Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM BOTANI FARMASI

PROGRAM STUDI SI FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI DAN ANATOMI BATANG

O L E H:

KELOMPOK: I (SATU)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati

terbesar kedua di dunia, bahkan mungkin nomor satu jika keanekaragaman

hayati laut diperhitungkan. Perlu dipahami bahwa Keanekaragaman hayati

tidak hanya terbatas pada flora, fauna, tetapi juga termasuk keragaman

mikroba dan manusia. Saat ini sebagian besar pemetaan keanekaragaman

hayati di Indonesia dilakukan dengan mempelajari keragaman fenotip atau

bentuk (morfologi), dan proses metabolisme/biokimia dan metabolit yang

dihasilkannya. (Amin Soebandrio, 2017).

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan

susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang

fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah satu

bagian dari tumbuhan yaitu batang. Batang merupakan bagian tubuh

tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang berada diatas permukaan

tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang

dapat disamakan dengan sumbuh tubuh tumbuhan. Oleh karena itu untuk

mempertahankan fungsinya, batang melakukan berbagai adaptasi terhadap

lingkungan dimana tumbuhan tersebut tumbuh. (Al Hidayat, 2012).


B. Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui tipe tumbuhan

berbatang, bentuk, arah dan percabangan pada batang, organ dan jaringan

penyusun pada batang, dan tipe-tipe berkas pempuluh pada batang.

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menentukan tipe tumbuhan berbatang

2. Menentukan bentuk, arah tumbuh dan percabangan pada batang

3. Mengamati organ dan jaringan penyusun pada batang

4. Menentukan tipe-tipe berkas pembuluh pada batan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Batang Tumbuhan

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting,

dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang

dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Bagian-bagian batang menurut

kegunaanya dapat digolongkan menjadi 4 bagianBatang adalah bagian dari tubuh

tanaman yang menghasilkan daun dan struktur reproduktif. Daerah pada batang

yang menumbuhkan daun disebut nodus (buku), sedangkan daerah antara dua

nodus disebut internodium (ruas). Berdasarkan kenampakan batang, tumbuhan

dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis), seperti lobak

(Rhapanus sativus L.), dan sawi (Brassica juncea L.), dan tumbuhan yang jelas

berbatang, yang terdiri atas batang basah (herbaceus), batang berkayu (lignosus),

batang rumput (calmus), dan batang mendong (calamus). Pada umumnya batang

mempunyai sifat-sifat sebagi berikut.

1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula umumnya

bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf. Artinya dapat dengan

sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.


2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada

buku-buku inilah terdapat daun.

3. Tumbuhanya biasanya keatas. menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop

atau heliotrop).

4. Selalu bertambah panjang diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan. bahwa

batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.

5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan.

Kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.

6. Umumnya tidak berwarna hijau. Kecuali tumbuhan yang umurnya masih

pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda. (Sri Mulyani, 2006).

B. Manfaat Batang Pada Tumbuhan

Fungsi batang sebagai bagian dari tubuh tumbuhan antara lain :

1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu : daun,

bunga, dan buah.

2. Dengan percabanganya memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan

bagian-bagian tumbuhan didalam ruang sedemikian rupa. Hingga dari segi

kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling

menguntukan.

3. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah keatas dan jalan

pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah

4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. (Sri Mulyani, 2006).


C. Klasifikasi Batang

1. Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi:

a. Tumbuhan tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak

mempunyai batang sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan

akan keluar dari bagian atas akar. Contoh: lobak (Raphanus sativus).

b. Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang mempunyai batang

sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian atas

permukaan tanah. Tumbuhan berbatang jelas dibedakan :

1) Batang basah (herbaceus) lunak dan berair. Contohnya Bayam

(Amaranthus sp.)

2) Batang berkayu (lignosus) keras dan kuat Contoh Durian (Durio

zibethinus)

3) Batang rumput (calmus) tidak keras, punya ruas-ruas yang nyata,

sering berongga. Contoh: padi (Oriza sativa)

4) Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi ruas-ruasnya

lebih panjang. Contoh: rumput teki (Cyperus rotundus) (Marina

Silalahi, 2006)

2. Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :

a. Bulat (teres) Seperti pada: Bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera)

b. Bersegi (angularis). Misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)

c. Pipih, biasanya menyerupai daun, misalnya Kaktus (Opuntia sp.)

3. Permukaan batang
Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang

menutupi seluruh permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang

dibedakan menjadi:

a. Licin (leavis) Misalnya pada Jagung (Zea mays)

b. Berusuk (costatus) permukaan ada rigi-rigi yang membujur. Misalnya

pada Iler

c. Beralur (sulcatus), terdapat alur-alur. Misalnya pada Cereus peruvianus

d. Bersayap (alutus), pada batang yang bersegi, sudut-sudut terdapat

pelebaran yang tipis. Misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)

e. Berambut (pilosus). Misalnya pada Tembakau (Nicotiana tabacum)

f. Berduri (spinosus). Misalnya pada Mawar (Rosa sp.), jeruk nipis (Citrus x

aurantium)

g. Memperlihatkan berkas daun. Misalnya pada Pepaya (Carica papaya)

h. Memperlihatkan berkas daun penumpu. Misalnya pada Nangka

(Artocarpus heterophylla)

i. Memperlihatkan banyak lenti sel. Misalnya pada Sengon (Paraserianthes

falcataria L.Nielsen)

j. Memperlihatkan lepasnya kerak. Misalnya pada Jambu biji (Psidium

guajava).

4. Arah tumbuh batang


Arah tumbuh batang merupakan posisi arah pertumbuhan batang

terhadap permukaan tanah. Berdasarkan arah tumbuh batang tumbuhan

dibedakan menjadi:

a. Tegak lurus (erectus). Misalnya pada Pepaya (Carica papaya)

b. Mengantung (dependens), yang tumbuh di lereng, sebagai epifit. Misalnya

pada Anggrek (Dendrobium sp.)

c. Berbaring (humifusus) terletak dipermukaan tanah ujung saja yang ke

atas. Misalnya pada Semangka

d. Menjalar/ merayap(respen), batang diatas permukaan tanah , setiap buku

keluar akar. Misalnya pada Ubi jalar (Ipomoea batatas); Kacang tanah

(Arachis hypogea)

e. Mengangguk (nutan), batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya

membekok lagi kebawah. Misalnya pada Bunga matahari (Helianthus

annuus)

f. Memanjat (scandens).

g. Membelit (volubillis), batang sendiri naik dengan melilit tiang panjat.

5. Percabangan Batang

Percabangan pada batang dapat dibedakan menjadi:

a. Monopodial, batangb pokok selalu tampak jelas,lebih besar dan panjang

dari cabang-cabangnya. Misalnya pada Cemara (Casuarina sp.)


b. Simpodial, batang pokok sulit ditentukan, dalam pertumbuhan dan

perkembangan kadang-kadang lebih cepat dan lamabat dari cabangnya

Misalnya pada Sawo manila

c. Menggarpu/dichotom, pada batang yang setiap batangnya tumbuh cabang

menjadi dua yang sama besar. Misalnya pada Cabai (Capsicum annuum).

(Marina Silalahi, 2016).

D. Tanaman Sambiloto

1. Tanaman sambiloto ( Andrographis Nees ) memiliki sistemati sebagai berikut:

Divisi : magnoliophyta

Sub Divisi : angiospermae

Classis : mangnoliopsida

Ordo : solanaceae

Famili : acanthaceae

Genus : andrographis

Species : andrographis paniculata Nees.

2. Sinonim Justica laterbrosanRuus., J. Paniculata Burm., J strica Lam. Ex

Steud

3. Deskripsi

Sambiloto merupakan tumbuhan dengan perawakan terna tegak,

sangat pahit,, tinggi 40-90 cm. Percabangan banyak dengan letak berhadapan

(simpodial), cabang berbentuk segi empat gundul (Kemenkes RI.2017).


E. Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

1. Batang monokotil

Menurut Hidayat (1995), sistem pembuluh pada monokotil biasanya

terdiri dari berkas yang tersebar seolah tak beraturan dan hal itu jelas terlihat

pada penampang melintang. Pada beberapa dikotil, sistem berkas pembuluh

tersebar itu juga ditemukan seperti pada Nymphaeaceae, banyak anggota

Ranunculaceae, dan tumbuhan Berberidaceae. Konsep stele menerangkan

filogeni struktur sistem pembuluh primer dalam sumbu tumbuhan. Konsep ini

dimaksudkan untuk menganalisis homologi struktur sumbu di berbagai takson.

Kata stele berarti tiang atau pilar dan di sini dimaksudkan inti sumbu tumbuhan

yang terdiri dari sistem pembuluh dengan parenkim di daerah interfasikuler,

celah daun, empulur, dan perisikel. Stele juga disebut silinder pusat atau silinder

pembuluh, meskipun termasuk ke dalamnya parenkim tersebut di atas. Sumbu

tumbuhan digambarkan sebagai stele berbentuk pilar di tengah yang dikelilingi

korteks yang pada gilirannya di tutup oleh epidermis. Oleh karena batas antara

korteks dan stele pada batang kurang jelas, maka penggunaan konsep stele

tidaklah mudah.

2. Batang dikotil

Menurut Mulyani (2006), pada kebanyakan dikotil yang berbentuk

pohon, daerah antar pembuluhnya sempit, misalnya pada Salix, Prunus, dan

Quercus, dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jaringan

sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak di putus oleh


jari-jari empulur. Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang

kemudian menjadi beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain

terdiri atas sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapisan kolenkim.

Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi klorofil.

Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung tepung.

Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah yang juga terdapat pada

bagian korteks. Pada batang yang sudah tua, empulur terdiri atas sel

berdinding tebal dan berwarna lebih tua karena banyak mengandung tanin.

Selnya terdiri atas sel hidup yang mengandung tepung. Pada floem sekunder

banyak dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel

parenkim. Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal

pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan

lentisel. Satu atau dua lapisan korteks di bawah epidermis berisi kloroplas.

Lapisan ini diikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan

sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan korteks. Di dalam floem

sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada metafloem. Kambium

pembuluh memisahkan floem dengan xilem sekunder dengan membentuk

silinder yang padat. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah.

Tepung dan kristal sering terdapat dalam empulur maupun korteks.


BAB III

METODE KERJA

A. Alat Yang Digunakan

1. Mikroskop
2. Dek glass
3. Objek glass
4. Silet
5. Pipet tetes
6. Tissu
B. Bahan Yang Digunakan

1. Batang sambiloto

C. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan sampel


2. Deskripsikan masing-masing sampel sesuai dengan literatur
3. Amati morfologi sampel (bentuk, permukaan batang dll.)
4. Gambar morfologi sampel lengkap dengan ket.bagian sampel
5. Amati anatomi sampel dengan menyayat secara melintang setipis
mungkin kemudian diletakkan pada objek glass dan ditetesi dengan
aguadest sebanyak 2-3 tetes, setelah itu ditutup dengan deck glass
6. Setelah itu amati dibawah mikroskop sampai didapatkan tipe jaringan
pembuluh pada batang
7. Setelah itu gambar anatomi pada batang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Morfologi Batang Sambiloto

Nama Indonesia : batang sambiloto gambar batang


Nama Latin : Andrographis paniculata

Tipe tumbuhan/batang : jelas berbatang

(herbaceus)

Permukaan batang : licin (leavis)

Arah tumbuh batang : tegak lurus (erectus)

Percabangan pada batang : batang pokok jelas

(monopodial)

Arah tumbuh cabang : tegak (fastigiatus)

Bentuk batang : bulat (teres)

Kegunaan : Meringankan gejalah flu,

memperkuat daya tahan tubuh, meredakan

demam

2. Anatomi batang dikotil dan monokotil


Gambar Keterangan

1. Epidermis

2. Jaringan dasar

3. Berkas pembuluh

Monokotil

Gambar dikotil Keterangan gambar

1. Epidermis

2. Korteks

3. Berkas pembuluh

4. Kambium pembuluh

5. Empulur

B. Pembahasan
Pada praktikum ini, membahas mengenai morfologi dan anatomi

batang bertujuan Menentukan tipe tumbuhan berbatang menentukan

bentuk, arah tumbuh dan percabangan pada batang, mengamati organ dan

jaringan penyusun pada batang, menentukan tipe-tipe berkas pembuluh

pada batang.

Pada morfologi sambiloto (Andrographis paniculata) tipe tumbuhan

jelas berbatang (herbales), permukaan batang licin (leavis), arah tumbuh

batang tegak lurus (erectuc), percabangan pada batang memiliki batang

pokok jelas (Monopodil), arah tumbuhan cabang yaitu tegak (fastigiatus),

bentuk batang bulat (teres).

Pada anatomi batang terbagi dua yaitu dikotil dan monokotil, pada

dikotil batang terdapat epidermis, korteks, berkas pembuluh, kambium

pembuluh, empulur. Sedangkan pada monokotil terdapat epidermis,

jaringan dasar,berkas pembuluh. Batang tumbuhan dikotil dan monokotil

adalah dua contoh perbedaan struktru pada jenis tumbuhan yang berbeda.

Batang tumbuhan dikotil memiliki lapisan-lapisan yang terbagi jelas dan

memiliki lapisan kambium yang memungkinkan adanya pertumbuhan

sekunder. Pada batang tumbuhan monokotil tidak terdapat berbagai lapisan

seperti halnya batang dikotil pembuluhnya tersebar didalam batangnya dan

tidak memiliki kambium pembuluh.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa

setiap batang khususnya batang sambiloto memiliki karakteristik morfologi

seperti tipe batang, permukaan batang, arah tumbuhan, percabangan pada

batang, arah tumbuh cabang dan bentuk batang. Sedangkan pada anatomi

batang terbagi dua macam yaitu dikotil dan monokotil.

B. Saran

Adapun saran dari praktikum ini adalah sebaiknya praktikum di

lakukan di laboratorium, dan bahan atau sampel di amati sesuai dengan prosedur

laboratorium yang berlaku sehingga hasil praktukum dapat di peroleh dengan baik

dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Al Hidayat. 2012. Pengantar Dasar Dan Kebutuhan Manusia. Jakarta : Salemba

medika.

Amin Soebandrio, 2017. Peran Biologi Molekuler Dalam Pemetaan

Keanekaragaman Hayati. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Hidayat.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.

Kemenkes RI.2017. Sambiloto (Andrographys paniculata). Jakarta : Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan.

Silalahi,Marina.2016. Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan.Universitas Kristen

Indonesia Jakarta.fakultas MIPA.

Sri Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yokyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai