Habitat adalah tempat suatu makhluk hiduptinggal dan berkembang biak. Menurut Clements dan Shelford ,habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasispesies, atau kelompok spesies, atau komunitas. Relung ekologi merupakan posisi tertentusuatu spesies dalam suatu komunitas dan habitatyang ditempatinya sebagai hasil adaptasistruktural yang dicapainya lewat penyesuaianfisiologi dan pola tingkah laku khusus dalam memanfaatkan secara baik potensinya. Jadirelung ekologis adalah suatu kombinasi tertentudari fator fisik (mikrohabitat) dan hubunganbiotik (peranan) yang dibutuhkan oleh suatuspesies untuk aktifitas kehidupannya dankelangsungan eksistensinya dalam suatukomunitas Relung ekologi adalah persainganpenggunaan habitat, termasuk ruang fisik dan peranfungsional pada komunitas, serta posisi komunitasdidalam gradien suhu, kelembaban, pH, tanah dankeadaan lainnya Aspek relungekologi yang menyangkut dimensi sumberdayaatau hal mendasar untuk pertumbuhan danperkembangbiakan dari suatu species harusberbeda (terpisah) dengan species lainnya, agardapat berkoeksistensi dalam habitat yang samahingga waktu yang lama Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia secara langsung, maupun tidak langsung B. Faktor yang mempengaruhi bentuk dan ciri habitat pada terumbu karang Terumbu karang merupakan ekosistem dengan ciri khas tersendiri dan menjadirumah bagi berbagai kehidupan biota laut yang kompleks. Komponen biotik danabiotik memiliki keterkaitan yang erat, artinya eksploitasi satu jenis organismedapat mempengaruhi perubahan kehidupan pada organisme lainnya. Faktor utama yang merusak ekosistem terumbu karang adalah disebabkan oleh faktor alam dan factor manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, misalnya perubahan suhu laut, topan, perubahan iklim global, gempa bumi dan penyakit. Akan tetapi, kerusakan ekosistem terumbu karang yang disebabkan oleh faktor manusia lebih parah dibandingkan kerusakan yangdisebabkan oleh faktor alam. Contoh dari kegiatan manusia yang merusak ekosistem terumbu karang antaralain adalah: pengambilan kerang-kerang, pengkapan ikan dan udang dengan menggunakan bahan peledak,bahan kimia beracun, sentrum listrik, serta penangkapan yang berlebihan Dampak dari rusaknya terumbu karang di kawasan tersebut berakibat pada kondisi sosial danekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, terutama para nelayan tradisional yang matapencahariannya bergantung pada sumber daya alam terumbu karang. Pemerintah harus mengambil tindakanuntuk memulihkan kerusakan yang terjadi pada terumbu karang, yang dapat dilakukan dengan carameningkatkan populasi karang, mengurangi alga yang hidup bebas dan meningkatkan ikan karang. Namun, perlu juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tindakan yang ditujukan untuk menjagadan melestarikan kelangsungan ekosistem terumbu karang 1. Dampak kerusakan ekosistem terumbu karang a) Terhadap kehidupan biota dan organisme di laut Terumbu karang merupakan rumah dan sumber kehidupan bagi biota dan organisme yang ada dilaut dengan rusaknya ekosisitem tersebut tentu akan membuat hilangnya gudang makanan, tempatpemijahan, bertelur, dan tempat berlindung dari predator Dampaknya adalah penurunan parameter kondisi terumbu karang dan tutupan karang mati meningkat. Akibatnya, kondisi terumbukarang menurun dengan dampak negatif, yaitu penurunan spesies, kepadatan dan populasi ikan, sertafauna bentik terumbu karang b) Terhadap kehidupan ekonomi masyarakat pesisir Kerugian ekonomi masyarakat akibat rusaknya ekosistem terumbu karang berdampak secaraekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai. Jika terumbu karang yang rusakmerupakan tempat berkumpulnya ikan, maka ikan-ikan tersebut akan mencari habitat baru danakibat dari rusaknya keindahan bawah laut, tidak lagi menarik sebagai tujuan wisata bahari. Dampakterhadap perekonomian masyarakat adalah potensi hilangnya pendapatan masyarakat/negara dari perikanan dan pariwisata c) Terhadap pelindung alam pantai Secara ekologis, ekosistem terumbu karang berperan sebagai penyangga kehidupan pesisir dan laut.Terumbu karang merupakan lingkungan yang sangat beragam. Selain itu juga berfungsi sebagai pelindung tepian terhadap abrasi yang disebabkan oleh arus, angin dan gelombang. Namun,dengan rusaknya terumbu karang, kawasan pantai dan pesisir kehilangan perlindungan alaminya,yang dapat menyebabkan kawasan tersebut lebih rentan mengalami kerusakan 2. Tindakan penanganan dan pengelolaan a) Alterasi Habitat Selain tindakan-tindakan yang bersifat konvensional dapat pula dilakukan berbagai tindakan lainuntuk memperbaiki produktivitas ekosistem terumbu karang melalui manipulasi habitat [12]. Halini bisa dilakukan dengan cara penggunaan habitat buatan seperti penempatan terumbu karangbuatan atau dengan perbaikan habitat yang rusak oleh manusia atau alam b) Restorasi Habitat Usaha-usaha juga harus dibuat untuk menciptakan, memperbaiki, merehabilitasi atau mengurangikerusakan habitat-habitat alami yang hilang. Aktivitas tersebut telah dipraktikkan secara luas.Restorasi digunakan terutama untuk memperbaiki atau mengganti kembali habitat-habitat yang telahrusak oleh aktivitas manusia atau peristiwa alam seperti badai c) Kebijakan dan perlindungan Hukum Dalam Pelestarian Terumbu Karang Pengaturan tentang pentingnya perlindungan dan pelestarian lingkungan laut, sehingga dapatdigunakan untuk keperluan dan kemakmuran umat manusia, serta untuk mengelola sumber dayaalam. Hal ini diatur didalam UNCLOS 1982 part XXI “Protection and Preservation of the MarineEnvironment”. Untuk menjalankan aturan tersebut maka dibentuklah PERDA Provinsi Maluku No.10 Tentang Pengelolaan Terumbu Karang d). Peran Masyarakat Pengelolaan dan upaya pelestarian ekosistem terumbu karang tentunya memerlukan partisipasi darimasyarakat. Kehadiran masyarakat menjadi unsur terpenting untuk menyelamatkan ekkosisitemterumbu karang mulai dari memberikan edukasi serta sosialisasi tentang pentinganya menjaga terumbu karang, pelatihan dan pengawasan terhadap bagaimana praktek pemanfaatan sumber dayalaut yang berkelanjutan Referensi : - Abubakar, Y., Subur, R., Abubakar, S., Susanto, A. N., & Fadel, A. H. (2023). Gastropod Microhabitat Associations and Niches in Seagrass Ecosystems on Donrotu Island, South Jailolo District, West Halmahera Regency. Jurnal Biologi Tropis, 23(1), 328-334. - Arifin, A. N. (2022). Kerusakan, Lingkungan Kerusakan Lingkungan Laut Pada Ekosistem Terumbu Karang Di Kabupaten Maluku Tenggara Akibat Faktor Alam dan Aktifitas Manusia: (Physico Natural Features Environmental Analysis). Jurnal Penelitian Multidisiplin, 1(2), 56-60. - Husodo, T. Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi - Triastuti, T., Herawati, J., Rois, I., Badaria, B., Carong, S. R., Iswahyudi, I., ... & NNPS, R. I. N. (2023). Ekologi dan Pencemaran Lingkungan. Yayasan Kita Menulis.