Oleh
NIM : 1701140110
KUPANG
2021
MODUL 1
KONSEP DASAR
PENDAHULUAN
Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang
mengalami belajar dalam hidupnya. Setiap manusia perlu proses pendewasaan, baik
pendewasaan secara fisik maupun secara psikis atau kejiwaan. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, pengetahuan atau apresiasi.
Pembelajaran hanya bisa dilakukan oleh lebih dari satu orang. Dalam pembelajaran tidak
hanya ada guru dan siswa tetapi juga ada kepala sekolah, staff sekolah hingga teman sejawat
yang saling membantu demi terwujudnya pembelajaran. Studi tentang Proses belajar
Mengajar, sangat penting bahkan merupakan suatu keharusan bagi setiap tenaga pengajar baik
di tingkat dasar, menengah pertama, menengah atas maupun di perguruan tinggi. Maka dari
itu dalam makalah kami kali ini akan dibahas tentang “Model Pembelajaran, Pendekatan
Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Teknik dan Taktik
Pembelajaran”.
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memahami dan
menguraikan:
1. Model pembelajaran,
2. Pendekatan pembelajaran,
3. Strategi pembelajaran,
4. Metode pembelajaran,
5. Teknik pembelajaran, dan
6. Taktik pembelajaran.
Selamat belajar, semoga Anda berhasil!
A. Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik
pembelajaran. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadisatu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa
yangdisebut dengan model pembelajaran.Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru.Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip– prinsip pembelajaran,
teori–teori psikologi, sosiologis, analisis sistem, atau teori–teori lain yang mendukung
(Joyce& Weil: 1980).Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru dapat
memilih model yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Sebelum
menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu.
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan– pertanyaan yang dapat
diajukan adalah : a) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan
kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu
diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor? b) Bagaimana
kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? Dan c) Apakah untuk mencapai
tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran: a) Apakah
materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu? b) Apakah untuk
mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat
atau tidak? c) Apakah tersedia bahan atau sumber–sumber yang relevan untuk
mempelajari materi itu?
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa: a) Apakah model pembelajaran sesuai
dengan tingkat kematangan peserta didik? b) Apakah model pembelajaran sesuai dengan
minat, bakat, dan kondisi peserta didik? c) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan
gaya belajar peserta didik?
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis: a) Apakah untuk
mencapai tujuan cukup dengan satu model saja? b) Apakah model pembelajaran yang kita
tetapkan dianggap satu–satunya model yang dapat digunakan? c) Apakah model
pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Didasari oleh adanya
perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pola pembelajaran.Barry Morris (1963:11) mengklasifikasikan
empat pola pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
1) Pola pembelajaran tradisional 1
2) Pola pembelajaran tradisional 2
3) Pola pembelajaran guru dan media
4) Pola pembelajaran bermedia
Model pembelajaran memiliki ciri–ciri sebagai berikut:
a) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
b) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas,
misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran
mengarang.
c) Memiliki bagian–bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah–langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip– prinsip reaksi, (3) sistem sosial, dan (4)
sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru
akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
d) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi : (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak
pengiring, yaitu hasil belajr jangka panjang.
e) Membuat persipan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Banyak model pembelajaran yang telah ditemukan atau dikembangkan oleh para
pakar pendidikan dan pembelajaran. Untuk menjadi seorang guru sains yang profesional,
pengetahuan tentang model-model pembelajaran harus dimiliki oleh guru dengan baik.
Sebab, model pembelajaran memiliki beberapa fungsi. Fungsi model pembelajaran
tersebut adalah :
1. Membantu dan membimbing guru untuk memilih teknik, strategi, dan metode
pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Seperti telah dipelajari sebelumnya
bahwa model pembelajaran pada dasarnya memuat metode, strategi, teknik, dan taktik
pembelajaran. Untuk itu,ketika guru menggunakan model pembelajaran tertentu
secara otomatis dia/ia akan mengetahui taktik, teknik, strategi, dan metode
pembelajaran yang akan dilakukan. Tentang metode pembelajaran dapat diikuti
pembahasan selanjutnya.
2. Membantu guru untuk menciptakan perubahan perilaku peserta didik yang
diinginkan. Guru telah mengetahui bahwa model pembelajaran digunakan untuk
merealisasikan target pembelajaran atau tujuan pembelajaran dalam RPP dan
implementasinya dalam pembelajaran.Bentuk perubahan perilaku yang ditargetkan
pada siswa sebenarnya termuat dalam rumusan tujuan pembelajaran (ingat rumus
tujuan pembelajaran ABCD). Oleh karena itu, model pembelajaran dapat membentuk
atau menciptakan tercapainya tujuan pembelajaran atau menciptakan perubahan
perilaku pada siswa. Perubahan-perubahan perilku tersebut misalnya, menulis rumus
gaya, menghitung kuat arus listrik, mengukur kecepatan udara, menentukan massa
jenis zat, dan lain-lain.
3. Membantu guru dalam menentukan cara dan sarana untuk menciptakan lingkungan
yang sesuai untuk melaksanakan pembelajaran. Ketika guru menetapkan untuk
menggunakan model pembelajaran tertentu, secara otomatis guru harus menentukan
cara dan sarana agar tercipta lingkungan seperti yang dikehendaki dalam model
pembelajaran yang guru pilih. Misalnya cara mendemonstrasikan konsep tekanan dan
media atau alat peraga yang diperlukan. Misalnya cara memegang alat, cara
menunjukkan konsep-konsep besaran yang ada pada konsep tekanan (gaya dan luas)
pada siswa. Sarana misalnya, menggunakan benda nyata, visualisasi, atau
menggunakan analogi untuk demonstrasi tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa penggunaan model pembelajaran dapat secara langsung membantu guru untuk
menentukan cara dan sarana agar tujuan pembelajaran tercapai.
4. Membantu menciptakan interaksi antara guru dan siswa yang diinginkan selama
proses pembelajaran berlangsung. Dengan model pembelajaran, guru dapat
mempunyai pedoman untuk berinteraksi dengan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Misalnya cara mengkomunikasikan informasi, cara memunculkan
masalah, cara menanggapi pertanyaan dan jawaban siswa, cara membangkitkan
semangat siswa, dan lain-lain.
5. Membantu guru dalam mengkonstruk kurikulum, silabus, atau konten dalam suatu
pelajaran atau matakuliah. Dengan memahami modelmodel pembelajaran, dapat
membantu guru untuk mengembangkan dan mengkonstruk kurikulum atau program
pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau mata kuliah.
6. Membantu guru atau instruktur dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk
pembelajaran, penyusunan RPP, dan silabus. Dengan memahami model pembelajaran
yang baik, guru akan terbantu dalam menganalisis dan menetapkan materi yang
dipikirkan sesuai untuk siswa.
7. Membantu guru dalam merancang kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang
sesuai. Oleh karena dalam model pembelajaran ada sintakmatik atau fase-fase
kegiatan pembelajaran, maka dengan model pembelajaran yang telah dipilih, guru
akan terpandu dalam merancang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
8. Memberikan bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber belajar yang
menarik dan efektif. Dalam setiap model pembelajaran ada sistem pendukung.
Dengan sistem pendukung pada model pembelajaran tertentu, guru akan terbimbing
untuk mengembangkan materi dan sumber belajar, misalnya membuat handout,
modul, diktat, dan lain-lain.
9. Merangsang pengembangan inovasi pendidikan atau pembelajaran baru. Dengan
memahami dan menerapkan model-model pembelajaran, guru mungkin menemukan
beberapa kendala. Jika kendala-kendala yang ditemukan kemudian dicarikan
solusinya, maka akan memunculkan ide model atau strategi pembelajaran baru.
10. Membantu mengkomunikasikan informasi tentang teori mengajar.Setiap model
pembelajaran tentu memerlukan teori-teori mengajar berupa pendekatan, strategi,
metode, teknik, dan taktik. Oleh karena itu, ketika guru menggunakan model
pembelajaran tertentu secara otomatis guru akan mengkomunikasikan teori-teori
tentang mengajar seperti yang telah disebutkan.
11. Membantu membangun hubungan antara belajar dan mengajar secara empiris. Ketika
guru menerapkan model pembelajaran tertentu, guru akan mengamati aktivitas belajar
dan mengajar dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dengan
model pembelajaran tertentu guru dapat terpandu untuk membangun hubungan antara
kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan kegiatan yang dilakukan oleh guru.
Ada sembilan langkah yang harus diperhatikan pendidik di kelas berkaitan dengan
pembelajaran pemrosesan informasi.
a) Melakukan tindakan utnuk menarik perhatian siswa.
b) Menberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan
dibahas.
c) Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
d) Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah direncanakan.
e) Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
f) Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.
g) Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditujuakn siswa.
h) Melaksanakan proses dan hasil.
i) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
menjawab berdasrakan pengalamanya.
Model proses informasi ini meliputi beberapa strategipembelajaran, di antaranya.
a) Mengajar Induktif,yaitu untuk mengembangkan kemampuanberpikir dan
membentuk teori.
b) Latihan Inkuiri, yaitu untuk mencari dan menemukan informasiyang memang
diperlukan.
c) Inkuiri Keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitiandalam disiplin
ilmu, dam diharapkan akan memperolehpengalaman dalam domain–domain
disiplin ilmu lainnya.
d) Pembentukan Konsep, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
induktif, mengembangkan konsep, dankemampuan analisis.
e) Model Pengembangan, bertujuan untuk mengambangkanintelegensi umum,
terutama berpikir logis, aspek sosial danmoral.
f) Advanced Organizer Model, bertujuan mengembangkankemampuan
memproses informasi yang efisien utnuk menyerapdan menghubungkan satuan
ilmu pengetahuan secara bermakna.
Implikasi teori belajar kognitif (piaget) dalam pembelajaran diantaranya :
a) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa,oleh
karena itu guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuaidengan
cara berpikir anak. Anak akan dapat belajr dengan baikapabila ia
mampu menghadapi lingkungan dengan baik.
b) Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan belajrnya sebaik mungkin. (fasilitator, ing ngarso
sungtulado, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani).
c) Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapitidak
asing. Beri peluang kepada anak untuk belajar sesuaidengan tingkat
perkembangannya.
d) Di kelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapatbersosialisasi dan
diskusi sebanyak mungkin.
3) Model Personal (Personal Models)
Model ini bertitik dari teori Humanistik dan juga berorientasipada individu dan
perkembangan keakuan.Tokoh humanistik adalahAbraham Maslow (1962), R. Rogers,
C.Buhler, dan Arthur Comb.Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan
kondisi kelasyang konduktif, agar siswa merasa bebas dalam belajar
danmengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual.Modelpembelajaran
personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagaiberikut.
a) Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentukkemampuan dan
pekembangan pribadi (kesadaran diri,pemahaman, dan konsep diri).
b) Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuaninterpersonal atau
kepedulian siswa.
c) Sintetik, untuk mengembangkan kreativitas pribadi danmemecahkan masalah
secara kreatif.
d) Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompliksitas dasarpribadi yang luwes.
4) Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalahmeningkatkan
ketelitian pada anak, guru selalu perhatian terhadap tingkah laku siswa, modifikasi
tingkah laku anak yang kemampuanbelajarnya rendah dengan memberi reward,
sebagai reinforcement pendukung dan penerapan prinsip pembelajaran
individual(individual learning) terhadap penbelajaran klasikal.
B. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Fungsi pendekatan pembelajaran, yaitu :
2. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada
suatu topik atau Metode Pembelajaran pokok pernyataan atau masalah dimana para peserta
diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama
maupun pemecahan terhadap suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan
argumentasi.
Diskusi akan bermanfaat untuk hal-halberikut ini:
a) Membantu siswa berpikir atau berlatih berpikirdalam disiplin ilmu tertentu.
b) Membantu siswa belajar menilai logika, bukti, dan argumentasi (hujjah), baik
pendapatnya sendiri maupun pendapat orang lain.
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memformulasikan penerapan prinsip-
prinsip tertentu.
d) Membantu siswa menyadari dan mengidentifikasi proplem dari penggunaan
informasi dari buku rujukan.
e) Memanfaatkan keahlian (sumber belajar) yang ada pada anggota kelompok.
Selain itu, ketika proses diskusi dilakukan, guru sering menghadapi beberapa hambatan,
antara lain sebagaimana berikut:
a) Melibatkan partisipasi siswa dalam diskusi
b) Membuat siswa sadar terhadap pencapaian tujuanpembelajaran.
c) Mengatasi reaksi emosional siswa
d) Memimpin diskusi tanpa banyak melakukan intervensi Membuat struktur diskusi,
mulai dari pengantar sampai dengan simpulan
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan
mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk menjajaki
sejauh mana siswa telah memiliki pengetahuan dasar mengenai materi yang akan
dipelajari, memusatkan perhatian siswa serta melihat sejauh mana kemajuan yang telah
dicapai oleh siswa. Metode ini juga dimaksudkan untuk merangsang Metode Pembelajaran
perhatian siswa.Dengan demikian, metode ini dapat digunakan sebagai apersepsi,
pemusatan perhatian, dan evaluasi.
Agar metode tanya jawab efektif, guru perlu memenuhi ciri-ciri pertanyaan yang baik
berikut ini:
D. Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Tidak dipungkiri bahwa
terdapatperbedaan pandangan dalam memaknai strategi pembelajaran. Penulis mengacu pada
Melvin L. Silberman, yangmemberi judul bukunya Active learning Strategies to Teach Any
Subject. Terjemahan Indonesianya menjadi ActtiveLearning, 101 Strategi pembelajaran Aktif.
Di dalamnya berisicara bagaimana mengimplementasikan metode sehinggapembelajaran
menjadi lebih menarik dan berkesan bagisiswa. Sama dengan Melvin, Hisayam Zaini, dkk.,
jugamenganut pengertian yang sama dalam bukunya StrategiPembelajaran Aktif. Strategi
dimaknai sebagai cara bagaimana meramu, mengelola dan menyajikan bahan pembelajaran
menjadi menarik dan mengesankan, sehingga tidak mudah dilupakan.
Strategi/tehnik mengajar mempunyai arti yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pengajaran. Hal ini penting dalam rangka menarik minat siswa terhadap materiserta
menanamkan kesan pembelajaran pada siswa sehingga tidak mudah dilupakan. Sebaliknya
diharapkan dapat memberi kesan dan pengaruh secara mendalam. Misalnya, penggunaan
Metode Ceramah yang cenderung membuat siswa pasif, dapat digunakan strategi “TeamQuiz”
sehingga siswa tetap aktif dan bertanggung jawab terhadap materi yang dipelajari dengan cara
meminta mereka berdasarkan team membuat pertanyaan (quiz) terkait materi dan yang
lainnya menjawab pertanyaan.Metode ceramah juga dapat dikombinasikan denganstrategi
Listening team, yaitu siswa sebagai pendengarceramah dikelompokkan dan diberi tugas baik
sebagaipembuat peratanyaan, pemberi contoh, penjawab pertanyaan dan sebagainya. Dengan
demikian, siswa terlibat secaraaktif dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada
dalamdirinya. Hal ini tentu akan meninggalkan kesan yang lebihkuat dibandingkan kalau
mereka hanya sebagai objek pendengar yang bersifat fasif. Contoh lainnya adalah
metodediskusi dapat dikemas secara lebih menarik dengan menggunakan strategi debat aktif
bila isu yang dibahas bersifatkontroversial, dan menggunakan strategi Point Counter Pointbila
isu yang didiskusikan terdiri dari beberapa perspektif.Dengan demikian, siswa dapat terlibat
secara aktif dalam berargumentasi dan menyelesaikan masalah. Dengan demikian,
pembelajara menjadi lebih mengesankan.
Dick dan Carey sebagaimana dikutip Majid menggunakan istilah strategi pembelajaran
untuk menjelaskan mengenai langkah urutan proses dan pengaturan konten, menentukan
kegiatan belajar dan memutuskan bagaimana menyampaikan konten dan kegiatan. Beberapa
fungsi dari strategi pembelajaran adalah :
1. Sebagai ramuan untuk mengembangkan bahan ajar
2. Sebagai perangkat criteria untuk mengevaluasi bahan ajar yang telah ada
3. Sebagai seperangkat criteria dan formula untuk merevisi bahan ajar yang ada
4. Sebagai kerangka kerja untuk merencanakan catatan ceramah kelas, latihan kelompok
unteraktif dan penugasan pekerjaan rumah.
Jenis-jenis strategi pembelajaran :
a. Team Quiz (Quiz Kelompok)
Strategi ini dapat dikombinasikan dengan metode ceramah. Bermain quiz atau
dikenal dengan Strategi TeamvQuiz adalah kegiatan tanya jawab antar kelompok.
Dalam kegiatan bertanya dan menjawab akan terjadi proses belajar yang tidak
membosankan. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
bertanggungjawab siswa terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang
menyenangkan. Selain itu juga bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran.
b. Listening Team (Tim Pendengar)
Listening Team adalah strategi lainnya yang dapat dikombinasikan dengan
metode ceramah.Strategi ini dimaksudkan untuk mengaktifkan seluruh peserta
didik dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan tugas
yang berbeda-beda kepada masing-masing kelompok.Tujuannya agar
pembelajaran tidak monoton dan membosankan serta siswa hanya bersikap
pasif.Strategi ini membantu siswa untuk tetap konsentrasi dan terfokus pada materi
yang disampaikan dengan ceramah.
c. Critical Incident (Pengalaman Penting)
Strategi ini tepat digunakan untuk memulai pembelajaran (apersepsi), dengan
tujuan untuk melibatkan siswa sejak awal dengan menanyakan pengalaman mereka
terkait materi.Critical incident dapat diartikan sebagai kejadian penting,
pengalaman yang membekas dalam ingatan.Belajar dengan menggunakan strategi
inibertujuan untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan merefleksikan
pengalaman mereka.
d. Information Search (Mencari Informasi)
Strategi ini dapat diterapkan pada materi-materi yang padat, monoton dan
membosankan. Materi dapat diambil dari buku ajar, kliping koran, dst.
e. Reading Guide (Pemandu Bacaan)
Sering terdapat kejadian bahwa materi tidak dapat diselesaikan dalam kelas
dan harus diselesaikan di luar kelas karena banyaknya materi yang harus
diselesaikan.Dalam kondisi semacam itu, strategi ini dapat digunakan secara
optimal.Strategi ini memiliki kesamaan dengan strategi information
search.Bedanya, strategi ini tepat digunakan untuk pekerjaan rumah, dengan
meminta mereka membaca di rumah dan jawabannya dapat disampaikan secara
lisan pada pertemuan berikutnya.Jawaban secara lisan dimaksudkan agar siswa
tidak hanya memindahkan jawaban dari buku cetak ke buku tulis mereka. Karena
sesungguhnya apa yang ditanyakan, jawabannya ada dalam teks bacaan tersebut.
Bila siswa diminta menuliskan jawaban, yang terjadi bisa saja hanya proses
pemindahan pengetahuan dari buku cetak ke buku tulis mereka, bukan ke otak
mereka.
f. Jigsaw Learning (Belajar Model Gergaji)
Jigsaw Learning adalah strategi pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan
guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan
pembelajaran. Tujuan Jigsaw adalah mengembangkan kerja tim, keterampilan
belajar koopenatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak
mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi
sendirian. Model pembelajaran Jigsaw menggunakan teknik “pertukaran dari
kelompok ke kelompok” (group-to-group exchange) dimana setiap peserta didik
mengajarkan sesuatu kepada peserta didik yang lainnya. Dalam proses
pengajaran itu terjadi diskusi. Dalam diskusi pasti ditemukan beberapa perbedaan
pendapat yang dikarenakan oleh perbedaan pemahaman atas materi yang dipelajari
oleh masing-masing peserta didik. Oleh karena itu, setiap kali seorang peserta
didik mengajarkan sesuatu kepada yang lainnya berdasarkan apa yang telah
dipelajarinya, akan terjadi timbal balik dari pihak pembelajar berdasarkan materi
yang dipelajarinya pula.
g. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)
Strategi ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami materi bersama
temannya dalam suatu kelompok kecil. Dengan strategi ini diharapkan siswa
membangun kerja sama individu dalam kelompok, kemampuan analitis dan
kepekaan sosial serta tanggung jawab individu dalam kelompok.
h. Active Debate (Debat Aktif)
Debat bisa menjadi satu strategi diskusi yang dapat mendorong pemikiran dan
perenungan, terutama bila siswa diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang
bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi ini tepat digunakan bila
ada dua isu atau permasalahan yang bersifat kontroversial.Misalnya, mendukung
model pembelajaran PAIKEM atau model pembelajaran konvensional; mendukung
penegakan Negara Islam/ Negara kesatuan Republik Indonesia seperti yang
sekarang; mendukung penegakan hukum Islam atau pelaksanaan hukum positif
seperti sekarang ini; mendukung Poligami/ monogami.
i. Point Counter Point (Tukar Pendapat)
Strategi ini sangat baik digunakan untuk melibatkan mahasiswa dalam
mendiskusikan isu-isu kompleks secara mendalam. Strategi ini mirip dengan debat,
hanya saja menggunakan berbagai sudut pandang (perspektif).
j. Snowballing (Bola Salju 1-2-4-8-16- dst)
Strategi ini diawali dengan melakukan aktivitas baik itu kegiatan mengamati
maupun membaca yang dilakukan secara individu.Kegiatan perorangan ini
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil yang terdiri dari dua orang
berkembang menjadi empat orang, delapan orang, enam belas orang, dan
seterusnya hingga berakhir pada pembagian dua kelompok besar dalam satu kelas.
k. Socio Drama (Drama Sosial)
Strategi ini tepat digunakan untuk mengajarkan materi yang menekankan
aspek afektif (pembentukan sikap, karakter dan kepribadian siswa).Strategi ini
tepat untuk mengajarkan materi Pedidikan Kewarganegaan dan akhlak seperti
sikap terpuji dan sikap tercela yang dalam kehidupan sehari-hari anak melihat dan
bahkan mengalaminya.
l. Role Play (Bermain Peran)
Strategi ini baik dipakai untuk mengajarkan materi yang menekankan aspek
afektif (pembentukan sikap, karakter dan kepribadian siswa.Strategi ini tepat
digunakan untuk mengajarkan materi sejarah, baik sejarah nasional maupun
Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, dapat pula digunakan untuk mengajarkan
materi bahasa Indonesia maupun bahasa asing.
m. Poster Comment (Komentar Gambar)
Strategi ini tepat untuk menstimulasi dan meningkatkan kreativitas dan
mendorong penghayatan siswa terhadap suatu permasalahan.Melalui strategi ini
siswa didorong untuk mengungkapkan pendapatnya.
n. Poster Session (Pembahasan Gambar)
Poster Session merupakan strategi yang tepat untuk menggali apa yang sedang
dipikirkan dan dibayangkan siswa tentang materi serta melatih mereka untuk
mengekspresikan apa yang mereka fikirkan dan rasakan.
o. Prediction Guide (Tebak Pelajaran)
Strategi ini dapat dikombinasikan dengan metode ceramah. Artinya guru
menggunakan metode ceramah, dan pada saat yang sama menggunakan strategi
ini. Strategi ini dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Sebelum menyampaikan materi dengan metode ceramah, di
awal siswa diminta untuk menebak apa yang akan muncul dalam topik yang akan
disajikan. Selama penyampaian materi siswa diminta untuk mencocokkan hasil
tebakan mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru.Strategi ini dapat
diterapkan untuk hampir semua mata pelajaran yang tidak bersifat aplikatif seperti
ilmuilmu eksakta. Kelas akan menjadi lebih dinamis jika diadakan kompetisi antar
kelompok dengan cara mencari kelompok yang yang prediksinya paling banyak
benarnya.
p. The Power of Two (Kekuatan Berdua)
Strategi ini digunakan untuk mendorong siswamemiliki kepekaan terhadap
pentingnya bekerja sama.Filosofi metode ini adalah “berpikir berdua lebih baik
daripada berpikir sendiri”.
q. Question Students Have (Pertanyaan Siswa)
Strategi belajar ini merupakan cara yang aman untukmengetahui kebutuhan
dan harapan-harapan siswa.Strategi ini merupakan salah satu cara yang
dapatmendatangkan partisipasi siswa melalui tulisan dari padasecara lisan.
r. Card Sort (Kartu Sortir)
Strategi ini merupakan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajar
konsep, karakteristik, klasfikasi,fakta tentang objek, atau mereviu
informasi.Gerakan fisikyang dominan dalam strategi dapat membantu
mendinamisasi kelas yang kelelahan.
s. Everyone is a Teacher Here (Setiap Orang AdalahGuru)
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan dan secara individual.Strategi ini juga memberi kesempatan kepada
setiap siswauntuk berperan sebagai guru bagi siswa lainnya.
t. Index Card Match (Mencari Pasangan)
Metode ini merupakan cara yang menyenangkan danmengaktifkan siswa saat
ingin meninjau ulang materipembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
u. Planted Question (Pertanyaan Rekayasa)
Strategi ini dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa
yang selama ini dikenal guru kurangberminat dan kurang termotivasi dalam belajar
atau kurangmemiliki rasa percaya diri.Strategi ini membantu guruuntuk
mempresentasikan informasi dalam bentuk responterhadap pertanyaan yang telah
ditanamkan/diberikansebelumnya kepada siswa tertentu. Sekalipun guru
memberikan pembelajaran seperti biasa, namun siswa melihatguru seolah-olah
sedang melaksanakan sesi tanya jawab.
v. Modelling the Way (Membuat Contoh Praktek)
Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan
keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi.Siswa diberi
waktu menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka
mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan.
E. Taktik pembelajaran
Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentuyang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yangtinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki senseof humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidangitu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan
ataukekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guruyang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akanmenjadi sebuah
ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Fungsi teknik pembelajaran adalah agar guru mampu mengimplementasikan metode
secara spesifik, agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dikelas lebih bervariasi metode
yang sama namun teknik yang berbeda, materi yang disampaikan sesuai dengan situasi kelas,
lingkungan sekolah ataupun kelas, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi lainnya
sehingga siswa mampu menerima dan menanggapi pembelajaran dengan baik.
Teknik pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar. Seorang guru
profesional harus memahami pengertian dari teknik pembelajaran beserta kelebihan dan
kekurangannya.
Jenis-jenis teknik pembelajaran :
1. Teknik Ceramah
Pengertian Teknik Ceramah
Ini juga merupakan teknik pembelajaran paling populer dan hingga saat ini paling sering
digunakan oleh para guru. pengertian dari teknik ceramah adalah guru memberikan
materi di depan siswa secara lisan.
Kelebihan Teknik Ceramah
Teknik ceramah memiliki kelebihan antara lain : pembelajaran dapat berlangsung
tertib, materi dapat disampaikan dengan jelas dan caranya pun sederhana.
Kekurangan Teknik Ceramah
Kekurangan dari ceramah adalah siswa menjadi lebih cepat bosan. Alur pembelajaran
juga monoton. Akhirnya motivasi siswa untuk belajar akan menurun.
2. Teknik Diskusi
Pengertian Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah suatu teknik pembelajaran dimana guru menyajikan suatu
permasalahan dan siswa diminta mengungkapkan ide, opini, argumentasi serta narasi
yang berkaitan dengan materi tersebut. Dibutuhkan guru yang benar-benar kreatif,
komunikatif dan aktif dalam mengelola sebuah diskusi di teknik ini. Peran guru
nantinya akan cenderung menjadi seorang narator.
Kelebihan Teknik Diskusi
Beberapa kelebihan dari teknik diskusi adalah mampu memberi kesempatan pada
siswa untuk menyusun argumen, mengungkapkan opini dan saling beradu pendapat
dengan sehat. Selain itu kelebihan teknik pembelajaran diskusi lainnya adalah siswa
dapat termotivasi dengan baik untuk menikmati sistem pembelajaran yang ada dan
mengembangkan pengetahuannya.
Kekurangan Teknik Diskusi
Kekurangan teknik diskusi adalah, ketika guru gagal mengajarkan etika dan tata cara
diskusi yang baik, maka pembelajaran akan kacau dan bahkan muncul perdebatan
tanpa makna.
3. Teknik Tanya Jawab
Pengertian Teknik Tanya Jawab
Pengertian dari teknik pembelajaran tanya jawab adalah suatu teknik dimana guru
memberikan berbagai pertanyaan kepada siswa yang bertujuan membangun
pemahaman mereka akan materi yang sedang dipelajari.
Kelebihan Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab memiliki kelebihan dibanding teknik lainnya, yaitu guru pada saat
tersebut mampu mengetahui sejauh mana pemahaman siswa akan materi sehingga bisa
menentukan untuk mengulang pembelajaran. Teknik ini juga sangat baik untuk
membantu siswa berlatih lebih berani mengungkapkan pendapat mereka serta melatih
keterampilan berbicara secara lebih sistematis.
Kekurangan Teknik Tanya Jawab
Guru yang horor, terlampau tegas, suka mengintimidasi dan sayangnya juga kurang
baik pola pengajarannya lebih baik jangan memakai teknik pembelajaran tanya jawab,
karena siswa akan merasa takut untuk menjawab.
Selain itu jika pertanyaan ternyata tidak berhubungan dengan materi dan guru gagal
membangun pemahaman, maka siswa tidak akan memperoleh apa-apa.
4. Teknik Penugasan
Pengertian Teknik Penugasan
Ini adalah teknik pembelajaran paling populer yang sering dilakukan oleh para guru.
Artik dari teknik penugasan adalah pemberian tugas / latihan soal / instruksi pada
siswa setelah guru selesai memberi materi.
Kelebihan Teknik Penugasan
Kelebihan dari teknik penugasan adalah memberikan kemudahan bagi guru untuk
menyusun perencanaan, melakukan evaluasi, ataupun mengawasi jalannya
pembelajaran. Selain itu teknik itu dapat memberi kesempatan kepada para peserta
didik untuk mengungkapkan apa yang mereka pahami dari materi yang sudah
diberikan oleh guru.
Kekurangan Teknik Penugasan
Membosankan, kaku dan tidak menarik adalah kekurangan dari teknik pembelajaran
penugasan. Siswa akan cepat bosan dan merasa tidak betah berlama lama belajar.
5. Teknik Simulasi
Pengertian Teknik Simulasi
Teknik pembelajaran simulasi adalah suatu teknik pembelajaran dimana siswa seolah-
olah mengalami sendiri suatu momen atau peristiwa. Diharapkan siswa dapat
merasakan, menghayati dan memahami apa yang sedang mereka pelajari dengan cara
mengalami sendiri kejadian tersebut,
Kelebihan Teknik Simulasi
Beberapa kelebihan teknik simulasi adalah : dapat membuat siswa senang dan tertarik
untuk belajar. Selain itu dapat mengajarkan berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan
materi dalam waktu bersamaan.
Kekurangan Teknik Simulasi
Kekurangan teknik simulasi adalah siswa harus benar-benar diberi gambaran yang pas
tentang materi yang diajarkan. Ini bukan hal yang mudah karena menuntut kreatifitas
tingkat tinggi dari guru. Jika guru gagal dalam menyusun perencanan dan materi
dengan baik, maka siswa tidak akan mendapat apapun dari teknik ini bahkan membuat
keadaan menjadi kacau.
6. Teknik Inquiry
Pengertian Teknik Inquiry
Teknik pembelajaran inquiry pada dasarnya sudah sering dilakukan oleh para guru
hanya saja mungkin langkah-langkahnya perlu dimodifikasi dengan lebih baik lagi.
Pengertian dari teknik pembelajaran inquiry adalah suatu teknik dimana siswa diminta
membahas sebuah permasalahan bersama dengan temannya dalam kelompok kecil,
lalu kemudian membuat sebuah laporan tertulis dan menyampaikannya di depan guru
ataupun teman yang lain.
Kelebihan Teknik Inquiry
Ada banyak kelebihan dari teknik inquiry, antara lain mampu membentuk rasa
disiplin, percaya diri dan tak putus asa. Siswa juga akan terbiasa dengan semangat
untuk bekerja sama, saling berkompetisi dengan sehat. Selain itu teknik inquiry
memiliki kelebihan menghadirkan suasana belajar yang hidup serta mampu membuat
siswa merasa semakin terangsang, khususnya dalam mengungkapkan pendapatnya.
Kekurangan Teknik Inquiry
Kekurangan dari teknik inquiry adalah berpotensi membuat kelas gaduh, ribut dan
kacau. Anak-anak harus benar-benar dibiasakan untuk mendengarkan presentasi atau
pendapat dari temannya serta diajarkan cara mengungkapkan gagasan dengan baik.
Dalam memilih teknik pembelajaran untuk diterapkan di kelas, setidaknya seorang
guru wajib untuk mempertimbangkan beberapa hal berikut :
a) Tingkat pemahaman anak
b) Jumlah siswa
c) Tingkat kesulitan materi
d) Ketersediaan fasilitas dan sarana / prasana
e) Estimasi waktu
7. Teknik Eksperimen / Demonstrasi
Pengertian Teknik Eksperimen / Demonstrasi
Pengertian teknik pembelajaran eksperimen / demonstrasi adalah sebuah teknik yang
memberi kesempatan siswa melakukan praktik di dalam proses pembelajaran, baik
berupa eksperimen maupun demonstrasi. Dalam melakukan teknik ekspresimen /
demonstrasi para guru wajib memperhatikan keselamatan dan efisiensi pembelajaran
dari siswa maupun properti yang ada.
Kelebihan Teknik Eksperimen / Demonstrasi
Siswa dapat lebih memahami proses dan hasil. Ini merupakan sebuah hal yan sangat
berharga, karena siswa tidak hanya mengingat saja.
Kekurangan Teknik Eksperimen / Demonstrasi
Di butuhkan biaya dan fasilitas tertentu untuk dapat membuat teknik pembelajaran
eksperimen / demonstrasi ini dapat berlangsung dengan baik. Hal ini tentu saja perlu
dipikirkan oleh semua guru dan fasilitator pendidikan yang ingin menggunakan teknik
pembelajarann eksperimen atau demonstrasi.
8. Teknik Karyawisata
Pengertian Teknik Karya Wisata
Ini adalah teknik pembelajaran yang juga sangat disukai para siswa. Maklum, karena
teknik pembelajaran karya wisata ini merupakan sebuah teknik yang mengajak para
siswa mempelajari materi bukan di dalam kelas, tetapi melalui kunjungan langsung ke
sumber pembelajaran. Sebagai contoh, guru bisa mengajak siswa berkarya wisata ke
Bali untuk mempelajari budaya luhur orang Bali maupun sejarah dan pariwisatanya.
Sungguh hal yang menarik bukan?
Kelebihan Teknik Karya Wisata
Kelebihan dari teknik pembelajaran karya wisata antara lain hadirnya pembelajaran
yang menyenangkan dimana siswa selain dapat mempelajari materi secara langsung
dari sumber pembelajaran juga dapat menikmati suasana baru di luar kelas.
Kekurangan Teknik Karya Wisata
Kekurangan teknik pembelajaran karya wisata adalah masalah biaya. Guru dan pihak
sekolah harus benar-benar memperhatikan masalah ini.
9. Teknik Tutorial
Pengertian Teknik Tutorial
Teknik tutorial adalah salah satu teknik pembelajaran populer di mana guru lebih
mengedepankan peran sebagai seorang tutor atau mentor. Dalam teknik ini, guru
membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk kemudian memberikan suatu tugas
tertentu, seperti eksperimen, pengamatan atau menciptakan suatu produk. Guru
nantinya tidak hanya memberi panduan serta landasan teori, namun juga mendampi
para siswa sebagai mentor dan tutor serta memandu mereka jika ada pertanyaan atau
ketidaksesuaian dengan materi atau hasil yang diharapkan.
Kelebihan Teknik Tutorial
Ada banyak sekali kelebihan teknik pembelajaran tutorial. Hal ini karena guru
memberikan bimbingan dan panduan secara intensif. Penyampaian materi langsung
dibarengi dengan aksi langsung atau praktik oleh siswa. Hal ini tentu saja dapat
meningkatkan pemahaman siswa secara lebih baik lagi dibanding hanya pemberian
materi secara teoritis dan klasikal. Selain itu, teknik tutorial juga dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam melakukan praktik kerja. Semua ini dan beberapa
keuntungan lainnya bisa menjadi pertimbangan bagi guru untuk memilih teknik
pembelajaran tutorial.
Kekurangan Teknik Tutorial
Kekurangan dari teknik pembelajaran tutorial adalah guru harus benar-benar
mempersiapkan diri jika para siswa yang bekerja secara individu maupun dalam
kelompok-kelompok kecil membutuhkan bantuan atau pendampingan. Untuk itu
setidaknya harus lebih ada beberapa mentor untuk memandu para siswa dalam
berkegiatan. Ini penting agar keunggulan dari teknik pembelajaran tutorial ini dapat
didapatkan secara maksimal.
10 Teknik Problem Solving
Pengertian Teknik Problem Solving
Adalah suatu teknik pembelajaran dimana siswa diminta, diberi kesempatan dan
dimotivasi untuk memecahkan suatu masalah yang sengaja disajikan dalam proses
belajar mengajar. Dalam teknik problem solving ini, siswa diminta untuk
mengembangkan cara berpikirnya agar tidak hanya terpaku pada apa yang ada di buku
pelajaran, tetapi mengkaitkan teori, materi dan ilmu yang sudah mereka dapatkan
untuk bisa memecahkan permasalahan.
Kelebihan Teknik Problem Solving
Beberapa kelebihan dari teknik problem solving antara lain adalah membiasakan siswa
untuk menganalisa suatu masalah, termasuk mencari hubungan sebab akibat serta
mengkaitkan materi dan ilmu pengetahuan yang sudah mereka dapatkan ke dalam
permasalahan yang di desain / diambil dari kehidupan nyata. Selain itu teknik ini
sangat baik untuk mengajar siswa dengan kecerdasan intelektual yang baik dan
mampu mengembangkan kreatifitas mereka dalam mencari solusi-solusi alternatif
yang bahkan mungkin belum pernah ditemukan sebelumnya.
Kekurangan Teknik Problem Solving
Kekurangan teknik problem solving ini sebenarnya bukan terletak pada siswa,
melainkan guru. Para guru yang selalu mengajarkan materi dengan text book thinking
serta drill / pemberian tugas-tugas sebaiknya berpikir ulang jika mau menggunakan
teknik ini. Setidaknya persiapkan siswa Anda sebelum mengajar menggunakan teknik
problem solving. Berbeda dengan guru dan siswa yang sedari awal menikmati
pembelajaran dengan penuh kreatifitas seperti riset, analisa, presentasi dan diskusi,
siswa yang bahkan tidak berani untuk mengungkapkan pendapat akan sangat tersiksa
serta tidak mendapat manfaat apapun dari teknik ini.
Kesimpulan
Model pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan yang digunakan untuk
menyampaikan bahan ajar oleh guru kepada siswa. Adapun model-model pembelajaran itu
digolongkan menjadi empat model utama yaitu: (1) Model interaksi sosial; (2) Model proses
informasi; (2) Model personal; dan (4) Model modifikasi tingkah laku. Pendekatan pembelajaran
bermakna cara-cara yang ditepuh oleh guru untuk menghampiri siswa agar lebih memahami
bahan yang diajarkan oleh guru. Terdapat beberapa pendekartan belajar yang digunakan guru,
yaitu: (1) Enqury-Discovery Learning; (2) Ekspository Learning; dan (3) Mastery Learning.
Metode megajar adalah suatu cara yang dapat digunakan pendidik dengan berbagai
teknik dalam proses belajar mengajar agar materi pelajaran dapat dicerna dengan mudah serta
efektif oleh peserta didik. Strategi pembelajaran adalah pola umum untuk mewujudkan proses
belajar mengajar. Ada beberapa strategi pembelajaran sebagai upaya memberikan pengalaman
belajar siswa, yaitu: (1) Strategi Pembelajaran Ekspositori; (2) Strategi Pembelajaran Inquiry, (3)
Strategi Pembelajaran Kooperatif; (4) Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual;
dan (5) Strategi PAIKEM. Menurut Sudrajat teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan sutu metode secara spesifik. Sedangkan teknik pembelajaran merupakan
gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pebelajaran tertentu yang sifatnya
individual.
MODUL 2
PENDAHULUAN
Kurikulum 2004 berbasis kompetensi (KBK), yang diperbaharui dengan Kurikulum 2006
(KTSP), telah berlaku selama 8 tahun dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap
sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih kurang
memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini tampak pada RPP yang dibuat oleh guru
dan dari cara guru mengajar di kelas yang masih tetap menggunakan cara lama, yaitu dominan
menggunakan metode ceramah-ekspositori. Guru masih aktif mendominasi pembelajaran dan
menjadi pemeran utama sementara siswa pasif. Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan
yang susah diubah. Paradigma lama tentang mengajar masih tetap dipertahankan dan belum
berubah menjadi peradigma membelajarkan siswa. Padahal, tuntutan KBK, pada penyusunan
RPP menggunakan istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas. Ini
berarti bahwa guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain. Guru memfasilitasi aktivitas
siswa dalam mengembangkan kompetensinya sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill)
untuk bekal hidupnya sebagai insan mandiri, dan siswa mengalami dan melalui
skenario/pengalaman pembelajaran yang telah dirancang oleh guru tersebut. Melalui proses
mengalami dan melalui pengalaman belajar itulah diharapkan siswa memperoleh pengetahuan
dan keterampilan.
Dalam paradigma lama, siswa terbiasa menjadi penonton dalam kelas, mereka sudah merasa
enjoy dengan kondisi menerima dan tidak biasa memberi. Selain dari karena kebiasaan yang
sudah melekat mendarah daging dan sukar diubah, kondisi ini kemungkinan disebabkan karena
pengetahuan guru yang masih terbatas tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana cara
membelajarkan siswa. Karena penghargaan terhadap profesi guru yang dulu sangat minim, guru
tidak sempat membaca buku yang aktual dan atau membeli buku dan belajar bagaimana
melakukan pembelajaran yang inovatif. Mereka sangat sibuk untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, dan hampir tidak punya waktu untuk mengembangkan kompetensi dan
profesionalismenya sebagai guru. Sementara konsep dan kebijakan tentang pendidikan dan
pembelajaran terus berkembang pesat. Terkadang mereka bukan tidak mau meningkatkan
kualitas pemebelajaran, tetapi situasi dan kondisi yang kurang memungkinkan. Permasalahannya
adalah bagaimana mengubah kebiasaan prilaku guru dalam kelas, mengubah paradigma
mengajar menjadi membelajarkan, sehingga misi KBK dapat terwujud. Dengan paradigma yang
berubah, mudah-mudahan kebiasaan murid yang bersifat pasif sedikit demi sedikit akan berubah
pula menjadi aktif.
Tulisan sederhana ini sengaja dibuat untuk para calon guru dan guru, untuk berbagi
pengalaman dan pengetahuan, semoga dengan sajian sederhana ini dapat dijadikan bekal untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, sehingga kualitas amal
sholehnya melalui profesi guru menjadi meningkat pula.
Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar
aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan psikomotor) dapat berkembang dengan
maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan
terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang
sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidupnya. Agar hal
tersebut di atas dapat terwujud, guru seyogyanya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan
menguasai berbagai model dan cara membelajarkan siswa. Model belajar membahas bagaimana
cara siswa belajar, sedangkan model pembelajaran membahas tentang bagaimana cara
membelajarkan siswa dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta
suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Cara dan model mengajar guru di kelas, pada umumnya dipengaruhi oleh persepsi guru itu
sendiri tentang mengajar dan pembelajaran. Jika seorang guru bepersepsi bahwa mengajar adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan, maka dalam mengajar guru tersebut cenderung menempatkan
siswa sebagai wadah yang harus diisi oleh guru. Dalam praktiknya, guru menerangkan pelajaran
dan siswa memperhatikan. Pada kesempatan lain, siswa diuji tentang kemampuannya menyerap
materi yang telah diajarkan oleh guru. Jika siswa tidak mampu memberikan jawaban secara
benar, kesalahan cenderung ditimpakan kepada siswa. Begitu pula jika guru bepersepsi lain,
maka cara dan model mengajarnya pun akan lain. Model guru mengajar sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memahami :
a) Pembelajaran hanya bisa terjadi jika siswa terlibat secara aktif melakukan
aktivitas. Karena proses perubahan dalam diri mereka baik perubahan kognitif,
afektif maupun psikomotor dapat terjadi jika mereka aktif terlibat dengan
menggunakan potensi belajar yang dimilikinya.
b) Setiap siswa memiliki potensi untuk bisa dikembangkan.
c) Peran guru lebih sebagai fasilitator pembelajaran ( yang memfasilitasi dan
mempermudah hal yang sulit menjadi mudah untuk diperoleh siswa ) baik
pengetahuan maupun keterampilan.
Dari pernyataan pertama dipahami bahwa meskipun siswa hadir di ruang kelas,
bisa terjadi dia tidak belajar kalau dia tidak terlibat dalam kegiatan belajar karena dia
hanya menjadi pihak yang pasif.
Pernyataan kedua memberi tahu guru agar member dorongan kepada siswa
untuk mngembangkan potensi-potensi yang dimilikinya melalui diskusi, presentasi dan
peragaan.
Sedangkan pernyataan ketiga member innformasi bahwa pembelajaran masa
sekarang tidak mengikuti banking concept yang mengandalkan siswa ibarat tabung
kosong yang hanya pasif, menerima masukan apapun ke dalamnnya. Paradigma
pembelajaran sekarang ini adalah student centered learning ( pembelajaran berpusat
pada siswa ). Siswa didorong untuk bisa memperoleh pengatahuan dengan caranya
sendiri. Dengan demikian tumbuh kemampuan dan kecintaannya pada kegiatan
belajar.
Metode yang demikian akan dapat melayani banyak siswa yang tentu memiliki
modalitas atau gaya belajar yang berbeda-beda. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki
menyebutkan tiga tipe orang dengan gaya belajar yang berbeda yaitu orang-orang tipe
visual, orang-orang tipe auditorial, dan orang-orang tipe kiinestetik.
Lebih jauh, pembelajaran menurut Gagne & Briggs adalah sebagai suatu
rangkaian events ( kejadian, peristiwa dan kondisi ), yang sengaja dirancang untuk
mempengaruhi pembelajar/siswa, sehingga proses belajar dan penanaman nnilai dapat
berlangsung dengan mudah.
C. Hakikat Paradigma
Paradigma adalah sistem keyakinan fundamental yang mendasari cara
memandang dunia. Suatu paradigma berhubungan dengan cara pandang seseorang yang
dilandasi oleh keyakinan, asumsi dan sistem nilai yang dapat memengaruhi cara berpikir
dan cara berpraktik yang diterapkan dalam sebuah komunitas tertentu, khususnya, dalam
disiplin intelektual.
Dalam bahasa Yunani, paradigma berarti membandingkan atau memperlihatkan.
Dalam bidang psikologi, salah satu pengertian paradigma adalah satu model atau pola
untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang mernungkinkan dapat tersajikan. Dalarn
pengertian lain,paradigma merupakan cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya. Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai,dan
praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalarn sebuah komunitas yang sama,
khususnya, dalarn disiplin intelektual. Dengan demikian, suatu paradigma berkaitan
dengan cara pandang terhadap sesuatu sesuai dengan keyakinan yang dianggapnya benar
dan cara pandang tersebut dapat dipenganihi oleh keadaan dan kondisi Iingkungan yang
dinamis.
Sesuai dengan konsep di atas, paradigma dalam kajian buku ini adalah cara
pandang seseorang terhadap sesuatu yang dipikirkan didasarkan pada asumsi dan nilai
tertentu yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan faktor situasi, sehingga cara
pandang tersebut dapat mengubah kognitif (pengetahuan), afekti (sikap), dan perilaku
seseorang dalam bertindak. Dan pengertian tersebut, ada tiga hal yang menjadi ciri
paradigma dalam kajian ini. Pertama, sebagai suatu cara pandang seseorang, maka
paradigma bersifat subjektif. Artinya, setiap orang dapat memiliki pandangan yang
berbeda yang benar menurut pandangannya masing-masing, tergantung bagaimana orang
memaknai sesuatu yang ada dilingkungannya. Faktor subjektivitas inilah yang
mernungkinkan setiap orang bisa memiliki paradigma masing-masing tentang sesuatu,
serta rnemungkinkan begitu luas dan beragamnya pandangan terhadap sesuatu yang
dipikirkannya. Keragaman tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman seseorang tentang
objek yang dikajinya, yang kemudian dapat membentuk sistem nilai atau norma-norma
yang dianggapnya baik. Paradigma tentang mengajar, misalnya. Setiap orang bisa
memiliki pandangan yang berbeda tentang hal itu. Hal itu sah saja, sebab pandangannya
itu dipengaruhi oleh keyakinan dasar orang tersebut. Ada orang yang beranggapan
mengajar adalah rnenyampaikan rnateri pelajaran; ada juga orang yang beranggapan
mengajar adalah proses menanarmkan pengetahuan dan keterampilan dan lain
sebagainya.
Kedua, paradigma seseorang didasarkan pada asumsi dan nilai-nilai tertentu yang
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang bersifat situasional. Hal ini mengandung
pengertian bahwa suatu paradigma terikat oleh keadaan lingkungan dan waktu yang tidak
statis, tetapi sangat dinamis dipengaruhi oleh perkembangan zaman, sehingga suatu
paradigma tentang sesuatu pada periode waktu tertentu tidak akan sama dibandingkan
dengan periode lainnya. Semua ini tergantung pada kemampuan seseorang dalam
menginterpretasikan berbagai bentuk realitas yang ada. Paradigma tentang mengajar,
misalnya. Dahulu, ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, mengajar adalah sebatas
menyampaikan pengetahuan sebagai materi pelajaran; sekarang, ketika ilmu
pengetahutan berkembang sangat kompleks, ditambah dengan perkembanganteknologi
khususnya teknologi komunikasi, pandangan mengajar sebagai proses menyampaikan
pengetahuan tentu saja tidak relevan lagi.
Ketiga, suatu paradigma dapat memengaruhi pengetahuan, sikap,dan perilaku.
Artinya, paradigma berkaitan dengan performansi seseorang dalam bertindak yang
didasarkan pada keluasan pengetahuan dan norma-norma yang menjadi sistern nilai.
Perilaku seseorang tentang suatu hal baik dalarn bersikap, berpikir, dan bertindak akan
dipengaruhi oleh pandangan orang tersebut tentang sesuatu itu. Inilah yangrnenumbuhkan
adanya keanekaragaman tindakan dan perlakuan pada suatu objek tertentu rnisalnya
orang yang rnenganggap mengajar adalah menyampaikan pengetahuan, perilakunya akan
tercurahkan pada bagaimana agar materi pelajaran tersampaikan dengan efektif dan
efisien, baik berkenaan dengan aspek pengetahuan atau penambahan wawasan dan
keilmuan tentang cara penyampaian; menerima nilai-nilai positif.
D. Perbedaan Paradigma Pengajaran dan Pembelajaran
1. Pengajaran
a. Berpusat pada guru
Sebagaiman umumunnya dalam pembelajaran ini guru hanya
membelajarkan materi kepada peserta didiknya. Guru mentransfer ilmu
pengetahuan kepada peserta didik, sedangkan peserta didik lebih banyak sebagai
penerima. Jadi dalam hal ini pembelajaran yang terjadi di dalam kelas ini lebih
banyak cenderung kepada guru yaitu guru hanya menjelaskan sehingga peserta
didik hanya melihat, mendengar, atau diam hanya mendengarkan penjelasan
saja ,peserta didik sama sekali tidak diajarkan memahami bagaimana belajar
tentang beragam materi, berpikir dan memotivasi diri. Tapi semua materi yang
dijelakan dipahami secara individu oleh siswa dan sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
b. Guru dominan.
Artinya proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas banyak
didominasi guru sebagai pentransfer ilmu,sedangkan peserta didik lebih pasif
sebagai penerima ilmu.
c. Suasana tertib, tenang,kaku dan membosankan.
Artinya hal ini ditandai dengan lebih banyak mengajarkan tentang konsep-
konsep bukan kompetensi, tujuannya peserta didik mengetahui sesuatu bukan
melakukan sesuatu
a. Asumsi mengajar bagi guru adalah menyampaikan materi pelajaran. artinya kalau
guru sedang menyampaikan materi pelajaran maka ia merasa telah melaksanakan
kewajibannya. Jika kita tanya pada guru yang demikian ketika ia keluar dari kelas:
"Bapak dari mana?" Maka ia akan menjawab: "saya dari kelas habis mengajar".
Padahal siswa tidak belajar apapun dari guru yang bersangkutan. Pada pola yang
demikian tidak ada aktivitas siswa yang berkenaan dengan materi pelajaran. Guru
berjalan sendiri. Disadari atau tidak guru hanya bekerja untuk dirinya sendiri.
b. Ketiadaan proses komunikasi yang memadai antara guru dan siswa. Dengan kata
lain komunikasi terjadi satu arah yakni dari guru ke siswa.
c. Kadang-kadang siswa tidak tahu arah dan tujuan pembelajaran. hal ini disebabkan
oleh guru tidak menyampaikan tujuan yang harus dicapai serta pokok materi yang
akan disampaikan. ketidakpahaman siswa akan tujuan serta sasaran yang akan
dituju akan membuat siswa selama proses pembelajaran meraba-raba seperti
seseorang yang berjalan dalam kegelapan tak tahu arah yang harus ditempuh.
d. Guru tidak pernah menyusun strategi pembelajaran dengan baik yang akhirnya
dalam setiap proses pembelajaran guru hanya mengandalkan metode ceramah
sebagai metode utama. Demikian juga dalam hal penggunaan alat bantu mengajar,
guru tidak pernah merencanakannya apalagi menggunakannya. padahal kita tahu
merancang strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
yang tersedia dan menghitung berbagai kekuatan dan kelemahan yang ada,
merupakan langkah penting dalam merancang skenario pembelajaran. Semua itu
semestinya disusun dalam sebuah perencanaan pembelajaran (RPP) yang
kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam pengelolaan pembelajaran. Namun
tidak demikian dengan guru yang melaksanakan pembelajaran dengan pola
terpisah ini. Sering guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
kalau ada pemeriksaan saja, tidak difungsikan sebagai pedoman dalam pengelolaan
pembelajaran.
e. Guru tidak pernah menggunakan media pembelajaran secara optimal, kalaupun
guru menggunakannya hanya sebatas untuk kepentingan guru itu sendiri. Artinya,
pemanfaatan media pembelajaran dirancang untuk mempermudah guru
menyampaikan materi pembelajaran, tidak dirancang untuk mempermudah siswa
menangkap materi pelajaran. Oleh karena itu, tidak heran kalau guru membuat
media pembelajaran untuk kepentingan diri sendiri.
f. guru tidak pernah melaksanakan umpan balik untuk memantau keberhasilan siswa
dalam pembelajaran. Dalam suatu proses komunikasi, memantau keberhasilan
menguasai pesan pembelajaran melalui umpan balik sangatlah penting sebab
berdasarkan umpan balik itulah guru dapat memutuskan apakah penyampaian
materi perlu diulang atau tidak. umpan balik itu sangat penting sebab dapat
menentukan apa yang harus dilakukan oleh guru selanjutnya. Pada pola terpisah
ini, mencari data sebagai umpan balik jarang bahkan tidak pernah dilakukan oleh
guru. Akibatnya pembelajaran bersifat statis dan linier.
g. Tidak adanya kriteria yang jelas tentang keberhasilan guru mengajar. Oleh karena
ketiadaan kriteria ini, tentu saja pola mengajar yang demikian banyak mengandung
kelemahan. kelemahan yang sangat mendasar adalah tidak adanya interaksi dan
tidak berjalannya proses komunikasi antara guru dan siswa. Kehadiran guru dan
siswa di dalam kelas hanya sekedar hadir. Siswa yang semestinya memperoleh
pengalaman belajar tidak terjadi.
Pola mengajar kedua yang termasuk pada paradigma mengajar lama adalah
pola terkait. pola terkait adalah pola mengajar guru yang berupaya agar siswa
memahami materi pelajaran sesuai dengan yang disampaikannya (Sanjaya, 2013). Pola
mengajar terkait lebih maju dibandingkan pola mengajar terpisah. Pola ini
menganggap mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana agar materi pelajaran itu dipahami oleh siswa. Mengajar pada pola ini
adalah proses menanamkan pengetahuan atau keterampilan pada siswa. Jadi pola
terkait ini, guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana materi pelajaran itu pada akhirnya dikuasai oleh siswa. Pola ini merupakan
pola yang banyak dilakukan oleh guru-guru kita dewasa ini. Pada pola ini, kerjasama
antara guru dan siswa diarahkan pada penguasaan materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Pada pola ini, guru berperan sebagai pengajar dan siswa sebagai
pembelajar. Dikatakan pola terkait, sebab terjadi proses komunikasi antara guru dan
siswa, apa yang dilakukan guru direspon oleh siswa. Ketika guru menjelaskan materi
pelajaran, maka siswa menyimak penjelasan tersebut sampai benar-benar mereka
paham tentang apa yang diinformasikan guru. keterkaitan antara guru dan siswa dalam
peristiwa semacam ini yang dinamakan proses mengajar-belajar.
1) Pola terkait hanya menuntut siswa untuk "menelan" secara langsung berbagai
pesan yang disampaikan guru. Siswa tidak diharapkan untuk "mengunyah" terlebih
dahulu sebelum menelannya. Ini adalah kelemahan proses mengajar yang cukup
mendasar, sebab guru tidak merangsang siswa untuk berpikir kritis,
mempertanyakan kebenaran dan keakuratan materi pelajaran. Seakan-akan apa
yang keluar dari "mulut" guru itu adalah benar semua dan siswa tidak boleh
meragukan kebenaran itu. Peristiwa semacam ini secara psikologis dapat
membahayakan siswa, sebab secara tidak langsung guru mendidik siswa untuk
bersikap menerima apa adanya.
2) Pada pola terkait ini guru tidak memperhatikan siswa sebagai organisme yang
unik, organisme yang memiliki pelbagai perbedaan. salah satu keunikan siswa
adalah adanya perbedaan minat dan bakat serta kemampuan dasar. Walaupun ada
dua individu yang secara fisik sama, pada hakekatnya mereka memiliki perbedaan
baik perbedaan minat, bakat maupun perbedaan dilihat dari segi kemampuan.
Dengan demikian, setiap guru seharusnya peka terhadap segala bentuk perbedaan
siswa, sehingga ia akan mengelola pembelajaran sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan masing-masing siswa.
3) Guru menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber belajar. Dewasa ini,
perkembangan teknologi memungkinkan siswa dapat belajar memperoleh
informasi dari mana dan kapan saja, sehingga kalau hanya dilihat dari segi
penguasaan materi pelajaran bisa terjadi siswa lebih pintar dari gurunya.
4) kriteria keberhasilan mengajar bagi guru adalah sejauh mana siswa dapat
menguasai materi pelajaran. belajar tidak hanya dianggap sebagai proses menumpu
kotak dengan materi pelajaran melalui proses menghafal; akan tetapi, belajar
adalah proses perubahan perilaku karena adanya pengalaman. Dengan demikian,
maka keberhasilan mengajar sebaiknya tidak hanya ditentukan oleh penguasaan
materi pelajaran sebagai hasil belajar oleh siswa saja, akan tetapi juga oleh adanya
perubahan perilaku yang menyeluruh melalui proses berpengalaman. Itulah
sebabnya, antara hasil dan proses belajar, merupakan dua sisi yang sama
pentingnya.
2. Mengajar Pada Paradigma Baru:
Pada paradigma baru, mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan
dengan harapan agar siswa belajar. Dalam konsep ini yang penting adalah belajarnya
siswa. yang penting dalam mengajar adalah proses mengubah perilaku. Dalam
konteks ini, mengajar tidak ditentukan oleh lamanya serta banyaknya materi yang
disampaikan, tetapi dari dampak proses pembelajaran itu sendiri. Bisa jadi guru hanya
beberapa menit saja di muka kelas, namun dari waktu yang sangat singkat itu
membuat siswa sibuk melakukan proses belajar, itu sudah dikatakan mengajar. Pola
mengajar yang demikian dinamakan pola mengajar ketergantungan. pola mengajar
ketergantungan adalah pola mengajar yang ditandai oleh adanya kerjasama antara
guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada pola ini, siswa belajar
sesuai dengan minat dan gaya belajarnya sendiri. Siswa tidak hanya dituntut untuk
"menelan" apa yang disampaikan guru; tetapi juga "mengunyahnya" sebelum ditelan,
sehingga terasa benar "asam garamnya". Dikatakan pola ketergantungan oleh sebab
tindakan yang dilakukan guru tergantung pada kondisi siswa yang diajarnya. Siswa
datang dengan pengalaman, kemampuan dan gaya belajar yang berbeda. Ketika guru
ingin menyampaikan materi pelajaran, maka faktor perbedaan ini benar-benar
diperhatikan. pola mengajar dan belajar semacam ini dirancang berpusat pada siswa.
siswa didorong untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri dengan memanfaatkan
lingkungan belajar baik lingkungan yang didesain untuk keperluan belajar maupun
lingkungan yang tidak didesain namun dapat dimanfaatkan. Dengan demikian,
mengajar tidak diartikan sebagai proses menyampaikan informasi, akan tetapi proses
mengatur lingkungan dengan tujuan agar siswa belajar, dan belajar itu sendiri
bukanlah hanya sekedar menumpuk otak dengan informasi, melainkan proses
memfungsikan otak untuk mengubah perilaku secara menyeluruh baik aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor. Pada paradigma baru, belajar bukan sekedar mendengar
dan mencatat seperti yang dilakukan pada pola dasar terkait, melainkan belajar adalah
berbuat (learning how to do), belajarnya adalah berpikir (learning how to think), dan
akhirnya belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Dengan demikian, pada
paradigma baru sesuai dengan konsep mengajar, peran guru bukan sebagai sumber
belajar yang menjelaskan materi pelajaran secara langsung kepada siswa, melainkan
guru berperan sebagai orang yang menyediakan dan menunjukkan berbagai fasilitas
belajar, sekaligus sebagai orang yang mendorong dan membimbing siswa untuk
beraktivitas.
Tentunya ini menjadi tugas guru selaku perancang dan pengatur proses
pelaksanaan pembelajaran, Prof. DR. H Wina Sanjaya M.Pd menjelaskan bahwa
Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu, dianggap
sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, mengapa demikian ? minimal ada tiga alasan
yang dianggap penting. Alasan inilah yang kemudian menuntut perlu terjadinya
perubahan paradigma mengajar, dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi
pelajaran kepada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.
Pertama, siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah
organisme yang sedang berkembang. Agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya, dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan dan membimbing
mereka agar tumbuh dan berkembang secara optimal, oleh karena itulah, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi yang memungkinkan setiap
siswa dapat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi. Tugas dan tanggung jawab
guru bukan semakin sempit namun justru semakin kompleks.
Guru bukan saja dituntut untuk lebih aktif mencari informasi yang dibutuhkan,
akan tetapi ia juga harus mampu menyeleksi berbagai informasi, sehingga dapat
menunjukkan pada siswa informasi yang dianggap perlu dan penting untuk kehidupan
mereka. Guru harus menjaga siswa agar tidak terpengaruh oleh berbagai informasi yang
dapat menyesatkan dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Karena
itu, kemajuan teknologi menuntut perubahan peran guru. Guru tidak lagi menempati
posisi sebagai sumber belajar yang bertugas menyampaikan informasi, tetapi harus
berperan sebagai pengelola sumber balajar untuk dimanfaatkan siswa itu sendiri.
Semua dibalik kehebatan-kehebatan itu, bersumber dari apa yang kita sebut
sebagai pengetahuan. Bahwa belajar, tak hanya sekedar menghafal informasi, menghafal
rumus-rumus, tetapi bagaimana menggunakan informasi dan pengaruh itu untuk
mengasah kemampuan berpikir.
Ketiga hal diatas menuntut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar jangan
diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran atau memberikan stimulus
sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur
lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Pengaturan lingkungan adalah proses menciptakan iklim yang baik seperti seperti
penataan lingkungan, penyediaan alat dan sumber pembelajaran, dan hal-hal lain yang
memungkinkan siswa betah dan merasa senang belajar sehingga mereka dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimilikinya.
Istilah mengajar bergeser pada istilah pembelajaran yang dapat diartikan untuk mengubah
perilaku siswa kearah positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang
dimiliki siswa.
Hal ini seperti yang diungkapkan Gagne (1992:3) yang menyatakan bahwa
“istruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated .”
Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari
pembelajaran (instruction), dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana
merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk
digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Kesimpulan:
Paradigma adalah sistem keyakinan fundamental yang mendasari cara memandang dunia.
Suatu paradigma berhubungan dengan cara pandang seseorang yang dilandasi oleh keyakinan,
asumsi dan sistem nilai yang dapat memengaruhi cara berpikir dan cara berpraktik yang
diterapkan dalam sebuah komunitas tertentu, khususnya, dalam disiplin intelektual.
Ketiga hal diatas menuntut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar jangan diartikan
sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran atau memberikan stimulus sebanyak-
banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar
siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
MODUL 3
PENDAHULUAN
Secara umum, model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir. Menurut
Udin (1996) model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan tertentu. Model berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Penggunaan berbagai jenis model pembelajaran yang dipilih oleh guru
pada dasarnya berangkat dari empat rumpun model pembelajaran yaitu model pemrosesan
informasi, model personal, model interaksi sosial, dan model perilaku/modifikasi tingkah
laku. Dalam makalah ini akan dibahas tentang empat rumpun model pembelajaran tersebut.
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memahami dan
menguraikan:
1. Jenis model-model pembelajaran.
2. Rumpun model pemrosesan informasi.
3. Rumpun model personal.
4. Rumpun model interaksi sosial.
5. Rumpun model perilaku/modifikasi tingkah lak
Ada sembilan langkah yang harus diperhatikan guru di kelas dalam kaitannya
dengan pembelajaran pemrosesan informasi.
a. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik
b. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas
c. Merangsang peserta didik untuk memulai aktivitas pembelajaran
d. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah dirancang
e. Memberikan bimbingan bagi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
f. Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran
g. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan peserta didik
h. Melaksanakan penilaian proses dan hasil
i. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menjawab
berdasarkan pengalamannya.
Dapat disimpulkan karakteristik umum model pemrosesan informasi
Berprinsip pada pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat
dorongan-dorongan internal dari dalam dirinya untuk memahami dunia dengan
cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan
mengupayakan jalan keluarnya serta pengembangkan bahasa untuk
mengungkapkannya.
Menekankan pada peserta didik agar memiliki kemampuan untuk memproses
informasi.
Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun pemrosesan
informasi ini adalah
Nama Model
No Tokoh Misi/tujuan/manfaat
pembelajaran
1. Berpikir Induktif Hilda Taba Ditujukan secara khusus untuk pembentukan
kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan
dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga
untuk kehidupan pada umumnya. Model ini memiliki
keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis
informasi dan membangun konsep yang berhubungan
dengan kecakapan berpikir.
2. Latihan Inkuari Richard Pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan
Suchman sosial dan penalaran logis
3. Pembentukan Jerome Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan
Konsep Bruner, berpikir induktif, peserta didik dilatih mempelajari
Goodnow,
dan Austin konsep secara efektif.
4. Perkembangan Jean Piaget, Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan
Kognitif Irving berpikir/pengembangan intelektual pada umumnya,
Siegel, khususnya berpikir logis, meskipun demikian
Edmund kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial
Sullivan, dan pengembangan moral.
Lawren-ce
Kohl-berg
5. Advanced organizer David Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengolah
Ausubel informasi melalui penyajian materi beragam (ceramah,
membaca, dan media lainnya) dan menghubungkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah
ada.
6. Memori Harry Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat
Laroyne
Jerry
Lucas
Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan pikiran (mind) diri
sebagai pribadi dan materi keakademisan. Jenis-jenis model pembelajaran rumpun
Interaksi Sosial adalah seperti dalam tabel berikut ini.
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perlilaku
yang tidak dapat diamanti karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang
harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.
Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini, yaitu:
Kesimpulan
Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir. Sebuah model biasanya
menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model pembelajaran merupakan
petunjuk bagi pendidik dalam merencanakan pembelajaran di kelas, mulai dari
mempersiapkan perangkat pembelajaran, media dan alat bantu, sampai alat evaluasi yang
mengarah pada upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Empat rumpun model pembelajaran
adalah: (1) rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi, (2) rumpun model
pembelajaran personal, (3) rumpun model pembelajaran interaksi sosial, dan (4) rumpun
model pembelajaran perilaku/modifikasi tingkah laku.
MODUL 4
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat komplek dalam menjadikan
suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan kondusif. Proses ini
melibatkan berbagai unsur dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur
lain yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi selama ini diartikan
sebagai pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasi verbalistik,
sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter, gurulah yang berhak menentukan apa yang akan
dipelajari oleh siswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa
dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Hal ini menjadi suatu dasar
suatu jurang pemisah antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Sikap, paham, atau kebiasaan
yang terjadi seperti disebutkan menjadikan suasana belajar tidak menyenangkan.
Dalam menerapkan model dan strategi pembelajaran yang bersifat inovatif dan
berorientasi pada prinsip-prinsip konstruktifis yang saat ini sangat dianjurkan bagi setiap guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pembelajaran inovatif ini dilengkapi dengan model-
model yang sangat variatif dengan sintaks atau langkah-langkahnya. Di antaranya model
pembelajaran lansung, kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, inkuiri, atau belajar
melalui penemuan. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat
memahami dan menguraikan:
Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran,
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik.
Proses pembelajaran mempunyai dua komponen yang terlibat yaitu belajar dan
mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan terjadinya perubahan
pada seseorang. Perubahan tersebut dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan
tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan serta perubahan aspek lain yang
terjadi pada individu yang sedang belajar (Sujana, 1988). Berdasarkan penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan
perubahan tingkah laku dari pembelajar baik aktual maupun potensial. Perubahan
tersebut tidak hanya perubahan yang nampak saat selesainya suatu proses pembelajaran
tapi juga potensi yang muncul setelah waktu yang lama yang merupakan hasil jangka
panjang dari suatu proses pembelajaran.
B. Pembelajaran Inovatif
Ciri-ciri model pengajaran langsung (dalam Kasdi & Nur, 2000: 3) adalah
sebagai berikut:
1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur penilaian belajar.
Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi fisika , kimia,
matematika merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau informasi
faktual. Pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya memerlukan penggunaan
pengetahuan dengan cara tertentu, misalnya membandingkan dua rancangan
penelitian, menilai hasil karya seni dan lain-lain. Seringkali penggunaan
pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan pengetahuan prasyarat yang
berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu menghendaki agar siswa-siswa
memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat
melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting.
Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang
pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.
Pengajaran langsung, menurut Kasdi (1997: 3) dapat berbentuk ceramah,
demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung
digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh
guru kepada siwa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan
tepat waktu yang digunakan.
Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada aspek Berbicara, kelas VI semester 2
Standar Kompetensi : mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan
berpidato, melaporkan isi buku dan baca puisi.
Kompetensi Dasar : membacakan Puisi karya sendiri dengan ekspresi yang tepat
Sintaks Model pengajaran langsung tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti pada
tabel berikut:
a) Pengertian
3. Pembelajaran Kooperatif
Pemilihan topik Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru
pelajaran
a. Role Playing
Langkah-langkah :
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan
10) Evaluasi
11) Penutup
Langkah-langkah :
7) Evaluasi
8) Penutup
c. Talking Stick
Langkah-langkah :
4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
6) Evaluasi
7) Penutup
d. Bertukar Pasangan
Langkah-langkah :
1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjukkan pasangannya atau
siswa menunjukkan pasangannya)
3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula
e. Snowball Throwing
Langkah-langkah :
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke
siswa yang lain selama ± 15 menit
6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut
secara bergantian
7) Evaluasi
8) Penutup
Langkah-langkah :
6) Penutup
Langkah-langkah :
4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda
benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6) Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus
berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8) Penutup
h. Demonstration
Langkah-langkah :
6) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman
siswa didemontrasikan
3) Membimbing pelatihan
Langkah-langkah :
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
6) Penutup
Langkah-langkah :
4) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang
berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
l. Tebak Kata
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang
mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.Buat kartu ukuran
5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat
dan ditempel pada dahi ataudiselipkan ditelinga.
Langkah-langkah :
3) Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada
pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm
yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan ditelinga.
5) Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh
duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
m. Word Square
MEDIA : Buat kotak sesuai keperluan dan buat soal sesuai TPK
Langkah-langkah :
3) Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai
jawaban
CONTOH SOAL
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …….
6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing disebut …….
9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke bank untukmembayar sejumlah
uang disebut …….
T Y E N I O K N
R A U A N K U O
A B A R T E R M
N A N N R R S I
S D G I I T G N
A O N L S A I A
K L A A I S R L
S A C E K B O S
I R I N G G I T
Kesimpulan
Hakekat suatu proses pembelajaran yang telah diuraikan dalam makalah ini, merupakan
suatu paradikma baru yang sangat perlu bagi kita khususnya sebagai guru dan calon guru untuk
mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran Inovatif.
Pembelajaran inovatif merupakan suatu konsep pembelajaran yang sangat menekankan pada
pentingnya partisipasi aktif dari siswa dalam mempelajari suatu kompetensi yang hendak mereka
kuasai, guru bertindak sebagai fasilitator yang juga berperan penting dalam merancang
pembelajaran yang menyenangkan dan bisa mengangkat dan mengembangkan kreatifitas siswa.
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan model pembelajaran inovatif
adalah mengacu pada teori konstruktifisme yang dibangun dari anak dalam belajar dan
berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.
MODUL 5
MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang
bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara (Musaheri, 2005:20). Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu
kegiatan yang sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta
didik yang berlangsung di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat)”.
Masalah interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid dalam proses
belajar mengajar di kelas merupakan masalah pendidikan yang sangat menarik untuk
dibicarakan yang sampai kini tidak pernah ada habisnya. Oleh karena itu bagi para
pendidik serta pengelola pendidikan senantiasa diharapkan pemecahannya guna menuju
proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Menurut Shachelford dan Fenak
(dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenal selama ini dalam proses belajar mengajar yaitu
bahwa mengajar harus menguasai: a. Apa yang diajarkan; b. Teori pengajaran yang
relevan; c. Hal-hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi bahan ajar
yang diajarkan); d. Karakteristik siswa.
Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaran yang
dipakai sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajaran tentu saja
berorientasi pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang akan diberikan
pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu bentuk model
penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model pengajaran langsung (Direct
instruction). Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah
pengetahuan tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana melakukan sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat
dipelajari selangkah demi selangkah (Nur, 2000:4-5).
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memahami
dan menguraikan:
1. Arti dari Model Pembelajaran Langsung
2. Ciri – ciri Model Pembelajaran Langsung
3. Tahapan Model Pembelajaran Langsung
4. Kelebihan dan keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur
penilaian belajar
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
C. Tahapan Model Pembelajaran Langsung
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996),
sebagai berikut:
1. Orientasi
Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa
jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan
disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa:
a. kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa
b. mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran
c. memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan
d. menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran
e. menginformasikan kerangka pelajaran.
2. Presentasi.
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-
konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:
a) Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai
siswa dalam waktu relatif pendek
b) Pemberian contoh-contoh konsep
c) Pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau
penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas
d) Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
3. Latihan terstruktur
Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran
guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap
respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan
mengoreksi respon siswa yang salah.
4. Latihan terbimbing
Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru
untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase
ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
5. Latihan mandiri
Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat
dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam
fase bimbingan latihan. Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh
langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
a) Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada
siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari
dan kinerja siswa yang diharapkan.
b) Mereview pengetahuan dan keterampilan prasyarat.
Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan
dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
c) Menyampaikan materi pelajaran.
Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan
contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
d) Melaksanakan bimbingan.
Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai
tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih.
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok.
f) Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik.
Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa,
memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang
keterampilan jika diperlukan.
g) Memberikan latihan mandiri.
Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk
meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
Kesimpula
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan
deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Transformasi dan ketrampilan secara langsung
2. Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu
3. Materi pembelajaran yang telah terstuktur
4. Lingkungan belajar yang telah terstruktur
5. Distruktur oleh guru.
MODUL 6
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(COPERATIVE LEARNING)
PENDAHULUAN
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Cooperative learning adalah suatu metode pengajaran yang mana pra siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pembelajaran.
2. Tujuan cooperative learning dalah untuk meningkatkan hasil belajar akademik,
menerima terhadap perbedaan individu, dan mengembangkan ketrampilan social.
3. Karakteristik cooperative learning antara lain: Positive Independence, Personal
Responsibility, Face to Face Promotive Interaction, Interpersonal Skill, Group
Processing.
4. Model- model cooperative lerning antar lain : jigsaw, group invesgation dan listening
team.
5. Peran guru dalam cooperative lerning adalah sebagai fasilitator, mediator, director
motivator dan evaluator.
MODUL 7
PROBLEM BASED INSTRUCTION
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar yang melibatkan
pendidik dan peserta didik untuk melakukan proses belajar, dalam hal ini peserta didik
dilibatkan secara aktif agar mampu mengembangkan potensi diri untuk berpikir dan
memahami konsep pembelajaran serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Hal tersebut terjadi dalam proses pembelajaran. Belajar adalah salah satu kegiatan
transfer ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara mencari dan memahami keadaan
ilmu pengetahuan agar terjadi perubahan pada diri peserta didik ke arah yang lebih baik.
Adapun pihak yang berperan penting dalam proses pembelajaran adalah seorang
pendidik atau guru, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik salah satunya
adalah ke profesionalan dalam mengajar, tentunya penguasaan materi menjadi hal yang
utama. Dengan hal tersebut, akan membantu perubahan cara pandang peserta didik
dalam menginterpretasikan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, seorang pendidik dituntut
untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memilih serta menggunakan model pembelajaran
bagi peserta didik supaya kegiatan pembelajaran berlangsung dengan kondusif, efektif
dan efisien.
Banyak model pembelajaran yang bisa digunakan, diantaranya model
pembelajaran yang berbasis masalah, dalam model tersebut mempunyai tiga prinsip
dasar yaitu, peserta didik menjadi fokus pembelajaran, sedangkan seorang pendidik
hanya sebagai fasilitator,serta sistem belajarnya memanfaatkan kemampuan nalar untuk
mewujudkan kepekaan sosial terhadap masalah di lingkungan sekitar.
Saat ini peserta didik tidak hanya belajar dengan cara menulis, membaca dan
berhitung, namun harus mampu menganalisis, mengolah serta menyelesaikan problem
kehidupan di sekitarnya, dengan model pembelajaran berbasis masalah peserta didik
akan termotivasi untuk mencari informasi sendiri tentang cara penyelesaian masalah
tersebut.
Istilah Problem Based Insctruction (PBI) merupakan bentuk khusus dari model
pembelajaran berbasis masalah. Dengan model tersebut pendidik menyajikan masalah
yang faktual kemudian diselesaikan oleh peserta didik. Sehingga secara obyektif dan
empiris peserta didik mampu menjawab masalah dengan ilmiah. Berdasarkan hal
tersebut, maka diperlukannya pengetahuan secara mendalam mengenai konsep apa dan
bagaimana model pembelajaran berbasis masalah atau PBI, khususnya kepada pendidik
yang akan menerapkan model tersebut dalam proses pembelajaran Model PBI dapat
dikatakan relevan jika diterapkan, karena dapat membantu peserta didik dalam
melakukan penemuan suatu masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.
1. PBI merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBI ada
sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. PBI tidak mengharapkan peserta
didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran,
akan tetapi melalui PBI peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolahdata, dan akhirnya menyimpulkan.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBI menempatkan
masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif
dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis
artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Untuk mengimplementasikan PBI, pendidik perlu memilih bahan pelajaran yang
memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari
buku teks atau dari sumber-sumber lain, misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan
sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan. Model PBI
merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan masalah nyata,
sehingga motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Dengan demikian peserta
didik diharapkan dapat mengembangkan cara berfikir dan keterampilan yang lebih tinggi.
uji eksperimen yang dilakukan agar memperoleh data yang selanjutnya dijelaskan serta
dipecahkan masalahnya, berhipotesis dan mengambil kesimpulan.
4. Pendidik membantu peserta didik dalam persiapan karya, perencanaan yang sesuai seperti
laporan, serta berbagi tugas kelompok.
5. Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil
riset yang telah dilakukan serta proses yang digunakan.
PENDAHULUAN
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikirn bahwa anak akan belajar
lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi
pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi
gagal dalam kehidupan jangka panjang.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And Learning/CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru dalah membantu siswa mencapai tujuannya.
Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada member informasi. Tugas
guru mengelolah kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu
yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri
bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru dari kelas yang dikelola dengan pendekatan
kontekstual.
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memahami
dan menguraikan:
1. Pendekatan Kontekstual
2. Penerapan Pendekatan Kontekstual
3. Komponen CTL
4. Karakteristik CTL
5. Menyusun Rencana Pembelajaran Kontekstual
6. Model CTL
7. Teori Yang Melandasi CTL
8. Pendekatan CTL
9. Implementasi CTL
10. Diagram CTL
Diagram di atas menunjukkan bahwa tujuan akhir pelaksanaan CTL adalah mendukung
pembelajaran yang berkualitas bagi siswa.
1. Untuk itu, setiap orang di sekolah terlebih dahulu menyetujui tentang apa yang akan
dipelajari oleh siswa dan strategi apa yang akan digunakan.
2. Keorganisasian sekolah juga sedapat mungkin harus mendukung keterlaksanaan proses
pembelajaran di mana pun (ruang kelas, sekolah atau masyarakat)
3. Terakhir, dukungan eksternal dari masyarakat adalah dalam hal penyediaan sumber
dorongan yang dapat membantu siswa dan pendidik menciptakan lingkungan belajar
mengajar yang berkualitas.
K. Contoh Model Pembelajaran CTL
1. Example Non- Example
2. Picture and Picture
3. Numbered Heads Together
4. STAD (student Teams- Achievement Divisions)
5. Jigsaw
6. Mind Mapping
7. Make A- Match
8. Role Playing, dll.
SIMPULAN
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And Learning/CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi
apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.
DAFTAR RUJUKAN
Arend, Richardl. 1997. Classroom Instruksional Management. New York: The Mc Graw-
Hill Company.
Hayati, sri. 2017, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning. Graha
Cendekia. MagelanA Ismail. 2003. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dit. Pendidikan
Lanjutan Pertama
http://repository.unpas.ac.id/30379/2/BAB%20II%20pdf.PDF
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/
https://gapurakampus.blogspot.com/2017/11/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html
http://ppunnes-pgsd-2013.blogspot.com/2014/07/makalah-pembelajaran-inovatif.html?m=1
Sanjaya, Wina. Andi, Budimanjaya. 2017. Paradigma Baru Mengajar. Jakarta: Kencana
Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Pribadi A, Benny. 2009, Model Desain Sistem Pembelajaran. PT Dian Rakyat. Jakarta.