Anda di halaman 1dari 4

Fungsi Ekologis Estuari

Secara umum estuaria mempunyai peranan ekologis penting diantaranya sebagai


berikut:
1. Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang surut
(tidal circulation);
2. Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria sebagai
tempat berlindung dan tempat mencari makan;
3. Sebagai tempat untuk bereproduksi dan atau tempat tumbuh besar (nursery ground)
terutama bagi sejumlah spesies udang dan ikan.
Sedangkan secara umum estuaria dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut:
a. Sebagai tempat pemukiman;
b. Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan;
c. Sebagai jalur transportasi;
d. Sebagai pelabuhan dan kawasan industri.

Peranan Ekosistem estuaria

Produktifitas estuaria, pada kenyataannya bertumpu atas bahan-bahan organik yang


terbawa masuk estuaria melalui aliran sungai atau arus pasang surut air laut. Produktifitas
primernya sendiri, karena sifat-sifat dinamika estuaria sebagaimana telah diterangkan di atas
dan karena kekeruhan airnya yang berlumpur, hanya dihasilkan secara terbatas oleh sedikit
jenis alga, rumput laut, diatom bentik dan fitoplankton.

Meski demikian, bahan-bahan organik dalam rupa detritus yang terendapkan di


estuaria membentuk substrat yang penting bagi tumbuhnya alga dan bakteri, yang kemudian
menjadi sumber makanan bagi tingkat-tingkat trofik di atasnya. Banyaknya bahan-bahan
organik ini dibandingkan oleh Odum dan de la Cruz (1967, dalam Nybakken 1988) yang
mendapatkan bahwa air drainase estuaria mengandung sampai 110 mg berat kering bahan
organik per liter, sementara perairan laut terbuka hanya mengandung bahan yang sama 1-3
mg per liter.

Oleh sebab itu, organisme terbanyak di estuaria adalah para pemakan detritus, yang
sesungguhnya bukan menguraikan bahan organik menjadi unsur hara, melainkan kebanyakan
mencerna bakteri dan jasad renik lain yang tercampur bersama detritus itu. Pada gilirannya,
para pemakan detritus berupa cacing, siput dan aneka kerang akan dimakan oleh udang dan
ikan, yang selanjutnya akan menjadi mangsa tingkat trofik di atasnya seperti ikan-ikan
pemangsa dan burung.

Melihat banyaknya jenis hewan yang sifatnya hidup sementara di estuaria, bisa
disimpulkan bahwa rantai makanan dan rantai energi di estuaria cenderung bersifat terbuka.
Dengan pangkal pemasukan dari serpih-serpih bahan organik yang terutama berasal dari
daratan (sungai, rawa asin, hutan bakau), dan banyak yang berakhir pada ikan-ikan atau
burung yang kemudian membawa pergi energi keluar dari sistem

Peran ekologis estuaria


Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting adalah sebagai berikut:

a) Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang jauh dari garis
pantai maupun yang berdekatan denganya lewat sirkulasi pasang surut (tidal circulation).

b) Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting sebagai tempat
berlindung dan tempat mencari makan (feeding ground).

c) Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup dilepas pantai, tetapi
bermigrasi keperairan dangkal dan berlindung untuk memproduksi dan/atau sebagai tempat
tumbuh besar (nursery ground) anak mereka.

d) Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit banyak didiamkan dalam
keadaan alami. Kijing yang bernilai komersial (Rangia euneata) memproduksi 2900 kg
daging per ha dan 13.900 kg cangkang per ha pada perairan tertentu di texas.

e) Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat pemukiman

f) Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan

g) Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industry

Pemanfaatan estuaria
Secara umum estuaria dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut :
• Sebagai tempat pemukiman.
• Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan.
• Sebagai jalur transportasi.
• Sebagai pelabuhan dan kawasan industri.
Permasalahan

di kawasan estuaria dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) permasalahan yang berasal
dari kawasan itu sendiri sebagai akibat dari pemakiaan ruang dan sumberdaya, dan (2)
persoalan yang berasal dari kegiatan di luar wilayah estuaria tetapi mempunyai akibat atau
dampak terhadap proses dan sistem wilayah estuaria. Oleh karena itu pengkajian dan
peneyelaesaiaan daerah pesisir harus senantiasa dilakukan dengan memadukan kedua
kelompok persoalan ini. Permasalahn internal kawasan estuaria sebagai akibat penggunaaan
langsung lingkungan dan sumberdaya estuaria meliputi: pengurangan sumbedaya serta
kehilangan dan pengrusakan lingkungan yang mengarah pada kompetisi ruang (lahan dan air)
serta konflik anta pemakainya (Pernetta dan Elder, 1993). Sedangkan permasalahn yang
berasal dari luar yang mempengaruhi lingkungan dan sumberdaya estuaria meliputi
perubahan terhadap : jumlah air tawar di daerah estuaria, jumlah endapan (sedimen)
alam, keseimbangan nutrien (pencemaran) dan degradasi habitat.

Pemanfaatan kawasan estuaria dengan tujuan yang sangat beragam meninbulkan


suatu permasalahan yang tidak dapat dihindarkan dan memerlukan suatu pengelolaan yang
serius. Persoalan tersebut adalah persoalan untuk sumberdaya terbatas, pengrusakan
lingkungan serta sering konflik lingkungan dan manusia. Selain dari itu Praktek
pembangunan yang mengakibatkan dinamika sistem estuaria dapat menimbukan bencana
alam, sebagaimana ditunjukkan dengan semakin meningkatnya kehilangan kehidupan,
kepemilikan dan investasi akibat banjir dan erosi di daerah estuaria. Jika perubahan dan
perusakan tersebut terus berlangsung maka akan terjadi kehancuran habitat dan pada
gilirannya akan terjadi penurunan atau pemusnahan spesies hewan atau tanaman yang
sifatnya penting bagi kelangsungan hidup manusia dan keseimbangan ekosistem estuaria.

Strategi pengelolaan ekosistem estuaria

Sebagian pihak mungkin memiliki pengetahuan terbatas mengenai Ekosistem Estuari.


Sejumlah Ekosistem Estuari ternyata memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Akan
tetapi ekosistem ini ternyata juga sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan bencana
alam seperti gempa bumi, tsunami, gelombang pasang maupun pemanasan global. Ekosistem
Estuari juga berpeluang besar untuk rusak akibat perbuatan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka perlu keseimbangan antara
pemanfaatan dan pelestarian yang disesuaikan dengan daya dukung lingkungan dan alokasi
penataan ruang. Keterbatasan sarana dan prasarana, data dan informasi tentang potensi
sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan terhadap Ekosistem Estuari beserta ekologisnya
perlu segera diatasi agar tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir meningkat.

Beberapa aspek yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perumusan


kebijakan dan strategi penataan ruang Ekosistem Estuari adalah

 Daya dukung lingkungan,

 Kondisi sosial budaya,

 Target perencanaan yang realistis, kepastian hukum,

 Letak geografis dan kondisi geopolitik.

Dimana Penataan ruang Ekosistem Estuari dapat dilakukan pada 4 kawasan yaitu :
kawasan pemanfaatan umum, kawasan konservasi, alur laut dan kawasan strategis nasional
tertentu. Kawasan strategis nasional tertentu dapat didefinisikan sebagai kawasan yang
ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis. Kawasan strategis nasional tertentu
dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat
pertumbuhan ekonomi kawasan, meningkatkan upaya pertahanan negara, memperkuat
integrasi nasional dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.

Sehingga pengelolaan Ekosistem Estuari harus dilakukan dengan cara : secara


ekonomi efisien dan optimal (economically sound), di mana secara sosial-budaya berkeadilan
dan dapat diterima (socio-culturally acepted and just). Dan secara ekologis tidak melampaui
daya dukung lingkungan (environmentally friendly). Akan tetapi, kebijakan mengenai
pengelolaan Ekosistem Estuari harus berorientasi kepada kepentingan umum, bukan
kepentingan perorangan atau golongan.

Anda mungkin juga menyukai