Anda di halaman 1dari 3

1

Nama : Romb/Kel :
NIM : Tanggal :
Kelas : Dosen :

Manual Lab
Lab 2. Struktur Tumbuhan
Alokasi Waktu [total kegiatan: 170 menit]: Pre-lab exercise [30 menit], Aktivitas laboratorium
[60 menit], Penyusunan laporan [80 menit].

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa dapat mengenal struktur tumbuhan dan fungsi sebagian organ tumbuhan
dengan mengamati proses yang terjadi. Tujuan lain adalah agar mahasiswa mempraktekan
penyusunan hipotesis, melakukan percobaan, dan membuat kesimpulan atas hasil percobaan
yang dilakukan.

1. Pendahuluan
Genetis dan faktor lingkungan merupakan dua faktor mendasar yang mempengaruhi
struktur hewan maupun tumbuhan, namun pengaruh lingkungan terhadap tumbuhan lebih
besar dibandingkan pengaruhnya terhadap hewan. Dengan demikian, tumbuh-tumbuhan
dalam satu spesies pada umumnya memiliki variasi lebih tinggi dibandingkan dengan variasi
dalam satu spesies hewan. Sebagai contoh, semua kucing memiliki kaki empat pada posisi
yang sama dengan ukuran tubuh yang serupa. Tumbuhan melinjo memiliki variasi ukuran
yang beragam, jumlah cabang, possisi cabang, dan daun yang sangat beragam. Karena
tumbuhan tidak berpindah tempat, maka tumbuhan harus mampu beradaptasi dengan
lingkungannya melalui berbagai cara sehingga struktur tumbuhan merupakan hal penting
untuk memahami kompetisi tumbuhan di alam.
Kesuksesan hidup suatu tumbuhan tergantung pada kemampuannya mendapatkan dan
menyimpan sumber-sumber daya dari lingkungannya. Walaupun (melalui seleksi alam)
tumbuhan memiliki kemampuan tersebut namun sering kali dibarengi dengan trade off.
Sebagai contoh tumbuhan gurun memiliki kemampuan memperoleh dan menyimpan air
namun bukan untuk fotosintesis sehingga pertumbuhannya sangat lambat.

2. Tiga Organ Dasar Tumbuhan


Tiga organ dasar tumbuhan yaitu akar, batang, dan daun merupakan organ penting
yang berevolusi sedemikian rupa sehingga tumbuhan mampu hidup di darat. Ketiga organ
tersebut membentuk dua sistem utama yaitu sistem perakaran dan sistem perbatangan (terdiri
dari batang dan daun). Akar pada umumnya merupakan organ non-fotosintetik dan
menggantungkan makanannya dari produk fotosintesis. Produk tersebut ditransfer menuju
akar melalui sistem perbatangan. Sebaliknya, sistem perbatangan bergantung pada air dan
mineral yang diabsorbsi oleh sistem perakaran.
Pertumbuhan vegetatif (produksi daun, batang dan akar) merupakan salah satu
tingkat dalam siklus hidup tumbuhan. Berbagai spesies tumbuhan juga mampu melakukan
reproduksi vegetatif. Dalam kelompok angiosperma, batang reproduktif memiliki bunga
berasal dari daun-daun yang mengalami modifikasi untuk reproduksi seksual.
2

Akar
Akar berfungsi memperkuat tegaknya tumbuhan vaskuler dalam tanah, mengabsorbsi
mineral dan air, dan sering kali menjadi tempat penyimpanan karbohidrat. Sebagian besar
tumbuah eudicot dan gymnosperma memiliki sistem akar tunggang (taproot system) yang
berkembang dari akar embrio. Sistem akar tunggang pada umumnya memiliki penetrasi yang
dalam sehingga beradaptasi dengan baik di dalam tanah yan memiliki air tanah yang jauh dari
pernukaan. Pada sebagian angiosperma, akar tunggang menjadi tempat penyimpanan gula dan
pati yang akan digunakan kembali oleh tumbuhan selama produksi bunga dan buah. Dengan
alasan tersebut bagian tumbuhan seperti wortel dan bit dipanen sebelum tumbuhan berbunga.
Pada tumbuhan vaskuler tak berbiji dan sebagian besar monokotil seperti rumput, akar
embrio mati. Akar umumnya tumbuh dari batang dan setiap akar memiliki percabangan
sehingga membentuk sistem akar serabut. Sistem perakaran serabut umumnya tidak memiliki
penetrasi tanah yang dalam sehingga beradaptasi dengan baik pada tanah dangkal dan area
yang memiliki curah hujan ringan. Sebagian besar rumput memiliki perakaran yang dangkal.
Absorbsi air dan mineral utamanya terjadi pada ujung akar, dimana rambut-rambut
akar yang terdapat pada ujung akar mampu menambah luas permukaan akar. Rambut akar
berumur pendek dan secara kontinyu diperbarui. Rambut akar adalah perpanjangan dari
epidermis akar dan berbentuk tabung (bukan multiseluler).
Banyak spesies tumbuhan yang memiliki akar modifikasi yang berasal dari akar
sendiri, batang, atau daun. Akar modifikasi tersebut berfungsi memperkuat tegaknya
tumbuhan atau sebagai pegangan pada tanah, atau mengabsorbsi oksigen dari udara.

Prop roots. Akar udara pada tanaman kacang hijau merupakan salah satu contoh akar
modifikasi tipe ini. Akar ini berfungsi untuk mendukung tumbuhan yang tinggi dan berat.
Akar ini muncul dari batang pada bagian ruasnya dan akan menembus tanah.
Storage roots. Berbagai spesies tumbuhan seperti tanaman beet menyimpan makanan
(starch) dan air di dalam akarnya.
Pneumatophores. Akar modifikasi ini dikenal sebagai akar udara. Akar udara
dihasilkan oleh tumbuhan mangrove yang hidup di wilayah perairan. Dengan mengarahkan
akarnya ke atas permukaan air, tumbuhan ini mampu mengambil oksigen yang jarang terdapat
dalam substrat lumpur tempat hidupnya.
Buttress root. Akar udara ini memiliki bentuk kokoh seperti benteng yang berfungsi
memperkuat cabang pohon tinggi. Banyak ditemukan pada pohon tropik.

Batang
Batang tersusun atas nodus (tempat melekatnya daun) dan internodus (segmen
diantara nodus). Pada sudut yang dibentuk oleh batang dan daun terdapat kuncup axilar yang
mampu membentuk batang. Perpanjangan batang yang masih muda terkonsentrasi pada ujung
atas batang dan tersusun atas kuncup apikal yang terdiri dari daun, nodus dan internodus
menyatu yang sedang berkembang. Beberapa spesies tanaman memiliki batang yang
berfungsi sebagai penyimpan tempat penyimpanan makanan dan reproduksi aseksual.
Batang dapat termodifikasi menjadi rhizoma, umbi (bulb and tuber), dan stolon yang
seringkali disalah artikan sebagai modifikasi akar. Rhizoma adalah batang horisontal yang
tumbuh di bawah tanah. Batang vertikal tumbuh dari kuncup axilar pada rhizoma. Bulb
adalah batang vertikal di bawah tanah yang pada umumnya tersusun atas pangkal daun yang
membesar sebagai tempat penyimpanan makanan. Lapisan-lapisan daun yang termodifikasi
menempel pada batang pendek. Stolon adalah akar horisontal yang tumbuh di atas permukaan
tanah. Stolon dapat berfungsi sebagi struktur reproduktif aseksual jika terdapat planlet yang
tumbuh pada nodusnya. Tuber merupakan perbesaran ujung stolon atau rhizome yang
terspesialisasi sebagai tempat penyimpanan makanan. ”Mata” tunas adalah sekelompok tunas
axilar yang menandai nodus.
3

Daun
Daun memiliki variasi bentuk beragam namun pada umumnya daun memiliki lembaran
tipis dan memiliki petiola yang menghubungkan daun dan batang pada nodus. Rumput dan
monokotil yang lain tidak memiliki petiola, namun dasar daun membentuk lembaran yang
membungkus batang.
Daun monokot dan eudikot dapat dibedakan dari bentuk vena-nya (jaringan vaskuler
daun). Monokot umumnya memiliki vena utama yang terletak sejajar sedangkan eudikot
memiliki vena utama yang bercabang. Variasi dalam morfologi daun (bentuk, pola percabangan
vena, tataletak daun pada batang) dapat dijadikan karakter dalam mengidentifikasi tumbuhan
angiosperma.
Hampir seluruh daun pada spesies tumbuhan terspesialisasi sebagai organ fotosintesis
namun beberapa beberapa spesies memiliki daun yang teradaptasi. Daun teradaptasi tersebut
mampu melakukan fungsi tambahan seperti perlindungan, penyimpanan, dan reproduksi.
Tendril pada umumnya adalah modifikasi daun yang berbentuk seperti tali memanjang dan
berfungsi mendukung pertumbuhan tanaman dengan cara tumbuh melingkar pada kayu
penyangga tumbuhan (contoh pada tanaman kapri). Spines adalah duri pada tumbuhan kaktus.
Duri tersebut adalah daun tetapi tidak melakukan fotosintesis. Peran fotosintesis dilakukan oleh
batangnya yang berwarna hijau. Storage leaves pada umumnya dimiliki oleh tumbuhan
sukulen. Daun tumbuhan ini termodifikasi menjadi tempat penyimpanan air.
Reproducytive leaves adalah daun yang mampu melakukan fungsi reproduksi. Bract pada
umumnya sering diartikan sebagai petal bunga. Bract adalah daun termodifikasi, berwarna dan
terdapat mengelilingi kelompok bungi. Warna menyala pada bract berfungsi untuk menarik
polinator.

3. Fungsi Organ Tumbuhan


Tumbuhan menyimpan glukosa dalam bentuk pati/starch (polisakarida). Pati dapat
dipisahkan menjadi amilose (10-20%) dan amilopektin (80-90%). Amilose membentuk
larutan koloid dengan air panas sedangkan amilopektin sama sekali tidak dapat larut dalam
air. Uji kimiawi terhadap adanya pati dapat dilakukan dengan larutan iodin. Amilose mampu
membentuk warna biru tua dengan adanya iodine (diduga bahwa molekul iodin menyusup
ditengah-tengah gulungan amilose).
Pada percobaan ini anda akan mengamati bagian tumbuhan tertentu yang dapat
berfungsi sebagai penyimpan pati. Pada meja percobaan telah disediakan beberapa organ
tanaman dari spesies yang berbeda seperti talas, kentang, singkong, wortel, jahe, dan kencur.

Prosedur Kerja Lab


a. Ambil organ tanaman yang telah disediakan.
b. Iris tipis organ tersebut dan letakkan di atas gelas benda (buat dua irisan tipis dalam
satu gelas benda, letakkan berjauhan satu dengan lainnya).
c. Tetesi irisan 1 dengan larutan Iodin dan irisan 2 dengan air, tutup dengan gelas
penutup.
d. Amati di bawah mikroskop, bandingkan dan tuliskan hasil pengamatan anda pada
Tabel 1 di lembar kerja.
e. Deskripsikan preparat yang anda amati di bawah mikroskop dalam tabel (gunakan
kalimat lengkap).

Anda mungkin juga menyukai