Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Botani

“IDENTIFIKASI AKAR”

Disusun oleh:
Nama : Dintia Nofiana Safitra
NIM : 215040200113026
Kelas : Agroekoteknologi B
Asisten : Ariesta Yudha Setiawan, SP., MP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini ilmu tumbuhan telah mengalami kemajuan yang sangat cepat,
bahkan beberapa bidang pengetahuan yang pada awalnya hanya berupa cabang-
cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Diantaranya adalah morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan merupakan ilmu
yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Berbagai ilmu fisiologi,
anatomi dan morfologi, telah dikaji sebagai tanggapan tanaman terhadap
kekurangan air. Salah satu bidang yang penting untuk dievaluasi adalah
morfologi akar, karena kemampuan akar mengabsorbsi air dengan
memaksimalkan sistem perakaran merupakan salah satu pendekatan utama
untuk mengkaji kemampuan adaptasi tanaman terhadap kekurangan air (Efendi,
2013).
Selama hidupnya tanaman mendapatkan air dari dengan cara menyerapnya
dari lingkungan. Maka dari itu siklus hidup tanaman dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan faktor tanaman. Faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah
kandungan air tanah, kelembaban udara dan suhu tanah. Sedangkan faktor
tanaman yang berpengaruh adalah efisiensi perakaran, perbedaan tekanan difusi
air tanah ke akar, dan keadaan protoplasma tanaman (Nofyangtri, 2011). Salah
satu hal yang dibahas dalam morfologi tumbuhan adalah morfologi akar.
Mempelajari morfologi akar tidak cukup hanya dengan teori saja, akan tetapi
harus melaksanakan kegiatan mengamati, mencatat data dan informasi
spesimen yang dipelajari. Sebagai salah satu bagian dari tanaman, akar
memiliki fungsi merespons kekurangan air dengan cara mengurangi laju
transpirasi untuk pengehematan air. Secara umum tanah akan mengering dari
permukaan tanah hingga ke lapisan tanah bawah selama musim kemarau.
Keadaan ini menghambat pertumbuhan akar dilapisan tanah yang dangkal,
karena sel-selnya tidak dapat mempertahankan turgor yang diperlukan untuk
pemanjangan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi akar.
2. Untuk mengetahui fungsi akar.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri akar.
4. Untuk mengetahui bagian-bagian akar.
5. Untuk mengetahui sistem perakaran.
6. Untuk mengetahui modifikasi akar.
1.3 Manfaat
1. Dapat memahami definisi akar.
2. Dapat memahami fungsi akar.
3. Dapat memahami ciri-ciri akar.
4. Dapat memahami bagian-bagian akar.
5. Dapat memahami sistem perakaran.
6. Dapat memahami modifikasi akar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Akar
Pengertian dalam Bahasa Indonesia
a. Akar tanaman merupakan organ vegetatif utama pengambil air, mineral dan
bahan-bahan lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. (Wudianto, 2010)
b. Akar merupakan organ penting tanaman yang memiliki kemampuan dalam
menopang tubuh tanaman agar tetap kokoh. (Prihatiningtias et al., 2006)
Pengertian dalam Bahasa Inggris
a. Root is the first plant interface with soil and is the organ that mainly receives
stress arising to substrate characteristics. (Polverigiani, 2014)
Akar adalah bagian pertama tanaman yang bersentuhan dengan tanah dan
merupakan organ yang utama penerima stres yang timbul dengan
karakteristik substrat.
b. Root is a latest evolutionary innovation in the vegetative plant anatomy and
serves to plants so they can stand upright. (Shipunov, 2020)
Akar adalah inovasi evolusioner terbaru dalam vegetatif anatomi tumbuhan
dan berfungsi agar tumbuhan dapat berdiri tegak.
2.2 Fungsi Akar
Akar adalah bagian yang tak terpisahkan dari tanaman dan memiliki fungsi
yang sama pentingnya dengan bagian atas tanaman. Apabila bagian atas
tanaman berfungsi untuk menyediakan karbohidrat melalui proses fotosintesis,
maka fungsi akar adalah menyuplai unsur hara dan air yang dibutuhkan dalam
metabolisme tanaman. Jumlah unsur hara dan air yang mampu diserap tanaman
bergantung pada peluang untuk mendapatkan air dan unsur hara tersebut dalam
tanah (Sitompul dan Guritno, 1995). Potensi pertumbuhan akar harus diraih
sepenuhnya untuk mendapatkan potensi pertumbuhan bagian atas tanaman,
artinya semakin banyak akar maka semakin meningkat hasil tanaman. Beberapa
fungsi lain dari akar adalah menentukan posisi tanaman, absobsi air dan garam-
garam mineral, penyimpanan cadangan makanan, pembawa air dari tanah
menuju batang, pada tanaman tertentu berfungsi untuk fotosisntesis maupun
respirasi.
2.3 Ciri-Ciri Akar
Berikut ini merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar:
a. Umumnya tidak bewarna hijau
b. Ada di dalam tanah dan bersifat; (+) geotropic, (–) phototropic, and (+)
hydrotropic.
c. Tidak mempunyai mata tunas.
d. Tidak mempunyai nodus dan internodus.
e. Mempunyai rambut-rambut akar yang sifatnya uniselluler.
2.4 Bagian-Bagian Akar
Menurut (Hasnunidah dan Wiono, 2019) bagian-bagian akar antara lain:
a. Leher akar (collum), merupakan bagian yang tersambung secara langsung
dengan pangkal batang.
b. Ujung akar (apex radics), merupakan bagian yang paling muda dan masih
mengalami pertumbuhan.
c. Batang akar (corpus radics), letaknya diantara leher dan ujung akar.
d. Cabang akar (radix lateralis), bagian yang muncul dari akar utama, akan
tetapi letaknya tidak tersambung secara langsung dengan pangkal batang.
e. Serabut akar (fibrilla radicalis), merupakan cabang akar dengan tekstur
halus.
f. Rambut akar (pilus radicalis), merupakan tonjolan pada epidermis kulit
fungsinya untuk memperluas area serapan.
g. Tudung akar (calyptra), merupakan pelindung bagian ujung akar.

Gambar 1. Bagian-bagian Akar


2.5 Sistem Perakaran
Sistem Perakaran dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar
serabut. Akar tunggang (tap roots) adalah akar lembaga (radicula) yang tumbuh
menjadi akar utama serta memiliki cabang lebih kecil. Sedangkan akar serabut
(adventitious roots) adalah akar lembaga yang tidak dapat berkembang, akan
tetapi pada pangkal batang mengeluarkan akar yang banyak dengan ukuran
relatif sama.
Sistem akar tunggang dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Akar tunggang tidak bercabang
Cabangnya berupa serabut akar yang sangat halus dan kecil.
Terkadang keberadaan cabang tersebut tidak dianggap karena tidak
berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara. Akar tunggang tersebut
berfungsi sebagai tempan penyimpanan zat cadangan makanan.
Akar tunggang tidak bercabang dibedakan menjadi:
a) Berbentuk tombak, pangkal besar meruncing ke ujung, contohnya
wortel (Daucus carota).
b) Berbentuk gasing, pangkal besar membulat, contohnya bengkuang.
c) Berbentuk benang, akar tunggangnya mirip akar serabut, contohnya
kratok.

Gambar 2. Bentuk akar tunggang yang tidak bercabang (Silalahi, 2015)

b. Akar tunggang bercabang


Akar ini berbentuk kerucut panjang, tumbuhnya ke bawah,
bercabang banyak dan cabangnya memiliki cabang lagi, sehingga dapat
memperluas area perakaran yang mampu menyerap air dan unsur hara.
Sistem akar serabut dibedakan menjadi:
a. Bentuk benang, tersusun atas akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
Contohnya padi (Oryza sativa).
b. Bentuk tambang, tersusun atas akar serabut sedikit besar dan kaku
Contohnya kelapa (Cocos nucifera).
c. Bentuk lengan, tersusun atas akar serabut agak besar, tidak memiliki banyak
cabang. Contohnya pandan buah merah (Pandanus conoideus).

Gambar 3. Akar Padi Gambar 4. Akar Kelapa Gambar 5. Akar Pandan

2.6 Modifikasi Akar


Modifikasi dari akar adventif
a. Akar adventif sebagai penyimpan cadangan makanan:
a) Umbi akar, apabila cadangan makanan disimpan di dalam akar
akibatnya akar membesar (swollen) dan bergerombol. Contohnya ubi
jalar atau sweet potato (Ipomea batata).
b) Fasciculated, akar bergerombol membentuk cluster dari bawah nodus
batang dan memiliki daging. Contohnya Dahlia dan Asparagus.
c) Nodulose, ujung akar mengembang ke atas. Contohnya Melilotus dan
Curcuma amoda.

Gambar 6. Ubi Jalar Gambar 7. Dahlia Gambar 8. Curcuma Amoda


b. Prop root atau pillar root, akar ini berada di atas permukaan tanah.
Contohnya beringin.
c. Akar pemanjat (climbing roots), akar yang muncul dari nodus dan
membantu tanaman memanjat. Contohnya tanaman Pothos, sirih (Pipie
betle), lada (Piper nigrum), dan Techoma.
d. Akar penghisap (sucking atau haustorial roots atau parasitic roots), akar
yang dijumpai pada tanaman parasit. Akar tanaman ini masuk ke dalam
batang tanaman inang dan mengambil nutrisi tanaman inang. Contohnya
tanaman Dendrophthoe, Cuscuta, Viscum.
e. Assimilatory roots, terdapat di udara pada tanaman Tinospora dan akar
Trapa dan warnanya hijau, sehingga dapat berfungsi sebagai assimilasi.
f. Hygroscopic roots, ditemukan pada tumbuhan epifit khususnya anggrek dan
berfungsi sebagai penyerap uap air. Contohnya tanaman Orchids, Banda.

Gambar 9. Beringin Gambar 10. Sirih Gambar 11. Tali Putri

Gambar 12. Tinospora Gambar 13. Orchids


BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsinya
Alat
Alat Fungsi
Alat Tulis Untuk menggambar objek yang
diidentifikasi dan mencatat data.
Kamera Untuk dokumentasi.
Bahan
Bahan Fungsi
Akar Ketela Pohon/Singkong Sebagai objek yang diidentifikasi
Akar Ubi Jalar Ungu
Akar Bayam
Akar Keladi Hitam

3.2 Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Melakukan identifikasi
pada masing-masing spesimen

Mencatat dan mendokumentasikan


hasil pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Kasifikasi Tanaman
a. Ketela pohon (Cassava) (USDA, 2018)
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliohyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot Mill.
Spesies : Manihot esculenta Crantz

Gambar 14. Ketela Pohon (Johannesburg, 2006)


b. Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) (Milind dan Monika, 2015)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subdivisi : Spermatophyte
Divisi : Sagnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas (L.)

Gambar 15. Ubi Jalar Ungu (M.S dan Purnamawati, 2007)


c. Bayam (Amaranthus hybridus L.) (Saparinto, 2013)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus hybridus L.

Gambar 16. Bayam (Amaranthus hybridus L.) (Saparinto, 2013)


d. Keladi Hitam (Colocasia indica) (G.Tjitrosoepomo, 2010)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia indica

Gambar 17. Keladi Hitam (Colocasia indica) (G.Tjitrosoepomo, 2010)


4.1.2 Tabel Hasil Identifikasi
Akar Sistem Perakaran Modifikasi
Ketela pohon - Akar adventif
Ubi jalar ungu - Akar adventif
Bayam hijau Akar tunggang bercabang -
Keladi hitam Akar serabut -
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Hasil Identifikasi Batang
a. Ketela pohon

Ketela pohon termasuk tanaman yang memiliki sistem perakaran


adventif artinya akar ini memiliki modifikasi menjadi penyimpan
cadangan makanan bagi tumbuhan dan berdaging. Pada tanah yang
subur dan merah ketela ini tumbuh dengan sangat baik dan memiliki
ukuran yang besar.
b. Ubi jalar ungu

Ubi jalar ungu juga memiliki sistem perakaran adventif. Ubi ini
tumbuh besar dan sehat pada lingkugan yang lembab, tanah yang
subur berwarna merah.
c. Bayam hijau
Bayam akarnya berupa akar tunggang bercabang, dapat dilihat bahwa
akar pokoknya merupakan akar tunggang namun memiliki cabang-
cabang akar disekitarnya mirip dengan akar serabut yang membantu
penyerapan air lebih optimal. Bayam ini dapat tumbuh ditempat yang
tidak kering dan menyebar pada satu area tertentu.
d. Keladi hitam

Keladi hitam mempunyai sistem perakaran serabut, liar dan pendek.


