digilitas (Digitalis purpurea L.), cabe
(Capsicum sp.), tomat (Solanum lycopersicum).
3. Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras (perennial), yaitu yang dapat
mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang
dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohon-pohon
dan semak-semak, sifat ini ditunjukan dengan tanda planet saturnus, yaitu
tanda sendagkan untuk tanda terna (herba) yang seumur panjang, sifat ini
ditunjukan dengan tanda planet Jupiter, yaitu tanda X. Terna yang selalu
hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah mati, misalnya : emponempon (Zingiberaceae).

MORFOLOGI BATANG

Page 18

Daftar Pustaka
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Tljitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

MORFOLOGI BATANG

Page 19

Anda mungkin juga menyukai