Anda di halaman 1dari 2

POTENSI SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR TERUTAMA ESTUARIA

Sumberdaya di wilayah pesisir terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih dan
sumber daya alam yang tidak dapat pulih, sumber daya yang dapat pulih meliputi sumberdaya
perikanan (plankton, benthos, ikan, moluska, krustasea (mamalia laut), rumput laut
(seaweed), padang lamun, hutan mangrove dan terumbu karang. Sedangkan sumber daya
yang tak dapat pulih antara lain mencakup minyak dan gas, bijih besi, pasir, timah, bauksit,
dan mineral serta bahan tambang lainnya.

Sumber daya pesisir dan perikanan/kelautan pada hakikatnya memiliki sifat


terbaharukan melalui mekansime siklus alamiah. Namun demikian pada tingkat konsumsi
yang melebihi kecepatan proses siklus alamiah, akan mengalami kelangkaan. Dalam kaitan
ini, Musrgave dan Musgrave menyatakan bahwa penggunaan yang optimal atas sumberdaya
yang langka melibatkan dua masalah pokok. Pertama untuk menjamin adanya efisiensi dan
kedua untuk menjamin adanya distribusi yang adil.

Dengan adanya berbagai sumberdaya alam yang cukup tinggi baik hayati maupun non
hayati, apabila dikelola semaksimal mungkin akan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Selama ini Pengembangan di bidang perikanan masih diarahkan pada
pengelolaan sumberdaya ikan.

Pada ekosistem estuari ini terbentuk habitat-habitat yang memiliki ciri khas tersendiri
dengan organisme-organisme penyusunnya yang spesifik seperti Habitat Rawa Asin.Oleh
karena itu ekosistem estuary sangat erat kaitannya dengan habitat rawa asin.Hal ini
disebabkan karena organisme tersebut harus mampu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.Respon dari tingkah laku organisme tersebut dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya juga beragam dan memiliki ciri khas tersendiri.Pada batas ambang toleransi
organisme terhadap lingkungan membatasi keberadaannya di suatu organisme. Organisme
yang mampu bertahap pada kondisi fisik dan kimia perairan dapat tetap hidup dan tinggal
nyaman di habitatnya, tetapi bagi organisme yang tidak mampu bertahan pada ambang
toleransinya akan menjadi organisme pengunjung transisi, dimana pada saat sesuai dengan
batas ambangnya organisme ini akan masuk ke habitat di estuari, tetapi jika tidak maka
organisme ini akan meninggalkan daerah estuari ini.
Seperti halnya pada setiap ekosistem, pada ekosistem estuari ini juga dibentuk oleh
komponen biotic dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain. Keanekaragaman
komponen biotic dan abiotik yang terdapat didalamnya menyebabkan terjadinya interaksi
yang cukup kompleks dan menarik untuk diteliti.Namun ekosistem estuary ini ternyata tidak
cukup dikenal oleh masyarakat pada umumnya dan jarang sekali dibahas atau
disosialisasikan, padahal ekosistem estuary ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi.

Secara umum, perairan estuaria memilikifungsi ekologis dan ekonomi. Menurut


Tiwow (2003), peran penting ekologis antara lain, sebagai sumber unsur hara dari bahan
organic yang berasal dari sirkulasi pasang surut, sebagai habitat bagi sejumlah spesies
hewanbaik meliputidaerah pemijahan, pengasuhan dan tempat mencari makan atau
pembesaran.Sedangkan peran penting ekonomi antara lain, sebagai lahan perikanan
tangkap,sumber pendapatan dan sumber protein hewani. Peran penting ekonomi ini
telahbanyak dirasakan dan memberikan sumbangan yang berarti untuk kehidupan
masyarakatterutama masyarakat nelayan.

SUMBER : Suplemen Panduan Identifikasi, Invetarisasi dan Pencadangan Kawasan


Konservasi di Pesisir.

Anda mungkin juga menyukai