Struktur akarnya tidak dapat dibedakan dengan jelas dari cabang-
cabangnya karena pertumbuhan cabang dan akar pokok sama cepat.
Talas ini dapat tumbuh dengan baik di tanah yang lembab dan subur.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Akar merupakan organ penting tanaman yang memiliki kemampuan dalam
menopang tubuh tanaman agar tetap kokoh. fungsi utama akar adalah
menyuplai unsur hara dan air yang dibutuhkan dalam metabolisme tanaman.
Bagian-bagian akar dibedakan menjadi leher akar/pangkal akar (collum), ujung
akar (apex radix), batang akar (corpus radix), cabang-cabang akar (radix
lateralis), rambut akar (pilus radicalis), tudung akar (calyptra). Sistem
Perakaran dibedakan menjadi dua yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar
tunggang (tap roots) adalah akar lembaga (radicula) yang tumbuh menjadi akar
utama serta memiliki cabang lebih kecil. Sedangkan akar serabut (adventitious
roots) adalah akar lembaga yang tidak dapat berkembang, akan tetapi pada
pangkal batang mengeluarkan akar yang banyak dengan ukuran relatif sama.
Pada hasil identifikasi dibuktikan bahwa akar ketela pohon dan ubi jalar
ungu adalah adventif atau berdaging, lalu pada bayam akarnya berupa akar
tunggang bercabang dan terakhir keladi hitam berakar serabut pendek. Keempat
tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik diarea tanah subur dan lembab.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai praktikum ini dan alangkah
baiknya bila kegiatan praktikum ini dapat dilaksanakan secara langsung
dilapangan. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman
tentang identifikasi akar..
DAFTAR PUSTAKA
Nio, S. A., & Torey, P. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan
air pada tanaman (Root morphological characters as water-deficit
indicators in plants). Jurnal Bios Logos, 3(1).

Polverigiani, S., Kelderer, M., & Neri, D. 2014. Growth of ‘M9’apple root in five
Central Europe replanted soils. Plant Root, 8, 55-63.

Khair, H., & Hamdani, Z. R. 2015. Pengaruh konsentrasi ekstrak bawang merah
dan air kelapa terhadap pertumbuhan stek tanaman melati putih (Jasminum
sambac L.). AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 18(2).

Hapsari, R., Djauhari, S., & Cholil, A. 2014. Keanekaragaman jamur endofit akar
kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) pada lahan pertanian organik dan
konvensional. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, 2(1).

Firdaus, L. N., Wulandari, S., & Mulyeni, G. D. 2013. Pertumbuhan akar tanaman
karet pada tanah bekas tambang bauksit dengan aplikasi bahan
organik. Biogenesis, 10(1), 53-64.

Silalahi, M. 2015. Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan. Diakses pada 5 November


2021. http://repository.uki.ac.id/195/

Aminah, L. 2016. Formulasi Losion Tabir Surya Ekstrak Kulit Umbi Ubi Kayu
(Manihot Esculenta Crantz) Dan Uji Aktivitasnya (Doctoral Dissertation,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto).

Kamal, W. R. 2020. Narrative Review: Pengaruh Ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
Batatas Var. Ayumurasaki) Dalam Perubahan Laju Korosi Logam
Alloy (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

Hurriyah, C. L. 2019. Pengaruh Penambahan Sari Bayam Hijau Dan Sari Bayam
Merah Terhadap Kualitas Gizi Mie Basah Sebagai Sumber Belajar
Biologi (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).

Luthfiah, L. 2015. Hubungan kekerabatan diantara varietas keladi yang termasuk


marga colocasia di wilayah Kota Palangka Raya (Doctoral dissertation,
IAIN Palangka Raya).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai