Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muh.

Kirad Timbola
Kelas : A Biologi
Nim : 432422042

A. Habitat, Lingkungan, dan Relung ekologi


Habitat adalah tempat suatu makhluk hiduptinggal dan berkembang
biak. Menurut Clements dan Shelford ,habitat adalah lingkungan fisik
yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasispesies, atau kelompok
spesies, atau komunitas.
Relung ekologi merupakan posisi tertentusuatu spesies dalam suatu
komunitas dan habitatyang ditempatinya sebagai hasil adaptasistruktural
yang dicapainya lewat penyesuaianfisiologi dan pola tingkah laku khusus
dalam memanfaatkan secara baik potensinya. Jadirelung ekologis adalah
suatu kombinasi tertentudari fator fisik (mikrohabitat) dan hubunganbiotik
(peranan) yang dibutuhkan oleh suatuspesies untuk aktifitas kehidupannya
dankelangsungan eksistensinya dalam suatukomunitas
Relung ekologi adalah persainganpenggunaan habitat, termasuk
ruang fisik dan peranfungsional pada komunitas, serta posisi
komunitasdidalam gradien suhu, kelembaban, pH, tanah dankeadaan
lainnya Aspek relungekologi yang menyangkut dimensi sumberdayaatau
hal mendasar untuk pertumbuhan danperkembangbiakan dari suatu species
harusberbeda (terpisah) dengan species lainnya, agardapat berkoeksistensi
dalam habitat yang samahingga waktu yang lama
Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia secara langsung,
maupun tidak langsung
B. Faktor yang mempengaruhi bentuk dan ciri habitat pada terumbu karang
Terumbu karang merupakan ekosistem dengan ciri khas tersendiri
dan menjadirumah bagi berbagai kehidupan biota laut yang kompleks.
Komponen biotik danabiotik memiliki keterkaitan yang erat, artinya
eksploitasi satu jenis organismedapat mempengaruhi perubahan kehidupan
pada organisme lainnya. Faktor utama yang merusak ekosistem terumbu
karang adalah disebabkan oleh faktor alam dan factor manusia. Kerusakan
yang disebabkan oleh faktor alam, misalnya perubahan suhu laut, topan,
perubahan iklim global, gempa bumi dan penyakit. Akan tetapi, kerusakan
ekosistem terumbu karang yang disebabkan oleh faktor manusia lebih
parah dibandingkan kerusakan yangdisebabkan oleh faktor alam. Contoh
dari kegiatan manusia yang merusak ekosistem terumbu karang antaralain
adalah: pengambilan kerang-kerang, pengkapan ikan dan udang dengan
menggunakan bahan peledak,bahan kimia beracun, sentrum listrik, serta
penangkapan yang berlebihan
Dampak dari rusaknya terumbu karang di kawasan tersebut
berakibat pada kondisi sosial danekonomi masyarakat yang tinggal di
kawasan pesisir, terutama para nelayan tradisional yang
matapencahariannya bergantung pada sumber daya alam terumbu karang.
Pemerintah harus mengambil tindakanuntuk memulihkan kerusakan yang
terjadi pada terumbu karang, yang dapat dilakukan dengan
carameningkatkan populasi karang, mengurangi alga yang hidup bebas dan
meningkatkan ikan karang. Namun, perlu juga untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya tindakan yang ditujukan untuk
menjagadan melestarikan kelangsungan ekosistem terumbu karang
1. Dampak kerusakan ekosistem terumbu karang
a) Terhadap kehidupan biota dan organisme di laut
Terumbu karang merupakan rumah dan sumber kehidupan bagi
biota dan organisme yang ada dilaut dengan rusaknya ekosisitem
tersebut tentu akan membuat hilangnya gudang makanan,
tempatpemijahan, bertelur, dan tempat berlindung dari predator
Dampaknya adalah penurunan parameter kondisi terumbu karang
dan tutupan karang mati meningkat. Akibatnya, kondisi
terumbukarang menurun dengan dampak negatif, yaitu penurunan
spesies, kepadatan dan populasi ikan, sertafauna
bentik terumbu karang
b) Terhadap kehidupan ekonomi masyarakat pesisir
Kerugian ekonomi masyarakat akibat rusaknya ekosistem
terumbu karang berdampak secaraekonomi bagi masyarakat yang
tinggal di sepanjang pantai. Jika terumbu karang yang
rusakmerupakan tempat berkumpulnya ikan, maka ikan-ikan tersebut
akan mencari habitat baru danakibat dari rusaknya keindahan bawah
laut, tidak lagi menarik sebagai tujuan wisata bahari.
Dampakterhadap perekonomian masyarakat adalah potensi
hilangnya pendapatan masyarakat/negara dari
perikanan dan pariwisata
c) Terhadap pelindung alam pantai
Secara ekologis, ekosistem terumbu karang berperan sebagai
penyangga kehidupan pesisir dan laut.Terumbu karang merupakan
lingkungan yang sangat beragam. Selain itu juga berfungsi sebagai
pelindung tepian terhadap abrasi yang disebabkan oleh arus, angin
dan gelombang. Namun,dengan rusaknya terumbu karang, kawasan
pantai dan pesisir kehilangan perlindungan alaminya,yang dapat
menyebabkan kawasan tersebut lebih rentan mengalami kerusakan
2. Tindakan penanganan dan pengelolaan
a) Alterasi Habitat
Selain tindakan-tindakan yang bersifat konvensional dapat pula
dilakukan berbagai tindakan lainuntuk memperbaiki produktivitas
ekosistem terumbu karang melalui manipulasi habitat [12]. Halini
bisa dilakukan dengan cara penggunaan habitat buatan seperti
penempatan terumbu karangbuatan atau dengan perbaikan habitat
yang rusak oleh manusia atau alam
b) Restorasi Habitat
Usaha-usaha juga harus dibuat untuk menciptakan, memperbaiki,
merehabilitasi atau mengurangikerusakan habitat-habitat alami yang
hilang. Aktivitas tersebut telah dipraktikkan secara luas.Restorasi
digunakan terutama untuk memperbaiki atau mengganti kembali
habitat-habitat yang telahrusak oleh aktivitas manusia atau peristiwa
alam seperti badai
c) Kebijakan dan perlindungan Hukum Dalam Pelestarian Terumbu
Karang
Pengaturan tentang pentingnya perlindungan dan pelestarian
lingkungan laut, sehingga dapatdigunakan untuk keperluan dan
kemakmuran umat manusia, serta untuk mengelola sumber
dayaalam. Hal ini diatur didalam UNCLOS 1982 part XXI
“Protection and Preservation of the MarineEnvironment”. Untuk
menjalankan aturan tersebut maka dibentuklah PERDA Provinsi
Maluku No.10 Tentang Pengelolaan Terumbu Karang
d). Peran Masyarakat
Pengelolaan dan upaya pelestarian ekosistem terumbu karang
tentunya memerlukan partisipasi darimasyarakat. Kehadiran
masyarakat menjadi unsur terpenting untuk menyelamatkan
ekkosisitemterumbu karang mulai dari memberikan edukasi serta
sosialisasi tentang pentinganya menjaga terumbu karang, pelatihan
dan pengawasan terhadap bagaimana praktek pemanfaatan sumber
dayalaut yang berkelanjutan
Referensi :
- Abubakar, Y., Subur, R., Abubakar, S., Susanto, A. N., & Fadel, A.
H. (2023). Gastropod Microhabitat Associations and Niches in
Seagrass Ecosystems on Donrotu Island, South Jailolo District,
West Halmahera Regency. Jurnal Biologi Tropis, 23(1), 328-334.
- Arifin, A. N. (2022). Kerusakan, Lingkungan Kerusakan
Lingkungan Laut Pada Ekosistem Terumbu Karang Di Kabupaten
Maluku Tenggara Akibat Faktor Alam dan Aktifitas Manusia:
(Physico Natural Features Environmental Analysis). Jurnal
Penelitian Multidisiplin, 1(2), 56-60.
- Husodo, T. Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi
- Triastuti, T., Herawati, J., Rois, I., Badaria, B., Carong, S. R.,
Iswahyudi, I., ... & NNPS, R. I. N. (2023). Ekologi dan
Pencemaran Lingkungan. Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai