Anda di halaman 1dari 22

Fungsi akar :

 Untuk menguatkan berdirinya batang,

 Menyerap air dan garam mineral,

 Membantu penyerapan oksigen di udara pada tumbuhan tembakau, dan

 Menyimpan cadangan makanan misalnya pada tumbuhan umbi-umbian.

Struktur akar :

Morfologi (Struktur Luar) Akar

Akar tumbuhan memiliki struktur morfologi dapat tampak dari luar seperti : pangkal akar,

ujung akar, batang akar, cabang-cabang akar, dan serabut akar, rambut-rambut akar atau

bulu-bulu akar, dan tudung akar. Penjelasan :

a. Leher Akar atau Pangkal Akar (Collum), yaitu bagian akar yang bersambungan dengan

pangkal batang,

b. Ujung Akar (Apex radicis), bagian akar yang paling mudah, terdiri atas jaringan-

jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan,

c. Batang Akar (Corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan

ujungnya.
d. Cabang-cabang Akar (Radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung

bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-masing

dapat mengadakan percabangan lagi,

e. Serabut Akar (Fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk

serabut.

f. Rambut-rambut Akar atau Bulu-bulu Akar (Pilus radicalis), yaitu bagian akar yang

sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang,

Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu akar.

Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akan menjadi amat diperluas,

sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap,

g. Tudung Akar (Calypira), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas

jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.

Anatomi (Struktur Dalam) Akar

Secara anatomi akar terdiri dari empat bagian, epidermis, korteks, endodermis, dan stele.

Penjelasan :

1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar akar dan hanya terdiri dari selapis sel yang tersusun

dari sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antarsel dan berdinding tipis. Dalam

hubungannya dengan proses penyerapan air, epidermis bersifat semipermiabel mudah


ditembus air. Sesuai dengan fungsinya sebagai pelindung jaringan di bawahnya, epidermis

mengalami penebalan sehingga strukturnya menjadi lebih kuat. Pada permukaan epidemis

tumbuh bulu-bulu akar yang merupakan tonjolan epidermis dan berfungsi untuk menyerap

air dan unsur hara yang diperlukan.

2. Korteks

Korteks merupakan lapisan kulit pertama di sebelah dalam epidermis terdiri dari banyak sel

dan mempunyai dinding sel yang tipis. Di dalamnya terdapat ruang-ruang antar sel sebagai

tempat penyimpanan udara dan pertukaran gas. Korteks mengililingi silider pusat dan

berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan-jaringan yang terdapat

pada korteks antara lain : parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

3. Endodermis

Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu lapis sel yang

tersususn rapat tanpa ruang antar sel, dinding selnya mengalami penebalan gabus. deretan

sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. penebalan gabus ini

tidak dapat ditembus air sehingga air harus masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis

yang dindingnya tidak menebal, disebut sel penerus air. Endodermis merupakan pemisah

yang jelas antara korteks dan stele.

4. Stele (Silinder Pusat)


Silinder pusat merupakan lapisan yang terletak di tengah akar di sebelah dalam endodermis.

Di dalamnya terdapat pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (floem) yang sangat

berperan dalam proses pengangkutan air dan mineral. Xilem mengangkut air dan mineral

dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem mengangkut hasil-hasil fotosintesis ke seluruh

bagian tubuh tumbuhan yang memerlukan.

Tipe-tipe akar :

a. Akar udara atau akar gantung (Radix aereus), akar ini keluar dari bagian atas tanah,

menggantung di udara dan tumbuh kearah tanah. Akar ini hanya dapat menolong menyerap

air dan gas dari udara dan seringkali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air/udara

yang disebut velamen. Misalnya akar anggrek kalajengking (Arachnis flosaeris), tetapi

apabila mencapai tanah bagian yang masuk tanah lalu berperan seperti akar biasa, menyerap

air dan zat makanan dari tanah. Bagian yang ada di atas tanah seringkali berubah menjadi

batang, misalnya pada beringin (Ficus benjamina L.).

Gambar Pohon Beringin


b. Akar Penggerek atau akar penghisap (Haustorium) yaitu akar yang terdapat pada

tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan dapat berguna untuk menyerap air dan zat

makanan dari inangnya misalnya akar pada benalu (Lorantus), endak-endak cacing (Cuscutha

australia R.Br).

Gambar Akar pada benalu

c. Akar Pelekat (Radix adligans), akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan

memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper

nigrum L.), sirih (Piper betle L.).

Gambar Pohon Sirih


d. Akar Pembelit (Cirrhus radicalis), juga untuk memanjat tetapi dengan memeluk

penunjang. Misalnya pada panili (Vanillia planifolia Andr.)

Gambar Pohon Vanili

e. Akar Nafas (Pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke

atas sehingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Akar ini

mempunyai liang-liang atau celah-celah (Pneumathoda) untuk jalan masuknya udara yang

diperlukan dalam pernafasan, misalnya pada bogem (Sonneratia) dan kayu api (Avicennia).

Gambar Pohon Kayu Api


f. Akar Tunjang, yaitu akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan

seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah. Akar demikian kita jumpai pada

pohon pandan (Pandanus tectorius Sol.), dan pohon bakau (Rhizophora conjugata L.).

Gambar Pohon Bakau

g. Akar Lutut yaitu akar tumbuhan dikatakan bagian akar yang tumbuh ke atas kemudian

membengkok lagi masuk kedalam tanah sehingga membentuk gambaran seperti lutut kaki

dan berguna untuk kepentingan pernapasan, misalnya pohon tanjang (Bruguiera parvifoia

W.et A).

Gambar Pohon Tanjang


h. Akar Banir yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakan miring untuk

memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar misalnya pada sukun (Artoca

communis G. Forst), kenari (Canarium commune L.), dll.

Gambar Akar Pohon Langsat

i. Akar Serabut adalah sejumlah akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang besar

dan panjangnya hampir sama. Sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer

membentuk cabang sebanyak banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak menjadi besar

tetapi tumbu akar lagi. lalu akar primer selanjutnya mengecil, sehingga bentuknya mirip

dengan serabut. Akar serabut umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil atau tumbuhan

berdaun lembaga satu, seperti: palm, bambu, alang-alang, pisang, dll. Akar serabut juga

kadang-kandang terdapat pada tumbuhan dikotil yang dikembangbiakan dengan cara di

cangkong atau stek.


Gambar Akar Rumput

j. Tunggang adalah akar pokok yang berasal dari lembaga yang biasanya tumbuh menghujan

ke dalam tanah. Akar tunggang umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Akar tunggang

berfungsi sebagai penyanggah batang agar tidak mudah roboh. Setiap tumbuhan yang

tumbuh dari dari biji pasti memiliki akar tunggang. Terutama jika tumbuhan tersebut

adalah tumbuhan dikotil. Tumbuhan monokotil juga mempunyai akar tunggang namun

kemampuannya menghujam tanah tidak sekuat akar tunggang pada tumbuhan dikotil.

Akar tunggang merupakan akar utama yang tumbuh dari biji, tegak kurus menghujam

kedalam tanah dimana dari akar tunggang tersebut kemudian keluar cabang-cabang akar

yang menyebar melebar di dalam tanah. Dengan adanya akar tumbuhan, tumbuhan dikotil

yang biasanya berdaun rindang dengan banyak cabang dapat bertahan untuk tetap tegak

berdiri dalam oleh tiupan angin, terjangan banjir, dll. Contoh tumbuhan yang mempunyai

akar tunggang antara lain pohon mangga, pohon jambu, polong-polongan, terung-terungan,

dll.
Gambar Tanaman Wortel

Fungsi batang:

 Untuk penyokong tubuh tumbuhan,

 Mengangkut zat makanan ke seluruh tubuh tumbuhan,

 Mengangkut air dan mineral dari akar ke daun, serta zat makanan hasil fotosintesis

ke seluruh bagian tubuh. (alat transportasi)

 alat respirasi / pernafasan (melalui lentisel)

 menghubungkan daun dengan akar

 sebagai tempat cadangan makanan (bagi sebagian tumbuhan)

 alat perkembangbiakan vegetatif buatan

Struktur Batang :
Morfologi (Struktur Luar) Batang

Morfologi batang setiap tumbuhan berbeda-beda. Seperti panjang batang yang tidak sama.

Ada yang panjang dan ada yang pendek. Itu dipengaruhi oleh sifat genetis dan kondisi

lingkungan, seperti suhu, cahaya, dan kesuburan tanah. Jadi, tumbuhan dengan jenis yang

sama akan memiliki panjang batang yang berbeda karena kondisi lingkungan yang berbeda.

Berdasarkan keadaan batang, ada 2 kelompok tumbuhan tingkat tinggi. Yaitu, tumbuhan

herba (tumbuhan lunak) dan tumbuhan berkayu. Pada kedua tumbuhan tersebut ada daun-

daun di seluruh batangnya. Pada batang terdapat nodus/buku (tempat meletaknya daun) dan

internodus (daerah di antara 2 buku).

1. Batang tumbuhan herba

Pada umumnya, batang tumbuhan herba itu lunak, berwarna hijau, memiliki jaringan kayu

yang sedikit atau tidak ada sama sekali, ukuran batangnya kecil, dan umurnya relatif

pendek. Contohnya adalah jagung, kangkung, bunga matahari, bayam, dan kacang.

2. Batang tumbuhan berkayu

Sedangkan batang tumbuhan berkayu biasanya keras dan umurnya relatif panjang. Pada

batang yang tua, terdapat kulit kayu yang tebal dan lubang-lubang kecil (lentisel) pada

permukaannya agar oksigen dapat masuk ke dalam sel-sel batang secara difusi. Oksigen itu

berfungsi untuk proses pernapasan.

Anatomi (Struktur Dalam) Batang


Akar merupakan bagian bawah tumbuhan yang biasanya berkembang di bawah permukaan

tanah. Beberapa tumbuhan ada yang memiliki akar yang tumbuh di udara. Bentuk dan

struktur akar sangat beragam. Keadaan ini berkaitan dengan fungsi akar sebagai penyimpan

cadangan makanan, akar sukulen, akar napas, dan akar rambut. Jika biji tumbuhan dikotil

berkecambah, pada bagian bawah akan keluar akar. Akar tersebut disebut pula radikula

yang akan menembus tanah. Akar ini dinamakan akar primer. Setelah beberapa periode akar

akan membentuk akar cabang yang dinamakan akar sekunder.Anatomi akar dapat diamati

dengan cara melakukan pemotongan akar secara melintang. Urutan dari luar ke dalam,

struktur anatomi akar terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat

(stele).

a. Epidermis

Sel-sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tidak memiliki kutikula. Ciri yang paling

khas dari epidermis akar ialah pembentukan rambut akar. Rambut akar merupakan organ

yang sangat sesuai untuk pengambilan air dan garam mineral.

b. Korteks

Pada bagian sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang tersusun atas jaringan

parenkim yang berperan menyimpan cadangan makanan. Bentuk sel korteks relatif bulat

(isodiametris) dengan ruang interseluler yang jelas. Air dan garam-garam mineral dari bulu

akar akan melewati sel-sel korteks melalui ruang interseluler. Peristiwa ini disebut

transportasi ekstra vasikuler secara apoplas. Sel-sel korteks mengandung cadangan


makanan berupa amilum dan substansi lain. Bagian sebelah dalam korteks terdapat jaringan

endodermis yang terdiri atas satu lapis sel dengan dinding sel yang tebal dan mengandung

lilin. Endodermis berada di antara silinder pusat dengan korteks.

c. Endodermis

Pada dinding sel-sel terdapat plasmodesmata. Endodermis merupakan jaringan yang dapat

mengatur pemasukan air ke dalam jaringan angkut yang berada di dalam silinder pusat.

Antara floem dengan xilem terdapat kambium interfasis yang berperan dalam pembentukan

jari-jari empulur (jaringan parenkim yang menghubungkan antara empulur dan kulit kayu).

Empulur merupakan jaringan parenkim yang berada di bagian pusat akar atau batang. Pada

dinding sel endodermis yang berhubungan dengan sel endodermis lain, terdapat lapisan

gabus yang dinamakan pita kaspari. Endodermis yang tidak memiliki pita kaspari dinamakan

sel penerus.

d. Stele (silinder pusat)

Sebelah dalam endodermis terdapat daerah silinder pusat yang menempati bagian tengah

akar. Jaringan pembuluh primer dikelilingi oleh kumpulan sel yang dinamakan jaringan

perisikel yang letaknya berdampingan. Jaringan ini merupakan parenkim. Perisikel bersifat

aktif membelah (meristematis), seperti kambium sehingga disebut juga perikambium, dan

mampu membentuk akar cabang (akar sekunder). Pada bagian dalam perisikel terdapat

jaringan sekunder, berkas pembuluh floem, dan xilem. Berkas ini merupakan jaringan

sekunder yang dikelilingi oleh jaringan parenkim. Floem dan xilem sekunder dibentuk oleh
kambium fasis dan menyebabkan bertambah lebarnya diameter batang. Kambium fasis

merupakan batas antara kulit kayu dengan kayu.

Perbedaan Batang Dikotil dan Batang Monokotil

Monokotil :

 Batang tidak bercabang-cabang

 Pembuluh angkut tersebar

 Tidak mempunyai kambium vaskuler, sehingga tidak dapat tumbuh membesar

 Mempunyai meristem interkalar

 Tidak memiliki jari-jari empulur

 Tidak dapat dibedakan antara korteks dan empulur

Dikotil :

 Batang bercabang

 Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran atau berseling radial

 Mempunyai kambium vaskuler, sehingga dapat tumbuh membesar

 Tidak mempunyai meristem interkalar

 Jari-jari empulur berupa deretan parenkima di antara berkas pengangkut

 Dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur


Fungsi daun yaitu :

 Untuk fotosintesis,

 Penguapan air,

 Pengeluaran air berupa tetesan, dan

 Alat pernapasan tumbuhan /respirasi tumbuhan (melalui stomata)

 Tempat terjadinya transpirasi.

 Tempat terjadinya gutasi.

 Alat perkembangbiakan vegetatif (contoh : cocor bebek)

Struktur Daun :

Morfologi (Struktur Luar) Daun

Anatomi (Struktur Dalam) Daun

Secara anatomi daun terdiri dari dua bagian, Anatomi Daun Dikotil dan Anatomi Daun

Monokotil

A. Anatomi Daun Dikotil

1. Epidermis
Permukaan atas dan permukaan bawah daun tertutupi oleh satu lapis epidermis. Dinding luar

epidermis tebal dan dilapisi oleh kutin yaitu substansi berlilin. Permukaan luar epidermis

dilapisi oleh kutikula yang tipis atau tebal yang tersusun atas kutin.

Epidermis berfungsi mencegah pathogen masuk kedalam daun, pelindung jaringan internal

yang lunak. Pada daun serofitik sel-sel epidermis menjadi memanjang secara radial dan agak

berlignin. Pada daun dorsiventral stomata paling banyak terdapat pada epidermis bawah,

sedangkan pada epidermis atas sedikit atau bahkan tidak ditemukan. Pada daun yang

mengapung stomata terbatas pada epidermis atas saja, sedangkan pada daun yang

tenggelam tidak mempunyai stomata.

Setiap stomata dikelilingi dua sel penutup bangun ginjal, sel penutup hidup dan mengandung

kloroplas, sel penutup mengatur pembukaan dan penutupan stomata.sel penutup mngkin

dikelilingi oleh dua atau lebih sel tetangga. Stomata pada daun dikotil tersebar. Stomata

berperan dalam pertukaran gas antara tumbuhan dan udara luar.

2. Jaringan mesofil

Jaringan mesofil terletak diantara epidermis atas dan bawah dan diantara tulang-tulang

daun terdiri atas parenkim berdinding tipis. Secara umum mesofil berdiferensiasi menjadi

dua tipe yaitu :

a. Parenkim palisade
Umumnya tersusun dari sel-sel yang kurang lebih silindris dan memanjang yang berhimpitan

antara yang satu dengan yang lainnya dengan sumbu panjangnya tegak lurus terhadap

epidermis. Pada irisan melintang sel-sel palisade nampak teratur dan cukup rapat, tetapi

sebenarnya terpisah antara yang satu dengan yang lainnya dan memiliki ruang antar sel

diantaranya.

Jaringan palisade terdiri atas satu atau lebih lapisan sel. Sel-sel palisade tertata dekat

dengan permukaan atas daun, tempat menerima sinar matahari dan melangsungkan proses

fotosintesis. Kloroplas didalam palisade lebih banya disbanding yang ada di jaringan sponsa,

sehingga warna daun sebelah atas hijau gelap dan lebih gelap dibandingkan sebelah bawah

daun.

b. Parenkim sponsa

Parenkim sponsa merupakan bagian bawah mesofil. Jaringan sponsa atau jaringan bunga

karang tersusun atas sel-sel yang berdinding tipis, tidak teratur dan longgar yang memiliki

ruang antar sel yang luas. Sel parenkim sponsa juga mengandung kloroplas dan dapat

melakukan fotosintesis.

Ruang udara yang luas pada jaringan sponsa digunakan untuk pertukaran gas antara sel dan

udara luar. Ruang udara luas yang mengitari sel-sel parenkim sponsa dekat dengan stomata

dan berhubungan langsung dengan stomata. Ruang-ruang udara kolenkim sponsa bukan

merupakan ruang yang terpisanh antara yang satu dengan yang lainnya, melainkan

merupakan rangkaian terowongan yang saling berhubungan.


3. Jaringan penguat daun

Jaringan penguat pada daun selain ibu tulang daun dan tulang cabang, juga terdiri atas :

a. Kolenkim

Kolenkim dibangun oleh sekelompok sel-selyang member kekuatan melalui dindingnya yang

tebal dan selnya yang turgid. Kolenkim juga tersusun dari sel-sel hidup dengan dinding yang

menebal disudut-sudutnya tempat tiga atau lebih sel bertemu.

Tempat-tempat tebal pada dinding menambah kekuatan sel, sedangkan tempat yang tipis

berguna untuk transfer bahan lebih cepat dari sel ke sel daripada saat dinding sel telah

menebala seluruhnya. Sel-sel ini turgid sehingga member kekuatan kepada daun pula.

Kolenkim terdapat dibagian-bagian ibu tulang daun tempat yang paling memerlukan bahan

penguat.

b. Sklerenkim

Secara umum sel-sel sklerenkim atau serabut menyatu dengan jaringan vaskuler daun dan

biasanya sklerenkim terdapat dikedua sisi berkas vaskuler yang besar. Sel-sel sklerenkima

adalah sel berdinding tebal, mati dan berlignin. Posisinya yang tepat diluar floem berdinding

tipis berperan sebagai pelindung terhadap floem. Serabut sangat panjang dengan arah

bujur ibu tulang daun.

c. Parenkim turgid
Daerah diantara sel-sel kolenkim dan bagian pusat ibiu tulang daun ditempati sel-sel

parenkim. Sel parenkim berdinding tipis, namun sehubungan dengan turgiditasnya parenkim

memperkuat ibu tulang daun.

d. Xilem

Fungsi utama trakea dan trakeida xylem ialah sebagai penghantar air, namun oleh

dindingnya yang tebal maka sel-sel tersebut juga meberikan kekuatan terhadap daun.

Unsure-unsur xylem terdiri atas sel mati berlignin.

4. Jaringan pengangkut

Jaringan yang membangun sistem pengangkut terletak didekat atau dipusat ibu tulang daun.

Sistem pengangkut ini mempunyai berbagai bangun, misalnya berbentuk lingkaran. Pada yang

berbentuk lingkaran, sel-sel parenkim sistem pengangkut biasanya terdapat di pusat

lingkaran. Bagian dalam lingkaran tersusun dari xylem dan floem.

Xylem tersusun dari trakea, trakeida, serabuta kayu dan parenkim kayu. Trakea khususnya

berpenebalan cincin dan spiral. Xylem berfungsi mnyalurkan air, bahan baku dan jga

memberikan kekuatan mekanik pada daun. Floem terdiri atas buluh tapis, sel pengiring dan

parenkim floem. Floem berfungssi dalam translokasi bahan makanan siap dari mesofil daun.

B. Anatomi Daun Monokotil

1. Epidermis
Epidermis terdapat dipermukaan atas dan bawah daun. Lapisan epidermis uniseriat dan

tersusun dari sel-sel bangun bulat telur. Dinding luar sel epidermis mengalami

kutikularisasi. Epidermis atas mudah ditentukan karena pada sel epidermis atas terdapat

sel kipas dan xylem lebih dekat dengan epidermis atas disbanding dengan epidermis bawah.

Stomata terdapat pada kedua lapisan epidermis.

2. Mesofil

Mesofil tidak berdiferensiasi menjadi parenkim palisade dan sponsa, daun isobilateral,

mesofil tersusun dari sel-sel yang mengandung kloroplas, berbentuk isodiamnetris,

berdinding tipis teratur rapat. Dalam mesofil ruang-ruang antar sel berkembang dengan

baik.

3. Berkas Vaskuler

Berkas vaskuler kolateral tertutup seperti yang terdapat pada batang monokotil.

Kebanyakan berkas vascular berukuran kecil, namun berkas vaskuler yang cukup besar juga

terdapat pada interval yang teratur. Didalam berkas vascular, xylem mengarah ke

permukaan atas sedangkan floem kearah permukaan bawah daun. Biasanya setiap berkas

vascular diselubungi oleh selubung berkas pengangkut yang tersusun dari sel-sel parenkim

berdinding tipis. Sel-sel selubung berkas pengangkut umumnya mengandung butir-butir

tepung. Xylem terdiri atas trakea dan floem terdiri atas buluh tapis dan sel pengiring. Sel-

sel sklerenkim tampil dalam bentuk totol-totol pada kedua ujng berkas vaskular yang besar

yang member kekuatan mekanik terhadap daun.


Tugas Individu

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN

Disusun Oleh :

Nama : Nur Nisa SH

Kelas : VIII – 8

No. Urut : 36

Guru Pembimbing :

Ibu A. Fajriyah

MTsN MODEL MAKASSAR

TAHUN 2014 / 2015


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul “Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan”. Dan juga ucapan terima kasih kepada Ibu

A. Fajriyah yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami

juga mengucapkan terima kasih atas bantuan segala pihak yang membantu dalam

penyelesaian makalah ini.

Selanjutnya, marilah kita memberikan salam dan shalawat kepada nabi besar Muhammad

saw. sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini walaupun ada tantangan dan hambatan

dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada Makalah kami ini.

Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang

membangun. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah

selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 9 Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai