Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

“Modifikasi Akar, Batang dan Daun”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOL 5
NAMA KELOMPOK : 1. AHMAD RIZAL (203020209031)
2. JANUARDI BANA (203030209043)
3. DELA APRIANIMA (203020209035)
4. DETRI WULANDARI (203020209034)
5. WANDA SEPTINA (203020209034)
6. WINDY MELANIE (ACD 18 054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan limpahan
dan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan laporan
percobaan berjudul "Modifikasi Akar, Batang dan Daun”
Dalam penulisan pengamatan ini, berbagai hambatan kami lakukan. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-
mata.
Dalam penyusunan laporan percobaan ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman
kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat.
Serta akhir kata penulis semoga Tuhan Yanga Maha Esa selalu membalas budi baik anda
semua
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Modifikasi Akar
B. Modifikasi Batang
C. Modifikasi Daun
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
B. Alat dan Bahan
C. Prosedur Kerja
BAB IV PENUTUP
A. KESIPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur pokok tumbuhan hanya terdiri dari akar, daun, batang, bunga dan
buah. Pada suatu keadaan, struktur pokok tersebut dapat berubah dan berkembang
menjadi struktur baru, sebagai adaptasi tumbuhan terhadap lingkunganya. Misalnya,
pada daerah kering, daun-daun akan berubah menjadi duri, yang bertujuan untuk
mengurangi penguapan air yang terjadi melalui daun (transpirasi) (Tjitrosomo, 1983).
Contoh lain adalah perubahan akar pada tumbuhan yang hidup didaerah
pasang surut, dimana akar akan selalu terendam air dalam waktu yang lama. Agar
tumbuhan tidak mati karena membusuk, akar akan berubah betuknya menjadi
beberapa tipe adaptasi terhadap pasang. Perubahan seperti ini disebut metamorfosis
tumbuhan. Karena tumbuhan merupakan individu yang tidak bergerak, maka istilah
metamorfosis diganti menjadi modifikasi tumbuhan (Tjitrosomo, 1983).
Pada banyak tumbuhan, daun mengalami modifikasi sehingga menjadikanya
berguna bagi manusia. Tangkai daun sawi dan seledri, daun berdaging pada kol dan
bawang merupakan beberapa contoh. Bagian daun bawang yang paling atas yang
berbentuk pipa menjadi kering pada akhir musim tumbuh yang pertama. Bagian yang
menjadi umbi lapis. Sisik-sisik ini banyak mengandung bunga jika dibiarkan
tumbuhan pada musim kedua. Banyak tanaman lain (lili, hiasin, narsisus) menimbun
makanan di dalam daun umbi lapis yang termodifikasi (Rosanti, 2013).
Tumbuhan daerah kering dan daerah setengah kering, yang dipelihara sebagai
tanaman hias, daur daunnya menjadi tebal dan berdaging karena menyimpan air,
tunbuhan, seperti ini dinamai sukulen(“succulent”). Contohnya antara lain ialah
Portulaca grandiflora yang banyak ditanam sebagai tanaman hias (Rosanti, 2013).
Berdasarkan penjelasan diatas maka diadakannya praktikum ini untuk mengetahui
bentuk-bentuk modifikasi yang dilakukan oleh bahan-bahan yang akan diamati. 
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bagian-bagian akar ?
2. Apa saja sifat-sifat umum pada batang ?
3. Bagaimana terjadinya respirasi pada daun ?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengenal dan melengkapi bentuk-bentuk
modifikasi akar, batang dan daun.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Modifikasi Akar
Akar adalah bagian pokok yang ketiga disamping batang dan daun bagi
tumbuhan yang tubuhnya sudah merupakan kormus, Akar pada umumnya mempunyai
sifat-sifat yaitu :
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat dalam tanah dengan arah
tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop), meninggalkan
udara dan cahaya.
2. Warnanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
3. Tumbuh terus pada ujungnya tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah
jika dibandingkan dengan batang.
4. berbentuk meruncing, sehingga lebih mudah untuk menembus tanah.

Bagian tumbuhan akar mempunyai fungsi untuk :

1. Memperkuat berdirinya tumbuhan


2. Menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut dalam air dari dalam tanah.
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan ketempat-tempat pada tubuh tumbuhan
yang memerlukan.
4. Tempat penimbunan makanan.

