Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etnografi dalam kegiatannya memberikan (mengungkap) uraian terperinci
mengenai aspek, cara berperilaku dan cara berpikir yang sudah membaku pada orang
yang dipelajari, yang dituangkan dalam bentuk tulisan, foto, gambar atau film.
Kebudayaan meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan perilaku dan pemikiran
serta keyakinan suatu masyarakat. Hal yang dipelajari bisa berupa bahasa, mata
pencaharian, sistem teknologi, organisasi sosial, kesenian, sistem pengetahuan, bahasa
dan religi. Untuk memahami unsur - unsur kebudayaan tersebut, peneliti biasanya tinggal
bersama masyarakat yang diteliti dalam waktu yang cukup lama untuk mewawancarai,
mengamati, dan mengumpulkan dokumen - dokumen tentang obyek yang diteliti.
Dengan bahasan terhadap tulisan - tulisan tersebut, mereka berusaha untuk membangun
tingkat - tingkat perkembangan evolusi budaya manusia dari masa manusia mula muncul
di muka bumi sampai ke masa terkini. Mereka bekerja keras mengungkap realita yang
terdapat dalam suatu komunitas masyarakat dan menyusun secara sistematis deskripsi
budaya - budaya pada masyarakat tersebut.
Pada awal kemunculannya etnografi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu
antropologi. Pada mulanya para antropolog berusaha membangun tingkat perkembangan
evolusi budaya manusia dari awal kemunculannya di muka bumi hingga sekarang,
namun dalam proses membangun perkembangan evolusi budaya ini para antropolog
tidak terjun langsung ke lapangan, tetapi mereka membangun kerangka evolusi ini
dengan tidak didukung oleh fakta - fakta dari lapangan. Pada awal abad ke 20 mereka
mulai menyadari perlunya pergi ke lapangan untuk mengadakan penelitian tentang
budaya, kesadaran untuk pergi ke lapangan inilah yang menjadi cikal bakal dari
kemunculan penelitian etnografi. Etnografi diperkenalkan oleh B. Malinowski dengan
mempublikasikan penelitian pertamanya yang berjudul Argonuts of the Western Pacific,
pada tahun 1922 dengan menggunakan metode lapangan dan observasi partisipan.
Penggunaan metode lapangan ini oleh Malinowski dapat dikatakan sebagai perpaduan
antara ilmu antropologi dan ilmu sosiologi (Kuswarno, 2008).

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rmusan masalah dalam makalah metode etnografi adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari metode penelitian etnografi ?
2. Apa tujuan dari metode penelitian etnografi ?
3. Apa ciri - ciri utama metode penelitian etnografi ?
4. Apa jenis – jenis metode penelitian etnografi ?
5. Apa prinsip – prinsip metode penelitian etnografi ?
6. Bagaimana prosedur metode penelitian etnografi ?
7. Bagaimana contoh metode penelitian etnografi ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan metode penelitian etnografi ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari metode penelitian etnografi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari metode penelitian etnografi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui ciri - ciri utama metode penelitian etnografi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis metode penelitian etnografi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip – prinsip metode penelitian etnografi.
6. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur metode penelitian etnografi.
7. Mahasiswa dapat mengetahui contoh metode penelitian etnografi.
8. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan metode penelitian etnografi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian Etnografi


Istilah etnografi berasal dari kata Yunani ethnos yang berarti “orang” dan graphein
yang berarti “tulisan”. Istilah itu kemudian diartikan sebagai sejenis tulisan yang
menggunakan bahan-bahan dari penelitian lapangan untuk menggambarkan kebudayaan
manusia. Kebudayaan merupakan seluruh pengetahuan yang dipelajari manusia dan
digunakan untuk menginterpretasi pengalaman dan membentuk tingkah laku, dan
etnografi merupakan penelitian yang membahas kebudayaan, baik yang eksplisit maupun
implisit (Spradley, 1980).
Secara bahasa, etnografi berarti potret suatu masyarakat. Penelitian etnografi
adalah gambaran tertulis tentang suatu budaya, yaitu adat, kepercayaan, dan perilaku
berdasarkan pengamatan peneliti yang terjun langsung ke lapangan. Etnografi adalah
metode penelitian sosial yang tergantung sepenuhnya pada pengamatan peneliti secara
dekat sehingga ia perlu membekali diri dengan kemampuan bahasa, budaya, dan
pengetahuan mendalam tentang wilayah atau bidang penelitian,dan penggunaan metode
yang sesuai dengan tujuan penelitian (Barker , 2000).
Etnografi adalah deskripsi tertulis mengenai organisasi sosial, aktivitas sosial,
simbol dan sumber material dan karakteristik praktik interpretasi suatu kelompok
manusia tertentu. Mengacu pada pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa, penelitian
etnografi merupakan penelitian mengenai aktivitas sosial dan, perilaku masyarakat atau
kelompok masyarakat tertentu. Etnografi merupakan salah satu model penelitian yang
lebih banyak terkait jengan antropologi, yang mempelajari dan mendeskripsikan
peristiwa budaya, yang monyajkan pandangan hidup subjek yang menjadi obyek studi.
Deskripsi itu diperoleh oleh peneliti dengan cara berpartisipasi secara langsung dan lama
terhadap kehidupan sosial suatu masyarakat (Duranti, 1997).
B. Tujuan Metode Penelitian Etnografi
Tujuan penelitian metode etnografi menurut Spradley (1980) adalah sebagai berikut:
1. Untuk Memahami Rumpun Manusia
Dalam hal ini etnografi berperan dalam menginformasikan teori – teori ikatan
budaya, menawarkan suatu strategi yang baik untuk menemukan teori grounded dan
berperan untuk membantu memahami masyarakat yang kompleks.
2. Etnografi Di Tunjukkan Guna Melayani Manusia
Tujuan ini berkaitan dengan prinsip yang dikemukakan Spradley yaitu memberi
problem solving bagi permasalahan di masyarakat bukan hanya ilmu untuuk ilmu.
3
C. Ciri - Ciri Metode Penelitian Etnografi
Penelitian etnografi memiliki ciri khas yaitu penelitian bersifat holistik, integrative,
thick description dan menggunakan analisis kualitaif dalam mencari sudut pandang yang
semula (native’s point of view). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan obeservasi-partisipasi dan wawancara secara terbuka dan mendalam,
sehingga penelitian etnografi memerlukan waktu yang lama. Penelitian etnografi secara
umum dilakukan secara bertahap dengan dimulai tahap perkenalan yang meliputi
mempelajari bahasa penduduk yang sedang diteliti. Selanjutnya pembelajaran terhadap
bahasa asli dipakai untuk membantu dalam menganilis permasalahan-permasalahan yang
muncul dari aktivitas sehari-hari.
Ciri - ciri penelitian etnografi menurut Mulyana (2001) yaitu :
1. Sumber data bersifat ilmiah, artinya penelitian harus memahami gejala empirik
(kenyataan) dalam kehidupan sehari - hari
2. Pelaku sendiri merupakan instrumen penelitian yang paling penting dalam
pengumpulan data
3. Digunakan untuk memahami bentuk-bentuk tertentu, atau studi kasus
4. Di lapangan, peneliti harus berprilaku seperti masyarakat yang di telitinya
5. Kebenaran data harus dicek dengan data lain (data lisan dicek dengan data tulisan).

