TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Akar
Akar menjadi salah satu pokok pembahasan dalam ilmu morfologi tumbuhan. Akar juga
menjadi salah satu organ pada tumbuhan yang memiliki nilai penting. Dalam pembelajaran morfologi
tumbuhan banyak penelitian yang secara khusus mengamati akar, sehingga banyak ahli yang
menyatakan definisi akar. Namun setiap definisi akar yang ada saat ini tetap mempunyai arti inti yang
sama. Menurut Estiti (2008) Akar adalah bagian pokok nomor tiga (disamping batang dan daun) bagi
tumbuhan yang bertumbuh sebagai kormus dengan memiliki fungsi untuk memperkuat tumbuhan,
menyerap air dan zet makanan, mengangkut zat makana ke bagian tumbuhan yang lain. Selain itu
definisi akar yang serupa juga dinyatakan oleh Muhlisah (2007), dimana dikatakan bahwa akar
merupakan salah satu organ fital yang dimilik tumbuhan sebagai penogak tubuh tumbuhan, penyerap
air dan usur hara, pengakung air dat zat-zat makanan yang sudah di sera dan dibawa ke tubuh
tumbuhan.
Pembelajaran morfologi tumbuhan yang secara luas dilakukan oleh banyak Negara, membuat
banyak peneliti universal yang melakukan pengamatan, sehingga definisi organ tumbuhan pun menjadi
beragam. Definisi akar menurut Neri, dkk. (2014) adalah roots is the first plant interface with soil and
is the organ mainly receieves stress arising to substrate characteristics. Pengertian akar menurut Neri,
dkk (2014) ini bila di terjemahkan dalam bahasa Indonesia mempunya arti akar adalah bagian tanaman
pertama uang berinteraksi dengan tanah dan merupakan otgan yang terutama dalam menerima
tekananan yang timbul dari karakteristik subtract. Penjelasan akar juga secara mendalam dan terperinci
dijelaskan oleh Mary (2007) menyatakan bahwa root is a plant part that ussualy grows underground,
securaces the plant in place, absorbs minerals and waters, and stores food manufactured by leaves and
other plant parts. In certain plants, additional roots grow out from the stem abouve ground, bending
down into the soil, to provide some support. Pengertian akar menurut Mary (2007) jika diterjamahkan
dalam bahasa Indonesia bahwa akar adalah bagian tanaman yang biasanya tumbuh di bawah tanah,
dimana menjaga tanaman agar berada pada tempatnya, menyerap mineral dan air, serta menyimpan
makanan yang diproduksi oleh daun dan bagian tubuh tanaman yang lain. Beberapa tanaman tertentu,
akar tambahan tumbuh dari batang berada di atas tanah membungkung ke dalam tanah untuk mencari
zat pendukunng.
2.2 Fungsi Akar
Akar mempunyai fungsi dalam menjadi organ penting pada tumbuhan. Fungsi akar menurut
Silalahi ( 2016) sebagai berikut :
a. Penentu posisi tanaman
b. Pengabsorbsi air dan garam-garam mineral.
c. Tempat menyimpan makan
d. Pembawa atau sebgai transportasi air dari dalam tanah menuju batang.
e. Pada beberapa tanaman akar juga berfungsi sebagai tempat untuk fotosintesis dan juga
respirasi.
Fungsi akar ini juga selaras dengan pernyataan Jumhana ( 2009 ) bahwa akar memiliki fungsi
untuk menyerap air dan garam-garam anorganik dari larutan tanah dimana akar ini tumbuh dibawah
tanah. Namun beberapa tanaman ada yang akarnya tumbuh diudara seperti pada tanaman anggrek.
Sama halnya dengan organ penting pada tumbuhan lain, sebagai bagian pokok ketiga tumbuhan
akar juga memilili beberapa sifat dalam menunjang kehidupannya. Sifat akar dijabarkan sebagai
berikut :
a. Merupakan bagian yang terdapat dalam tanah dengan arah pertumbuhan ke pusat bumi
(geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), serta bersifat meninggalkan udara serta cahaya.
b. Akar memiliki warna kekuning-kunungan atau keputih-pitihan.
c. Bagian ujung akar bertumbuh terus.
d. Bentuk akar yang meruncing membuat akar mudah dalam menembus tanah.
e. Akar tidak memiliki ruas-ruas dan buku-buku.
Utami (2008)
Keberadaan akar sudah ada sejak tumbuhan masih kecil ketika terdapat lembaga di dalam biji.
Inilah yang disebut akar lembaga atau radicula. Radicula akan berkembang seturut dengan biji yang
mulai berkecambah. Perkembangan sistem akar ini umunya dibagi menjadi dua. Menurut
Tjirosoepomo (2005) system perakaran dibagi menjadi :
a. Sistem akar tunggang. Dimana akar lembaga akan tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akan yang lebih kecil. Akar pokok ini berasal dari akar tunggang
( radiz primaria). Susanan akar tunggang ini dimiliki oleh tumbuhan yang berbiji ganda atau
dikoti Akar tunggang ini juga dibedakan menjadi akar tunggang tidak bercabang dan
bercabang. Akar tunggang tindak bercabang atau sedikit bercabang biasanya terdiri dari
akar-akar halus berbentuk serabut dimana biasanya digunakan sebagai tempat penimbunan
zat makanan cadangan dengan bentuk tombak, gasingm dan benang. Sedangkan akar
tunggang yang bercabang biasanya berbrntuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah,
memiliki canbang yang bercabang, serta mempunyai kekuayam besar pada batang dan
memiliki daerah perakaran luas.
b. Sistem akar serabut. Sistem akar serabut jika dimana lembaga dala perkembangan
selanjutnya menglami kematian yang disusul dengan keluarnya sejumlah akar dengan
ukuran hampir sama dari pangkal batang. Akar ini bukan berasal dari calon akar yang asli
dan berbentuk serabut.
Akar juga mempunyai bagian-bagian penyusun yang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Menurut
Tjirosoepomo (2005) bagian-bagian pada batang terdiri dari :
a. Leher akar atau pangkal akar ( colum ). Bagian akar yang bersambung pada pangkal batang.
b. Ujung akar ( apek radices). Bagian termuda akar yang terdiri dari jaringan-jaringa yang
masih dapat melakukan dan mengadakan pertumbuhan.
c. Cabang-cabang akar ( radix lateralis ). Bagian-bagian akar yang keluar dari akar pokok dan
masing-masing dapat bercabang lagi.
d. Batang akar ( Corpus radices ). Bagian akar yang berada diantara leher akar dan ujung akar.
e. Serabut akar ( fibrilla radicalis). Cabang akar yang bertekstur halus dan berserabut.
f. Tudung akar ( calyptra). Bagaian akar terujung yang terdiri dari jaringan yang bermanfaat
melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
g. Rambut akar (pilus radicalis). Bagian akar sesungguhanya yang berbentuk pennonjolan sel
kulit luar akar yang pannjang. Berfunsi untuk bidang penyerapan akar agar menjadi luas,
memiliki banyak air dan mengandung zat-zat makananan.
2.6 Macam-Macam Modifikasi Akar
Sama halnya dengan bagian penting tumbuhan yang lain. Akar juga memiliki berbagai
modifikasi yang menyesuaikan lingkungan, sifat, dan bentuknya. Modifikasi pada akar menurut
Silalahi (2016) terdiri dari :
METODOLOGI
Melakukan identifikasi
spesimen
Mencatat dan
mendokumentasikan
pengamatan
BAB IV
Pada laporan identifikasi akar kali ini terdapat tiga spesimen yaitu akar tanaman sirih, akar teki,
dan akar kangkung. Setiap dari akar tersebut mempunyai klasifikasi tanaman yang berbeda berdasarkan
kingdom, divis, class, ordo, famili, genus, dan spesies. Berikut adalah klasifikasi setiap spesimen :
1. Akar Sirih
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piparales
Famili : Piparaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper battle
(Inayatullah, 2012 )
2. Teki
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus L.
Spesies : Cyperus rotundus
(Al. Snafi, 2016)
3. Kangkung
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solonales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Spices : Ipomea reptans
( Anggara, 2009 )
Gambar tanaman kangkung ( Lestari, 2018)
GAMBAR DOKUMENTASI
4.3 Pembahasan
Pada pengamatan terhadap akar tanaman yang telah dilakukan didapatka hasil meliputi system
perakaran dan modifikasai pada akar. Pada tanaman sirih sesuai dengan pernyataan Inayatullah (2012)
tanaman sirih termasuk dalam kingdom plantae, divisi Magnoliophyta, Kelas Maagnolipsida, dengan
ordo Piparales serta family Piparaceae, dan termasuk dalam genus Piper dengan spesies Piper battle.
Pada pengamatan didapakan bahwa tanaman sirih memiliki system perakaran serabut serta memiliki
modifikasi pada akar berupa akar lekat. Pernyataan dari pengamatan ini pernyataan dari Dalimartha
(2006) bahwa akar tanaman sirih termasuk dalam akar serabut. Yuzami (2017 ) juga dalam
penelitiannya menyatakan bahwa tanaman sirih dapat memanjat karena adanya akar lekat.
Pengamatan spesimen kedua yaitu akar tanaman teki. Merujuk pada pernyataan Al. Snafi
(2006) rumput teki termasuk dalam kingdom plantae dengan divisi magnoliophyta serta berada dalam
kelas liliopsida. Teki dikelompokan dalam ordo cyperales, famili cyperacea dengan genus cyperus L.
Pada pengamatan system perakaran, akar rumput teki digolongkan dalam akar serabut, hal ini sesuai
dengan pernyataan Prasetya (2008) bahwa akar rumput teki memiliki system perakaran serabut yang
berwarna putih. Pada rumput teki tidak terdapat modifikasi pada akarnya.
Pengamatan spesimen yang terakhir adalah akar tanaman kangkung. Tanaman kangkung
termasuk dalam kingdom plantae, divisi magniliophyta, kelas magnolipsida ordo solonales, famili
convolvulaceae, dengan genus ipomea dan spesies Ipomea reptans. Dalam pengamatan didapatkan
hasil bahwa akar tanaman kangkung adalah akar tunggang. Djuariah (2007) menyebutkan bahwa
kangkung mempunyai system perakaran tunggang dan cabang-cabang akar menyebar kesemua arah .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Akar adalah salah satu organ tumbuhan yang terletak didalam hingga dasar tanah. Akar menjadi
salah satu organ penting dalam tanah yang menjadi penompang dan penumpu kehidupan pada tumbuh
kembang tanaman. Fungsi akar yang dapat berupa vegetative dan generative menjadi salah satu nilai
esensial akar, yaitu dapat menjadi alat perkembang biakan ataupun transport unsur-unsur penting dari
dalam tanah ke seluruh bagian tumbuhan.
Sama halnya dengan organ penting tumbuhan yang lain tentu akar mempunyai system pembeda
antar akar. Pembeda antar akar dilihat dari system perakarannya yang secara umum dibedakan menjadi
akar serabut dan akar tunggang. Beragamnya tumbuhan juga dikuti dari jenis yang berbeda pada akar.
Seperti pada tanaman teki yang berakar serabut dan pada tanaman kangkung yang berakar tunggang.
Akar juga mempunyai berbagai modifikasi, sama halnya dengan organ penting lainnya
ditumbuhan. Modifikasi akar dapat berupa modifikasi akar tunggang ataupun modifikasi akar adventif.
Modifikasi pada akar terjadi berbeda-beda menyesuaikain jenis tanaman, lingkungan, adaptasi, dan
fungsinya.
5.2 Saran
Morfologi tanaman menjadi ilmu penting dalam botani. Perkembangan ilmu botani juga
mengudang banyak penemuan baru seperti varietas baru dalam tanaman. Penemuan-penemuan baru itu
mengikuti adanya perkembangan zaman, sehingga diharapkan perkembangan ilmu botani ini juga
memberikan dampak signifikan dalam perkembangan zama. Untuk dapat mengambil bagian tentu
diperlukan pembelajaran morfologi yang mendalam. Morfologi yang pada dasarnya mempelajari tubuh
tumbuhan bersangkutan pula dengan pembelajaran akar. Pembelajaran akar yang mendasar dapat
menjadi bekal dalam penelitian-penelitian lanjutan dalam dunia botani. Sehingga diperlukan banyaknya
kegiatan mendukung hingga literature serta pengamatan terbaru untuk mendorong inovasi dan
perkembangan dalam dunia botani.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, R.2009. Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat Terhadap Efek Sedasi Pada Mencil BALB/C.
Semarang: Universitas Diponogoro. [ diakse di https://jurnal.uns.ac.id/] [ diakse pada 9 November
2020 ]
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakrta: Puspa.
Embre, Mary. 2007. Root Morphology.
Estiti. 2008. Struktur Akar Tumbuhan. Jakarta: Paneraman Swadaya.
Inayatullah, S. 2012. Efek Ekstra Daun Sirih Hijau Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.
Muhlisah. 2007. Macam-Macam Akar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Neri, David., Keldere, Markus., Polverigani, Serena. 2014.Growth of M9 Apple Root in Five Central
Europe Replanted Soils. Itali: Universita Politecnica delle Merce.
Silalahi, Marina. 2015. Morfologi Tumbuhan. Universitas Kristen Indonesia.
Tjitrosoepomo, Gebong. 2005. Morfolohi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Utami, Debora. 2008. Struktur Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yuzami dan Munawaroh, Esti. 2017. Keanekaragaman Piper dan Konservasinya di Taman Nasional
Bukit Barisan. Bogor: Balai Koservasi Tumbuhan Kebun Raya Lipi.
LAMPIRAN