MORFOLOGI TUMBUHAN
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa'atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah “Morfologi Tumbuhan”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.Demikian, semoga makalah ini bermanfaat.
Kelompok 1
ii
DAFTARISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Akar dan Karakteristik Morfologinya
1. Sifat Akar................................................................................................6
2. Bagian-Bagian Akar...............................................................................7
3. Fungsi Khusus Akar...............................................................................9
B. Batang dan Karakteristik Morfologinya
1. Sifat Batang.................................................................................................9
2. Fungsi Batang..........................................................................................10
3. Macam-Macam Batang............................................................................10
4. Bentuk Batang.........................................................................................11
5. Arah Tumbuh Batang..............................................................................12
6. Percabangan Batang................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Morfologi tumbuhan adalah salah satu cabang ilmu botani tentang bentuk, susunan dan
struktur dari organ-organ tumbuhan, atau dapat juga dikatakan sebagai ilmu tentang
penampilan (performance) tumbuhan secara utuh. Mengenal tumbuhan tidak mungkin dan
tidak cukup dengan mengetahui bentuk organnya saja, melainkan harus sekaligus tahu
susunan dan strukturnya secara utuh sehingga memberikan gambaran tentang penampilan
tumbuhan tersebut dengan lengkap.
Akar merupakan bagian terpenting ketiga setelah daun dan batang. Jelas disini apa
yang dimaksud dengan akar yaitu sebuah organ utama pada tumbuhan yang berfungsi
sebagai penyerap unsur hara dan juga air dari tanah, menegakkan tumbuhan itu sendiri, dan
juga bermetamorfosis menjadi sebuah alat yang memiliki beranekaragam fungsi, salah
satunya sebagai alat penempel ataupun alat respirasi. Tiap organ tumbuhan memiliki bagian
dan fungsinya masing-masing.
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting bagi tumbuhan yang
berada di atas permukaan tanah. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan,
batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Oleh karena itu untuk
mempertahankan fungsinya, batang melakukan berbagai adaptasi terhadap lingkungan
dimana tumbuhan tersebut tumbuh. Adaptasi setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung
kebutuhan dari tumbuhan tersebut. Modifikasi batang merupakan salah satu jalan tubuh
tumbuhan dalam melakukan adaptasi, artinya adaptasi dapat dilakukan tumbuhan dengan
melakukan modifikasi bagian tubuh tumbuhan, termasuk batang.
B. Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini,yaitu:
A. Akar dan Karakteristik Morfologinya
4
1. Bagaimana sifat akar?
2. Bagaimana bagian-bagian akar?
3. Bagaimana fungsi khusus akar?
C. Tujuan
Berikut merupakan tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui:
A. Akar dan Karakteristik Morfologinya
1. Mengetahui sifat akar
2. Mengetahui bagian-bagian akar
3. Mengetahui fungsi khusus akar
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sifat Akar
Akar merupakan salah satu organ tumbuhan yang pada umumnya terdapat di
dalam tanah yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam minaeral dari alam
tanah ke batang. Walaupun demikian namun pada tumbuhan tertentu khussnya
tumbuhan yang memiliki modifikasi batang terkadang sulit menentukan organ
tersebut akar atau batang. Berikut ini merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar:
a. Akar umumnya tidak bewarna hijau dan berada di dalam tanah dan
bersifat: (+) geotropik, (–) phototropic, and (+) hidroponik.
b. Tidak memiliki mata tunas.
c. Tidak memiliki nodus dan internodus.
d. Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat uniselluler.
6
2. Bagian- Bagian Akar
a. leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambungan
dengan pangkal batang.
b. ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-
jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan,
c. batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan
ujungnya,
d. cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung
bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-
masing dapat mengadakan percabangan lagi.
e. serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus- halus dan
berbentuk serabut.
f. rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang.
Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu
akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat
diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap.
g. uidung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
7
Gambar 1. Bagian-bagian ujung akar
Jaringan muda pada ujung akar disebut dengan jaringan meristem. Jaringan
tersebut dibedakan menjadi zona pembelahan, zona pemanjangan, dan zona
diffrensiasi dan zona maturasi. Zona pembelahan akar terdapat bersebelahan dengn
tudung akar. Zona ini ditandai dengan laju pembelahan yang cepat dengan inti sel yang
besa. Zona pemanjangan merupakan zona diatas zona pembelahan. Pada zona ini sel
mengalami pemanjangan dan perbesaran, yang mengakibatkan akar bertambah besar
dan bertambah panjang. Zona ketiga merupakan zona diffrensiasi yaitu zona terjadinya
difrensiasi atau pengkhususan jaringan akar. Pada zona ini ditemukan rambut-rambut
akar yang berfungsi untuk mengapsorbsi air.
Sewaktu tumbuhan masih kecil, yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji, calon
akar itu sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan
lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar
lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan
lazimnya dibedakan dua macam sistem perakaran:
a. sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari
akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini
biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang
(Gymnospermae).
8
b. sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya
mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon
akar yang aseli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu
dinamakan akar serabut (radix adventicia).
1. Sifat Batang
Batang merupakan salah satu bagian dari tubuh tumbuhan. Selain sebagai tempat
pelekatan daun, bunga dan buah, batang juga berfungsi sebagai jalan pengangkutan air
dan zat-zat mineral yang terlarut di dalamnya. Pada beberapa tumbuhan, batang
digunakan sebagai tempat menyimpan makanan cadangan. Batang tumbuh pada titik
tumbuh yakni pada meristem apeks (pucuk). Dari meristem tersebut dihasilkan pula
bakal daun yang mula-mula berbentuk tonjolan, kemudian berkembang lebih cepat
dari ujung batang itu sendiri, sehingga bakal daun menutupi meristem apeks. Batang
suatu tumbuhan dapat dengan mudah dibedakan dari bagian lain tubuh tumbuhan,
karena sifat-sifat sebagai berikut:
a. Batang terdiri dari ruas (internode) dan buku (buku).
Buku merupakan tempat pelekatan daun, sedangkan ruas berada di antara dua buku
Ruas pada batang dapat panjang atau pendek.
b. Pada umumnya berbentuk bulat panjang (silinder). Dapat pula berbentuk segitiga
9
atau segiempat, tetapi selalu bersifat aktinomorf (simetris banyak).
2. Fungsi Batang
10
Jika membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada di antaranya yang jelas
kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu
kita harus bisa membedakan macam-macam batang sebagai berikut:
e. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis).
Tumbuh-tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya
tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga
semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu
sama lain merupakan suatu roset (rosula)seperti misalnya lobak (Raphanus sativus L.),
sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang
dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang
yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang- jarang, bercabang-cabang, dan
mendukung bunga- bunganya.
f. Tumbuhan yang jelas berbatang
1. Batang basah (Herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair berair, misalnya pada
bayam (Amaranthus spinosu L), krokot (Portulaca oleracea L)
2. Batang berkayu (Lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian
besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (Arbores) dan semak-semak
(Frutices) pada umumnya. Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang
berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang semak adalah tumbuhan
yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat permukaan tanah
atau bahkan di dalam tanah. Contohnya Mangga (Mangifera indica L),
semaksidaguri (Sida rhombifolia L)
3. Batang rumput (Calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang
nyata dan seringkali berongga, misalnya (Oryza sativa L), dan rumput (Gramineae)
4. Batang mendong (Calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang
lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth), wlingi
(Scirpus grassus L), dan tumbuhan sebagai teki (Cyperaceae) dan lain-lain.
4. Bentuk Batang
Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang
dibagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat
11
dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjangyang dapat
mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae)
sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikata tak ada
perbedaan besamya. Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak
membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama, seperi terlihat pada bermacam-macam
palma (palmae).
Bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk pada penampang
melintangnya, dan dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat
dibedakan bermacam-macam bentuk batang, antara lain:
a. bulat (teres), misalnya bambu (bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.),
b. bersegi (angularis). Dalam hal ini dapat memungkinkan:
- bangun segi tiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus)
- segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah (Passiflora
quadrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides Benth)
c. pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun
pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
- filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai per- tumbuhan
yang terbatas, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.),
- kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan
percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.),
12
yang sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris
Schrad)
d. menjalar atau merayap (repens)batang berbaring, tetapi dari buku-bukunya keluar
akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir)
e. serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring,
tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis
hypogaea L.)
f. mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu
membengkok kembali ke bawah, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus
L.),
g. memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan
penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati.
ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggakan alat-alat
khusus untuk "berpegangan pada penunjangnya ini, misalnya dengan:
- akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.).
- akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.)
- cabang pembelit (sulur dalan), misalnya anggur (Vitis vinife L.)
- daun pembelit atau sulur daun, misalnya kembang sungsg (Gloriosa superba
L.),
- tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.),
- duri, misalnya mawar (Rosa sp.), bugenvil (Bougainville spectabilis Willd.).
- duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl.),
- kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.).
h. membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggu- nakan penunjang
seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak dipergunakan alat-alat yang khusus,
melainkan batangnya sendiri aik dengan melilit penunjangnya. Menurut rab melilitnya
dibedakan lagi batang yang:
- membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis). Jika dilihat dari atas arah belitan
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan demikian:
jika kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu, penunjang akan selalu
di sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri misalnya pada kembang
13
telang (Clitoria ternatea L.),
- membelit ke kanan (dextrorsum volubilis). Jika arah belitan sama dengan arah
gerakan jarum jam, atau jika kita mengikuti arah belitan, penunjang akan
selalu di sebelah kanan kita. Batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak
banyak ditemukan, contoh gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
14
Gambar 2. a. Tumbuhan membelit (Dioscorea alata L.)
b. Batang membelit ke kiri
c. Batang membelit ke kanan
6. Percabangan Batang
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang
kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae),
misalnya jagung (Zea mays L.). Umumnya batang memperlihatkan percabangan, baik
banyak maupun sedikit.
Cara percabangan ada bermacam-macam. biasanya dibedakan tiga macam cara
percabangan, yaitu:
1. Percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih
besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya,
misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.).
2. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan, kare dalam perkembangan
selanjutnya mungkin lalu menghentikan tumbuhannya atau kalah besar dan kalah
cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo
manila (Achras zapota L.).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap
kali menjadi dua cabang yang sama besarnya misalnya paku andam (Gleichenia
linearis Clarke).
15
Gambar 3. Percabangan batang
Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya
disebut dahan (ramus), sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting
(ramulus).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya, oleh
sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti di bawah ini:
a. geragih (flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil yang panjang yang tumbuh
merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh
akar-akar Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya masing-masing dapat
terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang demikian ini dibedakan
lagi dalam dua macam:
- merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
dan arbe (Fragraria vesca L.),
- merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus L.) kentang
(Solanum tuberosum L.),
b. wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh
cepat dengan ruas-ruas yang panjangdan seringkali berasal dari kuncup yang
tidur atau kuncup-kuncup liarSeringkali terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan
pohon coklat (Theobroma cacao L.),
c. sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan
pendukung daun-daun dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjangPada
cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering
disebut cabang yang mandul (steril),
d. sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens), yaitu cabang- cabang kecil
dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung
bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi
16
tumbuhan ini disebut pula cabang yang subur (fertil).
Mengenai perihal batang, selain yang telah diuraikan di muka ada bermacam-
macam tumbuhan yang mempunyai pangkal batang di dalam tanah, yang dapat
merupakan suatu alat untuk menahan kala yang buruk. Tumbuhan yang mempunyai
batang yang demikian itu, dalam musim buruk, misalnya di daerah panas dalam musim
kering (di daerah iklim sedang dalam musim dingin), bagian yang di atas tanah
seringkali mati, tetapi bagian yang di dalam tanah tetap hidup.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi sistem pencernaan diantaranya yaitu:
1. Sifat akar yaitu umumnya tidak bewarna hijau, tidak memiliki mata tunas,
tidak memiliki nodus dan internodus, dan memiliki rambut-rambut akar
yang bersifat uniselluler.
2. Bagian-bagian akar yaitu leher akar, ujung akar, batang akar, cabang-
cabang akar, serabut akar, rambut-rambut akar, dan uidung akar
3. Fungsi khusus akar sebagai untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang
terlarut di dalam air tersebut, dari dalam tanah.
1. Sifat batang terdiri atas beberapa ruas, dibatasi oleh buku yang memiliki
daun, mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas, dan bagian
ujungnya selalu bertambah panjang.
18
B. Saran
Makalah ini penulis menyampaikan tentang “Morfologi Akar dan Batang”
yang diambil dari beberapa sumber. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca karena
tentunya di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21