Anda di halaman 1dari 7

Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun) bagi tumbuhan yang

tubuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut:


a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah
tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop), meninggalkan udara dan
cahaya,
b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-
sisik maupun bagian-bagian lainya,
c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan,
d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika
dibanding dengan batang,
e. Bentuknya sering kali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah (Hidayat,
1995).
Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk:

 Memperkuat berdirinya tumbuhan,


 Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah,
 Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang
memerlukan,
 Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan (Hidayat, 1995).
Pada akar umumnya dapat dibeda-bedakan bagian-bagian berikut:

a. Leher akaratau pangkal akar(collum), yaitu bagian akar yang bersambung dengan
pangkal batang
b. Ujung akar(apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan
yang masih dapat mengadakan pertumbuhan
c. Batang akar(corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya
d. Cabang-cabang akar(radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung
bersambung dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok dan masing-masing
dapat mengadakan percabangan lagi
e. Serabut akar(fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk
serabut
f. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar(pilus radicalis), yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang.
Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu
akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat
diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap
g. Tudung akar(calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah
(Tjitrosoepomo, 2005).
Sewaktu tumbuhan masih kecil, yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji, calon akar itu sudah
ada, dan disebut akar lembaga(radicula). Pada perkembangan lanjutannya, kalau biji mulai
berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan
perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem
perakaran:

a. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari
lembaga disebut akar tunggang(radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa
terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae) (Tjitrosoepomo, 2005).
b. Sistem akar serabut,yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar
dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli
dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar
serabut(radix adventicia) (Tjitrosoepomo, 2005).
Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan dalam:
a. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada cabang-
cabangnya, biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk
serabut. Akar tunggangnya bersifat demikian sering kali berhubungan dengan fungsinya
sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai bentuk yang
istimewa, misalnya:
1. Berbentuk sebagai tombak(fusiformis), misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.), wortel
atau (Daucus carota I.).
2. Berbentuk gasing(napiformis), misalnya bengkoang (Pachyrrhizus erosus Urb.) dan biet
(Beta vulgaris L.).
3. Berbentuk benang(filiformis), misalnya pada kratok (Phaseolus lunatus L.)
(Tjitrosoepomo, 2005).

b. Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang,
tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang
lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah
perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih
banyak. Susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji
(Tjitrosoepomo, 2005).

Berhubung dengan cara-cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu,
pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus,
misalnya:
a. Akar udara atau akar gantung (radix aereus).
b. Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium).
c. Akar pelekat (radix adligans).
d. Akar pembelit (cirrhus radicalis).
e. Akar nafas (pneumatophora).
f. Akar tunjang atau akar egrang.
g. Akar lutut.
h. Akar banir (Tjitrosoepomo, 2005).

Akar yaitu bagian pertama yang tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian
tumbuh tegak ke bawah dan berkembang menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang yang
lebih kecil. Sistem akar ini disebut sistem akar tunggang dan merupakan salah satu ciri dari kelas
dikotil. Jika cabang akar tumbuh sama besar dengan akar utama atau kadang-kadang akar utama
berdegenerasi dan diganti dengan akar-akar samping yang keluar dari akar utama yang tidak
berkembang, maka sistem akar ini disebut sistem akar serabut. Sistem akar ini merupakan salah
satu ciri dari kelas monokotil (Loveles,1998).

Adapun fungsi dari akar adalah untuk melekat dalam tanah, untuk menyerap air dan garam-
garam yang terlarut sebagai nutrisi dan pada beberapa tumbuhan berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan zat makanan cadangan misalnya pada umbi-umbian (Tjitrosoepomo, 2005).

Istilah akar tambahan digunakan bagi akar yang tumbuh pada bagian tumbuhan diatas tanah,
pada batang dibawah tanah dan pada akar yang sudah cukup tua, terutama yang sudah
mengalami pertumbuhan sekunder. Selain itu, akar tambahan dapat dibentuk pada tumbuhan
utuh yang tumbuh pada kondisi normal, atau tumbuh sehubungan infeksi oleh hama dan penyakit
tumbuhan atau luka. Akar tambahan tumbuh pula pada potongan tanaman (Begonia sedum) atau
pada kalus dalam kultur jaringan (Loveles,1998).

Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tidak kalah pentingnya dengan akar. Daun
dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian,
berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau. Daun memiliki fungsi antara lain sebagai
resorpsi. Dalam hal ini helaian daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas.Daun juga
berfungsi mengolah makanan melalui fotosintesis.Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat
transfortasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.Dan,
yang tak kalah penting daun berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan respirasi
(pernapasan dan penukaran gas) (Rosanti, 2011).

Daun dalam arti luas sangat bervariasi, baik strukturnya maupun fungsinya.Helaian daun
biasanya menunjukkan spesialisasi sebagai organ fotosintesis dengan bentuk melebar yang
disebut lamina.Lembaran daun melekat pada batang dengan adanya tangkai daun (petiole), atau
ada pula daun yang tek bertangkai (daun sesil).Apabila dasar daun sesil atau daun bertangkai
meliputi batang, maka dikatakan daun berpelepah.Tumbuhan yang mempunyai nodus
multilakunae, karakteristik mempunyai pelepah.Penonjolan dasar daun disebut stipula, sering
terdapat pada daun yang berasosiasi dengan nodus trilakunar.Daun sederhana mempunyai satu
helai daun, daun majemuk mempunyai dua atau lebih anak daun, biasanya melekat pada sumbu
yang disebut rakis.Anak daun ada pula yang majemuk (Suradinata, 1998).

Macam daun lainnya adalah kotiledon, merupakan daun pertama pada tumbuhan dan katafil
(‘cataphyll’).Katafil merupakan braktea untuk proteksi dan untuk penyimpanan atau sebagai
sisik.Katafil lebih sederhana dari daun biasa dalam bentuk dan histologinya. Braktea pertama
pada pucuk (tunas) lateral disebut profil (‘prophyll’) (Hidayat, 1995).

Walalupun tumbuhan selalu memerlukan air untuk berbagai macam keperluan hidupnya, adanya
penguapan air tak dapat dihindarkan lagi pula penguapan air yang terjadi pada tumbuhan itu
memang penting pula baginya.Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh
akar dari tanah itu di dalam tubuh tumbuhan dalam keadaan bergerak, mengalir dari bawah ke
atas. Hal ini penting sekali artinya bagi pengangkutan zat-zat makanan yang biasanya terdapat
dalam bentuk larutan dan oleh arus air dari bawah ke atas itu zat-zat tadi dapat dampai di daun
untuk diubah menjadi zat-at organik. Demikian pentingnya adanya arus air, dalam tubuh
tumbuhan itu, sehingga kalau udara misalnya udara tempat tumbuhan itu terdapat telah jenuh
dengan uap air tumbuhan lalu mengeluarkan air dalam bentuk zat cair sehingga dengan demikian
dalam tubuh tumbuhan tetap ada aliran air dari bawah ke atas. Peristiwa itu dapat kita lihat pada
pagi hari dalam musin hujan, misalnya pada tanaman keladi atau talas yang mencucurkan air ke
tanah melalui suatu liang yang terdapat pada ujung daunnya. Keluarnya air dalam bentuk tetes-
tetes ini dinamakan penetesan air atau gutasi (Tjitrosoepomo, 1985).
Daun lengkap mempunyai bagian-bagian berikut (Tjitrosoepomo, 1985) :

1. Upih daun atau pelepah daun (vagina).


Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan
yang berbiji tunggal (Monocotyledonae) saja, suku rumput (Gramineae), suku empon-empon
(Zingiberaceae), pisang (Musa sapientum L), golongan palma (Palmae), dan lain-lain. Upih daun
selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga mempunyai fungsi lain,
yaitu (Tjitrosoepomo, 1985) :

a. Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti pada tanaman tebu
(Saccharumofficinarum L).
b. Member kekuatan pada batang tamanam.

2.             Tangkai daun (petiolus).


Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannnya dan bertugas untuk
menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedekimian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya
matahari yang sebanyak-banyaknya.Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut
jenisnya tumbuhan, bahkan pasa satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda.

3.             Helaian daun (lamina).


Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang helainnya
berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun warnanya.Tidak mudah untuk
menemukan dua jenis tumbuh-tumbuhan yang helaian daunnya persis dama bentuk dan
warnanya.Oleh sebab itu, walaupun tidak besar nilainya terutana dalam hal yang meragukan,
sering orang membandingkan bentuk helaian daun untuk memperoleh kepastian mengenai jenis
tumbuhan yang dihadapi untuk dikenal (Tjitrosoepomo, 1985).

Batang berperan untuk mendukung bagian tubuh untuk mendukung bagian tumbuhan diatas
tanah, selain itu juga sebagai alat transportasi yaitu jalan pengangkutan air dan zat makanan dari
akak ke daun dan jalan pengangkutan hasil asimilasi drai daun ke bagian lain,baik yang ada di
bawah maupun d atas tanah (Savitri, 2008).
Batang bagi tumbuhan mempunyai fungsi untuk :
a.       Mendukung bagian-bagian tumuhan yang ada diatas tanah,yaitu daun,bunga,dan buah.
b.      Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan bagian-bagian
tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa,hingga dari seg kepentingan tumbuhan bagian-bagian
tadi terdapat dalam posisi yang menguntungkan.
c.       Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah keatas dan jalan pengangkutan
hasil-hasil asimilasi dari atas kebawah.
d.      Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

Pada tumbuhan monokotil batang tidak bercabang-cabang, pembuluh angkut (xilem-floem)


tersebar, tidak punya jari-jari empulur, tidak ada kambium vaskular sehingga tidak dapat
membesar, empulur tidak dapat dibedakan di daerah korteks.Pada batang monokotil, epidermis
terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele
monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di
antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil
menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak
terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder.Sedangkan pada batang dikotil bercabang-cabang,
pembuluh angkut teratur, punya jari-jari empulur, mempunyai kambium vaskular sehingga dapat
membesar, dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur, ada kambium di antara xilem
dan floem. (Anonim 2011)

Anda mungkin juga menyukai