Anda di halaman 1dari 5

Dasar teori

Menurut Tjitrosoepomo (2011), jika kita membandingkan berbagai


jenis tumbuhan ada di antaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada
pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan yang
benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya saja tidak
ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua
daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat
satu sama lain merupakan suatu rosert, misalnya lobak (Raphanus sativus
L.), sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan semacam ini akan
memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-
tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-
daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-
bunganya.
2. Tumbuhan yang jelas berbatang, batang tumbuhan dapat dibedakan seperti
berikut (Tjitrosoepomo, 2011) :
a. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair misalnya
pada bayam (Amaranthus spinosus L), krokot (Portulaca oleracea L).
b. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat,
karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-
pohon dan semak-semak pada umumnya. Pohon adalah tumbuhan
yang tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan
tanah, sedang semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang
berkayu, bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau malahan
dalam tanah. Contoh mangga (Mangifera indica L), sidaguri (Sida
rhombifolia L).
c. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras mempunyai
ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga misalnya pada padi
(Oryza sativa L) dan rumput (Gramineae) pada umumnya.
d. Batang mendong (calamus), seperti batng rumput tetapi mempunyai
ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis
globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grassu L.) dan tumbuhan sebangsa
teki (Cyperaceae), lainnya.
A. Arah Tumbuh Batang
Menurut Rosanti (2011), walaupun batang umumnya tumbuh ke arah
cahaya, menjauhi tanah dan air, tetapi arahnya dapat memperlihatkan
beberapa variasi, sehingga arah tumbuh batang dibedakan menjadi:
1. Tegak lurus (erectus)
Yaitu jika arahnya lurus ke atas. Batang tegak lurus biasanya tidak
bercabang, misalnya pepaya (Carica papaya L.), kelapa (Cocos nosifera)
dan beberapa jenis cemara.
2. Menggantung (dependens, pendulus)
Batang seperti ini hanya dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan yang
tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya Zebrina pendula
atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai epifit misalnya
jenis anggrek (Orchidaceae) tertentu.
3. Berbaring (humifusus).
Batang ini terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang
sedikit membengkok ke atas misalnya pada semangka (Citrillus vulgaris).
Kadang-kadang batang berbaring diberikan penunjang dari kayu, kawat,
atau besi agar bisa tumbuh ke atas.
4. Menjalar atau merayap (repens).
Batang menjalar hampir sama dengan batang berbaring, yang
membedakan terletak dari buku-bukunya yang mengeluarkan akar,
sehingga dapat tumbuh menjadi tunas. Batang menjalar dapat ditemukan
pada kangkung (Ipomoea crassicaulis), ubi jalar (Ipomoea batatas) dan
sebagainya.
5. Serong ke atas atau condong (ascendens),.
Pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu
membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea).
6. Mengangguk (nutans).
Batang ini tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu
membengkok kembali ke bawah seperti mengangguk. Contoh batang
mengangguk dapat dilihat pada bunga matahari (Helianthus annuus).
7. Memanjat (scandens).
Yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang.
Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada
waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk
berpegangan pada penunjangnya ini, misalnya dengan akar pelekat,
contohnya pada sirih (Piper bettle) dan arisema (Arisaema sp.).
8. Membelit (volubilis).
Berbeda dengan batang memanjat yang menggunakan alat bantu
untuk naik ke atas, batang membelit tidak menggunakan alat bantu, tetapi
batang tumbuhan itulah yang membelit. Dengan kata lain batangnya
sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Arah melilit terbagi dua, yaitu
ke kiri dan ke kanan. Membelit ke kiri, jika dilihat dari atas arah belitan
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dengan kata lain jika kita
mengikuti jalanya batang yang membelit itu, penunjang akan selalu di
sebelah kiri yang melihat.
Percabangan pada batang
Menurut Tjitrosoepomo (2011), batang suatu tumbuhan ada yang
bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan
tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea
mays). Umumnya batang memperlihatkan percabangan entah banyak entah
sedikit. Cara percabangan ada bermacam-macam biasanya dibedakan tiga
macam cara percabangan, yaitu:
1. Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak
jelas. Karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya
daripada cabang-cabangnya, misalnya pohon cemara (Casuarina
equisetifolia L.).
2. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan karena dalam
perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya
atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya atau kalah besar dan
kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya misalnya
pada sawo manila (Achras zapota L.).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan yang
batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku
andam (Gleichenia linearis Clarke).
bentuk batang
Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah
bentuk batang pada penampang melintangnya. Dan dilihat dari sudut bentuk
penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang
antara lain:
1. Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.).
2. Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada kemungkinan:
 Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
 Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah
3. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil
alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
 Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang
terbatas, misalnya pada Jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.),
 Kladodia (Cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan
percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).

Permukaan batang
Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat
yang bermacam-macam. Kita dapat membedakan permukaan batang yang:
a. Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.),
b. Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur,
misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.),
c. Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya
pada Cereus peruvianus (L.) Haw.
d. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada
sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi
(Dioscorea alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L.).
Selain dari itu permukaan batang dapat pula :
e. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.),
f. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp),
g. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.)
dan kelapa (Cocos nucifera L.),
h. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya: nangka (Artocarpus
integra Merr.), keluwih (Artocarpus comunis Forst.),
i. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv.),
j. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti
terlihat pada jambu biji (Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca
leucadendron L.).
arah tumbuh cabang
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang
tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini, maka
arah tumbuh cabang menjadi berlainan.
Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut:
a. Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat
kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit
serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya,
misalnya wiwilan pada kopi (Coffea sp.),
b. Condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok
membentuk sudut kurang lebih 450, misalnya pada pohon cemara
(Casuarina equisetifolia L.),
c. Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok
membentuk sudut sebesar kurang lebih 900C, misalnya pada pohon randu
(Ceiba pentandra Gaertn.),
d. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar,
tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea
robusta Lindl.),
e. Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah,
misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix.

Anda mungkin juga menyukai