D. Jenis - Jenis Metode Penelitian Etnografi


Menurut Creswell (2008) penelitian etnografi memiliki beragam bentuk. Akan
tetapi, jenis utama yang sering muncul dalam laporan - laporan penelitian pendidikan
adalah sebagai berikut :
1. Etnografi Realis
Etnografi realis merupakan pendekatan yang populer di kalangan antropolog.
Pendekatan ini berupaya menggambarkan situasi budaya para partisipan secara
obyektif berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dari para partisipan di
lapangan penelitian dan dipaparkan dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga
(third person point of view).
Tiga ciri khas etnografi realis menurut Creswell (2008) adalah sebagai berikut:
a) peneliti mengungkapkan laporan penelitiannya melalui pandang orang ketiga
berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan atas partisipan dan
pandangan-pandangan mereka. Peneliti tidak melihatkan refleksi peribadinya dan
berupaya bertindak hanya sebagai peliput fakta-fakta.
b) Peneliti memaparkan data-data obyektif dalam bentuk informasi yang terukur dan
bebas dari bias, afiliasi politik, dan penilaian personal. Peneliti boleh mengikut
4
sertakan data-data tentang kehidupan sehari-hari para partisipan yang disusun
dalam kategori-kategori standar penggambaran kultural, seperti keluarga, sistem
status, jaringan jaringan sosial, dan lain-lain.
c) Peneliti mengungkapkan pandangan para partisipan melalui kutipan-kutipan
penuturan mereka yang diedit tanpa merubah makna. Peneliti menyatakan
interpretasinya tentang gambaran budaya yang diteliti pada bagian akhir laporan.
2. Studi Kasus
Sebagai sebuah bentuk etnografi, studi kasus didefinisikan sebagai "an in-depth
exploration of a bounded system (e.g. an activity, event, process, or individuals) based
on extensive collection". Istilah "bounded" atau "terbatas" dalam definisi ini berarti
bahwa 'kasus' yang diteliti terpisah dari hal-hal lain dalam dimensi waktu, tempat, dan
batas-batas fisik tertentu. Artinya, hasil penelitian yang diperoleh hanya berlalu bagi
objek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasi pada objek lain meskipun masih
sejenis (Creswell, 2008).
Dalam ilmu psikologi, studi kasus didefinisikan sebagai "an in-depth study of
one person". Kebanyakan karya dan teori Freud dikembangkan berdasarkan berbagai
studi kasus terhadap individu yang dilakukan dengan menganalisis setiap aspek dan
pengalaman hidup seseorang untuk menemukan pola-pola dan penyebab tingkah laku
orang tersebut (Cohen, 2009).
Objek yang biasanya diteliti dengan prosedur ini memiliki karakteristik, kasus
bisa berbentuk individu tunggal, beberapa individu yang terpisah dalam sebuah
kelompok khusus, sebuah program, peristiwa - peristiwa yang berhubungan erat, atau
aktivitas-aktivitas. Jadi, dalam konteks pendidikan kasus yang diteliti bisa berbentuk
"Kehidupan Seorang Guru Teladan Nasional Sebagai Pendidik", "Intervensi Bahasa
Ibu dalam Pelafalan Bahasa Inggris oleh Siswa-Siswa Berkebangsaan Jepang di
Sekolah Internasional Global Jakarta", "Upaya - Upaya Kelompok Dosen Bahasa
Inggris di Universitas X Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris
Mahasiswa", "Proses Pembelajaran Menulis Surat Niaga di SMK X", "Proses
Penulisan Buku Ajar Reading Comprehension di Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris Universitas X", dan lain-lain.
3. Etnografi Kritis
Etnogiafi kritis merupakan pendekatan penelitian yang digunakan untuk
membantu dan memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat yang
termarginalisasi. Etnografer kritis biasanya merupakan individu berpikiran politis
yang, melalui penelitiannya, ingin memberikan bantuan melawan ketidakadilan dan
penindasan. Etnografer kritis, misalnya, Disa meneliti sebuah sekolah yang memberi
5
perlakuan istimewa terhadap siswa dari golongan tertentu, menciptakan situasi yang
tidak mendukung bagi siswa dari kelompok tertentu, atau cenderung menganggap
siswa laki-laki berpikiran lebih logis daripada siswa perempuan, dan sebagainya.
Menurut Creswell (2008) ciri khas etnografi kritis adalah sebagai berikut.:
a) Etnografer kritis mempelajari isu-isu sosial tentang kekuasaan, pemberdayaan,
ketidakadilan, dominasi, represi, hegemony, dan penindasan.
b) Penelitian diarahkan urtuk menghentikan marginalisasi terhadap individu -
individu yang diteliti dengan cara bekerjasama, berpartisipasi aktif,
menegosiasikan laporan akhir dengan para partisipan, dan memberikan bantuan
atau perhatian ketika memasuki dan meninggalkan lapangan penelitian.
c) Etnografer kritis menyadari bahwa interpretasinya dipengaruhi deh
kebudayaannya sendiri. Oleh karena itu, interpretasi tersebut bersifat tentatif,
selalu dapat dipertanyakan, dan didasarkan pada pandangan para partisipan dari
pembaca.
d) Etnografer kritis menempatkan dirinya sebagai pemberdaya para partisipan
sehingga laporan penelitiannya memuat orientasi pada nilai-nilai, pemberdayaan
partisipan melalui peningkatan otoritas, dan tantangan kepada status-quo.
Akibatnya, etnografer kritis tidak lagi bertindak sebagai pengamat objektif seperti
yang dilakukan etnografer realis.
e) Posisi etnografer kritis yang tidak netral memungkinkan baginya un:uk
menyarankan perubahan dalam masyarakat agar kelompok-kelompok yang seama
ini terpinggirkan tidak lagi dimarginalkan.
f) Laporan penelitian memuat data yang variatif, berjenjang, dan kontradiktif yang
diperoleh dengan beragam metode.

E. Prinsip - Prinsip Metode Penelitian Etnografi


Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah meliputi:
1. Mempertimbangkan tentang informan. Artinya peneliti harus secara selektif dalam
memilih informan yang akan diwawancarai dan diteliti. Peneliti harus melindungi
informan dan akibat-akibat yang ditimbulkan bila memilih mereka.
2. Mengerti informan. Mengerti di sini memiliki arti bahwa peniliti harus
memperhatikan hak-hak asasi, kepentingan dan sensivitas. Seorang peneliti memiliki
tanggung jawab untuk melindungi mereka terhadap konsekuensi yang akan muncul.
3. Menyampaikan tujuan penelitian. Peneliti harus menyampaikan kepada informan
sehingga mereka dapat membantu penelitian yang ada.
6
4. Melindungi privasi informan. Setiap kerahasiaan informan harus dilindungi, bila
mereka tidak mau disebutkan identitas mereka maka kitapun harus menjaga
kerahasiaan mereka (prinsip anonimitas) dan peneliti juga harus memperhatikan
keberatan-keberatan dari pihak informan.
5. Jangan mengeksploitasi informan. Peniliti tidak boleh hanya memanfaatkan
informan untuk mencapai tujuan penelitian, tetapi setelah penelitian selesai harus
memberikan balas jasa kepadanya karena telah menjadi informan yang membantu
selama penelitian berlangsung sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
6. Memberikan laporan kepada informan. Setelah penelitian selesai etnografer harus
memperlihatkan (melaporkan kepada informan).

F. Prosedur Metode Penelitian Etnografi


Penelitian etnografi secara umum mempunyai kesamaan dengan seseorang
penjelajah yang mencoba memetakkan suatu wilayah hutan belantara. Penjelajah
memulai dengan sesuatu masalah umum, mengidentifiksi ciri - ciri utama dari wilayah
tersebut, peneliti etnografi ingin mendeskripsikan wilayah kultural. Kemudian penjelajah
mulai mengumpulkan informasi, menapak rute tersebut, selanjutnya memulai
menyelidiki satu arah baru. Pada sebuah penemuan sebuah danau di tengah sebuah hutan
berpohon-pohon besar, penjelajah mungkin berjalan melewati daerah yang sudah
dikenalnya untuk mengukur jarak danau dari tepi hutan tersebut. Penjelajah akan sering
membaca kompas, memeriksa arah matahari, membuat catatan tentang tanda-tanda yang
menonjol, dan menggunakan umpan balik dari setiap pengamatan dari setiap pengamatan
untuk dimodifikasi informasi awal. Setelah beberapa minggu penyelidikan, penjelajahan
mungkin mengalami kesulitan menjawab pertanyaan “apa yang telah kamu temukan?”
seperti seseorang peneliti etnografi, penjelajah mencari untuk mendeskripsikan suatu area
hutan belantara dari pada berusaha menemuakan sesuatu
Menurut Spradley (1980) dalam praktiknya penelitian nyata perbedaan ini dapat
diungkapkan dalam dua pola penelitian. Sementara para peneliti ilmu sosial cenderung
mengikuti penyelidikan pola “linear”, peneliti etnografi cenderung mengikuti pola
“siklus”. Berikut ini uraian masing - masing siklus penelitian :
1. Pemilihan Suatu Objek Etnografi
Siklus dimulai dengan pemilihan suatu proyek etnografi. Barangkali yang
pertama peneliti etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari penyelidikan
mereka.
2. Pengajuan Pertanyaan Etnografi

7
Pekerjaan lapangan etnografi dimulai ketika mulai mengajukan pertanyaan
etnografi. Itu memperlihatkan bukti yang cukup ketika pelaksanaan wawancara,
tetapi observasi yang sangat sederhana dan entri catatan lapangan pun melibatkan
pengajuan pertannyaan. Terdapat tiga jenis utama pertanyaan etnografi, masing –
masing mengarah pada jenis observasi yang berbeda dilapangan. Semua jenis
etnografi mulai dengan “pertanyaan deskriptif” umum / luas seperti “siapa orang
yang ada disini ?’’ “ apa yang mereka lakukan?” dan “apa latar fisik dari situasi
sosial ini?”.
Kemudian setelah penggunaan jenis pertanyaan ini untuk menuntun observasi,
dan setelah analisis data awal, dilanjutkan dengan menggunakan “pertanyaan
struktural” dan “pertanyaan kontras” untuk penemuan. Ini akan membimbing
observasi agar lebih terfokus. Dalam sebuah etnografi, seseorang dapat mengajukan
sub - sub pertanyaan yang berhubungan dengan : suatu deskriptif tentang konteks,
analisis tentang tema - tema utama, dan interprestasi perilaku kultural.
3. Pengumpulan Data Etnografi
Dengan cara observasi partisipan dapat mengamati aktivitas seseorang,
karakteristik fisik situasi sosial, dan apa yang akan menjadi bagian dari tempat
kejadian. Anda akan memulai dengan melakukan observasi deskriptif secara umum,
mencoba memperoleh suatu tinjauan terhadap situasi sosial dan yang terjadi disana.
Kemudian setelah perekaman dan analisis data awal anda, anda akan
mempersempit penelitian dan mulai melakukan observasi ulang dilapangan, anda
akan mampu mempersempit penyelidikan anda untuk melakukan observasi selektif.
Walaupun observasi anda semakin terfokus anda akan selalu melakukan observasi
deskriftif umum hingga akhir studi lapangan anda.
4. Pembuatan Suatu Rekaman Etnografi
Tahap ini mencakup pengambilan catatan lapangan, pengambilan foto,
pembuatan peta, dan penggunaan cara – cara lain untuk merekam observasi anda.
Rekaman ini akan membantu membangun sebuah jembatan antara observasi dengan
analisis. Sebagian analisis anda akan tergantung pada apa yang telah anda rekam.
5. Analisis data etnografi
Langkah berikutnya dalam siklus tidak perlu perlu menunggu hingga
terkumpul banyak data. Peneliti etnografi menganalisis data lapangan yang
dikumpulkan dari observasi partisipan untuk menemukan pertanyaan. Anda perlu
menganalisis catatan - catatan lapangan anda setelah setiap periode pekerjaan
lapangan untuk mengetahui apa yang akan dicari dalam observasi periode berikutnya
dari observasi partisipan. Terdapat empat jenis analisis, yaitu :
8
a) Analisis domain yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari objek
penelitian atau situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan pertanyaan rinci
peneliti menemukan berbagai kategori atau domain tertentu sebagai pijakan
penelitian selanjutnya.
b) Analisis taksonomi yaitu menjabarkan domain - domain yang dipilih menjadi
lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya.
c) Analisis komponensial yaitu mencari ciri spesifik pada setiap strukur internal
dengan cara mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan melalui observasi
dan wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang mengontraskan.
d) Analisis tema budaya, yaitu mencari hubungan diantara domain dan hubungan
dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan kedalam tema - tema sesuai
dengan fokus dan subfokus penelitian.
6. Penulisan Sebuah Etnografi
Penulisan sebuah etnografi memaksa penyelidik ke dalam suatu jenis analisis
yang lebih intensif. Peneliti etnografi hanya dapat merencanakan dari awal
perjalanan penyelidikan mereka dalam pengertian yang paling umum. Setiap tugas
utama dalam tindakan siklus penelitian dianggap sebagai kompas untuk memelihara
diperjalanan. Kesadaran terhadap siklus penelitian etnografi dapat memelihara dari
kehilangan jalan bahkan dalam proyek penelitian yang sangat kecil. Peneliti
etnografi yang menghabiskan beberapa jam sehari melakukan observasi partisipan
secara proporsional akan memiliki sejumlah besar data lapangan

G. Contoh Penelitian Metode Penelitian Etnografi


Salah satu contoh penelitian etnografi yaitu karya Donald W. Ball yang berjudul
“Sebuah Etnografi Klinik Aborsi”. Latar Balakang Penelitian dilakukan di California-
Meksiko dengan latar belakang adanya pemberitaan surat kabar lokal dan nasional
(Amerika Serikat) yang memberitakan tentang budaya aborsi yang menjamur di
Amerika, namun pemberitaan itu di dasarkan atas data-data statistic yang bersifat
positivist. Peneliti (Donald W. Ball) tergerak untuk mengadakan penelitian terhadap
budaya yang menyimpang ini dari persepektif etnografis yang bersifat kualitatif dan studi
lapangan (filed study). Prosedur Penelitian etnografis yang dilakukan oleh Donald W
Ball ini dilakukan dengan:
1. Mengadakan pengamatan yang cukup lama terhadap aktifitas rutin sebuah klinik
(yang terdiri dari prosedur medis yang sebenarnya tidak terlalu relevan dengan
masalah penelitian ini) untuk membangun pola-pola aktivitas keseharian.

9
2. Wawancara yang ekstensif dengan sejumlah kecil pasien, yang senagaimana juga
diamati dalam klinik.
3. Diskusi terbatas dengan staff non medisklinik.
4. Wawancara-wawancara dengan orang-orang yang pernah menikmati jaya pelayanan
klinik tersebut. (Semua nara sumber di jaga anonimitasnya untuk menjaga kerahasiaan
mereka.
5. Selain dengan wawancara - wawancara terhadap narasumber di atas peneliti juga
memperhatikan setting dari tempat aborsi tesebut secara mendetail, yang meliputi
suasana ruangan, detail - detail ruangan, transaksi-transaksi yang muncul, simbol -
simbol yang ada dan lain-lain untuk mendapatkan gambaran yang mendalam.

Hasil penelitian etnografi yang dihasilkan oleh Donald W. Ball disimpulkan dalam
dua tema besar yaitu:
1. kemewahan dan biaya, hal ini mengandung arti bahwa praktek aborsi yang dilakukan
memberikan pelayanan yang mewah dan nyaman dengan biaya yang disepakati oleh
kedua pihak. Praktek ini dilakukan secara ekslusif.
2. Praktik - praktik konvensial kedokteran. Dalam praktek aborsi yang dilakukan
mengikuti gaya konvensial dari klinik atau Rumah Sakit pada umumnya. Simbol-
simbol dalam klinik aborsi itu yang meliputi peralatan, setting ruangan hingga istilah-
istilah yang dipakai meniru prosedur rumah sakit pada umum.

H. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Penelitian Etnografi


1. Kelebihan
Penelitian etnografi memiliki keunggulan dibandingkan dengan penelitian
yang lain. Kelebihan etnografi adalah menyediakan kesempatan yang lebih dalam
mengumpulkan data yang komplet dan relevan dalam menjawab permasalahan
karena penelitian etnografi ini mengadakan penelitian secara mendalam dan bersifat
partisipan. Etnografi juga mempertimbangkan data dari sumber terbaik untuk studi
perbandingan dan analisis. Seorang etnografer dapat berpartisipasi dalam kehidupan
sehari-hari dengan memperhatikan, mendengar, bertanya dan mengumpulkan data
(Suryani, 2008).
2. Kekurangan
Dalam research etnografi hanya dapat meneliti sedikit atau bahkan hanya satu
kasus, hasil dari penelitian etnografi tidak dapat digeneralisasi ke dalam konteks
sosial yang lain dan peneliti sebagai instrumen primer dalam mengumpulkan data.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etnografi merupakan metode penelitian yang meneliti perilaku manusia dalam
lingkungan spesifik alamiah mengenai sosial budaya, bahasa, kebiasaan, hubungan antar
manusia dalam satu komunitas, perilaku, dan lain-lain. Metode etrografi dapat berhasil
jika tahapan-tahapan penelitian dilakukan. Peneliti sebagai instrumen, ia harus mampu
dan menguasai hal-hal yang akan diteliti. Etnografi menjadi metode untuk menggali
pemaknaan terhadap suatu realitas. Etnografer tidak hanya berhenti pada mengamati
tingkah laku, tetapi lebih dari itu dia juga menyelidiki makna dari tingkah laku itu.
Suatu penelitian etnografi adalah penelitian kualitatif yang melakukan studi
terhadap kehidupan suatu kelompok masyarakat secara alami untuk mempelajari dan
menggambarkan pola budaya satu kelompok tertentu dalam hal kepercayaan, bahasa, dan
pandangan yang dianut bersama dalam kelompok itu. Penelitian etnografi khusus
menggunakan tiga macam metode pengumpulan data: wawancara, observasi, dan
dokumen dan menghasilkan tiga jenis data: kutipan, uraian, dan kutipan dokumen
tergabung dalam satu produk yaitu uraian naratif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Barker, Chris. 2000. Cultural Studies, Tgeory And Practice. London: Sage
Publication.

Creswell, John W. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and


Evaluating Quantitative and Oulitative Research. New Jersey: Prentice
Hall.

Cohen, Louis. Lawrence Manion dan Keith Morrison. 2009. Research Methods in
Education. London: Ftoutledge

Duranti, A. 1997 Linguistic Anthropology. California : Cambridge University


Press.

Kuswarno, Engkus. (2008). Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya.


Bandung: Widya Padjadjaran.

Mulyana, Deddy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitataif. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Spradley, J. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and


Winston.

Suryani, Anne. (2008). Comparing Case Stury and Ethnography as Qualitative


Research Approaches. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 5, No. 1. September
2008. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

12

Anda mungkin juga menyukai