Anda di halaman 1dari 2

RUJUKAN TEORI YANG MENDUKUNG

1. Pembelajaran IPA merupakan interaksi antara komponen-komponen pembelajaran


seperti pendidik, peserta didik, alat atau media belajar dalam bentuk kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan serta kompetensi yang telah ditetapkan (Samatowa
Usman 2010:26). Oleh karena struktur kognitif anak-anak tidak dapat dibandingkan
dengan struktur kognitif ilmuwan, perlu adanya modifikasi sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif mereka mengenai ketrampilan-ketrampilan proses IPA
(Samatowa Usman 2010:5). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka
disimpulkan pembelajaran IPA adalah suatu proses interaksi dan rangkaian upaya atau
kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar, guru harus mengetahui kegunaan
yang diperoleh dari pelajaran IPA. Perlu adanya modifikasi pembelajaran sehingga
siswa pun merasa senang dalam pembelajaran dan tidak merasa pembelajaran itu
monoton ataupun membosankan.

2. Susanto (2013: 167) menyatakan bahwa sains atau IPA ialah suatu usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui sebuah pengamatan yang tepat pada sasaran,
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran- penalaran sehingga
mendapatkan sebuah kesimpulan. Trianto (2010: 136-137) menyatakan bahwa IPA
merupakan suatu kumpulan teori mengenai gejala alam yang lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah yang menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur
seperti dalam observasi dan eksperimen yang tersusun secara sistematis. Samatowa
(2010: 1) mengemukakan bahwa IPA merupakan terjemahan kata dalam bahasa inggris
yaitu natural science. Natural artinya alamiah atau berhubungan dengan alam
sedangkan Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi IPA atau natural Science secara
harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau suatu ilmu yang mempelajarai
pristiwa- pristiwa yang terjadi dialam.

3.
4. Sudjana (2009:22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini
digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelum siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Rusman (2012:123) menyatakan
bahwa Hasil belajar adalah pengalaman belajar yang diperoleh oleh siswa setelah
melakukan proses pembelajaran yang mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif
dan pisikomotorik. Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai hasil belajar
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yaitu suatu perubahan yang dialami oleh
peserta didik setelah melalui proses pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif dan
pisikomotorik dimana hasil belajar tersebut diperoleh melalui evaluasi yang dilakukan.
Pada pembelajaran disekolah dari ketiga ranah itu yang paling banyak digunakan oleh
guru sebagai tolak ukur adalah ranah kognitif, hal itu dikarenakan ranah kognitif
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasi isi dari pembelajaran yang telah
disampaikan.

5. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) digunakan untuk mendukung pola
berfikir siswa pada tingkatan yang lebih tinggi pada situasi yang berorientasi masalah,
termasuk belajar “how to learn”. Pada model pembelajaran ini guru berperan untuk
mengajukan masalah, memberikan pertanyaan dan menfasilitasi untuk penyelidikan
dan dialog. Dalam model pembelajaran PBL guru harus memberikan ruang yang ditata
sedemikian rupa sehingga nyaman dan terbuka untuk saing bertukar pikiran sehingga
siswa memiliki kesempatan untuk menambah kemampuan menemukan dan kecerdasan
(Wisudawati dan Sulistyowati 2014:88).

6. Hosnan (2014: 295) menyatakan Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu
model pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran pada suatu masalah
autentik, sehingga dengan hal itu siswa dapat merangkai pengetahuannya sendiri,
menggembangkan keterampilan yang lebih tinggi, membuat siswa lebih mandiri dan
membuat siswa percaya diri. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan
suatu model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik memiliki kecakapan untuk
bekerjasama dengan teman (berdiskusi) dalam memecahkan suatu masalah serta akan
mendapatkan pengetahuan yang didapatkan melalui suatu proses menemukan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai