Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

MACAM-MACAM DOSIS :

1. Dosis lazim

Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum


pengobatan yang biasa digunakan, referensinya bisa berbeda-beda, dan
sifatnya tidak mengikat, selagi ukuran dosisnya diantara dosis maksimum dan
dosis minimum obat (Elmitra, 2017).

2. Dosis Terapi

Dosis terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan pasien (Elmitra, 2017).

3. Dosis Maksimum

Dosis maksimum adalah takaran dosis tertinggi yang masih boleh diberikan
kepada pasien dan tidak menimbulkan keracunan (Elmitra, 2017).

4. Dosis Efektif

Dosis efektif adalah gambaran dosis radiasi yang direfleksikan dari sensivitas
biologi yang berbeda-beda (Chuninghum, 1983).

5. Dosis Lethal

Menurut (Elmitra, 2017) dosis letalis adalah takaran obat yang apabila
diberikan dalam keadaan biasa dapat menimbulkan kematian pada pasien,
dosis letal dibagi menjadi 2 :
a. Dosis letal 50 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 50% hewan
percobaan.
b. Dosis letal 100 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 100%
hewan percobaan.
6. Loading Dosis

Loading dose (initian dose) adalah dosis awal yang diberikan agar mencapai
konsentrasi obat yang cukup secara cepat di dalam darah sehinga tercapai dosis
terapeutik (dosis yang dapat memberikan efek penyembuhan). Loading dose
dilanjutkan dengan maintenance dose, dimana dosis akan diturunkan secara
perlahan sampai tercapai dosis dengan konsentrasi di dalam darah yang tetap
dapat memiliki dosis terapeutik (Agung, 2016).

7. Maintenance Dosis

Dosis pemeliharaan (maintenance dose) yang lebih kecil untuk menjaga agar
kadar dalam darah mencukupi (Ansel, H, C dan Prince, S, J, 2006).

8. Intial Dosis

Intitial dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan
konsentrasi/kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal (Agung, 2016).

PERHITUNGAN DOSIS (Syamsuni, 2006) :

1. Perhitungan dosis berdasarkan umur


a) Rumus Young (Untuk anak di bawah 8 tahun)
n (tahun)
Dosis = n (tahun)+12 x dosis dewasa
b) Rumus Fried
Dosis = n (bulan)
x dosis dewasa
150

c) Rumus Dilling (Untuk anak di atas 8 tahun)


Dosis = n (tahun)
x dosis dewasa
20

d) Rumus Cowling
Dosis = n (tahun)
x dosis dewasa
24

(n adalah umur dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas).


Misalnya, umur penderita 1 tahun 1 bulan, maka n dihitung 2 tahun.
e) Rumus Gaubius
Rumus ini berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa.
Aturannya sebagai berikut :
0-1 tahun = 1/12 x dosis dewasa
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun = 1/2 x dosis dewasa
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa
f) Rumus Bastedo
Dosis = n (tahun)
x dosis dewasa
30

2. Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan


a) Rumus Clark (Amerika)
bobot badan anak (pon)
Dosis = 150 x dosis dewasa
b) Rumus Thremich-Fier (Jerman)
bobot badan anak (kg)
Dosis = 70 x dosis dewasa
c) Rumus Black (Belanda)
bobot badan anak (kg)
Dosis = 70 x dosis dewasa
d) Rumus Juncker & Glaubius (paduan umur dan bobot
badan) Dosis = % x dosis dewasa

3. Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh


a) Dari kumpulan Farmakologi UI tahun 1968
luas permukaan badan anak
Dosis = 1,75
x dosis dewasa

b) Rumus Catzel
luas permukaan tubuh anak
Dosis =luas permukaan tubuh dewasa x 100 x dosis dewasa
4. Perhitungan dosis dengan pemakaian berdasarkan jam

a) Menurut FI edisi III


Satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk pemakain sehari dihitung
Dosis = 24 x ; n = selang waktu pemberian
n

Misalnya,
s.o.t.h (tiap 3 jam) : 24 x 8x sehari semalam
3

b) Menurut Van Duin


Pemakaian sehari dihitung untuk 16 jam, kecuali antibiotik dihitung
sehari semalam 24 jam. Untuk contoh yang sama, pemakaian sehari
dihitung sebagai berikut.
24
+ 1x = 5,3 + 1 = 6,3 ; dibulatkan 7x sehari semalam
n
DAFTAR PUSTAKA

Agung. G. A. A. (2016). Menentukan Dosis Obat dan Cara Pemberiannya.


Bali : Universitas Udayana.

Ansel, H, C dan Prince, S, J. (2006). Kalkulasi Farmasetik Panduan Untuk


Apoteker. Jakarta : EGC

Chuninghum, J. (1983). The Physics of Radiology, Fourt Edition. Illions :


Charles C Thomas Publiser.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia


Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Elmitra. (2017). Dasar-Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid.


Yogyakarta : Deepublish.

Syamsuni, H. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta :


EGC.

Anda mungkin juga menyukai