Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jaya I.

Madina
Nim : G70119084
Kelas :B

Tugas 3
1. Berikan masing-masing 2 (dua) contoh nyata keadaan di lingkungan farmasi
yang berkaitan dengan :
a) Bias terlalu percaya diri
Contohnya :
 Seseorang datang ke apotek dengan membeli suatu obat tertentu, dan
bertanya apakah obat tersebut boleh diminum sebelum makan, dan
apoteker tersebut menjawab boleh tanpa ada pengkaijian berlebih
terkaitan apakah orang tersebut punya penyakit yang akan timbul dengan
mengkonsumsi obat yang diberikan sebelum makan.
 Dalam keadaan tertentu, seseorang datang dengan keluhan yang mirip
dengan DBD, kemudian seorang apoteker langsung memberikan obat
DBD tanpa ada kajian bahwa pasien tersebut benar-benar terkena DBD.

b) Kekeliruan tingkat dasar


Contohnya :
 Dalam suatu apotek, pengadaan suatu obat-obatan maupun alkes lainnya
merupakan sesuatu yang harus memerlukan ketelitian yang tinggi.
Kekeliruan tingkat dasar biasanya terjadi karena apoteker di apotek
tersebut kurang memperhitungkan waktu dari pengadaan obat-obatan
maupun alkes tersebut. Sehingga terjadilah kelebihan ataupun
kekurangan barang yang dibutuhkan.
 Seorang apoteker memberikan obat antibiotik kepada pasien yang
membeli tanpa resep dokter. Kekeliruan tinkat dasar biasanya terjadi
karena beberapa faktor, di antaranya uang. Sehingga jika dibiarkan akan
ada banyak kasus meninggal akibat dari resistensi bakteri.
c) Kesalahan konjungsi
Contohnya :
 Seseorang datang ke apotek dan langsung meminta obat untuk
menghilangkan demam, sesak nafas, dan batuk, ia mengungkapkan
kekhawatirannya terhadap gejala yang dia derita akan merujuk pada
diagnosa Covid-19. Dia takut jika ke rumah sakit pasti akan di isolasi dan
akan mati dengan sendirinya tanpa ada yang merawat.
 Pasien dengan gejala yang berat datang ke apotek dengan meminta obat
yang dapat meringankan penyakit dengan gejala berat yang ia alami,
seorang apoteker menyarankan untuk ke dokter. Tetapi pasien tersebut
menolak dengan memberikan jawaban bahwa ia takut akan di diagnosis
penyakit yang susah untuk di sembuhkan.
d) Kesalahan ukuran sampel
Contohnya :
 Dalam jangka waktu 1 minggu, obat golongan PPI sangat laris. Apakah
pada minggu berikutnya pengadaan obat golongan PPI akan lebih
diperbanyak ?
 Sekitar 10 orang yang membeli obat golongan antibiotik dalam sehari.
Berapa banyak orang yang yang akan berkonsultasi tentang cara
penggunaan obat tersebut ?
e) Kesalahan regresi
Contohnya :
 Ketika ada pasien datang ke apotek untuk membeli obat antibiotik untuk
mengatasi gejala yang ia derita dan berkonsultasi dengan apoteker yang
ada di apotek tersebut tentang penggunaan obta tersebut. Namun pasien
tersebut menganggap bahwa obat golongan ini dapat dihentikan jika
gelaja yang dirasakan sudah tidak ada.
 Ketika ada pasien membeli obat keras tanpa resep dokter di apotek
tersebut, maka sebagaian orang akan menganggap bahwa apotek tersebut
baik karena dapat memberikan obat keras tanpa resep dokter. Padahal
hal tersebut sangat tidak di anjurkan karena dapat memberikan resistensi
terhadap penyakit yang mereka alami/
f) Efek pembingkaian
Contohnya :
 Seorang pasien datang ke apotek dengan membawa sepotong bungkus
obat dan bertujuan untuk membeli obat tersebut, dengan informasi bahwa
orang sebelumnya yang memberikan bungkus obat tersebut dapat
sembuh dengan capat setelah mengkonsumsi obat ini tanpa adanya
pertimbangan bahwa tidak semua organ manusia itu ukurannya sama
 Seorang ibu melihat salep yang efektif digunakan untuk orang yang
terkena ambeien dan langsung membeli di apotek terdekat dan menolak
untuk diberikan obat ammbeien yang sesuai

2. Berikan 2 (dua) contoh nyata lingkunga farmasis berdasarkan teori atribusi.


Contohnya :
 Seorang apoteker keliruh dalam memberikan pengetahun tentang
penggunaan obat kepada pasien. Hal ini dikarenakan ketidakfokusan dari
apoteker tersebut (atribusi internal) sehingga memberikan pengalaman yang
buruk pada pasien yang baru datang berkonsultasi di apotek tersebut dan
membuat pasien marah dan menyalahkan apoteker tersebut (atribusi
eksternal) karena tidak dapat memberikan pengetahuan yang baik pada
pasien.
 Asisten apoteker di apaotek tidak memperhatikan pemberian obat dalam
resep pada pasien diama obat tersebut seharunya tidak diberikan secara
berulang karena obat tersebut masuk dalam golongan obat narkotika,
tindakan ini dianggap sangat cerobah karena petugas apotek tersebut tidak
telitik (atribusi internal).

Anda mungkin juga menyukai