Bagian-bagian akar pada umumnya dapat dibedakan menjadi 7, yaitu :

1. Leher akar atau pangkal akar (collum)


2. Ujung akar (apex radicis)
3. Batang akar (corpus radicis)
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis)
5. Serabut akar (fibrilla radicalis)
6. Rambut-rambut akar (pilus radicalis)
7. Tudung akar (calyptra)

Pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam system perakaran yaitu


system akar tunggang (radix primaria) dan system akar serabut (radix adventica).
Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan atas :

1. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang.


Akar tunggang yang tidak bercabang ini biasanya berhubungan dengan fungsinya
sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan sehingga memeliki bentuk yang
istimewa seperti :
 berbentuk sebagai tombak (fusiformis)
 berbentuk gasing (napiformis)
 berbentuk benang (filiformis)
2. Akar tunggang yang bercabang
Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah,
bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi. Sehingga dapat
memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran
menjadi amat luas, sehingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
Sistem perakaran serabut pada tanaman dapat di bedakan atas 3 hal yaitu :
 Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
 Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang.
 Akar serabut besar-besar hampir seperti lengan.

Dilihat dari cara hidup suatu tanaman, maka pada berbagai jenis tumbuhan
sering kita temukan akar-akar yang mempunyai sifat dan fungsi khusus misalnya :

 Akar udara atau akar gantung (radix aereus)


 Akar penggerek atau akar penghisap (houstorium)
 Akar pelekat (radix adligans)
 Akar pembelit (orrhus radicalis)
 Akar nafas (pneumatophora)
 Akar tunjang
 Akar lutut
 Akar banir.
B. Modifikasi Batang
1. Pengertian dan Sifat Umum Batang

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, tumbuhan yang berada di atas
permukaan tanah. Batang tumbuh dari batang lembaga yang tumbuh dari dalam biji.
Selanjutnya pertumbuhan berasal dari titik tumbuh berupa maristem apical yang terdapa dari
batang. Mengingat tampat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang terdiri dari sumbu tegak dengan
daun-daun yang meletak padanya (Tjitrosoepomo, 2012)
Beberapa sifat umum batang antara lain :
a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk
lain, akan tetapi selalu selalu bersifat aktinomorf  yang dapat dengan jumlah bidang
dibagi menjadi dua bagian yang tertngkap.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh-oleh buku-buku, dan pada
buku-buku tersebut terdapat daun.
c. Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya matahari bersifat fotorop atau heliotrope.
d. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umumnya pendek  sepeti
rumput dan pada waktu batang masih muda.
e. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
f. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
2.   Bentuk Modifikasi Batang
a. Stolon adalah batang horizontal panjang yang menjajar diatas tanah
maupun air. Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan berbentuk akar.
Setelah beberap waktu tanaman ini tumbuh memanjang dam menjauhi
hidupnya lalu membengkok ke atas membentuk individu baru.
b. Rhizome/rimpang adalah dibawah tanah yang tumbuh horizontal dan
biasanya bercabang, berbuku, beruas daun yang melekat pada buku
berbentuk sisik yang tipis seperti selaput dan waranya tidak hijau.
c. Umbi batang dapat dirspesiasialisai serta termodifikasi bentuknya untuk
keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan untuk
fotosintesis. Umbi batang merupakan salah satu bentuk modifikasi batang
yang berguna untuk menyimpan cadangan makanan
d.  Umbi lapis umbu ini terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis
seperti selaput. Menutup yang dinamakan tunika, berperan sebagai
pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanisme terhadap umbi.
e. Kormus terdiri dari batang pendek dan gemuk yang berorientasi vertical
dalam tanah dan diselubungi sisik (daun) kering. Kormus dapat
menghasilkan anak kormus yang disebut kormel yang merupakan yunas
yang berkembang biak di tekiak daun pada kormus induk. Sering kali
kormel terdapat diujung sumbu batang yang tergolong geragih.
f. Umbi sisik umbi ini memiliki penutup kering. Sisik terpisah dan tidak
sama tingginya serta semua melekat pada papan basal.  Pada umumnya
umbi sisik ini mudah rusak dan perlu dirawat agar tetap lembab, sebab
luka jika kekeringan (Rosanti, 2013).
3. Pengertian Adaptasi dan Modifikasi Batang
Adaptasi adalah proses penyesuaian dari dengan perubahan lingkungan. Pada
batang adaptasi  sangat penting dilakaukan, hal ini berkaitan erat dengan kondisi
lingkungan tumbuhan yang bersangkutan. Teknik beradaptasi terbagi menjadi 3,
yaitu  (Rosanti, 2013).
a. Adaptasi morfologi yang adaptasi dengan perubahan struktur tubuh,
termasuk di dalamnya adaptasi batang.
b. Adaptasi fisiologi yaitu adaptasi dengan perubahan fungsi organ tubuh.
c. Adaptasi tingkah laku yaitu adaptasi dengan perubahan tingkah laku.
4. Tumbuhan yang tidak Berbatang dan Jelas Berbatang
Jika kita memandingkan beberapa jenis tumbuhan, ada yang jelas kelihatan
batangnya, tetapi ada pula yang kehilatannya tidak berbatang. Oleh karena itu
dapat dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang Planta acaulis dan
tumbuhan yang jelas berbatang. Di mana tumbuhan yang tidak berbatang  Planta
acaulisI yaitu tumbuhan yang sesungguhnya berbatang, namun kelihatannya saja
tidak ada karena batang sangat pendek dan daunnya seakan-akan keluar pada
bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain disebut
roset Rosula. Sedangkan tumbuhan yang jelas berbatang adalah tumbuhan yang
berbatangnya jelas terlihat (Tjitrosoepomo, 2012).
5. Aruh  Tumbuh Batang
Walaupun batang umumnya tumbuh kearah cahaya, menjauhi tanah dan air,
tetapi arahnya dapat memperlihtakan beberapa variasi, sehingga arah tumbuh
batang dibedakan menjadi:
a. Tidak lurus erectus, yaitu jika arahnya lurus ke atas. Batang tegak lurus
biasanya tidak bercabang, misalnya papaya Carica papaya L, kelapa Cocos 
nucifera dan beberapa jenis cemara.
b. Menggantung (Dependens), pendulu. Batang seperti ini hanya dimiliki
olehtumbuhan-tumbuhan yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang.
Misalnya (Zebrina) pendula atau tumbuhan-tumbuhan yang hidup diatas
pohon sebagai epifit misalnya jenis anggrek.
c. Berbaring (Humifusus) Batang ini terletak pada permukaan tanah, hanya
ujungnya saja yang sedikit membengkok keatas misalnya pada
semangka Citrillus vulgaris.
d.  Menjalar atau merayap (Repes) Batang menjalar hamper sama dengan batang
berbaring. Yang membedakan terletak dari buku-bukunya yang mengelurkan
akar, sehingga dapat tumbuh menjadi tunas. Batang menjalar dapat ditemukan
pada kangkung lpomoea crassicaulis, ubi jalar lpomoea batatas.
e. Serong keatas atau condong (Ascendens), pangkal batang seperti hendak
bebaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok keatas, misalnya pada kacang
tanah Arachis hypogaea.
f. Mengangguk (Nutans).  Batang ini tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujunya
lalu membengkok kembali ke bawah seperti mengangguk.
g. Memanjang (Scandens) Yaitu jika batang tumbuh keatas dengan
menggunakan penunjang.
h. Membelit Volubiis. Bebeda dengan batang memanjat yang menggunakan alat
bantu untuk naik ke atas, batang membelit tidak menggunakan alat bantu,
tetapi batang tumbuhan itulah yang membelit. Arah membelit terbagi dua,
yaitu kiri dan kanan. Membelit ke kiri Sinistrorsum voluoilis. Jika dilihat dari
atas arah belitan berlawanan dengan putaran jarum jam. Batang membeli ke
kanan Dextrorsum volubilis jika arah belitan sama dengan arah jarum jam.
6. Bentuk dan Permukaan Batang
Bentuk batang umumnya bulat. Meskipun demikian, beberapa tumbuhan
memiliki bentuk batang yang tidak bulat. Bentuk batang menjadi kunci dalam
determinisi dan mengklasifikasi tumbuhan. Bentuk batang sendiri biasanya dilihat
dari penampung melintang. Berdasarkan hal ini, bentuk batang tumbuhan
dibedakan yaitu, bulat, bersegi, dan pipih. Batang bulat Teres, jika penampang
melintang menunjukan bangun lingkaran. Pada batang bersegi Angulasi,
penampang melintang batang menunjukan bangun segitiga Triangularis dan segi
empat Quadragulasi. Untuk batang pipih, penampang melintang yang terlihat
biasanya berbentuk elips atau setengah lingkaran. Batang pipih biasanya selalu
melebar menyerupai daun, sehingga mengambil alih tugas daun pula. Batang yang
bersifat demikian dinamakan filokladia Phyllociadium dan
kladodia Cladodium (Rosanti, 2013).
Dilihat dari permukaan batang tumbuhan-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang
bermacam-macam, yaitu:
a. Licin Laevis) misalnya batang jagung Zea mays.
b. Berusuk (Costatus), jika pada permukaannya terdpat rigi-rigi yang mebujur,
misalnya iler Coleus scutellarioides.
c. Berarul (Sulcatus), jika pada arah membujur batang terdapat alur-alur yang
jelas, misalnya Cereus peruvianus
d. Bersayap (Alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-
sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada gadung Dioscorea
alata dan markisa.
e. Berambut (Pilosus), seperti misalnya pada tembakau Nicotiana tabacum.
f. Berduri (Pilosus), seperti misalnya pada mawar Rose sp.
g. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya Carica papaya) dan
kelapa (Cocos nucifera).
7. Perbandingan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder
Perbedaan menyolok di antara pengaruh pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder pada perkembangan tumbuhan tidak dapat lebih diutamakan.
Pertumbuhan primer mengakibatkan penambahan tinggi, pertumbuhan sekuder
menjadikan penambhan diameter. Kadang-kadang dikira orang bahwa dahan pohon
atau goresan pada pepagan terbawah ke atas dengan pertumbuhan pohonya
(Tjitrosomo, 1995).
Salah satu bagian dari pepangan. Gabus kebanyakan tumbuhan berkayu dan
beberapa tumbuhan herba membentuk lapisan gabus di sisi luar batang, lapisan ini
biasanya didapati dalam ranting tumbuhan berkayu pada masa tumbuh yang pertama.
Gabus menghambat hilangnya air dari jaringan batang. Gabus juga dibentuk selama
penyembuhan luka, jadi mencegah pengeringan jaringan yang terbuka dan masuknya
fungi membusuk. Umbi kentang merupakan contoh umum dalam pembentukan gabus.
Kambium gabus terjadi pada awal perkembangan umbi dan menghasilkan lapisan
gabus yang tipis. Lapisan tipis atau kulit ini mudah hilang oleh penyikatan atau
menggarukan terhadap kentang yang baru panen. Jika umbi disimpan lapisan gabus
tersebut bertambah tebal, keras, dan hanya dapat dihilangkan dengan jalan mengupas.
Lapisan ini memungkinkan kentang untuk disimpan (Tjitrosomo, 1995).
Dikotil basah memiliki pertumbuhan sekunder yang serupa dengan dikotil
berkayu yang seusia. Contohnya, Hibiscus caccabinus. Epidermis batang bertahan
pada waktu awal perkembangan periderm pertama, yakni dibawah epidermis bersam
lentisel. Satu lapis sel atau lebih dibawah epidermis dapat berisi kloroplas. Dikotil
memanjat sifat umum kelompok tambahn ini adalah jari-jari empulurnya yang lebar
membuat penampakan xilem sekunder seolah-olah terbagi
pada anggur (vitis), misalnya sistem pembulu primer terdiri dari sejumlah berkas yang
terpisah-pisah. Pada anggur pertama terbentuk tepat dibawh epidermis, malainkan
pada floem prime, periderm berikutnya akan dibentuk pada floem sekunder (Hidayat,
1995).
8. Alat-Alat Tambahan Pada Batang
Alat-alat tambahan merupakan modifikasi yang bukan berasal dari tiga
srtuktur pokok tumbuhan (akar, daun dan batang). karena bukan berasal dari akar,
daun, dan batang kadang-kadang struktur yang terbentuk tidak di anggap sebagai
modifikasi, melainkan hanya berupa alat tambahan (Rosanti, 2013).
Papilia (papillae) yaitu penjolan-penjolan pada permukaan suatu alat, yang
hanya merupakan peninggian dinding sel yang sebelah luar. Papilla ini menyebabkan
alat-alat yang memilikinya jika diraba akan terasa halus seperti beludru, biasanya
terdapat pada daun mahkota bunga. Rambut-rambut yang terdapat pada biji kapas dan
bulu-bulu akar sesungguhnya adalah papilla, tetapi karena panjang menjadi seperti
rambut atau bulu-bulu (Rosanti, 2013).
-rambut atau trikoma (trichoma) yaitu alat-alat tambahan yang berupa rambut-
rambut atau sisik-sisik yang pada pembentukannya hanya kulit luar tubuh tumbuhan
saja yang ikut mengambil bagian, oleh karena itu alat-alat ini biasanya sangat mudah
ditinggalkan trikoma pada tumbuhan dapat berupa: (Rosanti, 2013)
a. Sisik bulu (ramentum), ialah bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang atau
bagian-bagian tumbuhan yang lain, terdapat misalnya pada pakis haji (Cycas
rumphii )
b.  Sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih menempel rapat pada alat-alat
tumbuhan, misanlnya daun atau tangkai daun, terdapat misalnya pada sisi
bawah daun durian (Durio zibethinus Mur.)
c. Bulu-bulu atau rambut halus (pilus), bulu-bulu atau rambut-rambut ini sangat
berrmacam-macam bentuk dan susunannya, ada yang bercabang, ada yang
seperti bintang misalnya pada daun waru (Hibiscus tilaceus L.)
d.  Rambut kelenjar (pilus capitatus), bentuknya seperti bulu-bulu pada
umumnya, tetapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu zat misalnya
semacam resin seperti terdapat pasa daun tembakau (Nicotiana tabacum L.)
e. Emergensia (emergentia) yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya tersusun
atas bagian-bagian kulit luar ikut pula membgambil bagian dalam
pembentukannya. Yang digolongkan:
f.  Rambut-rambut gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut-rambut yang
ujungnya mudah patah, dan jika sudah patah ujungnya menjadi alat semaccam
jarum penyuntik yang tajam, mudah menusuk kulit, dan melalui liang pada
ujungnya tadi ke dalam kulit dimasukkan zat-zat yang kepada kulit
memberikan rasa gatal dan panas, sperti misalnya terdapat pada daun
kemaduh.
g. . Duri tempel (aculeus), duri yang mudah bditinggakan dari alat yang
mendukungnya terdapat misalnya pada mawar (Rosa sp.)
Alat-alat tambahan bagi tumbuhan mempunyai fungsi yang berbeda-beda
antara lain: (Rosanti, 2013)
a. Sebagai pelindung terhadap gangguan binatang yaitu yang berupa duri dan
rambut-rambut gatal
b. Sebagai pelindung terhadap kekeringan, penguapan air yang terlalu besar,
misalnya rambut-rambut pada kaktus.
c. Sebagai alat untuk penyerapan air dan zat-zat makanan, yaitu bulu-bulu akar.
d. Sebagai alat untuk pemancaran (dispersal) biji, misalnya rambut-rambut
pada       biji kapas (Gossypium sp.)
e.  Sebagai alat untuk pernapasan yaitu lentisel.
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang paling penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan.
(Tjitrosoepomo, 2009)
C. Modifiksi Daun
1. Definisi Daun
Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya
matahari melalui proses fotosintesis.(Anonymous 1, 2011) Leaf is a colored
usually green, expansion growing from the slide of a stem or stock, in which the
sap for the use of plant is celebrated under the influence of light, one of the parts
of a plant which collectively constitute it’s foliage.
Daun biasanya berwarna hijau dan merupakan perpanjangan dari sisi batang,
dimana getah yang keluar digunakan oleh tanaman dalam menahan sinar matahari,
merupakan suatu bagian tanaman yang biasa ada.(Anonymous 2, 2011) In botanic,
leaf is an above ground plant organ specialized for the process of photosynthesis.
Dalam botani, daun merupakan organ tumbuhan di atas permukaan tanah yang
khusus beguna untuk proses fotosintesis.(Anonymous 3, 2011)
2. Fungsi Daun
Daun memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah :
 Pengolahan zat (asimilasi) Zat-zat  yang diserap oleh akar dri tanah dibawa
ke daun dan di daun mengalami pengolahan menjadi zat organik yang
dibutuhkan oleh tumbuhan.
 Tempat terjadinya fotosintesis Umumnya pada tumbuhan dikotil terjadinya
fotosintesis dijaringan parenkim palisade . Sedangkan tumbuhan
monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
3. Tempat terjadinya respirasi
Di dalam daun terdapat stomata yang berguna sebagai organ respirasi.
 Tempat terjadinya transpirasi
 Tempat terjadinya Gutasi
 Alat Perkembangbiakan secara Vegetatif (Tjitrosoepomo, 2009)
4. Macam-Macam Morfolgi Daun
a. Ujung daun (Apex Folli)
 Runcing (Acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun
membentuk suatu sudut lancip (<90˚). Contoh : ujung daun Oleander
(Nerium oleander L.)
 Meruncing (Acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan keduanya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun
nampak sempit panjang dan runcing. Contoh : Ujung daun Sirsat
(Annona Muricata L.)
 Tumpul (Obsutus), Tepi daunnya yang semula masih agak jauh dan ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga membentuk sudut
yang tumpul (>90˚). Contoh : ujung daun Sawo Kecik (Manilkara
kauli)
 Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tak
bersudut sama sekali, hingga ujung daun membentuk semacam suatu
busur. Contoh : ujung daun Kaki Kuda (Centella asiatica)
 Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata,
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsika crenata Presl.)
 Terbelah (Retusus), ujung daun justru seperti terbelah dua,
memperlihatkan lekukan, kadang-kadang terlihat. Misalnya ujung daun
Nenas Sebrang (Agave sp.)
b. Pangkal Daun
 Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang,
lanset, belah ketupat, dll.
 Meruncing (acuminatus), biasanya pada daun abngun bulat telur
sungsang atau daun bangun sudip.
 Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat telur, jorong.
 Membulat (rotundatus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, bulat
telur.
 Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segtiga, delta,
tombak.
 Berlekuk (emarginatus), Pada daun-daun bagian jantung, ginjal, anak
panah.
c. Tepi Daun (Margo foili)
 Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya.
Contoh : daun lantana (Lantana camara L.)
 Bergerigi ganda (biserratus), yaitu tepi daun seperti di atas, tetapi
angulusnya cukup besar dan tepinya bergirigi lagi.
 Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip. Contoh
: daun beluntas (Pluchea indica Less)
 Beringgit (crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan
angulusnya yang tumpul. Contoh : daun air mata pengantin
(Antigonon leptopus Hook et Arn.)
d. Daging Daun
 Tipis seperti selaput (membranaceus), misalnya daun paku selaput
(Hymenophyllum austral willd)
 Seperti Kertas (Papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar,
misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.)
 Tipis lunak (herbaceous), misalnya daun selada air
(Nasturtium officinale R. Br.)
 Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku, misalnya
daun kelapa (Cocos nucifera L.)
 Seperti Kulit/Belulang (coriaceus), yaitu jika helaian daun tebal dan
kaku, misalnya daun nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
 Berdaging (carnosus), yaitu jika tebal dan berair, misalnya daun lidah
buaya (Aloe sp.)
e. Permukaan Daun
Licin (leavis), dapat terlihat :
 Mengkilat (nitidus), sisi atas daun kopi (Coffea robusa Lindl.)
 Suram (opacus), Daun ketela rambat (Ipomea batatas Poir)
 Berselaput lilin (pruinosus), sisi bawah daun pisang (Musa paradisiacal
L.)
 Gundul (glaber), misalnya daun jambu air (Eugenia aqua Burm.)
 Kasap (scaber), misalnya daun jati (Tectona grandis L.)
 Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut, tetapi kerutannya lebih
besar, misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)
 Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan panjang jarang-jarang, misalnya
daun tembakau (Nicotina tabacum)
 Berbulu halus dan rapat (villocus), berulu sedemikian rupa sehingga
jika diraba terasa seperti laken atau beludru.
 Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar,
misalnya daun gadung (Discorea hispida)
 Bersisik (Lepidus), seperti misalnya sisi bawah daun durian (Durio
zibethinus) (a,b,c,d,e Tjitrosoepomo, 2009)
5. Alat-Alat tambahan pada daun
Daun Penumpu (Stipula), biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang
kecil, yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan pada umumnya
berguina untuk melindungi kuncup yang masih muda. Contoh : kapri (Pisum
sativum L.)
Selaput Bumbung (ochnea) alat ini berupa selaput tipis yang menyelubungi
pangkal suatu ruas bentang. Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu
yang kedua.
Lidah-Lidah (ligula), suatu selaput kecilyang biasanya terdapat pada batasan
antara upih dan helaian daun pada rumput (Gramineae). Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak daun antara  batang dan upih
daun.
Contoh : Rumput (Gramineae)
6. Macam Modifikasi Pada Daun
Daun dapat mengalami modifikasi membentuk piala, menggumbung, atau
perngkap serangga lainnya yang berfungsi dalam absrobsi dan nutrisi tambahan.
Selanjutnya ada juga alat tambahan berupa trikoma/ emergensia, merupakan
epidermis dan jaringan dibawahnya.
Duri trikoma letaknya tersebar rak teratur dan mudah dilepas. Selain itu ada juga
modifikasi daun yang lainnya yaitu tunas adventif, merupakan tunas yang muncul
bukan dari ujung batang atau pada ketiak daun, melainkan dari bagian tubuh
tumbuhan lainnya, misalnya pada daun cocor bebek.
Macam-macam modifikasi daun :
 Sulur (Ubi jalar dan Markisa)
 Umbi Lapis (Bawang)
 Piala (Kantong Semar)
 Duri Daun (Kaktus)
 (Tjitrosoepomo, 2009)
7. Macam-Macam Bilangan Filotaksis Daun
 Sudut Divergensi
Pecahan  menunjukan jarak antar sudut dua daun berturut-turut, apabila
diproyeksikan pada bidang datar maka jaraknya tetap dan besarnya.
(Tjitrosoepomo, 1986)
 Deret Fibbonacci
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar sesuai dengan pecahan , macam-
macamnya adalah pecahan , dst.
Angka tersebut menunjukkan sifat tiap suku dibelakang suku kedua
merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan
menjumlah kedua pembilang dua suku didepannya demikian pula
penyebutnya. Contoh daun : Bougenville (Tjitrosoepomo, 2009)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Lab Zoologi, Universitas Palangka Raya.
Pukul 08 : 00 – 10 : 30 WIB pada hari Jum’at 17 September 2021
B. Alat Dan Bahan
 Alat
Bak Preparat
 Bahan
a) Batang dan daun Beugenvill (Beogenvile Speelabllu)
b) Batang Mawar (Rosa sp)
c) Rimpang Kunyit (Curcuma demostica)
d) Sulur Sirih (piper bettle)
e) Umbi Bawang Capri (allium cepa)
f) Umbi kentang (Solamun tuberosum)
g) Sulur Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus)
C. Prosedur Kerja
1. menuliskan nama jenis dan suku dari bahan-bahan yang tersedia
2. menggambarkan dengan benar dan melengkapi bagian-bagiannya
3. mencatat hasil pada lembar kerja yang tersedia
4. menjawab pertanyaan yang telah diberikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa akar, batang dan daun adalah salah satu bagian terpenting yang
dimiliki tumbuhan. Akar, batang dan daun memiliki beberapa fungsi yang berperan
menopang kehidupan dan pertumbuhan tumbuhan itu sendiri.
Setelah melakukan pengamatan dan setelah kita mengetahui klasifikasi
tumbuhan dari tiap specimen yang ada, maka dengan begitu kita telah mengerti
tentang bagaimana keberagaman dapat terjadi, khususnya jika dilihat dari bagian daun
suatu tumbuhan. Harapannya kita dapat mengetahui segala bentuk akar batang dan
daun di sekitar kita
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ub.ac.id/shinethink/2012/06/25/contoh-file-laporan-botani-morfologi-dan-
modifikasi-daun-text/
http://laporanpraktikummortum.blogspot.com/2016/01/laporan-praktikum-mortum-
modifikasi.html
https://islamiardela.wordpress.com/2014/04/30/praktikum-akar-dan-modifikasinya/
https://toaz.info/doc-viewer
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai