Oleh Kelompok 6 :
1. Istiqomah (1986206017)
2. Elinda Ayu Komala Sari (1986206011)
PGSD 5A
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP NU INDRAMAYU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT, Tuhan semesta alam dengan segala
sifat ke-Maha-anya, atas limpahan rahmat dan karunianya yang tiada terbatas,
sehingga meski dengan segala keterbatasan, penulis dapat menyelesaikan makalah
yang cukup sederhana ini dengan judul “Model dan Metode Pembelajaran
Berbasis Pendekatan Saintifik Proses”. Sholawat beriring salam tak henti
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, nabi pembawa perdamaian bagi
seluruh alam, serta kepada Keluarga, para Sahabat, dan Umatnya.
Selanjutnya, meski upaya keras telah penulis kerahkan dengan
mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyusun makalah ini, dengan
harapan penulis menyadari bahwa makalah sederhana yang saya susun ini masih
jauh dari kesempurnaan dan perlu perbaikan. Kepada dosen pengampu, bimbingan
dan pengarahan ibu sangat penulis harapkan dan ucapkan terimakasih. Serta kepada
pembaca, kritik, saran, dan masukan yang membangun, penulis rasa sangat perlu
demi tercapainya hasil yang lebih baik untuk kedepannya.
Harapan penulis, makalah sederhana yang sajikan ini dapat memberi manfaat
dalam menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Amin yarobbal ‘alamin….
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 2
A. MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI 2
B. MODEL PWMBWLAJARAN BERBASIS MASALAH 7
C. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK 12
D. METODE DISCOVERY DAN METODE EKSPERIMEN 16
BAB III PENUTUP 19
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
II
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran selama proses belajar mengajar di
dalam kelas.
Menurut para ahli, MPI merupakan model pembe lajaran yang fleksibel dan
terbuka dan mengacu pada keterampilan dan sumber belajar yang bervariasi. Dalam
model ini, guru berperan sebagai mitra siswa yang membimbing, memfasilitasi, dan
memandu pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. MPI dipandang sebagai model pembelajaran yang bersifat
interdisipliner yang berfungsi untuk membia sakan siswa mempelajari dan
memecahkan masalah, berpikir kritis dan bera sumsi, serta bertanggung jawab
dalam mencapai pemahaman secara mandiri.
Dalam praktiknya, MPI menuntut siswa melakukan serangkaian proses saintifik
dari tahapan menetapkan masalah; merumuskan hipotesis; melakukan observasi,
eksperimen, dan kegiatan penelitian sederhana sejenis; mengolah dan menganalisis
data; menguji hipotesis; hingga tahapan membuat simpulan akhir atau simpulan
umum serta mempresentasikannya. Model pembelajaran ini benar-benar menantang
siswa untuk senantiasa aktif selama proses pembelajaran dan sekaligus mendorong
mereka untuk mengoptimalkan berbagai kemampuan dan keterampilan belajar guna
mencapai pemahaman tingkat tinggi atas apa yang sedang dipelajari.
MPI memiliki beberapa karakteristik khususnya yang membedakannya dengan
model pembelajaran yang lain. Tentang hal ini Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari,
(2007) memaparkan karak teristik MPI sebagai berikut.
a. Merepresentasikan konsep belajar seumur hidup.
b. Terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran, menggunakan berbagai sumber
belajar, dan menekankan pencapai proses dan hasil belajar
c. Mentransfer konsep-konsep informasi.
d. Melibatkan siswa secara aktif dalam seluruh tahapan tahap awal hingga tahap
akhir.
e. Pembelajaran senantiasa dihubungkan dengan konteks kehidupan siswa.
f. Pembelajaran dilangsungkan dalam komunitas belajar yang kolaboratif dan
kooperatif.
g. Guru dan siswa sama-sama terlibat aktif selama proses pembelajaran.
3
2. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Sintaks MPI telah dirumuskan secara beragam oleh beberapa ahli pembelajaran.
Sintaks MPI berikut merupakan sintaks hasil pengembangan yang dilakukan atas
sintaks terdahulu. Sintaks MPI hasil pengembangan tersebut disajikan dalam
gambar sebagai berikut.
Fase 1: Fase 2:
Prapembelajaran Menetapkan Merumuskan
Masalah Hipotesis
Fase 3: Fase 4:
Melaksanakan Mengolah dan Fase 5:
Penelitian/ eksperimen Menganalisis Data Menguji Hipotesis
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa tahapan MPI adalah sebagai
berikut.
1. Prapembelajaran.
Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru sebelum pembelajaran
inti dimulai. Pada tahap ini guru merancang pem di belajaran, mempersiapkan
media dan sumber belajar, mengorganisasikan siswa, dan menjelaskan prosedur
pembelajaran.
2. Fase 1: Menetapkan Masalah.
Pada tahap ini siswa mencari masalah apa yang akan diteliti sekaligus
menentukan cara yang akan dipilihnya dalam meneliti masalah tersebut. Pada
4
akhir tahap ini siswa harus menuliskan rumusan masalah yang akan dicari
jawabannya melalui kegiatan penelitian. Tugas guru pada tahap ini adalah
memotivasi siswa untuk mampu menemukan masalah.
3. Fase 2: Merumuskan Hipotesis
Pada tahap ini siswa belajar merumuskan hipotesis atau jawaban sementara
atas rumusan masalah yang telah diajukannya pada tahap sebelumnya dengan
mengoptimalkan apa yang telah mereka ketahui. Tugas guru pada tahap ini
adalah membantu siswa membangkitkan skematanya dan mem bimbing siswa
membuat hipotesis.
4. Fase 3: Melaksanakan Penelitian/Eksperimen
Pada tahap ini siswa merencana dan melaksanakan kegiatan penelitian atau
eksperimen. Selama melaksanakan eksperimen/penelitian, siswa mencatat
seluruh proses dan hasil penelitian atau eksperimen sebagai data penting yang
akan diolah dan dianalisis. Tugas guru pada tahap ini memfasilitasi, membantu,
dan memberikan solusi kepada siswa selama melaksanakan kegiatan
penelitian/eksperimen.
5. Fase 4: Mengolah dan Menganalisis Data
Pada tahap ini siswa mengolah dan menganalisis berbagai data yang dipero
leh pada kegiatan penelitiany eksperimen. Tugas guru pada tahap ini adalah
membimbing siswa mengolah dan menganalisis data dan jika diperlukan
memberikan gambaran model pengolahan dan penganalisisan data yang benar.
6. Fase 5: Menguji Hipotesis
Pada tahap ini siswa menguji hipotesis yang telah diajukannya. Jika hipo tesis
terbukti siswa harus mampu menjelaskan secara terperinci alasan alasan
keberterimaan hipotesis. Demikian pula sebaliknya, siswa harus memberikan
argumentasi ilmiah jika hipotesisnya tidak terbukti. Tugas guru adalah
mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir
7. Fase 6: Membuat Simpulan Umum
Pada tahap ini siswa merumuskan simpulan umum atau akhir atas hasil
kegiatan inkuiri yang telah dilaksanakannya. Simpulan ini hendaknya mampu
menjawab rumusan masalah yang diajukan sebelumnya. Tugas guru adalah
membantu siswa menyusun simpulan yang ilmiah dan sistematis.
8. Fase 7: Menyajikan Hasil
5
Pada tahap ini perwakilan siswa tiap kelompok memaparkan hasil kerjanya.
Pemaparan dilanjutkan diskusi kelas dengan dimoderatori dan difasilitatori oleh
guru. Pada tahap ini guru juga melakukan penilaian atas performa atau produk
yang dihasilkan oleh siswa.
9. Pascapembelajaran
Pada tahap ini guru membahas kembali masalah dan solusi alternatif yang
bisa digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam prosesnya guru
membandingkan antara solusi satu dengan solusi lain hasil pemikiran siswa atau
juga dibandingkan dengan solusi secara teoretis yang telah ada.
1. Implementasi Model
Pelaksanaan penerapan MPI dalam pembelajaran membutuhkan waktu antara
70-140 menit yang berlangsung dalam 1-3 kali pertemuan. Untuk efek tivitas
pelaksanaannya, jadwal pembelajaran dilaksanakan 2 kali dalam. seminggu. Dalam
implementasinya guru dan siswa harus memiliki kemampuan berpikir kritis,
berpikir kreatif, terampil berkomunikasi, dan memiliki semangat dan motivasi
bekerja baik secara individu maupun secara kooperatif. Selama penerapan model,
guru harus mencatat berbagai aktivitas dan hasil kerja siswa untuk mengatur dan
mengikat pola berpikir dan pola kebiasaan belajar serta mencoba mempengaruhi
siswa secara psikologis agar mereka terbiasa berakti vitas dengan baik.
2. Prinsip Reaksi
Reaksi guru yang harus dilakukan pada setiap tahapan pembelajaran telah
diuraikan terpadu dengan sintaks MPI. Namun demikian, perlu ditegaskan bahwa
reaksi utama yang harus diberikan adalah guru harus senantiasa mem
bangkitkanmotivasi belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
dan produktif, dan membiasakan siswa bekerja secara kooperatif, kolaboratif, dan
komunikatif,
3. Sistern Lingkungan
6
Guna menerapkan model ini, sistem lingkungan belajar yang diharapkan tersedia
adalah ketersediaan masalah yang bisa dipecahkan secara multi perspektif, media
dan sumber belajar yang relevan, lembar kerja proses yang lengkap secara individu
dan kelompok, dan situasi pembelajaran yang men dukung. Yang tidak kalah
pentingnya adalah siswa harus menyadari benar peran dan tugasnya selama
pembelajaran yang meliputi (1) mengoptimalkan kemam puan berpikir,
keterampilan berkreasi, dan motivasi belajar dan bekerja; (2) terbuka terhadap ide,
konsep, gagasan, dan masukan baru; (3) siap bekerja sama secara kolaborasi dan
kooperatif; dan (4) mengoptimalkan kemampua n berko munikasi baik
intrakelompok maupun antarkelompok.
7
dilakukan siswa, bukan sesuatu yang harus dipelajari, sehingga hal ini akan secara
alamiah menuntut siswa berpikir dan mendapatkan hasil belajar yang alamiah pula.
Kemendikbud (2013b) memandang MPBM suatu model pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang
harus dipecahkan. Sejalan dengan hal ini, MPBM dilakukan dengan adanya
pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan
pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah
keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.
Fase 1: Fase 2:
Prapembelajaran Menemukan Membangun Struktur
Masalah Kerja
Fase 3: Fase 4:
Menetapkan Mengumpulkan Fase 5:
dan Berbagi Merumuskan Solusi
Masalah Informasi
Fase 6:
Papembelajaran Fase 7:
Menentukan solusi Pasca-Pembelajaran
Menyajikan Solusi
Terbaik
8
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa tahapan MPBM adalah
sebagai berikut.
a. Prapembelajaran.
Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru di sebelum
pembelajaran inti dimulai. Pada tahap ini guru merancang mem persiapkan
media dan sumber belajar, mengorganisasikan siswa, dan menjelaskan
prosedur pembelajaran.
b. Fase 1: Menemukan Masalah.
Pada tahap ini siswa membaca masalah yang disajikan guru secara individu.
Berdasarkan hasil membaca siswa menuliskan berbagai informasi penting,
menemukan hal yang dianggap sebagai masalah, dan menentukan pentingnya
masalah tersebut bagi dirinya secara individu. Tugas guru pada tahap ini adalah
memotivasi siswa untuk mampu menemukan masalah.
c. Fase 2: Membangun Struktur Kerja
Pada tahap ini siswa secara individu membangun struktur kerja yang akan
dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Upaya membangun struktur kerja ini
diawali dengan aktivitas siswa mengungkapkan apa yang mereka ketahui tentang
masalah, apa yang ingin diketahui dari masalah, dan ide apa yang bisa
digunakan untuk memecahkan masalah. Hal terakhir yang harus siswa lakukan
pada tahap ini adalah merumuskan rencana aksi yang akan dilaku kan dalam
menyelesaikan masalah. Tugas guru pada tahap ini adalah meni berikan
kesadaran akan pentingnya rencana aksi untuk memecahkan masalah.
d. Fase 3: Menetapkan Masalah
Pada tahap ini siswa menetapkan masalah yang dianggap paling penting
atau masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan nyata. Masalah tersebut
selanjutnya dikemas dalam bentuk pertanyaan menjadi sebuah rumusan masalah.
membuat rumusan masalah. Bentuk rumusan masalah berisi masalah utama apa
yang ada dan bagaimana memecahkannya. Tugas guru pada tahap ini adalah
mendorong siswa untuk menemukan masalah utama dan membantu siswa
menyusun rumusan masalah.
e. Fase 4: Mengumpulkan dan Berbagai Informasi
Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan pengumpulan data melalui
kegiatan penelitian atau kegiatan sejenis lainnva. Berdasarkan informasi yang
9
telah siswa peroleh secara individu, selanjutnya siswa berbagi informasi tersebut
dengan temannya dalam kelompok yang telah ditetapkan.
f. Fase 5: Merumuskan Solusi
Pada tahap ini siswa secara berkelompok imencoba melakukan merumuskan
solusi terbaik bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Proses perumusan solusi
dilakukan secara kolaboratif dan kooperatif dengan menekankan komunikasi
efektif dalam kelompok. Semua solusi yang mungkin dituliskan oleh masing-
masing anggota dan kemudian ditampung oleh seorang siswa yang ditunjuk
dalam kelompok. Tugas guru adalah memastikan proses kelompok terjadi secara
kolaboratif, kooperatif, dan komunikatif.
g. Fase 6: Menentukan Solusi Terbaik
Pada tahap ini siswa menimbang kembali berbagai solusi yang dihasilkan
dan mulai memilih beberapa solusi yang dianggap paling tepat untuk
memecahkan masalan. Tugas guru adalah meyakinkan siswa pentingnya
meninjau ulang dan menimbang keefektifan solusi yang telah dihasilkan,pada
tahap sebelumnya.
h. Fase 7: Menyajikan Solusi
Pada tahap ini perwakilan siswa tiap kelompok memaparkan hasil kerjanya.
Pemaparan dilanjutkan diskusi kelas dengan dimoderatori dan difasilitatori oleh
guru. Pada tahap ini guru juga melakukan penilaian atas performa atau produk
yang dihasilkan oleh siswa.
i. Pascapembelajaran
Pada tahap ini guru membahas kembali masalah dan solusi alternatif yang
bisa digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam prosesnya guru
membandingkan antara solusi satu dengan solusi lain hasil pemikiran siswa atau
juga dibandingkan dengan solusi secara teoretis yang telah ada.
a. Implementasi Model
Pelaksanaan penerapan MPBM dalam pembelajaran membutuhkan waktu
antara 70-140 menit yang berlangsung dalam 1-3 kali pertemuan. Untuk efektivitas
pelaksanaannya, jadwal pembelajaran dilaksanakan 2 kali dalam seminggu. Dalam
10
implementasinya guru dan siswa harus memiliki kemampuan berpikir kritis,
berpikir kreatif, terampil berkomunikasi, dan memiliki semangat dan motivasi
bekerja baik secara individu maupun secara kooperatif. Selama penerapan model,
guru harus mencatat berbagai aktivitas dan hasil kerja siswa untuk mengatur dan
mengikat pola berpikir dan pola kebiasaan belajar serta mencoba mempengaruhi
siswa secara psikologis agar mereka terbiasa berakti vitas dengan baik. Sebagai
tambahan, guru juga harus memberikan dorongan kepada siswa yang kurang
bersemangat beraktivitas sehingga siswa mampu membangun perspektif yang segar
pada masalah yang dibahasnya.
b. Prinsip Reaksi
Reaksi guru yang harus dilakukan pada setiap tahapan pembelajaran telah
diuraikan terpadlu dengan sintaks MPBM. Namun demikian, perlu ditegaskan
bahwa reaksi utama yang harus diberikan adalah guru harus senantiasa
membangkitkan motivasi belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan produktif, dan membiasakan siswa bekerja secara kooperatif,
kolaboratif, dan komunikatif
c. Sistem Lingkungan
Guna menerapkan model ini, sistem lingkungan belajar yang diharapkan terse
dia adalah ketersediaan kasus yang bisa dipecahkan secara multiperspekti media
dan sumber belajar yang relevan, lembar kerja proses yang lengkap seca ra individu
dan kelompok, dan situasi pembelajaran yang mendukung. Yang tidak kalah
pentingnya adalah siswa harus menyadari benar peran dan tugasnya selama
pembelajaran yang meliputi (1) mengoptimalkan kemampuan berpikir,
keterampilan berkreasi, dan motivasi belajar dan bekerja; (2) terbuka terhadap ide,
konsep, gagasan, dan masukan baru; (3) siap bekerja sama secara kolaborasi dan
kooperatif; dan (4) mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi baik intra
kelompok maupun antarkelompok.
d. Dampak yang Diharapkan
MPBM dikembangkan dengan harapan memberi dampak instruksional berupa
(1) peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, (2)
pengembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah otentik, dan (3)
peningkatan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Dampak
penyertanya ialah dalam hal (1) mengembangkan karakter siswa antara lain
disiplin, cermat, kerja keras, tanggung jawab toleran, santun, oerani, dan kritis serta
11
etis dan (2) membentuk kecakapan hidup pada diri siswa, (3) mening katkan sikap
ilmiah dan (4) membina kemampuan siswa dalam berkomunikasi, berargumentasi,
dan berkolaborasi/bekerja sama.
12
d) Melibatkan berbagai sumber belajar
e) Bersatu dengan pengetahuan dan keterampilan
f) Dilakukan dari waktu ke waktu
g) Diakhiri dengan sebuah produk tertentu.
13
2. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Sintaks MPBP dapat disajikan dalam gambar sebagai berikut.
Fase 2:
Fase 1:
Membuat Desain dan
Praproyek Menganalisis
Jadwal Pelaksanaan
Masalah
Proyek
Fase 3: Fase 4:
Fase 5:
Melaksanakan Menyusun
Draf/Prototipe
Mengukur, Menilai, dan
Penelitian Produk Memperbaiki Produk
Fase 6:
Finalisasi dan Pascaproyek
Publikasi Produk
14
Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan penelitian awal sebagai model dasar
bagi produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan kegiatan pene litian tersebut
siswa mengumpulkan data dan selanjutnya menganalisis data tersebut sesuai
dengan teknik analisis data yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
e. Fase 4: Menyusun Draf/Prototipe Produk
Pada tahap ini siswa mulai membuat produk awal sebagaimana rencana dan hasil
penelitian yang dilakukannya.
f. Fase 5: Mengukur, Menilai, dan Memperbaiki Produk Pada tahap ini siswa
melihat kembali produk awal yang dibuat, mencari kelemahan, dan memperbaiki
produk tersebut. Dalam praktiknya, kegiatan mengukur dan menilai produk
dapat dilakukan dengan meminta pendapat atau kritik dari anggota kelompok
lain ataupun pendapat guru.
g. Fase 6: Finalisasi dan Publikasi Produk. Pada tahap ini siswa melakukan
finalisasi produk dengan harapan, produk dipublikasikan.
h. Pascaproyek. Pada tahap ini guru menilai, memberikan penguatan, masukan, dan
saran perbaikan atas produk yang telah dihasilkan siswa.
15
Reaksi dari guru dibutuhkan pada setiap tahapan pembelajaran. Reaksi utama
yang diharapkan dari guru adalah mengusahakan membangkitkan kemampuan
kritis, kreatif, dan produktif siswa sebagai alat proses berpikir. Lebih khusus real si
guru yang diperlukan dalam implementasi model ini ialah (1) guru harus
menciptakan suasana kooperatif bukan kompetitif; (2) guru harus meningkatkan
kesadaran siswa untuk membuat rumusan hasil kajian yang terbuka untuk sebuah
perbaikkan; dan (3) mencari keunikan siswa dan menilai siswa dengan cara
transparan dan berbagai macam penilaian.
c. Sistem Lingkungan
Guna menerapkan model ini, sistem lingkungan belajar yang diharapkan terse
dia adalah ketersediaan media pembelajaran yang relevan, lembar kerja proses yang
lengkap secara individu, dan situasi pembelajaran yang mendukung. Selain itu,
kelas diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk mela kukan
kerja koop antar kelompok intrakelompok. Pembagian kelompok juga harus
didasarkan atas keberagaman kemampuan siswa sehingga kerja kooperatif semakin
mudah terlaksana. Yang tidak kalah pentingnya adalah siswa harus menyadari
benar peran dan tugasnya selama pembelajaran yang meliputi (1) mengoptimalkan
kemampuan berpikir, keterampilan berkreasi, dan motivasi belajar dan bekerja; (2)
terbuka terhadap ide, konsep, gagasan, dan masukan baru; (3) siap bekerja sama
secara kolaborasi; dan (4) mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi baik
intrakelompok maupun antarkelompok.
d. Dampak yang Diharapkan
MPBP dikembangkan dengan harapan memberi dampak instruksional berupa (1)
peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, (2)
pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, dan
(3) membina daya kreativitas produktif siswa. Dampak penyertanya ialah dalam hal
(1) mengembangkan karakter siswa antara lain disiplin, cermat, kerja keras,
tanggung jawab, toleran, santun, berani, dan kritis serta etis dan (2) membentuk
kecakapan hidup pada diri siswa, (3) meningkatkan sikap ilmiah dan (4) mem bina
kemampuan siswa dalam berkomunikasi, berargumentasi, dan berkola borasi/
bekerja sama.
16
Istilah discovery inkuiri, dan eksperimen merupakan istilah dasar dan
penting dalam konteks model pembelajaran kurikulum 2103. Oleh sebab itulah,
discovery, inkuiri, dan eksperimen sering muncul dalam ketiga model pembe
lajaran yang telah dibahas di atas. Ketiga istilah ini sering disamakan dan sering
pula dipertentangkan. Atas dasar kondisi ini dan untuk memberikan gambaran
tentang ketiga istilah pembelajaran tersebut, berikut dijelaskan konsep discovery,
inkuiri, dan eksperimen.
Discovery dapat dipandang sebagai metode ataupun model pembelajaran,
Namun demikian discovery lebih sering disebut sebagai metode tinimbang sebagai
model pembelajaran. Oleh karenanya, istilah yang sering muncul adalah metode
discovery. Metode discovery (dalam bahasa Indonesia sering disebut metode
penyingkapan) didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa
disajikan materi pembelajaran yang masih bersifat belum tuntas atau belum lengkap
sehingga menuntut siswa menyingkapkan beberapa informasi yang diperlukan
untuk melengkapi materi ajar tersebut.
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen diterapkan berdasarkan langkah-langkah umum sebagai
berikut. Kegiatan pembelajaran dengan pendeka'an eksperimen dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan
eksperimen dimaksud dijelaskan berikut ini.
a. Tahap Persiapan
17
b. Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
3) Kegiatan Akhir
18
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Model Pembelajaran inkuiri (selanjutnya disebut MPI) adalah suatu model
pembelajaran yang dikembangkan agar siswa menemukan dan menggunakan
berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman mereka
entang masalah, topik, atau isu tertentu.
2. Saran
Kami berharap setelah pembaca membaca makalah ini tetap mencari referensi
lain agar pemahaman lebih baik dan kompleks lagi tentang materi ini, serta tidak
menjadikan makalah ini sebagai acuan dasar, karena masih banyak pemahaman-
pemahaman lain yang harus tetap dipelajari
19
DAFTAR PUSTAKA
20