BATANG (CAULIS)
Disusun Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul
“MAKALAH MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BATANG (CAULIS) “ ini dengan lancar pada mata
kuliah Morfologi Fisiologi Tumbuhan. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya, serta Nabi Besar Muhammad SAW atas petunjuk dan risalahNya,
dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak - pihak yang telah membantu penulisan
pembuatan makalah ini, terutama kepada Dosen Pembimbing dan teman teman kelompok yang
telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian makalah ini dan juga berbagai buku-buku
referensi serta sumber sumber lain yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu Penulis sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini
lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Batang………………………………………………………3
B. Sifat – Sifat Batang……………………………………………………..7
C. Fungsi Batang…………………………………………………………..8
D. Klasifikasi Batang………………………………………………………8
E. Struktur Anatomi Batang……………………………………………....16
F. Tipe Batang…………………………………………………………….19
G. Hormon – Hormon Batang……………………………………………..24
H. Penyakit pada Batang…………………………………………………..26
Kesimpulan……………………………………………………………30
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan
sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal
yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan pada umumnya,
betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan tidak dapat hidup dengan
sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak
dapat di pisahkan. (Tjitrosoepomo, 2011).
Batang bersifat umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat
pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat
dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. Terdiri atas
ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah
terdapat daun. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat
fototrop atau heliotrop). Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu
sering dikatakan, bahwa batang mempunnyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
Mengadakan percabangan, dan selama hidupnnya tumbuhan tidak digugurkan,
kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. Biasanya tidak berwarna
hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang
masih muda (Azidin, 1986).
Batang sendiri mempunyai beberapa yang menyusun suatu batang tumbuhan
tersebut.dalam makalah ini,kelompok kami akan membahas tentang”anatomi
batang” yang akan membahas tentang beberapa sub pembahasan antara lain
ontogeni batang,tipe stele,batang primer, dan batang sekunder.
B. Rumusan Masalah
1
2. Apa sajakah sifat – sifat pada batang pada tumbuhan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan maslah tersebut, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Batang
Gambar
3
ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman bentuk. Berkaitan dengan
habitat tumbuh dibedakan batang yang tumbuh dibawah tanah, di dalam air atau di
darat. Batang juga ada yang tegak, memanjat atau merayap. Ragam lain adalah
susunan daun pada batang, ada atau tidak adanya tunas ketiak yang tumbuh menjadi
cabang, serta taraf percabangan bila ada.
Menurut Tjitrosoepomo (2011), batang bagian tubuh tumbuhan yang amat
penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuhan. Batang
dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang
mempunyai sifat-sifat seperti berikut (Tjitrosoepomo, 2011) :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain. Akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya
dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan
pada buku-buku inilah terdapat daun.
3. Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya atau matahari.
4. Selal bertambah panjang diujungnya oleh sebab itu sering dikatakan bahwa
batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan
kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek
misalnya rumput dan waktu batang masing muda.
Sebagian dari bagian tumbuh-tumbuhan batang mempunyai tugas untuk :
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah yaitu: daun,
bunga, dan buah.
2. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, sehingga dari
segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang
posisi yang paling menguntungkan.
3. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi ke atas ke bawah.
4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
4
Menurut Tjitrosoepomo (2011), jika kita membandingkan berbagai jenis
tumbuhan ada di antaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang
tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan yang
benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya saja tidak
ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua
daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu
sama lain merupakan suatu rosert, misalnya lobak pada gambar 1(Raphanus
sativus L.), sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan semacam ini akan
memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-
tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-
daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-
bunganya.
Gambar 1
2. Tumbuhan yang jelas berbatang, batang tumbuhan dapat dibedakan seperti
berikut (Tjitrosoepomo, 2011) :
a. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair misalnya
pada bayam (Amaranthus spinosus L), krokot (Portulaca oleracea L)
pada gambar 2.
Gambar 2
b. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat,
karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon
5
dan semak-semak pada umumnya. Pohon adalah tumbuhan yang tinggi
besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang
semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu,
bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau malahan dalam tanah.
Contoh mangga,gambar3 (Mangifera indica L), sidaguri (Sida
rhombifolia L).
c. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras mempunyai ruas-
ruas yang nyata dan seringkali berongga misalnya pada padi (Oryza
sativa L) dan rumput gambar 3 (Gramineae) pada umumnya.
Gambar 3
d. Batang mendong (calamus) pada, gambar 3, seperti batang rumput tetapi
mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong
(Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grassu L.) dan
tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae), lainnya.
6
batang menjadi kunci dalam determinasi dan mengklasifikasi tumbuhan. Pada
tumbuh-tumbuhan yang tergolong pada kelas monokotil biasanya mempunyai
batang yang dasarnya dianggap tidak berubah dari pangkal sampai ke ujung.
Sedangkan pada tumbuh-tumbuhan yang tergolong kelas dikotil bentuk batang pada
umumnya mengecil pada bagian atas, yang dianggap sebagai suatu kerucut sesuai
dengan pertumbuhan ujung batang dan cabang-cabangnya. Bentuk batang sendiri
biasanya dilihat dari penampang melintangnya. Berdasarkan hal ini, bentuk batang
tumbuhan dibedakan yaitu bulat, bersegi, dan pipih. Batang bulat jika penampang
melintangnya menunjukkan bangun lingkaran. Batang bulat dapat ditemukan pada
kebanyakan tumbuhan seperti pada batang bambu. Pada batang bersegi, penampang
melintang batang menunjukkan bangun segitiga dan segi empat. Batang segitiga
dapat ditemukan pada jenis-jenis teki (Cyperus sp). Tumbuhan berbatang segi
empat dapat ditemukan pada tumbuhan markisa (Passiflora quadrangularis),
anggur (Vitis sp), dan sebagainya. Untuk batang pipih, penampang melintang
batang yang terlihat biasanya berbentuk elips atau setengah lingkaran. Batang pipih
biasanya selalu melebar menyerupai daun, sehingga mengambil alih tugas daun
pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan filokladia (Phyllocladium) dan
kladodia (Cladodium). Batang bersifat filokladia jika bentuk batang sangat pipih
dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada jakang. Sedangkan
batang bersifat kladodia, jika batang masih tumbuh terus dan mengadakan
percabangan, misalnya dari jenis-jenis kaktus.
Jadi Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan
mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa batang
merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan
pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan tidak dapat
hidup dengan sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang seperti suatu hal
yang tidak dapat di pisahkan.
B. Sifat-sifat Batang
Menurut Nugroho (2006) ada beberapa sifat batang yaitu:
1. Memiliki bagian buku (node) dan ruas (internode)
7
2. Biasanya berbentuk silindris atau yang lain, dan mempunyai penampang
melintang yang bersimetri regular
3. Pertumbuhannya fototropi atau heliotropi
4. Mengalami pertumbuhan di ujung
5. Mengadakan percabangan dari pertumbuhan dan perkembangan kuncup
6. Pada umumnya tidak berwarna hijau
C. Fungsi Batang
Adapun fungsi batang utama batang menurut Nugroho (2006) adalah
mendukung perluasan bidang fotosintesis serta merupakan transportasi utama dari
air, unsur hara, dan bahan organik sebagai fotosintesis. Batang juga berfungsi
mendukung tajuk tumbuhan termasuk daun, bunga, buah, dan biji. Terkadang juga
menjadi tempat penimbunan cadangan makanan.
D. Klasifikasi Batang
Berikut Klasifikasi batang menurut Nugroho (2006)
1. Kuncup (gemma, buding) atau tunas pada batang
a. Kuncup ujung (terminal bud) gambar 4, yaitu kuncup yang terdapat di
ujung batang pokok atau ujung percabangan batang.
b. Kuncup samping (lateral bud) gambar 5, yaitu kuncup yang berada pada
buku batang di ketiak daun, sebagai kuncup utama tumbuh dari
meristem utama
c. Kuncup ujung semu (pseudoterminal bud) gambar 4, yaitu kuncup yang
terletak di pangkal kuncup ujung yang sesungguhnya.
d. Kuncup di kedua sisi kuncup samping (collateral bud) gambar 4, yaitu
kuncup yang berada pada buku batang di ketiak daun, sebagai kuncup
pendamping yang tmbuh di meristem samping.
e. Kuncup di bekas daun (infrapetiolar) gambar 4, kuncup yang tumbuh di
daerah meristem bekas daun.
8
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
b. Monopodial (gambar 7), yaitu batang yang pertumbuhannya di dominir
oleh kuncup ujung. Kuncup lateral tumbuh tetapi kurang baik. Batang
pokok akan nampak jelas, contoh: sengon.
9
c. Simpodial (gambar 7), batang yang pertumbuhannya di dominir oleh
kuncup samping. Pada kondisi eksterm, saat kuncup ujung mati, tetapi
sepasang kuncup di bagian buku batang pangkal tumbuh secara
bersamaan sehingga terjadi percabangan, seperti: tumbuhan paku resam.
Gambar 7
3. Klasifikasi batang berdasarkan perawakan
a. Batang tumbuhan yang memiliki perawakan basah atau lunak misalnya
bayam.
Gambar 8
b. Batang tumbuhan yang memiliki perawakan batang keras, karena
adanya kandungan kayu yang dominan misalnya tanaman jati.
Gambar 9
c. Batang tumbuhan yang memiliki perawakan berkayu yang memiliki
ruas panjang dapat di bedakan antara tipe batang mendong, ruas batang
panjang dan pejal misalnya rotan.
10
Gambar 10
d. Batang tumbuhan yang memiliki perawakan rumput, ruas batang
panjang dan berongga misalnya padi.
Gambar 11
4. Klasifikasi batang berdasarkan arah tumbuh
1. Arah tumbuh batang pokok
a. Tegak lurus: arah tumbuhnya tegak lurus terhadap dataran tempat
hidupnya. Contoh: batang pokok tanaman pepaya.
Gambar 12
b. Condong atau serong ke atas: batang pokok agak rebah tetapi ujung ke
arah vertikal. Contoh: batang kacang tanah.
11
Gambar 13
c. Berbaring atau mendatar: batang pokok terletak di permukaan tanah,
ujungnya ke atas, dan di buku batang tidak tumbuh akar. Contoh:
batang pokok tanaman semangka
.
Gambar 14
d. Merayap atau menjalar: batang pokok terletak di permukaan tanah,
ujungnya ke atas, dan di buku batang tumbuah akar. Contoh: batang
ketela rambat.
Gambar 15
e. Menggantung: batang tumbuhan di lereng (jurang dan epifit
(menumpang pada bagian tumbuhan lain). Contoh: batang anggrek.
12
Gambar 16
f. Mengangguk: batang pokok tegak lurus ke atas, ujungnya membalik ke
bawah. Contoh: batang pokok bunga matahari.
Gambar 17
2. Cabang batang
Arah tumbuh cabang batang terhadap batang pokok:
a. Tegak: jika cabang batang dan batang pokok arahnya sejajar atau sedikit
serong ke atas. Contoh: cabang batang pinus.
Gambar 18
b. Condong ke atas: jika cabang batang nenbentuk sudut 450 derajat
terhadap batang pokok. Contoh: cabang batang cemara.
13
Gambar 19
c. Mendatar: jika cabang batang tegak lurus terhadap batang pokok.
Contoh: cabang batang randu.
Gambar 20
d. Terkulai: jika cabang batang tegak lurus terhadap batang pokok, tetapi
ujungnya tumbuh ke bawah. Contoh: cabang batang kopi
Gambar 21
e. Menggantung: jika pertumbuhan cabang batang ke arah bawah. Contoh:
cabang batang salik atau bunga hias bunga gantung.
14
Gambar 22
3. Sifat cabang batang:
.
Gambar 23
b. Tunas air atau wiwilan: cabang batang tumbuh cepat, beruas panjang
dan bersifat muda. Contoh: tunas air tanaman coklat.
Gambar 24
c. Sirung panjang: cabang batang berdaun dengan ruas panjang dan belum
berbunga (steril)
15
Gambar 25
d. Sirung pendek: cabang batang beruas pendek, berdaun dan berbunga
(fertil).
Gambar 26
16
8. Xylem primer : dibentuk oleh prokambium ujung batang dan akar.
Gambar 27. Struktur Anatomi Batang
17
berdinding tebal, sklerenkima dapat berupa lingkaran utuh yang terletak di bawah
epidermis atau di sebelah dalam korteks. Batas antara korteks dan stele terdiri dari
selapis sel yang disebut endodermis yang seringkali pada waktu batang masih muda
mengandung butir-butir amilum sehingga disebut dengan sarung tepung atau
floeoterma.
Stele terdiri dari tiga bagian yaitu perisikel, berkas pengangkut dan empulur.
Perisikel dapat terdiri dari satu lapis atau beberapa lapis sel yang berupa parenkima
dan sklerenkima atau parenkima saja. Sklerenkima yang terdapat di stele mungkin
terjadi dalam kelompok-kelompok yang terpisah atau membentuk lingkaran utuh
yang berrada di luar berkas pengangkut membentuk garis batas yang jelas antara
korteks dan stele.
Berkas pengangkut pada batang monokotil merupakan berkas yang
terpisah-pisah dan memiliki tipe kolateral tertutup, seringkali dikelilingi oleh
sklerenkima sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler. Berkas pengangkut
tersebut tersebar tidak teratur. Berkas pengangkut pada dikotil ada yang berupa
berkas terpisah-pisah tapi tersusun dalam satu lingkaran atau membentuk satu
lingkaran utuh, di antara floem dan xilem ditemukan kambium. Kambium yang
terdapat di dalam berkas pengangkut dinamakan kambium fasikuler. Di antara
berkas pengangkut yang satu dengan yang lain kambiumnya saling berhubungan,
kambium yang menghubungkan dua berkas pengangkut dinamakan kambium
interfasikuler.
Empulur biasanya terdiri dari sel-sel parenkima atau canpuran antara
sklerenkima dan kolenkima. Beberapa tumbuhan empulurnya mengalami
desintegrasi sehingga batangnya berlubang, contohnya pada Ipomoea reptans.
Korteks batang monokotil tidak memiliki batas yang jelas antara korteks dan
stelenya. Berkas pengangkut pada batang monokotil umumnya kolateral tertutup
ada yang dikelilingi oleh sklerenkima baik sebagian atau keseluruhan berkas
sehingga disebut kolateral tertutup fibrovaskuler.
18
F. Tipe Batang
Estiti B. (1995) menyebutkan bahwa tipe batang dibedakan atas batang
konifer, dikotil berkayu, dikotil tidak berkayu (perdu), dikotil merambat, dikotil
dengan pertumbuhan menyimpang, dan monokotil.
1. Batang conifer
Gambar 28
Contoh batang konifer adalah pinus, gambar 28 . Pada keadaan primer batang
menunjukkan sejumlah berkas pembuluh (yang terdiri dari jalan daun dan berkas
batang) yang masing-masing terpisah oleh daerah intervasikuler yang sempit.
Kambium pembuluh yang terdiri dari bagian fasikuler dan interfasikuler
membentuk silinder xylem dan floem skunder yang bersinambungan. Di muka
celah daun, jaringan skunder dibentuk secara bertahap sehingga parenkim celah
menonjol ke arah xylem skunder yang dibentuk sejak awal. Xylem primer mungkin
masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer samas sekali lenyap.
19
2. Batang dikotil berkayu
Gambar 29
Pada kebanyakan dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya
sempit, misalnya pada salix, prunus, dan quercus, dan sangat sempit pada tilia. Pada
spesies-spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang membentang
terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur.
Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi
beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang
berisi klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung
tepung.
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga
terdapat pada bagian korteks. Pada batang yang sudah tua, empulur terdiri atas sel
berdinding tebal dan berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem
sekunder banyak dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel
parenkim.
20
3. Batang dikotil tidak berkayu atau dikotil basah (Herbaceus = Menerna)
Gambar 30
Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal
pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan lentisel.
Satu atau dua lapisan korteks di bawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini
diikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem
primer berisi serabut dekat dengan korteks (serabut protofloem). Di dalam floem
sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada metafloem. Kambium pembuluh
memisahkan floem dengan xilem sekunder dengan membentuk silinder. Empulur
terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan kristal sering terdapat
dalam empulur maupun korteks.
Berkas pengangkut pada batang biasanya kolateral. Solanaceae, misalnya
tomat, kentang, dan tembakau, serta cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai
berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar
xilem, juga terdapat floem dalam kambium terdapat diantara floem luar dengan
xilem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terdapat di daerah antara floem luar
dan xilem saja. Korteks terdiri atas parenkim dan kolenkim
4. Batang Dikotil Merambat
Pada Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan
primer terdiri atas epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang
21
mengandung klorofil, dan silinder pusat (stele) terdiri atas serabut yang banyak
mengandung tepung.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relatif lebih kecil. Floem
sekunder tidak berserabut. Apabila diameter batang membesar, setiap berkas
pengangkut juga membesar ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies,
beberapa sel parenkim berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel
kolenkim di bawah epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pangangkut bikolateral. Epidermis uniseriate
dan di bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah
epidermis yang mempunyai stomata. Endodermis mengandung tepung. Ciri khas
batang dikotil merambat adalah terdapatnya sklerenkim di luar berkas pengangkut.
22
kambium berhenti menghasilkan xilem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi
floem. Jadi, ada dua jenis kambium, yaitu dipleuris, yang menunjukkan keaktifan
ke dua arah, dan monopleuris, yang keaktifannya hanya satu arah. Dari
pertumbuhan yang menyimpang ini terbentuklah floem yang tertanan dalam xilem.
Setiap panel floem yang tertanam dalam xilem mempunyai kambium yang hanya
menghasilkan floem ke arah luar saja. Diantara xilem dan floem tepi terdapat
kambium yang menghasilkan xilem ke arah dalam dan floem ke arah luar.
Aralia cordeta, yang mempunyai berkas pengangkut bikolateral, juga
mengalami pertumbuhan menyimpang, berkas pengangkut bikolateral biasanya
terdiri atas xilem di bagian tengah dan floem di sebelah luar dan dalam. Pada Aralia
terjadi sebaliknya, yaitu floem terdapat di tengah, dan xilem terdapat di sebelah luar
dan dalam.
6. Batang Monocotyledone
Gambar 31
Batang Poaceae pada penampang melintangnya tampak mempunyai berkas
pengangkut yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas
pengangkut yang tersusun melindungi di sebelah luar tertanam dalam jaringan
sklerenkim. Antara berkas pengangkut yang kecil dengan epidermis terdapat
serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada epidermis di dekat klorenkim. Pada
23
batang dengan bekas pengangkut tersebar, tidak terdapat lapisan serabut tepi, akan
tetapi parenkim di bawah epidermis mengalami penskleritan. Pada batang
Monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan berkas pengangkutnya
mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selain Poaceae juga mempunyai berkas pengangkut
tersebar atau melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil yang
hidup di air, mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim. Antara
korteks dan silinder pembuluh dibatasi oleh endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari
kambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal. Misalnya
pada Palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim
dasar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namun
ada juga tumbuhan Monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami
pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline,
Draceaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari parenkim yang terdapat
di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan berkas pengangkut sekunder
dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke arah luar.
Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang
membelah memanjang, kemudian sel yang dihasilkan membelah memanjang lagi
dua atau tiga kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh
dan bergabung dengan sel sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung
membentuk berkas pengangkut. Berkas pengangkut sekunder mungkin kolateral
atau amfivasal.
24
Meskipun tubuh tumbuhan secara nyata tidak bisa bergerak, namun sebenarnya
ia bisa merespon lingkungan yang ada di sekitarnya. Tanaman bisa merasakan
gravitasi bumi, bisa merasakan panas cahaya matahari, bisa merasakan sentuhan
manusia (pada tanaman putri malu yang ketika di sentuh langsung menguncup),
bisa paham dan mengerti perubahan musim serta tahun yang sudah berlalu.
Meskipun kita tidak tahu, tapi coba anda belah batang tubuh tanaman yang tinggi,
pasti akan terlihat lingkaran tahun atau annual yang berubah ubah warnanya sesuai
dengan musim.
Ada beberapa jenis hormon yang di miliki oleh tumbuhan, yang berperan bagi
batang tumbuhan :
1. Hormon Auksin
Hormon yang di namakan auksin ini memiliki beberapa kelebihan. Fungsi
hormon auksin yang utama adalah membuat tanaman semakin berkembang dengan
baik dan tumbuh menjadi berkualitas. Beberapa manfaatnya bagi batang adalah :
2. Hormon Giberelin
25
pertumbuhan lambat dan berbeda dengan tanaman pada umumnya, akan di bantu
dengan pemberian hormon giberelin. Supaya tinggi tanamannya sama dengan yang
lain dengan kata lain akan berpengaruh pada batang tumbuhan yang semakin besar
dan tinggi.
3. Hormon Kalin
Hornon ini sangat erat kaitannya dalam proses organogenesis atau di kenal
dengan mendiferensiasi organ-organ tanaman agar tumbuh dan berkembang sesuai
dengan alat spesifiknya. Hal ini berkaitan dengan kinerja organ tumbuhan agar
lebih baik.
-Kaulokalin
26
jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh virus. (Indriyanto.
2008).
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir
semua bagian tumbuhan, terutama batang. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan
oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan. (Elis, Nihayati. 1986).
menyerang bagian ranting menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak
tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh
Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit
kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang
terserang akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu
akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di atasnya akan layu dan mati. (Elis,
Nihayati. 1986).
bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika
disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang
diserang bakteri dapat diatasi dengan menggunakan bakterisida. (Elis, Nihayati. 1986).
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh
virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan
menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang
sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain penyakit
daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV
(Tabacco Mosaic Virus) yang menyerang permukaan atas daun tembakau. Virus juga dapat
menyerang jeruk. Penularan melalui perantara serangga. (Abdul Qodir Hadi, dkk. 2011)
27
2. Contoh – Contoh penyakit pada batang
Penyakit citrus vein phloem degeration atau sering di sebut dengan CVPD,
Nama internasionalnya adalah huanglongbing HLB dari bahasa Tionghoa,
Karena luasnya serangan penyakit ini, ia dikenal pula sebagai citrus greening
disease, yellow shoot disease, leaf mottle yellows (Filipina), libukin
(Taiwan), dan citrus dieback (India). Penyakit ini kerap sekali menyerang
suku jeruk-jerukan yang mengakibatkan daun menguning dan bahkan
berlubang pada bagian batang tengah daun.
Gambar 32
28
d. Layu fusarium pada tanaman tomat
29
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan
sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal
yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan pada umumnya,
betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan tidak dapat hidup dengan
sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak
dapat di pisahkan.
Dari sifat sifatnya batang memiliki bagian buku dan ruas, berbentuk
silindris, memiliki pertumbuhan fototropi dan heliotropi, tumbuh dari ujung,
terjadinya percabangan, umumnya tidak berwarna hijau.
Memiliki tipe batang konifer, dikotil berkayu, dikotil tidak berkayu (perdu),
dikotil merambat, dikotil dengan pertumbuhan menyimpang, dan monokotil.
30
Kritik dan Saran.
31
DAFTAR PUSTAKA
Rosanti,Dewi.2011.Morfologi Tumbuhan.Jakarta:ERLANGGA
Mulyani,Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:KANISIUS
Abdul Qodir Hadi, dkk. 2011. 10 Tanaman Investasi Pedulang rupiah. Jakarta:
Grafindo
GDMinfo.Kenali Dan Cegah Penyakit Bercak Daun Busuk Batang Pada Anggrek,
(online), (https://gdmorganic.com/bercak-daun-busuk-batang-anggrek/),
diakses 31 Oktober 2019
32
Redaksi ALAM TANI.Hama dan penyakit tanaman tomat,(online),
(https://alamtani.com/tanaman-tomat/), diakses 31 Oktober 2019
33