(MODUL 9)
DISUSUN OLEH :
1. KHAIRIL : 855851869
2. LISA WAHYUNI : 855850514
3. RAHMAD CAHYADI : 855847647
4. RENNY DESEFA : 855850921
5. SHARIMA AINI : 855851006
6. SAKDIAH : 855850351
7. SRI ANITAWATI : 855851321
8. SUHARTINI : 855851013
Alhamdulillaah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model-Model
Pembelajaran IPS” dengan baik. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan IPS di SD. Kami menyadari bahwa
makalah ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih setulus hati kepada Ibu Chairunisa Amelia, S.Pd, M.Pd sebagai tutor atau dosen
mata kuliah Pendidikan IPS di SD yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam
mengerjakan makalah ini serta kepada teman-teman mahasiswa PGSD S1 BI tahun 2021.1
yang telah memberikan dukungan serta bantuannya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para mahasiswa. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa kita
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.
Penulis
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS SD
dengan Menggunakan Pendekatan Berorientasi Pemecahan Masalah
1. Pengertian Pendekatan Pemecahan Masalah
2. Merancang Model Pembelajaran IPS SD
dengan Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah
3. Menerapkan Model Pembelajaran IPS SD
dengan Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil dalam
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, (1990) mengetengahkan lima kelompok
model pembelajaran, yaitu:
3. Tujuan
- Masalah tersebut bersifat umum dan berulang-ulang sehingga cukup dikenal dan
menarik perhatian siswa.
- Masalah tersebut cukup penting dibahas di kelas.
- Masalah tersebut dapat mengembangkan kelas kearah tujuan yang dikehendaki.
- Melihat kemungkinan tersedianya bahan-bahan yang diperlukan untuk
pemecahan masalah.
- Masalah tersebut dapat menjamin kelanjutan pengalaman belajar siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan meliputi,
- Guru mengemukakan tema pokok
- Guru mengajak peserta didik untuk mengaitkan tema proyek dengan berbagai
mata pelajaran (guru membimbing jalannya diskusi)
- Sesudah diagram kaitan tema pokok dengan mata pelajaran lain itu terbentuk,
guru membagi kelas dalam beberapa kelompok sebanyak mata pelajaran yang
tergabung dalam tema pokok tersebut.
- Tiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan pembelajaran
yang berhubungan dengan materi yang terkait dengan tema pokok.
- Apabila tiap kelompok memerlukan kunjungan ke tempat-tempat tertentu agar
lebih menghayati materi pelajaran, guru memberitahukan hal-hal yang perlu
diamati
- Data atau informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan ditulis, serta siap
dilaporkan
- Sesudah siap semua kelompok untuk melaporkan maka ditunjuklah salah satu
peserta didik yang memimpin pelaporan. Peserta didik lain memberikan
komentar dan saran. Guru kadang-kadang memberi bantuan saran seperlunya
- Berdasarkan komentar dan saran, kelompok mendiskusikan dan bersepakat
untuk menambah atau mengurangi serta menyempurnakan laporan
- Guru membantu peserta didik untuk memahami hubungan tema pokok dengan
mata pelajaran lain.
d. Tahap Penilaian
Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran
IPS dengan metode proyek. Penilaian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi
- Secara tertulis, misalnya berupa laporan, karangan, puisi dan tes
- Hasil karya peserta didik, seperti gambar, model, maket peta, bagan
- Waktu Keruanagn
Waktu erat kaitannya dengan ruang/tempat. Jika diperluas lagi berkaitan
dengan tempat dan jarak. Jarak waktu diperlihatkan letak jarum pendek terhadap
angka untuk jam. Panjangnya bayangan pohon pada siang hari menunjukkan jam
tertentu.
- Waktu Matematis
Kalender di dinding mewujudkan sistematika waktu khas untuk diingat
manusia. Misalnya, seminggu ada 7 hari, sebulan ada 30 hari dan setahun ada
365 hari. Dasar matematika dari waktu sebenarnya terletak pada urut-urutan
waktu.
- Waktu Asosiasi
Mendengar atau membaca tahun sejarah tertentu kita ingat peristiwa tertentu
pula. Misalnya, tahun 1492 berlayarnya Columbus menuju benua baru, tahun
1602 berdirinya VOC, dan tahun 1945 kemerdekaan Republik Indonesia.
Disini tidak ada urutan waktu, yang ada hanya asosiasi (hubungan).
Jadi, pendekatan kurun waktu adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar untuk memecahkan masalah dengan menekankan urutan waktu
kejadian (kronologi) sehingga dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangannya.
Sejarah mencatat segala pengalaman umat manusia, tetapi masa lampau tidak
dapat diamati secara langsung. Untuk mengamatinya melalui catatan dan peninggalan,
keduanya disebut sumber sejarah. Catatan sejarah berfungsi untuk melestarikan dan
mewariskan informasi masa lampau. Relasi waktu dengan ruang dinyatakan secara
konkret dalam hubungan antara sejarah dan georgafi.
Pembelajaran sejarah akan dapat lebih meresap dalam sanubari peserta didik
jika dilengkapi dengan sejarah lokal dan sejarah regional. Disitu panggung dari lakon
sejarah dalam ukuran sempit atau lebih luas dapat disaksikan sendiri dan geografi dari
wilayah yang bersangkutan dapat menjelaskan cara bermainnya proses sejarah
setempat.
- Kejadian /data bersifat enameling (hanya terjadi sekali dan tidak mungkin
terjadi lagi)
- Perkembangan peristiwa/kejadian historis bersifat kausal (sebab akibat)
- Subjektivitas dalam penilaian dan interprestasi data
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya kita tidak akan pernah dapat menyelesaikan masalah dengan
tuntas dan permanen sifatnya. Kita lebih menekankan pada prosesnya. Makna
pengalaman belajar dengan metode pemecahan masalah bagi siswa adalah
merangsang mereka untuk berfikir secara ilmiah dan mengembangkan daya nalar
mereka dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan yang menghadang
didepannya.
Pendekatan humanistik sangat penting untuk dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran IPS SD. Karena mengingat manfaat yang diperoleh yaitu merangsang
dan membina pola pikir peserta didik secara menyeluruh dan terpadu. Tujuan
penerapan pendekatan humanistik adalah agar peserta didik dapat menelaah dan
memahami suatu masalah dari berbagai sudut pandang yang pada akhirnya mereka
dapat menarik kesimpulan secara terpadu dan menyeluruh.
Pendekatan wilayah adalah pendekatan suatu masalah dengan menyoroti dari
berbagai aspek kehidupan secara mendetail di wilayah tertentu. Tujuannya untuk
memberikan pengertian pada murid secara terpandu mengenai suatu masalah secara
wilayah. Oleh karena itu guru harus pandai mengendalikan jalannya proses
pembelajaran IPS dengan memperhatikan tujuan, materi, dan fasilitas yang ada serta
kondidi guru dan peserta didik.
Metode proyek diakhiri dengan hasil karya peserta didik secara nyata, seperti
peta, maket, laporan dan lain-lain. Metode proyek memungkinkan penyaluran minat
dan bakat peserta didik. Metode proyek memungkinkan untuk memperluas wawasan
pengetahuan dari mata pelajaran lain dan mampu mengaitkannya sehingga peserta
didik mendapatkan pemahaman yang bulat dan menyeluruh. Dalam merancang
pendekatan metode proyek harus memperhatikan tujuan, bahan pelajaran dan fasilitas
yang ada.
Penerapan pendekatan kurun waktu di dalam kegiatan pembelajaran IPS dapat
melatih peserta didik untuk berpikir secara kronologi dan sistematis dalam
menghadapi permasalahan hidupnya. Dengan memahami kejadian masa lampau kita
dapat mengambil banyak pelajaran, kemudian kita jadikan sebagai “guru” untuk
menghadapi masa depan. Dengan berbekal pengalaman masa lampau kita diharapkan
lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dan tidak mengulang
kesalahan/kegagalan yang pernah kita alami.
B. Saran
Sebagai seorang guru, kemampuan untuk merancang sekaligus
menerapkan modelpembelajaran IPS terpadu dalam proses belajar mengajar
dengan menggunakan berbagai pendekatan/metode sangat penting untuk dikuasai.
Pendekatan adalah cara umum dalam melihatdan bersikap terhadap suatu masalah
kearah pemecahannya atau sudut pandang yang digunakanorang dalam memecahkan
masalah, dan ingat bahwa tidak ada pendekatan yang paling manjuruntuk digunakan
dalam proses belajar mengajar. Semua pendekatan mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu, dalam menggunakannya disarankan
bervariasi/kombinasi berbagai pendekatan
Sebagai calon tenaga pendidik terutamabagi guru pemula maka akan
dibuat bingung mengenai strategi dan model pembelajaran efektif untuk dipakai
peserta didik. Maka dari itu tugas seorang guru harus mempunyai keterampilan dalam
memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. sehingga proses
belajar mengajar akan lebih menarik dan siswa belajar akan lebih antusias, tidak
merasa bosan dan mampu mengubah persepsi siswa terhadap mata pelajaran IPS
akan lebih positif dan akan lebih menyenangkan karena minat merupakan modal
utama untuk keberhasilan pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Oemar dan Max H. Waney. 1980. Inquiry Discovery Problem Solving dalam
Pengajaran IPS. Jakarta: P3G. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan